Penguasaan diri dalam konteks Ἐγκράτειαν menurut Strong's Concordance adalah penguasaan diri, pengekangan diri, pengendalian diri, kontinuitas sedangkan menurut HELPS Word-studies adalah dengan benar, berkuasa di dalam , yaitu "pengendalian diri" - keluar dari dalam diri sendiri, tetapi tidak oleh diri sendiri sehingga "pengendalian diri, kontrol Roh" hanya dapat dicapai dengan kuasa Tuhan . Dengan demikian, egkráteia " penguasaan sejati dari dalam" secara eksplisit disebut buah Roh Kudus (Gal. 5:23).Expositor's Greek Testament menyatakan Ἐγκράτειαν : "kontrol diri": disertai oleh, dan timbul dari, pengetahuan, dan bukan sekadar hasil ketakutan atau tunduk pada otoritas. Ini berarti penguasaan diri bukan sekedar karena adanya pengekangan dari luar atau tunduk kepada otoritas melainkan lahir dari dalam diri manusia tersebut karena adanya kontrol roh sebab kuasa Tuhan serta pengendalian diri tersebut berlangsung secara terus menerus tanpa dipengaruhi apapun situasi disekitarnya.
Saksi Yehova memberikan gambaran bahwa penguasai diri adalah upaya mengurangi kecemasan yang berdampak kepada gejala tubuh dan suara. Bukankah ini memuat ketakutan, bukankah Alkitab mengajarkan penguasaan diri dari dalam bukankah lahir dari ketakutan?
Pengendalian diri / penguasaan diri dalam teks di atas bukan sekedar nefalios yang menunjuk secara terbatas kepada penguasaan diri meminum minuman keras atau akrasia (kerakusan) seperti dalam Matius 23:25 serta seperti golongan Esen melakukan 'penahanan diri yg tak putus-putus' yang membuahkan pandangan menolak perkawinan. Orang Yunani memandang penguasaan atau penahan diri sebagai kebajikan ulung. Jika asumsi di atas benar maka pengendalian diri bukanlah sekedar dapat mengendalikan hawa nafsu makan, minuman (keras) dan atau seks semata.
Apakah penguasaan diri itu menguasai pikiran kita dan menaklukannya kepada Kristus seperti yang terdapat dalam 2 Korintus 10:5?
Apakah penguasaan diri itu adalah mengendalikan Lidah atau ucapan seperti dalam Amsal 21:23 atau Yakobus 3:5b?
Apakah penguasaan diri itu adalah kemampuan mengendalikan mata seperti dalam Matius 6:22-23 ?
Apakah menguasai diri itu adalah menyesuaikan diri dengan ukuran iman yang kita miliki?
Apakah menguasai diri itu dapat mengendalikan tubuh?
Meskipun benar bahwa penguasaan diri membuahkan dapat mengendalikan pikiran, lidah, tubuh, ukuran iman dan mata tetapi konteks teks di atas jauh lebih dalam, sebab HELPS Word-studies menyebutkan penguasaan diri melibatkan kontrol Roh yaitu berdaulatnya Roh Allah dalam hidup kita, sehingga pengetahuan yang menjadi dasar penguasaan diri tidak diletakkan kepada kemampuan daya pikir kita / atau pemahaman kita yang terbatas tentang kebijaksanaan dll tetapi pengetahuan berdasarkan hikmat Tuhan. Penguasaan diri membentuk kita serupa dengan Kristus
Betapa pentingnya penguasaan diri ,secara implisit sangat dijelaskan oleh alkitab, Novi Ivo Tambajong memberi contoh2 dibawah ini:
- Karena tidak dapat menguasai diri,Lucifer jatuh.
- Karena tidak menguasai diri,Hawa tergoda
- Karena tidak dapat menguasai diri Kain membunuh Habel.
- Karena tidak menguasai diri Abraham mengambil Hagar yang melahirkan Ismael yang memberi dampak bagi keturunan manusia didunia.
- Karena tidak menguasai diri Musa memukul batu dengan tongkat 2 kali.sehingga dia dihukum Tuhan untuk tidak masuk tanah perjanjian
- Karena tidak menguasai diri (lapar) Esau menjual hak kesulungannya kepada Yakub.
- Karena tidak menguasai diri Daud membunuh Uria agar mendapatkan Betsyeba
- Karena tidak menguasai diri petrus mengambil pedang dan menatak telinga seorg prajurit
- dan masih banyak sekali daftar kasus2 bagaimana penguasaan diri ini berhubungan dengan kejatuhan dan dosa manusia.
- Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! 2 Timotius 4:5
Simak lagu sederhana yang diambil dari 2 Petrus 1.
Dengan memohon kepada Tuhan agar diisi dengan Firman dan Roh-Nya untuk dapat mengendalikan diri, kita akan dilatih oleh Tuhan belajar menguasai diri.
- Tulisan lainnya:
- Latihan Rohani Menuju Kesalehan
- Pekerjaan Roh Kudus Yang Kharismatis
- Kuasai Diri Jadi Tenang Kesudahan Mendekat
- Kebahagiaan Orang Lemah Lembut
- Menjadi Mempelai Kristus
- Mengekang Lidah