-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Prinsip Dasar Peraturan Transaksi Berdasarkan Firman Tuhan

Sabtu, 31 Maret 2018 | Maret 31, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-08T20:19:14Z
Imamat 25:14 ~> Apabila kamu menjual sesuatu kepada sesamamu atau membeli dari padanya, janganlah kamu merugikan satu sama lain.

Teks di atas adalah aturan Taurat yang mengatur transaksi di kalangan Yahudi, dimana jangan merugikan satu sama lain. Jangan merugikan adalah melakukan transaksi sesuai dengan aturan Taurat, antara lain :
  • Imamat 25:29 ~> "Apabila seseorang menjual rumah tempat tinggal di suatu kota yang berpagar tembok, maka hak menebus hanya berlaku selama setahun mulai dari hari penjualannya; hak menebus berlaku hanya satu tahun.
  • Imamat 25:39 ~> Apabila saudaramu jatuh miskin di antaramu, sehingga menyerahkan dirinya kepadamu, maka janganlah memperbudak dia.
  • Imamat 25:28 ~> Tetapi jikalau ia tidak mampu untuk mengembalikannya kepadanya, maka yang telah dijualnya itu tetap di tangan orang yang membelinya sampai kepada tahun Yobel; dalam tahun Yobel tanah itu akan bebas, dan orang itu boleh pulang ke tanah miliknya.
Banyak aturan dalam sistem Taurat, namun ada satu prinsip yang penting dan berlaku untuk sepanjang masa tidak akan mengambil keuntungan dari ketidaktahuan satu sama lain baik dalam membeli atau menjual, karena dia yang membeli sebuah barang dan atau jasa kurang dari itu sangat berharga, atau menjual satu untuk lebih dari itu sangat berharga, mengambil keuntungan dalam kedua kasus dari ketidaktahuan vendor atau pembeli, tidak lebih baik daripada pencuri, karena dia benar-benar merampas tetangganya sebagai properti sebanyak ia telah membeli barang atau jasa di bawah ini atau dijual di atas nilai saat transaksi terjadi.

Dalam perumusan saat ini aktivitas menjual dan membeli disebut bisnis. Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artinya, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.

Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis komoditi." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa.

Kegiatan bisnis menghasilkan transaksi, pertukaran antara produk dan jasa antara penjual dan pembeli Transaksi perdagangan adalah sesuatu yang diperhatikan TUHAN, sekalipun tidak hidup dalam aturan Taurat dalam bertransaksi.

Riset dari Stephen Sihombing menyatakan bahwa masih perlu ditingkatkan kesadaran dalam bertransaksi, terutama dalam hal konsep wawasan antara lain :
  • Prinsip keuntungan yang di dapat harus dengan cara dan proses yang benar.
  • Pemahaman bahwa bisnis tidak memerlukan ajaran agama.
  • Bisnis dapat rugi kalau ajaran agama dipraktekan.
  • Penipuan dapat dilakukan untuk meraih keuntungan.
  • Penjelekan rekan bisnis dalam berbisnis dapat dibenarkan.
  • Pandangan bahwa sama sekali tidak ada campur tangan Tuhan dalam bisnis.
Alkitab menegaskan bahwa setiap transaksi tidak boleh merugikan baik pihak pembeli mau penjual, dan Allah menaruh perhatian terhadap masalah ini. Transaksi harus benar, jujur dan adil serta menghormati rekan bisnis termasuk pesaing dengan menjaga nama baiknya.

Agama yang di dalamnya memuat etika bisnis Kristen sesuatu yang relevan dan tidak bertentangan dengan tujuan transaksi /bisnis yaitu mencari keuntungan. Dalam bisnis global dengan persaingan ketat, etika bisnis Kristen sangat membantu dan mendukung kegiatan bisnis untuk dapat berhasil dan langgeng.

Transaksi bisnis yang profesional bukan saja masalah kemampuan dan keterampilan manajerial, finansial, akutansi, marketing melainkan juga memperhatikan aspek moral, loyalitas, komitmen terhadap mutu, pelayanan, tanggungjawab, kepercayaan dan kepuasan ....... yang menuntut etika bisnis dan etika transaksi yang diserta purna jual beli dengan memegang perjanjian dan pengikatan.

Transaksi bisnis cenderung tidak dapat dikerjakan sendiri, sebab memerlukan tenaga kerja yang terampil dan memenuhi kualifikasi yang diperlukan agar nilai transaksi dapat meningkat sehingga etika juga diterapkan dalam lingkungan internal dalam perusahaan agar menghasilkan teamwork yang saling menghargai dan saling percaya satu sama lain dan berjuang mencapai sasaran yang telah ditentukan bersama dalam organisasi.

Transaksi juga haus memperhatikan sikap dan tindakn proaktif untuk mencegah agar jangan sampai pemerintah mengambil tindakan tertentu yang membatasi gerak dan kegiatan bisnis suatu perusahaan. Jika bisnis dan transaksi dilakukan dengan mengabaikan sistem hukum, sistem politik, hak pihak kepentingan lain maka pemerintah sebagai regulator yang menjaga kepentingan umum akan mengambil tindakan tertentu yang akan membatasi ruang gerak perusahaan nakal.

