-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Yesus, Kehormatan dalam Keyakinan Yahudi

Rabu, 23 Mei 2018 | Mei 23, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-07T20:17:58Z
Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. (Yohanes 5:41)

Yesus dalam mengajar tidak memikirkan pujian, kehormatan, kemuliaan, sanjungan dari manusia yang hidup dalam berbagai kelompok. Yesus yang bergerak memberitakan Kabar Baik, berdiri dan terlepas dari berbagai macam aliran dalam agama Yahudi karena Dia menyatakan kebenaran yang tidak memerlukan kehormatan dari sebuah kelompok dalam aneka aliran Agama Yahudi. Tuhan Yesus tidak mencari kehormatan. Dalam masyarakat Yesus hidup, nilai kehormatan (gengsi) adalah nilai paling penting.

Kehormatan adalah nilai tertinggi manusia di Timur Tengah sampai saat ini, dan kedua adalah uang. Kedudukan dan kehormatan pada masa itu didasarkan kepada keturunan, kekayaan, kekuasaan, pendidikan dan keutamaan. Kedudukan sudah merupakan bagian dari agama dan menentukan aliran agama Yahudi yang dianut seperti kehidupan sosial.

Aliran-aliran Agama Yahudi, Era Yesus (kedatangan pertama). adalah:
  1. Kaum Farisi

