Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Jumat, 09 Juni 2017

Yakub Mendapatkan Rahel

Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata: "Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel, anakmu yang lebih muda itu." ( Kejadian 29:18)

Yakub sesuai dengan petunjuk orangtuanya maka ia menuju Haran dan bertemu dengan para gembala di Haan. Di sana Yakub bertanya kepada mereka: "Kenalkah kamu Laban, cucu Nahor?" Jawab mereka: "Kami kenal." Selanjutnya katanya kepada mereka: "Selamatkah ia?" Jawab mereka: "Selamat! Tetapi lihat, itu datang anaknya perempuan, Rahel, dengan kambing dombanya." Singkat cerita Yakub segera menyatakan identitasnya kepada Rahel anak Laban dan Rahel menceritakan kepada keluarganya dan akhirnya Yakub diterima oleh keluarga Laban.

Matthew Henry mengomentari teks di atas bahwa selama sebulan yang dihabiskan Yakub di sana sebagai tamu (ay. 14). Tampaknya ia tidak hidup bermalas-malasan, tidak juga ia menghabiskan waktunya dengan bermain-main dan bersenang-senang. Tetapi, seperti seorang pekerja, meskipun ia tidak mempunyai ternaknya sendiri, ia memberi diri untuk melayani pamannya, seperti yang sudah dimulainya (ay. 10) ketika ia memberi minum kambing dombanya. Perhatikanlah, di mana pun kita berada, sungguh baik jika kita menyibukkan diri dalam suatu urusan yang berguna, yang akan membawa manfaat baik bagi diri kita sendiri ataupun orang lain. Laban, tampaknya, begitu senang dengan kepandaian dan ketekunan Yakub dalam mengurusi ternaknya, sehingga ia ingin agar Yakub terus tinggal bersamanya, dan dengan sangat baik berdalih seperti ini: “Masakan karena engkau adalah sanak saudaraku, engkau bekerja padaku dengan cuma-cuma? (ay. 15). Tidak, apa alasannya untuk itu?” Jika Yakub begitu menghormati pamannya sehingga ia mau melayaninya tanpa menuntut pertimbangan apa pun untuk itu, maka Laban seharusnya berlaku adil terhadap keponakannya dengan tidak mengambil keuntungan entah dari kebutuhannya atau dari sifat baiknya. Perhatikanlah, saudara-saudara yang lebih rendah dari kita tidak boleh kita perdayai. Jika sudah menjadi kewajiban bagi mereka untuk melayani kita, maka sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk memberi mereka imbalan. Sekarang Yakub mempunyai kesempatan baik untuk memberitahukan kepada Laban perasaannya terhadap Rahel, anak perempuannya. Dan, karena tidak mempunyai harta duniawi di tangannya untuk mempersunting Rahel, Yakub berjanji kepada Laban untuk bekerja selama tujuh tahun, dengan syarat bahwa, setelah tujuh tahun itu berakhir, Laban bersedia memberikan Rahel kepadanya sebagai istrinya.

Yakub dengan jujur melaksanakan apa yang menjadi bagiannya dalam tawaran itu (ay. 20). Ia bekerja selama tujuh tahun untuk mendapatkan Rahel. Jika Rahel masih terus menggembalakan kambing domba ayahnya (seperti yang sudah dilakukannya, ay. 9), maka pergaulan Yakub yang murni dan saleh dengannya, sewaktu mereka menggembalakan kambing domba itu, tidak bisa tidak pasti menumbuhkan rasa saling mengenal dan menyayangi di antara mereka (kidung kasih Salomo adalah kidung gembala). Jika sekarang Rahel meninggalkan pekerjaan itu, maka perbuatan Yakub yang membebaskan dia dari pekerjaan itu membuat Rahel amat berutang budi padanya. Yakub dengan jujur melayani selama tujuh tahun seperti yang sudah dijanjikan, dan tidak melanggar perjanjiannya, meskipun ia sudah tua. Bahkan, ia menjalankannya dengan riang hati: Tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel, seolah-olah ia lebih ingin mendapatkan Rahel dengan bekerja daripada memilikinya begitu saja. Perhatikanlah, kasih membuat pekerjaan-pekerjaan yang lama dan sulit menjadi sebentar dan mudah. Dari sinilah kita membaca tentang pekerjaan kasih (Ibr. 6:10). Jika kita tahu bagaimana menghargai kebahagiaan sorga, maka penderitaan-penderitaan pada saat ini tidak akan berarti apa-apa jika dibandingkan dengannya. Bertahun-tahun bekerja hanya akan terasa beberapa hari saja bagi orang-orang yang mengasihi Allah dan rindu menantikan penampakan Kristus.