Banyak sekali pelaku transaksi sangat memperhatikan segala sesuatu bahkan dapat merinci lebih lanjut apa yang semestinya dilakukan agar nama baik terjaga dimata semua pihak yang berkepentingan dengan kegiatan transaksi bukan kepada mentaati hukum Tuhan yaitu kasihilah sesamamu manusia seperti terhadap dirimu sendiri. Dalam memberikan fokus dalam transaksi bisnis, maka sekurang-kurang ada 3 aspek penting yang harus diperhatikan dalam tindakan mendapatkan keuntungan yang wajar dalam berusaha, yaitu :
  1. Turut memperhatikan kesejahteraan umum.
  2. Turut memperhatikan keadilan sosial.
  3. Memupuk Solidaritas.
Dengan mendasarkan transaksi tersebut dalam etika Kristen yang menurut Brownlee ada delapan hal pokok yang perlu diingat termasuk dalam bisnis/transaksi, yaitu:
  • Sumber utama kehendak Allah.
  • Berdasarkan iman kepada Yesus Kristus.
  • Mengakui kewibawaan Yesus Kristus dalam ajaran-Nya dan keteladan-Nya.
  • Bercirikan kasih sebagai motivasi berbuat baik.
  • Kesatuan perbuatan perbuatan lahiriah dengan yang di dalam hati.
  • Alkitab adalah satu satunya sumber tolak ukur theologia dan etika yang di dalamnya etika transaksi serta bisnis.
  • Terkait dengan persekutuan atau jemaat.
  • Berlaku untuk seluruh keberadaan manusia baik budaya, ekonomi, agama maupun politik.
Dengan bertransaksi yang berkeadilan dengan tujuan agar Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan bagi kita dan kemuliaan-Nya menjadi nyata dalam transaksi bisnis. Alkitab juga mengigatkan kita bahwa suatu ketika akan alami kesulitan melakukan transaksi jual-beli yaitu saat berkuasanya 666 di muka bumi dengan mengengam kekuatan ekonomi, agama dan politik dalam kuasanya. (Wahyu 13:17,18 ~> dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.) sehingga saat masih ada kesempatan untuk dapat melakukan transaksi, lakukan transaksi dengan benar, jujur dan adil serta bertanggungjawab sekalipun mungkin sistem transaksi mengandung kelemahan.

Transaksi bukanlah perbuatan lahiriah yang tidak ada kaitannya dengan hati manusia sehingga memaksa manusia melakukan transaksi tanpa perlu memperhatikan kedalaman hati, sebab Allah mengamati hati manusia dan menegur Samuel yang hanya mengamati penampilan luar saja. ( 1 Samuel 16:7 ~> Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.")

666 akan menekankan penampilan luar dan sangat mengabaikan hati manusia sebab menjerumuskan manusia untuk tidak menjaga hati kepada Allah melainkan kepada aktifitas lahiriah kepada sistem transaksi 666 yang bertentangan dengan konsep dasar penciptaan manusia yang diberikan hak kebebasan untuk memilih sesuai dengan pilihannya yang melibatkan akal dan hatinya. Sistem 666 jika mempersatukan kekuatan ekonomi,agama dan politik di seluruh dunia maka telah merampas manusia ciptaan Allah yang memiliki hak kebebasan dan hati nurani untuk bertindak sesuai dengan pilihan hatinya dan Allah tidak menyukai hal itu.

Tuhan kiranya memberikan kekuatan untuk tetap hidup sesuai dengan kodrat manusia yang diciptakan dalam rupa dan gambar Allah, sebagai pribadi yang mengambil keputusan dengan aneka pertimbangan termasuk didalamnya pilihan hatinya. Ingatlah dalam setiap transaksi, apapun bentuk transaksi yang terjadi, Allah memperhatikan kedalam hati manusia yang melakukan transaksi bukan hanya ekspresi lahiriah dalam melakukan transaksi. Aspek di kedalaman hati manusia dalam bertransaksi juga turut memberikan warna bagi Allah untuk memberikan penilaian terhadap setiap transaksi yang dilakukan.

Tuhan mengetahui setiap motif perbuatan bisnis, dan setiap transaksi terjadi seharusnya memberikan rasa hormat dan syukur atas kasih karunia-Nya yang memungkinkan terjadinya pertukaran sehingga pemuasan terhadap kebutuhan baik pembeli maupun penjual terjadi dengan benar, adil, jujur dan bertanggungjawab. Tuhan dalam memandang sesuatu Transaksi juga memperhatikan motivasinya.

Carol dalam bukunya psikologi 2 yang diterbitkan Erlangga menyatakan ada Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks, dan pencapaian. Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi intrinsik (keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut), atau karena motivasi ekstrinsik, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal. disamping itu terdapat pula faktor yang lain yang mendukung diantaranya ialah faktor internal yang datang dari dalam diri orang itu sendiri.

Apapun area motivasinya, diamlah dalam kebenaran dan kekudusan yang hanya dapat terwujud dengan pertolongan dan ketaat serta kasih karunia dari Tuhan Yesus. Manusia tidak dapat melepaskan diri dari transaksi, sebab transaksi itu adalah hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang memerlukan sesamanya. Dengan mengasihi sesama manusia, maka kita dapat melakukan transaksi yang berkenan di hadapan Tuhan dengan tetap memperhatikan tujuan dan tanggungjawab dalam transaksi yang dilakukan, baik dalam status penjual maupun pembeli. Jika transaksi diberkati Tuhan maka kita pun dapat mengalami berkat-Nya yang memberikan kebahagiaan hingga kehidupan yang kekal bersama-Nya. Jika melenceng dari kehendak-Nya dalam bertransaksi, masih ada waktu untuk segera bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai juruselamat yang memikul dosa kita dan mohon karya-Nya menjadikan ciptaan baru dalam nama-Nya.

×
Berita Terbaru Update