Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Senin, 17 Februari 2020

Kuasai Diri Dan Jadi Tenang, Kesudahan Mendekat

Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. (1 Petrus 4:7).

Ada empat kata penting dalam nats di atas, yaitu: kesudahan segala sesuatu, kuasai diri, jadi tenang dan berdoa. Pengalian kata yang dilakukan hanyalah kata kata "kuasai diri" dan kata "tenang"

Dalam teks di atas kata kuasai diri menjadi fokus. Kuasai diri berasal dari kata σωφρονήσατε / sōphronēsate yang memiliki arti berpikiran sehat, berpikiran jernih, melakukan kontrol diri yang ditandai pandangan penuh kesadaran yang mencerminkan keseimbangan sejati sehingga mencerminkan apa yang Allah definisikan sebagai moderasi sejati. Perspektif yang dikendalikan Tuhan ini memadukan ekstremitas kebenaran di kedua sisi masalah.

Kata tenang berasal dari kata νήψατε / nēpsate yang memiliki pengertian sadar, tenang / waspada, kehati-hatian serta menjauhkan diri dari anggur. Kata tenang disini juga dapat berarti bebas dari ilusi, yaitu dari pengaruh dosa yang memabukkan (seperti dampak hasrat egois, keserakahan, dll.).

Matthew Henry menafsirkan kesudahan segala sesuatu sudah dekat sebagai keruntuhan menyedihkan jemaat dan bangsa Yahudi yang dinubuatkan oleh Juruselamat kita sudah sangat dekat. Akibatnya, masa aniaya dan penderitaan kamu akan segera terjadi. Kehidupanmu sendiri dan musuh-musuhmu akan segera mencapai akhirnya. Bahkan dunia sendiri tidak akan bertahan lama. Lautan api akan mengakhirinya, dan segala sesuatu akan ditelan ke dalam kekekalan tanpa akhir.

Barnes' Notes on the Bible menyatakan makna segalanya sudah dekat merujuk pada akhir dunia seperti dalam situasi pada jam yang tidak terduga, seperti pencuri di malam hari, dan ketika banyak orang akan tertidur dalam keamanan palsu; dan atau berakhirnya urusan manusia, hari kematian kita

Kesudahan sudah dekat juga berarti tanda-tanda kedatangan Yesus kedua sedang terjadi dan digenapi. Jika melihat perkataan Yesus akan ada penderitaan dan kesusahan menjelang kedatanganNYA yang kedua, antara lain: perang, kelaparan, wabah penyakit dan lain lain. Contoh lainnya lihat di Tanda-Tanda Kedatangan Yesus Kedua. Tanda tanda kedatangan Yesus membuat manusia gelisah, panik dan alami bermacam-macam masalah dan ujian serta pencobaan yang membuat hidup tidak memiliki kesadaran bahwa semuanya sia-sia jika diluar Yesus Kristus. (Pengkhotbah 1:14 Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.)

Akhir segala sesuatu sudah dekat haruslah mendorong untuk hidup suci dan benar dihadapan TUHAN. Persoalan yang datang dari luar maupun motivasi dari dalam hendaknya menghasilkan reaksi tindakan yang berdasarkan kesadaran penuh dengan kontrol diri karena adanya ketenangan dalam berpikir dan bertindak.

Kuasai diri dalam teks tidak memakai kata ἐγκράτεια yaitu penguasaan diri, pengendalian diri, pengendalian diri, kontinuitas yang biasa dipakai dalam Perjanjian Baru melainkan σωφρονέω yang memiliki arti berpikiran sehat, berpikiran jernih bukan berpikir positif, berpikir kritis dll sehingga dengan pikiran sehat dapat mengontrol diri. Zaman Petrus sudah ada ajaraan keliru tentang akhir zaman mungkin juga berasal dari pewahyuan yang bukan dari TUHAN sejati. Pikiran sehat meletakkan dasar akal pemikiran kepada ajaran yang benar dan sehat dari TUHAN yang sejati sebab perspektif dikendalikan Tuhan.

Kuasai diri adalah dampak dari hidup baru sebagai manusia baru yang diperbaharui di dalam roh dan pikiran (Efesus 4:23). Kuasai diri menjadikan hidup tidak hanya memikirkan perkara-perkara dan keinginan daging tetapi perkara perkara di atas dengan sudut pandang yang diperbaharui melalui Firman dan Roh Kudus sebab hal hal "di bawah" semuanya sia-sia menurut Salomo. Dengan menguasai diri maka menjadi hidup berarti sesuai rupa dan gambar Allah yang memiliki nilai nilai kerajaan Allah.