    • Asal
      Kemungkinan besar nama “Farisi” berasal dari kata bahasa Ibrani “memisahkan” Memisahkan diri dari apa?
      • Memisahkan diri dari sesuatu yang dianggap haram menurut Hukum Taurat
      • orang yang najis
      • politik. Entah dari Yudas Makabeus atau dari Yohanes Hyrkanus ketika dia menolak kaum Hasidim dan memihak kaum Saduki. Namun sikap politiknya " kurang pasti " / flesibel.
      Sejarah Ternyata kaum Farisi terbentuk dari kaum Hasidim. Mereka tidak setuju dengan kepemimpinan kaum Hasmon. Jadi mereka memusatkan perhatian pada Hukum Taurat dan menjadi guru/penasihat bangsa Israel mengenai Hukum Taurat. Mereka menganggap diri sebagai saudara-saudara yang memiliki komitmen untuk menjaga kesucian dalam segala hal. Timbulnya dua aliran penafsiran dari kaum Farisi:
      1. Aliran Shammai- lebih kaku dalam penafsiran
      2. Aliran Hillel- lebih toleran dalam penafsiran
      Hal-hal yang unik tentang kaum Farisi
      1. Kedaulatan Allah.
      2. Peranan/wibawa Hukum Taurat yang terunggul dan penafsirannya
      3. Penantian akan Mesias.
      4. Organisasi-persekutuan/persaudaraan. Mereka adalah kaum yang paling dihormati oleh rakyat.
      5. Hukum Taurat.
      Perbedaan antara kaum Saduki dan kaum Farisi ialah bahwa kaum Farisi memberi wibawa pada tafsiran mereka.
      • Jenis hukum lidah
        • Halakah: peraturan tentang hidup, peraturan untuk perilaku.
        • Haggadah: tafsiran untuk pembinaan, pelajaran yang membina.
      • Kriterion/ ciri khas
        • Sesuai dengan Alkitab
        • Sudah diterima sebagai tafsiran yang benar selama waktu yang cukup panjang.
        • Berhubungan dengan rabi yang berotoritas.
        • Diterima oleh kebanyakan rabi-rabi
  2. Kelompok Orang Saduki. Belum pasti asal nama “Saduki.” Ada yang berpendapat bahwa nama “Saduki” itu berasal dari nama “Zadok atau Zedekia”. Mereka dilukiskan sebagai kaum yang kurang baik dalam kebanyakan tulisan. Mereka lenyap setelah tahun 70. Fakta-fakta yang penting tentang mereka Mereka adalah golongan bangsawan yang memusatkan kegiatan mereka di Bait suci. Mereka berwibawa menunaikan persembahan di bait Suci.
    Mereka mempunyai pandangan yang konsevatif tentang Alkitab, yaitu mereka tidak menerima tafsiran-tafsiran apapun sebagai hal yang berotoritas. Hanya firman Allah yang ditafsirkan secara harfiah yang berotoritas, bukan tafsiran-tafsiran alegori. Mereka tidak menantikan Mesias.
  3. Data-data yang belum pasti
    • Kebanyakaan Imam Besar adalah anggota Saduki. Tetapi mereka tidak bertotoritas untuk mengangkat seseorang menjadi Iman Agung. Pemerintah Roma yang menentukan hal itu.
    • Organisasi mereka tidak dikenal. Tetapi anggota-anggota/kaum mempunyai sikap tertentu tentang bagaimana orang harus menunaikan ibadah. Mereka tidak menerima otoritas tafsiran lisan setingkat dengan kitab Suci.
    Perbedaan antara kaum Farisi dan kaum Saduki dalam teologi
    • Kebangkitan: Baik Yosefus (Ant. Xiii. 16; Wars ii. 165) maupun PB (Mk 12:18;KPR 4:1f; 23:8) mengatakan bahwa kaum Saduki tidak percaya pada kebangkitan orang mati yang dipercayai oleh kaum Farisi.
    • Malaikat-malaikat dan roh-roh.
      Lukas mengatakan bahwa kaum Saduki tidak percaya adanya malaikat-malaikat (KPR 23:8).
    • c. Takdir dan kehendak bebas: Yosefus menyinggung hal tersebut (Wars ii. 164-165; Ant. Xvii. 16; xiii. 173). Dia mengatakan bahwa orang Eseni menekankan takdir, orang Farisi berusaha memperpadukan takdir dan kehendak bebas, dan orang Saduki menekankan kehendak bebas manusia.
  4. Kaum Eseni. Kaum ini menghayati kehidupan komunal dengan memiliki segala sesuatu bersama-sama. Mereka memusatkan perhatian pada hikmat (Firman). Mereka kecewa pada hasil pemberontakan yang dihasilkan oleh golongan Makabeus dan menyingkirkan diri ke padang gurun untuk menghayati kehidupan komunal. Sumber: Yosefus, Filo, Plini yang besar
    • Perdebatan tentang Naskah-naskah Laut Mati
    • Kaum eseni menurut Yosefus, Filo, dan Plini
  5. Komunitas Laut Mati.
    • A. Isu-isu Utama.
      • Tanggal Naskah-naskah
      • Identitas masyarakat/ persekutuan.
      • Sejarah Komunitas Qumran.
    • Guru kebenaran (Teacher of Righteousness) membentuk masyarakat dari golongan Hasidim di padang gurun sekitar 150-140 SM Organisasi Qumran Community/ masyarakat Qumran
      Qumran Community memandang diri sebagai kaum sisa kecil yang masih hidup sesuai dengan kehendak Allah. 
      • 1. Mereka diwawancarai, diuji, dicobai sebelum diijinkan turut dalam komunitas itu. Mereka harus setuju dengan “Perjanjian.” Mereka harus menyerahkan harta kepada komunitas. 
      • 2 Mereka keluar dari golongan-golongan yang lain untuk menjadi anggota komunitas Qumran. Mereka belajar hidup bersama-sama dan mengabdikan diri untuk belajar Taurat dan taat kepada Allah. Mereka percaya bahwa Allah mengutus Guru Kebenaran untuk membimbing komunitasnya supaya mempelajari dan mengetahui makna Taurat. 
      • 3. Pemuridan di Qurman: Pemuridannya dinyatakan dalam hidup persaudaraan. Mereka menirukan teladan dan keyakinan komunitas. Mereka memandang diri sebagai Israel yang sejati. Kepercayaan komunitas Qurman:
        • Komunitas eskatologis
        • Perjanjian
        • Waktunya hanya sementara sebelum akhir zaman.
  6. Kaum Zelot Kaum Zelot dikenal terutama dari Yosefus yang tidak menyukai dan tidak mengasihani mereka. Nama: Sikarii yang artinya pedang pendek yang disembunyikan dalam pakaian. Yosefus mempersalahkan kaum Zelot yang membuat bangsa Israel memberontak terhadap kekaisaran Romawi
  7. Golongan-golongan pemberontak
    Perbuatan benar yang berkenan kepada Allah dinyatakan dengan memberontak terhadap negeri kafir yang menjajah negeri mereka. Mereka berusaha memerdekakan tanah air mereka yang suci dari negeri kafir. Mereka menganjurkan orang melakukan kekerasan untuk meraih kemerdekaan. Salah satu murid Yesus, Simon, adalah dari golongan zelot. Mungkin Barabas pun dari golongan zelot.
  8. Orang Samaria.
  9. Identitas orang-orang Samaria: ada perbedaan antara orang Samaria dan orang Yahudi dalam harapan akan politik, kemudian perbedaan kepercayaan kepada Yahweh.
    • Kepercayaan orang Samaria: “My faith is in Thee, YHWH; and in Moses, son of Vengence and Recompense.”
    • Kepercayaan kepada Yahweh.
    • Kepercayaan kepada Musa: hanya Musa yang diilhamkan.
    • Kepercayaan kepada Hukum Taurat.
    • Kepercayaan pada gunung Gerizim.
    • Kepercayaan pada hari penghakiman dan pembalasan.
Seni Sastra Yudaisme.
  • Septuaginta: terjemahan PL dalam bahasa Yunani. Septuagianta itu terjemahan pertama dalam bahasa asing. Hukum Taurat diterjemahkan di Aleksandria untuk orang Yahudi (diaspora) yang tinggal di kota tersebut pada abad ke-3 SM.
  • Apocrypha dan Pseudepigrapha.
  • Misynah hukum lisan para rabi yang dibukukan sekitar 200 M kemudian menjadi bagian Talmud
  • Talmud tambahan pada Misynah
  • Midrash bisa berarti “belajar” atau “sekolah” atau jenis seni sastra
  • Targum PL yang diterjemahkan secara lisan dalam bahasa Aram kemudian dibukukan.
    • Penantian akan Mesias.
    • Berasal dari PL
    • Perkembangan penantian/ pengharapan akan Mesias itu berbeda-beda tergantung golongan-golongan.
    • Pertanyaan tentang Mesias yang terdapat dalam ke-4 Injil
    • Nasionalisme dan penantian akan Mesias semakin berkembang setelah kematian Herodes Agung.
Bila mengamati Kitab Injil Yohanes, hanya ditemukan kalangan ahli Taurat, orang Farisi dan Samaria saja sedangkan yang lain tidak ada. Injil Yohanes ditulis setelah kehancuran Yerusalem. Mengapa mereka menghilang? Orang Esseni beranggapan bahwa imam-imam di kenisah korup. Kasih dan hormat hanya diperuntuk bagi kelompok mereka sendiri - anak anak terang, dan beranggapan merekalah sisa Israel yang setia. Pemisahan yang tegas dan disiplin karena yakin bahwa akhir dunia sudah dekat. Mereka mempersiapkan kedatangan Mesias dan atau perang besar. Esseni adalah orang yang suka berperang seperti orang zelot, hanya saja bagi mereka waktunya belum matang, mereka menantikan hari Tuhan. Sekitar 66 Masehi, ketika orang-orang Zelot mulai mengalahkan pasukan Romawi, orang-orang Esseni mengabungkan diri dengan orang Zelot Orang Saduki adalah kelompok aristokrat yang kaya : Imam-imam kepala dan tua-tua. Mereka bertanggungjawab dalam organisasi dan administrasi Kenisah dan bekerjasama dengan orang Roma dan berusaha mempertahankan status Qua, Kemenangan sementara orang Zelot tahun 66 Masehi membuat hubungan orang Saduki dengan pemerintahan Roma merosot.

