Dalam Kejadian 5:3. tertulis,"Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang laki-laki menurut rupa dan gambarnya, lalu memberi nama Set kepadanya." Manusia mulai dicatat bukan lagi dalm gambar dan rupa Allah melainkan dalam gambar dan rupa Adam. Citra yang hadir dalam Adam pada penciptaan sebagian hilang dengan Kejatuhan manusia kedalam dosa , dan bahwa melalui kurban penebusan Yesus di salib , manusia dapat dipersatukan kembali dengan Allah dan terjadi pemulihan gambar dan rupa Allah
Alkitab menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah gambar yang terlihat dari Allah. Hal itu berdasarkan antara lain:
- Ibrani 1:3. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
- Kolose 1:15. Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
- 2 Korintus 4:4. yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Hingga melalui Yesus maka gambar dan rupa Allah dapat kembali hadir dalam kehidupan manusia setelah rusak akibat dosa Adam dan Hawa.
Menurut gambar dan rupa Allah, Dalam The Wycliffe Bible Commentary,"Gambar" dan "rupa" disini tidak memaknakan kepada sesuatu hal secara fisik, tetapi lebih kepada sifat dan otoritas. Hal itu mengandung arti :
Allah berpribadi, malaikat berpribadi, maka manusia berpribadi. Karena memiliki roh, maka manusia juga merupakan satu person, berarti satu oknum. 'Oknum' itu mempunyai keunikan tersendiri, yaitu :
- mempunyai sifat kekekalan,
- mempunyai eksistensi yang tidak berhenti keberadaannya, dan
- mempunyai kesadaran tentang keberadaan diri sendiri.
Old Testament scholarship mengemukakan bahwa Para ahli Perjanjian Lama mengakui bahwa kata Ibrani untuk "gambar" dalam Kejadian 1 ( selem ) sering merujuk pada patung atau citra fisik. Sementara fisik gambar mungkin sangat penting, karena orang-orang Israel Kuno tidak memisahkan antara fisik dan spiritual di dalam pribadi, adalah tepat untuk berpikir tentang selem sebagai awalnya menggabungkan komponen fisik dan spiritual.
Rasul Paulus pada waktu itu menunjukkan penghargaan dan penolakan tubuh jasmani sebagai gambar Allah. Sebuah contoh tentang pentingnya tubuh fisik dan Imago Dei dapat ditemukan dalam 2 Korintus 4: 4, di mana Paulus mengklaim bahwa Yesus Kristus, dalam seluruh keberadaannya, adalah gambar Allah. Paulus menyatakan bahwa dalam memproklamasikan Yesus, pembaruan citra Allah dialami, bukan hanya secara eskatologis tetapi juga secara fisik (lih. Ay 10-12,16). Dalam 2 Korintus 4:10, Paulus menyatakan bahwa orang Kristen "selalu membawa kematian Yesus, sehingga kehidupan Yesus juga dapat terlihat di dalam tubuh kita." Namun, dalam ay 16 ia menyatakan bahwa meskipun tubuh eksternal "membuang-buang waktu," makhluk batin diperbarui setiap hari. Singkatnya, bagi Paulus kelihatannya bahwa dipulihkan di dalam Kristus dan mewarisi Gambar Allah menuntun pada perubahan jasmani yang sebenarnya.
Rasul Paulus pada waktu itu menunjukkan penghargaan dan penolakan tubuh jasmani sebagai gambar Allah. Sebuah contoh tentang pentingnya tubuh fisik dan Imago Dei dapat ditemukan dalam 2 Korintus 4: 4, di mana Paulus mengklaim bahwa Yesus Kristus, dalam seluruh keberadaannya, adalah gambar Allah. Paulus menyatakan bahwa dalam memproklamasikan Yesus, pembaruan citra Allah dialami, bukan hanya secara eskatologis tetapi juga secara fisik (lih. Ay 10-12,16). Dalam 2 Korintus 4:10, Paulus menyatakan bahwa orang Kristen "selalu membawa kematian Yesus, sehingga kehidupan Yesus juga dapat terlihat di dalam tubuh kita." Namun, dalam ay 16 ia menyatakan bahwa meskipun tubuh eksternal "membuang-buang waktu," makhluk batin diperbarui setiap hari. Singkatnya, bagi Paulus kelihatannya bahwa dipulihkan di dalam Kristus dan mewarisi Gambar Allah menuntun pada perubahan jasmani yang sebenarnya.
Menurut Millard J. Erickson, Introducing Christian Doctrine, 2nd ed. (Grand Rapids: Baker Book House, 2001), 172-175. Dalam teologi Kristen ada tiga cara umum untuk memahami cara manusia ada di Imago Dei yaitu:
- Substantif, Menempatkan gambar Tuhan dalam susunan psikologis atau spiritual manusia. Melihat citra Tuhan sebagai hadir dalam kemanusiaan
- Relasional, Seseorang harus memiliki hubungan dengan Tuhan untuk memiliki 'citra' Tuhan
- Fungsional. Menafsirkan gambar Tuhan sebagai peran dalam tatanan yang diciptakan, di mana manusia adalah raja atau penguasa atas ciptaan / bumi
Manusia sebagai Imago Dei maka tidak berhak hidup untuk dirinya sendiri, manusia harus hidup hanya bagi Dia yang menciptakannya. Bila tidak demikian berarti suatu pemberontakan terhadap Penciptanya. Kesadaran bahwa manusia adalah makhluk ciptaan mendorong seseorang membangun terus menerus hubungan yang proporsional atau yang benar dengan Tuhan sebagai Pencipta. serta mempunyai kualitas ilahi dan membawa kemuliaan Tuhan Allah.