Tiap kali sesudah Allah menciptakan kita membaca : "Allah melihat bahwa semua itu baik." Pengulangan-pengulangan bukan sekedar kata-kata pemanis, kata-kata pujian kosong, karena Allah yang menciptakan.
Apakah pengertian bahwa semua itu baik? Pengertian itu antara lain :
- Hasil penciptaan yang dilihat itu sebagai baik dalam pengertian sempurna. Sempurna berarti tidak ada kekurangan dan tidak ada cacatnya.
- Hasil penciptaan dilihat sebagai baik dalam pengertian serasi dan selaras. Keserasian dan keselarasan tampak di alam semesta ini, seluruhnya maupun masing-masing ciptaan lain. Semuanya saling menunjang, semuanya saling membutuhkan. Dan karena itu pengrusakan atau pemusnahan akan salah satu ciptaan Allah akan menyebabkan terganggunya tata-hidup dan tata-lingkungan.
- Hasil ciptaan dilihat baik dalam pengertian terarah. Dalam susunan penciptaan yang berpuncak dan berpusat pada manusia. Semua ciptaan itu terarah kepada manusia agar lewat manusia, ciptaan Allah memuliakan Allah. Terarah kepada tujuan penciptaan Allah agar Allah dimuliakan.
- Hasil penciptaan dilihat baik dalam pengertian berguna, bermanfaat. Tiap tiap ciptaan Allah ada gunanya bagi ciptaan lain terutama bagi manusia. Semua ciptaan dapat dipergunakan atau saling dipergunakan dalam memenuhi kebutuhan ciptaan yang lain.
- Hasil penciptaan dilihat sebagai baik dalam pengertian indah.
- Matius 6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
- Matius 6:29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Namun, Bila kita perhatikan
Kejadian 3,
3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
3:11 Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
3:12 Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."
3:14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
3:16 Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
3:17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
3:18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
3:19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
3:20 Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
3:21 Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
3:22 Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
3:23 Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
3:24 Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Maka
Karena dosa manusia, apa yang baik tadi dapat berubah menjadi tidak baik. Dunia yang indah ini kemudian ditumbuhi dengan semak duri dan rumput duri. Hal ini bukan disebab karena Allah menghendaki demikian tetapi karena ulah dan dosa manusia juga. Akibatnya manusia ingin memuaskan keinginan dagingnya, akibat manusia mementingkan kehidupan lahiriah, yang dinampakkan dalam bentuk makan buah pohon larangan ( Kej 3:1-8), ancaman dari dunia menjadi nampak. Hubungan manusia dengan alam semesta menjadi rusak, dunia ditumbuhi dengan semak duri, itu tidak lain disebabkan oleh keinginan dan nafsu serakah manusia yang berlebih-lebihan, ketidakpuasan manusia akan kuasa yang diberikan Allah kepadanya, keinginan manusia untuk menjadi sama dengan Allah.