-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Yusuf di Rumah Potifar

Sabtu, 09 Februari 2019 | Februari 09, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-23T19:13:48Z
Yusuf ketika berusia 17 tahun, ia dijual ke tanah Mesir oleh saudagar orang Ismael/ Midian. Di Mesir, Yusuf dijual oleh orang Ismael sebagai budak dan beli oleh Potifar. Potifar adalah "pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja".

Yusuf yang tiba tiba menjadi budak di Mesir, lingkungan yang berbeda, bahasanya asing, dan aneka permasalahan lainnya yang menghampiri tidak membuat dia meninggalkan Tuhan. Dalam situasi demikian Yusuf dikatakan Alkitab disertai Tuhan yang menandakan Yusuf menjadikan Tuhan sebagai sandaran hidupnya sebab TUHAN dekat kepada semua orang yang berseru kepadanya”. (Mazmur 145:18).

Yusuf yang disertai TUHAN dan TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya", sekalipun berada dalam situasi yang berbada dengan masa lalunya. Keberhasilan Yusuf dalam mengerjakan tugasnya sebagai budak mendatangkan kasih tuannya, dan kepada Yusuf diberikan kuasa atas rumah Potifar dan segala miliknya, hal itu berdampak Potifar memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.
Kejadian 39:6 "Segala miliknya (Potifar) diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apapun selain dari makanannya sendiri."

Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya. Selang beberapa waktu isteri Potifar {Komentar (midrash) Yahudi tentang Taurat pada abad pertengahan, "Sefer haYashar", menyebutnya "Zuleika" atau "Zuleikha", yang kemudian diterima dalam tradisi Islam dan muncul dalam syair Persia "Yusuf dan Zulaikha" (karya pujangga Jami "Haft Awrang" ("Tujuh tahta")} memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: "Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: "Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya daripadaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain daripada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" (Kejadian 39:9) Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.

Diduga istri Potifar sering ditinggalkan oleh suaminya untuk waktu yang cukup lama yang disebabkan tugas Potifar dalam kerajaan. Diduga baik pagi, siang, sore maupun malam, bahkan tidak pulang pun ia siap demi loyalitas kepada raja dalam rangka mengawal raja.

Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun tidak ada di rumah. Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: "Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar (Kejadian 39:11-12)

Ketika dilihat perempuan itu, bahwa Yusuf meninggalkan bajunya dalam tangannya dan telah lari ke luar, dipanggilnyalah seisi rumah itu, lalu katanya kepada mereka: "Lihat, dibawanya ke mari seorang Ibrani, supaya orang ini dapat mempermainkan kita. Orang ini mendekati aku untuk tidur dengan aku, tetapi aku berteriak-teriak dengan suara keras. Dan ketika didengarnya bahwa aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannyalah bajunya padaku, lalu ia lari ke luar." Juga ditaruhnya baju Yusuf itu di sisinya, sampai tuan rumah pulang. Perkataan itu jugalah yang diceritakan perempuan itu kepada Potifar, katanya: "Hamba orang Ibrani yang kaubawa ke mari itu datang kepadaku untuk mempermainkan aku. Tetapi ketika aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannya bajunya padaku, lalu ia lari ke luar. (Kejadian 39:13-19)

Diduga Potifar tersulut emosi saat mendengar cerita fitnah dari istrinya tentang Yusuf sehingga Yusuf dipenjara tempat tahanan-tahanan raja dikurung tetapi dalam kurun waktu cukup lama tetapi tidak dijatuhi hukuman mati selayaknnya kasus pemerkosaan pada saat tersebut. Menurut Dr. G.J. Wenham, Potifar kemudian meragukan cerita istrinya.

Tetapi Tuhan menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setiaNya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara. Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjaa itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaanya yang harus dilakukan disitu, dialah yang mengurusnya. Kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena Tuhan menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat Tuhan berhasil.
×
Berita Terbaru Update