Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Senin, 19 Maret 2018

Mengekang Lidah

Yakobus 1:26. Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.

Wycliffe menyatakan ibadah (threskos) berarti "terbiasa melakukan kegiatan keagamaan." Di dalam konteks ini yang dimaksudkan ialah kehadiran pada kebaktian dan acara rohani lainnya, seperti doa, kegiatan beramal dan berpuasa. Orang yang sangat teliti melakukan semua ini tetapi di dalam kehidupan sehari-harinya tidak dapat mengendalikan ucapannya menipu dirinya sendiri dan agamanya semu (Moffatt, sia-sia).

Hal mengekang lidah kemudian dilanjutkan dalam Yakobus 3:1-12 yaitu hal Dosa karena lidah.
Matthew Henry berpendapat Dalam ibadah yang sia-sia orang menipu hatinya sendiri. Ia terus saja mengecilkan orang lain, dan menjadikan dirinya tampak seperti orang hebat, sehingga pada akhirnya kesia-siaan ibadahnya mencapai puncak dengan tertipunya jiwanya sendiri. Apabila ibadah sudah menjadi hal yang sia-sia, betapa besarnya kesia-siaan itu!

Teks di atas seolah-olah mengajarkan jika kita beribadah bahkan melayani dengan mengatakan kebenaran Allah tetapi tidak mengekang lidah dan atau menjaga ucapan. Orang lain akan menertawakan pelayanan kita jika kita tidak bisa menguasai diri dalam bertutur kata: bergosip, berkata jorok, mengumpat, dan lain-lain. Teks di atas tidak sebatas menuntut kemampuan manajemen penguasaan lidah seperti seorang diplomat dan sikap yang tidak banyak bicara seperti orang introvert serta yang menganut paham diam itu emas melainkan bagaimana sikap hati kita yang sesungguhnya. ( Yakobus 3:11 Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama.)

Yesus pernah menegur dalam Matius 23:25. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Banyak ajaran yang mengajarkan bagaimana menyenangkan orang banyak dan memberikan jawaban diplomatis sebab belajar berkata tidak sembarangan...... tapi itu tidak cukup sebab TUHAN tahu apa yang ada dalam hati, perasaan dan akal budi yang sesungguhnya sehingga kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang harus murni sesuai apa yang yang ada dalam akal budi.

Introvert bukanlah lebih baik karena sedikit berbicara sebab "Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit." (Pengkotbah 5:1). Hati-hatilah dengan ucapan kita, sebab "Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." (Matius 12:36-37). Melainkan kita menjaga lidah kita sebab ada Roh Hikmat yaitu Roh Allah dalam hidup kita yang menjaga lidah kita bukan karena kita introvert atau menganut diam itu emas sebab TUHAN mengetahui suara hati meskipun itu tidak dikeluarkan oleh mulut.

Yesaya seorang petinggi raja Uzia menyatakan dirinya najis bibir (Yesaya 6:5 Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.") Dan kemudian Tuhan menguduskan bibir najis Yesaya. Menguduskan bibir karena pengampunan dosa menunjukkan bahwa manusia tidak ada yang memenuhi standar Tuhan mengendalikan lidah ( Yakobus 3:8. tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.)

Untuk belajar mengendalikan lidah maka Tuhan memberikan lidah seorang murid kepada umat-Nya. ("Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu." Yesaya 50:4a ) Supaya lidah atau mulut berfungsi seperti yang Tuhan kehendaki kita harus senantiasa mempertajam pendengaran kita terhadap firman Tuhan, membaca dan merenungkan firmanNya setiap hari dan bergaul karib dengan Roh Kudus melalui jam-jam doa. Dengan demikian pikiran kita dipenuhi perkara-perkara positif, dan secara otomatis yang keluar dari mulut kita juga positif. Inilah yang harus dilakukan oleh orang yang melayani: mengekang lidah!

Jika membaca Yakobus 3:1-2 maka guru Injil haruslah mengerti kebenaran Allah tetapi dalam 1 Petrus 4:11 tidak hanya sebatas guru saja yang harus mengenal kebenaran Tuhan agar mulut kita selaras dengan ibadah yang dilakukan.<br/>
Kita memiliki guru Agung yatu Yesus Kristus Tuhan yang menjadi contoh dalam mengunakan lidah. Yesus tetap berkata benar sekalipun dalam pengadilan Kayafas dan menyatakan diri-Nya adalah Kebenaran bahkan saat disalibpun Yesus dapat menjaga hati dan lidahNya dengan berkata Bapa ampuni mereka tidak keluar kata sumpah serapah dan lain-lain melainkan nyata kasihNya yang melampaui pengertian manusia itu terucap dari mulutNya lebih besar dari kemahiran pikul salib, sehingga meskipun sakit, masih bisa menahan diri sehingga tidak bicara seenaknya menurut daging, perasaan atau emosi dan juga dari orang yang taat, berkenan dan takut akan Tuhan,

Menjaga lidah juga berarti menjaga hati adalah perjuangan dan proses belajar seumur hidup. Kita makan buah mulut kita Amsal 18:20 bahkan nasib kita ditentukan oleh lidah, bisa-bisa rohani yang sudah dipupuk baik-baik, terbakar habis oleh nyala lidah (gairah yang salah Yakobus 3:6, Amsal 18:21, Mazmur 34:13-14).

mengekang lidah adalah perjalanan dimana seperti kuda membiarkan dikendalikan oleh penunggangnya dan atau bapak kusir kuda demikian juga saat kita mengekang lidah kita adalah dimana kita membiarkan diri kita di atur dan diarahkan oleh TUHAN sebab Tuhan itu Kebenaran dimana kepadaNya kita beribadah.
Kiranya ibadah kita tidaklah sia-sia.


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)