Orang Farisi adalah kelompok yang prihatin dan mengusahakan pembaharuan Israel. Berusaha untuk mentaati hukum Taurat, seperti orang Esseni, namun orang Farisi tidak merasa terdorong mengangkat senjata melawan Romawi sekalipun menantikan Mesias, yang membebaskan Israel dari penjajahan pada saat itu dijajah oleh Bangsa Roma. Orang Farisi memandang bahwa Allah telah menyerahkan mereka ke tangan orang-orang Roma karena ketidaksetiaan Israel kepada hukum dan warisan nenek moyang.

Yesus, seperti Yohanes Pembaptis ditolak oleh kaum Zelot, Farisi, Esseni, Saduki, ahli kitab. Yesus mengatakan bahwa tidak ada satu kelompok pun yang bersedia menerima seorang nabi, seperti halnya nabi-nabi dulu yang bernubuat melawan Israel. Yesus yang menubuatkan kehancuran Israel dan digenapi tahun 70 Masehi setelah kemenangan awal kaum Zelot yang menyisakan kelompok orang Farisi saja dan sebagian kecil ahli Kitab membuat penulis Injil Yohanes berbeda, dan tidak mencantumkan kaum Zelot, Saduki.

Yesus datang bukan mencari kehormatan dunia. Dia datang untuk melayani semua lapisan masyarakat dan berusaha menjangkau semua kelompok sekalipun kalangan Esseni sulit dijangkau karena adalah kehormatan hidup terpisah dari masyarakat yang dianggap korup namun menginginkan kehormatan sehingga ikut ditumpas oleh tentara Romawi. Orang Farisi yang sepertinya saleh sehingga tidak ikut ditumpas oleh Roma, oleh Yesus dikritik agar hidupnya tidak mencari kehormatan manusia berupa gengsi, uang, jabatan ..... Pesan Yesus hal kehormatan dalam Injil Yohanes antara lain :
  • Yohanes 5:44 Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?
  • Yohanes 7:18 Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya.
  • Yohanes 12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
Orang Farisi yang seolah-olah tidak meributkan dalam struktur pemerintahan, namun Tuhan Yesus mengetahui bahwa orang Farisi masih ada keinginan mencari kehormatan bagi diri sendiri sehingga tidak datang menghampiri dan merendahkan diri untuk belajar dan mempercayai Yesus sang Messias bahkan menghalangi orang datang kepada Yesus.

Martabat Farisi terganggu ketika melihat merosotnya orang yang menghormati dan belajar kepada mereka sebab beralih kepada Yesus. [Yohanes 12:43 Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah.]

Datang kepada Yesus, untuk sebagian kelompok masyarakat Yahudi adalah sesuatu yang merusak kehormatan. Mungkin hal serupa terjadi pada sejumlah kelompok masyarakat saat ini. Datang kepada Yesus haruslah dengan sikap rendah hati dan siap melepaskan sesuatu yang kemudian hari ternyata tidak bertentangan dengan ajaran-Nya yang adalah kebenaran. Hal itu telah dialami oleh sejumlah Farisi yang datang kepada-Nya. Misal Nikodemus. [Yohanes 12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.]

Sebagaimana Yesus tidak mencari hormat manusia, murid-murid-Nya yang dianjurkan tidak mencari hormat manusia melainkan berada bersama Yesus dengan upah dihormati Allah.

×
Berita Terbaru Update