Tipuan murahan yang diperbuat Laban kepada Yakub ketika ia sudah mencapai waktu kerjanya: Laban memberi Lea ke dalam pelukan Yakub, dan bukannya Rahel (ay. 23). Ini adalah dosa Laban. Ia berbuat salah baik terhadap Yakub maupun terhadap Rahel, yang tidak diragukan lagi, saling mengasihi, dan (seperti yang dikatakan sebagian orang), jika Lea dalam hal ini sudah berlaku seperti seorang pezinah, maka apa yang diperbuat Laban itu juga bukanlah kejahatan kecil terhadap Lea. Tetapi yang menderita adalah Yakub, kegembiraan pesta perkawinannya dirusak, ketika di pagi hari ia melihat bahwa yang didekapnya adalah Lea (ay. 25). Mudah untuk mengamati di sini bagaimana Yakub mendapatkan ganjaran yang sesuai dengan perbuatannya sendiri. Ia sudah menipu ayahnya sendiri ketika ia berpura-pura sebagai Esau, dan sekarang mertuanya menipu dia. Dalam hal ini, betapa pun tidak benarnya Laban, Allah adalah benar. Seperti di dalam Hakim-hakim 1:7. Bahkan orang benar sekalipun, jika mengambil langkah yang salah, adakalanya mendapat balasan seperti itu di bumi. Banyak yang, seperti Yakub, tidak kecewa pada orangnya, tetapi segera mendapati diri mereka, yang sama-sama membuat mereka menderita, kecewa pada sifatnya. Oleh sebab itu, pilihan untuk mengikat hubungan, pada kedua belah pihak, haruslah dibuat berdasarkan nasihat dan pertimbangan yang baik, sehingga jika ada kekecewaan, hal itu tidak diperberat dengan kesadaran bahwa dulu mereka tidak mengaturnya dengan baik.

Alasan Laban atas penipuan itu adalah
1. Alasannya remeh: Tidak biasa orang berbuat demikian di tempat kami ini (ay. 26 Jawab Laban: "Tidak biasa orang berbuat demikian di tempat kami ini, mengawinkan adiknya lebih dahulu dari pada kakaknya.)
2. Tindakannya yang menambah masalah hanya membuat yang buruk bertambah menjadi lebih buruk: Anakku yang lain pun akan diberikan kepadamu (ay. 27 Genapilah dahulu tujuh hari perkawinanmu dengan anakku ini; kemudian anakku yang lainpun akan diberikan kepadamu sebagai upah, asal engkau bekerja pula padaku tujuh tahun lagi.").

Laban memberikan Zilpa, budaknya perempuan, kepada Lea, anaknya itu, menjadi budaknya serta memberikan Bilha, budaknya perempuan, kepada Rahel, anaknya itu, menjadi budaknya yang kemudian dari budaknya para isteri Yakub memperoleh keturunan.Yakub mempunyai 12 anak laki-laki dan paling sedikit 1 anak perempuan, yang disebutkan namanya di Alkitab. Dari Lea Yakub mendapatkan 6 putra: Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon dan paling sedikit 1 putri: Dina. Dari Rahel ia mendapatkan 2 putra: Yusuf dan Benyamin. Dari Bilha, budak perempuan Rahel, ia mendapatkan 2 putra: Dan dan Naftali, dan dari Zilpa, budak perempuan Lea, ia mendapatkan Gad dan Asyer.

Laban menyeret Yakub ke dalam dosa, ke dalam jerat, dan kegelisahan akibat memiliki banyak istri meski Esau saudara kandungnya memutuskan beristri tiga atas kemauannya sendiri. Dosa ini tetap melekat sebagai noda pada nama baik Yakub, dan akan tetap demikian sampai akhir dunia. Yakub yang jujur tidak merancangkannya, ia hanya ingin tetap setia kepada Rahel sama seperti ayahnya tetap setia kepada Ribka. Ia, pasti sudah sangat puas dengan satu orang istri saja. Tetapi Laban, untuk menyerahkan kedua anak perempuannya tanpa bagian mereka masing-masing, dan untuk mendapatkan pelayanan dari Yakub selama tujuh tahun lagi, menipu Yakub seperti itu, dan menyeretnya ke dalam kesusahan seperti itu dengan tipu dayanya, supaya ia mempunyai beberapa alasan untuk menikahkan mereka berdua.

Yakub tidak bisa menolak Rahel, sebab ia sudah menyuntingnya. Ia juga tidak bisa menolak Lea, sebab ia sudah menikahinya. Oleh sebab itu Yakub harus puas, dan mengambil dua talenta (2Raj. 5:23). Perhatikanlah, satu dosa biasanya menjadi pintu masuk bagi dosa lain. Orang-orang yang masuk melalui satu pintu kefasikan jarang mendapatkan jalan keluar kecuali dengan pintu kefasikan yang lain.

Dr. Lightfoot menjadikan Lea dan Rahel sebagai pelambang dua jemaat, orang-orang Yahudi di bawah hukum Taurat dan bangsa-bangsa bukan Yahudi di bawah Injil: yang lebih muda lebih indah, dan lebih memikirkan Kristus ketika Ia datang dalam rupa seorang hamba. Sementara yang lain, seperti Lea, yang pertama dipeluk-Nya. Walaupun begitu, kiasan ini tidaklah berarti bangsa-bangsa bukan Yahudi, yang lebih muda, lebih berbuah (Gal. 4:27).

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)