Tenang yang dimaksud teks bukanlah hidup tanpa masalah dan tantangan melainkan tetap tenang dalam badai sekalipun dan tidak dalam pengaruh minuman yang memabukan, zat adiktif dan psikotropika. Tenang yang sejati dalam kehidupan nyata dengan kewaspadaan terhadap dosa yang memabukkan.

Jika hidup tenang akan menyegarkan tubuh, berbeda dengan iri hati yang membusukan tulang dan atau mendua hati. Ketenangan tidak ada kepanikan meskipun diperhadapkan situasi tidak kondusif (misal jika tinggal di Wuhan saat ini berhadapan Covid-19) yang mewarnai hidup ini sebagaimana tanda-tanda zaman sebab kedatangan Yesus semakin dekat adalah suatu anugerah dari damai sejahtera Allah (Yohanes 14:27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.)

Hidap tenang, tidak panik sekalipun waktunya kesudahan sudah dekat dapat dialami jika hidup ini diisi dengan:
  1. Hidup dekat dan bersatu dengan Allah
    Mazmur 62:2 Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.
  2. Hidup dalam kebenaran
    Yesaya 32:17 Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.
  3. Hidup memikul kuk yang dipasang Yesus
    Matius 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Hidup tenang berpikiran jernih, melakukan kontrol diri saat kesudahan mendekat menurut Rasul Petrus sangat penting agar dapat berdoa. Berdoa saat tahu kesudahan sudah dekat adalah berdoa dalam keadaan yang membutuhkan sesuatu lebih besar dari segenap kekuatan yang kita miliki sebab yang dihadapi bukan persoalan biasa melainkan suatu peristiwa luar biasa. Nasihat Firman Tuhan "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Filipi 4:6-7)"

Berdoa adalah tindakan mencari hadirat TUHAN. Tuhan Maha mengetahui maka DIA tahu saat kita mencariNya dalam doa. JanjiNya, "Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku. (Mazmur 34:5)" Kegentaran karena waktu kesudahan tiba dapat sirna saat wajah Tuhan tampak. Stefanus yang dirajam karena memberita Injil tidak gentar saat menghadapi maut bahkan mendoakan semua yang menganiaya sebelum masuk dalam kemuliaan Bapa Surgawi.

Tenang dan berdoa dengan penuh iman (percaya) adalah kekuatan menghadapi kesudahan yang mendekat. Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan, (Yesaya 30:15). Kekuatan ekstra dibutuhkan untuk hadapi hari hari yang sulit. Doa tindakan iman membutuhkan ketenangan dan kepercayaan.

Ibu Teresa, Calcuta-India menulis

Buah ketenangan adalah doa;
Buah Doa adalah iman;
Buah iman adalah cinta;
Buah cinta adalah pelayanan;
Buah pelayanan adalah kedamaian.

Menurutmu buah apa yang dihasilkan dari doa yang hasil dari menguasai diri jadi tenang?
Surat Petrus mencatat bahwa menguasai diri jadi tenang agar dapat berdoa adalah agar hidup saleh dengan melakukan kegiatan apa pun baik pelayanan maupun pekerjaan sehari-hari. Tujuan yang hendak dicapai adalah menurut Petrus pada zaman tersebut adalah:
  • Tetap memiliki kasih yang "bertumbuh" baik kepada Tuhan maupun kepada sesama manusia 
  • Memberikan tumpangan kepada orang lain dengan tidak bersungut-sungut 
  • Jemaat saling melayani satu sama lain sesuai dengan karunia yang mereka miliki sehingga Tuhan dimuliakan.
Hidup dalam kesalehan baik secara luar (sikap, perbuat, berkata-kata dan berpikir dengan penuh ketulusan, penuh pengertian, penuh pengorbanan, penuh hikmat.) maupun bagian dalam (kesucian diri yang hanya diketahui dirinya sendiri dan oleh Tuhan) adalah buah yang diharapan dari menguasai diri dan jadilah tenang. Wujud kesalehan sangat komplek tetapi itu wujud identitas spiritualitas sepanjang masa.

Kuasai diri dan jadi tenang karena kesudahan mendekat mungkin ditandai peristiwa peristiwa yang tidak biasa sebagai tanda kedatangan kesudahan semakin nyata dan atau waktu hidup di dunia selesai agar hidup dalam kesalehan di tengah masyarakat dan situasi lingkungan yang "darurat". Kesalehan dapat terwujud jika hidup menguasai diri, tenang dan berdoa kepada TUHAN dalam segala situasi dan keadaan.




Tulisan lainnya:
Percaya Teguh Jaya
Menantikan TUHAN
Spritualisme dari Antonius Hal Keheningan
Sabda Tuhan Untuk Waktu Istirahat
Damai Menurut Injil Yohanes
Tergesa-gesa Dalam Alkitab


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)