Sejumlah pembaca Alkitab menemukan kesamaan antara Yudas 1:18 dengan surat 2 Petrus 3:3 yang berbunyi - Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Dalam Surat 2 Petrus ada keterangan tentang apa yang menjadi bahan ejekan, yaitu masalah kedatangan Yesus Kedua. Apakah berarti surat 2 Petrus lebih lengkap sehingga lebih bernilai?
Surat Yudas ditulis lebih awal daripada 2 Petrus. Surat Yudas ditulis sekitar tahun 60-70 M, sedangkan 2 Petrus ditulis sekitar tahun 80-90 Masehi. Surat Yudas mengunakan bahasa dan gaya Yunani Koine yang lebih kuno daripada 2 Petrus. Hal lain Surat Yudas tidak memberi indikasi mengalami kehancuran di Yerusalem tahun 70 Masehi. Surat Yudas dan surat 2 Petrus mengambarkan situasi yang berbeda sekalipun sama sama berbicara zaman akhir.
Cambridge Bible for Schools and Colleges mengatakan dalam Yudas 1:18 bahwa pengejek harus ada tetapi Yudas tidak memikirkan bentuk ejekan tertentu tetapi hanya keterangan bahwa pengejek berjalan menurut nafsu mereka yang tidak saleh yaitu nafsu kefasikan mereka sendiri. Gambaran tindakan orang yang mengejek oleh Cambridge di hubungan dengan 2 Timotius 3:1 yang tertulis - Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, Sedangkan pengejek dalam surat 2 Petrus lebih cocok dikaitkan dengan 1 Telasonika 5:3 - Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput.
Saat ini perjanjian damai yang disusun oleh antikristus belum mencapai kata sepakat. Bila terjadi kesepakatan maka Bait Allah ke-3 di Yerusalem dapat dengan mudah berdiri dan Bangsa Israel dapat melakukan kegiatan ritual keagamaan kembali dengan perasaan aman, tenang dan damai untuk sementara waktu.
Saat ini bila ada orang yang melakukan ejekan terhadap iman orang Kristen maka fokus utama mereka bukanlah tentang janji kedatangan Yesus ke-dua. Contoh ejekan yang dilakukan para pengejek saat ini:
- Ustad Agus Tan yang merekam dan mengupload ke internet tindakan menempelkan Alkitab di pantat lalu dikentuti dan berkata apakah TUHAN dapat menghukum dirinya dengan batas waktu yang ditentukan oleh Agus Tan sendiri. Saya tidak mengerti mengapa TUHAN berurusan dengan Agus Tan sedemikian rupa sehingga akhirnya meninggal tidak lama melakukan tindakannya menghina TUHAN yang telah berfirman sehingga hadir Alkitab sebagai bukti perbuatan-Nya.
- Tancredo seorang pemenang pemilihan presiden di Brazil mengatakan bahwa tidak ada satu orang pun berhak menghalanginya untuk menjabat presiden termasuk TUHAN karena meraih suara mayoritas. Sebelum dilantik secara sah, Tancredo meninggal dunia.
- John Lennon group vvokal dari The Beatles mengatakan bahwa The Beatles lebih populer dari Yesus dengan menyisipkan pertanyaan "siapa yang akan tenggelam terlebih dahulu, apakah Yesus dan ajarannya atau The Beatles?" John Lennon tewas ditembak oleh pengemarnya dan lenyap nama besar yang telah diraihnya.
Hubungan 2 Timotius 3:1 yaitu sifat manusia yang pembual dan sombong dengan aktivitas melakukan ejekan terjadi sebab pembicara yang sombong sering kali menggunakan ejekan untuk mengintimidasi atau merendahkan orang lain. Mereka mungkin mengejek penampilan, keterampilan, atau status sosial orang lain dan termasuk kepercayaan / iman. Tujuannya adalah untuk membuat orang lain merasa tidak nyaman atau inferior. Ejekan adalah bentuk agresi verbal yang dapat memiliki efek yang merusak. Itu dapat membuat orang merasa terhina, malu, atau marah. Dalam beberapa kasus, ejekan bahkan dapat menyebabkan depresi atau kecemasan. Pembicara yang sombong sering kali menggunakan ejekan sebagai cara untuk menunjukkan superioritas mereka. Mereka mungkin merasa bahwa mereka lebih baik daripada orang lain, dan mereka menggunakan ejekan untuk menegaskan klaim ini.
Ejekan dilakukan termasuk terhadap kepercayaan Kristen, disebabkan antara lain:
- Kekurangan pemahaman. Orang yang tidak memahami keyakinan Kristen mungkin lebih cenderung mengejeknya. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa keyakinan tersebut penting bagi orang lain atau bahwa mereka dapat menyakiti perasaan orang lain dan Tuhan dalam ukuran batas penilaian-Nya.
- Perbedaan nilai dan keyakinan Kristen sehingga mungkin lebih cenderung mengejek terlebih bila merasa bahwa keyakinan mereka adalah satu-satunya yang benar dan perbuatan mengejek adalah hal yang sesuai kaidah yang ada.
- Kebencian terhadap nama Yesus dan keyakinan orang Kristen hingga cenderung mengejek iman dan ajaran Alkitab dan sebagian beranggapan tindaknya adalah suatu perbuatan bakti kepada sesembahannya.
- Kekecewaan terhadap Yesus dan orang Kristen lainnya. Kekecewaan dapat menyebabkan seseorang merasa marah, frustrasi, atau terluka yang dapat dilampiaskan secara emosional hingga perkataan yang menghina atau mengejek dapat lancar keluar dari mulut seseorang.
- Pengaruh lingkungan. Orang yang dibesarkan dalam lingkungan yang penuh kekerasan atau pelecehan mungkin lebih cenderung mengejek keyakinan Kristen atau orang lain. Mereka mungkin belajar bahwa ejekan adalah cara yang diterima untuk berkomunikasi atau menyelesaikan konflik.
- Masalah kepribadian seseorang. Misal: Dampak kekurangan percaya diri, kekurangan empati, kekurangan keterampilan sosial.
- Ejekan langsung: Jenis ejekan ini dilakukan secara terang-terangan dan langsung kepada orang yang menjadi sasaran ejekan. Contohnya, yang dialami Yesus:
* Ketika Yesus ditangkap oleh para prajurit Romawi, mereka mengejek Dia dengan berkata, "Hai Raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!" (Matius 27:29)
** Ketika Yesus dibawa ke hadapan Pilatus, Pilatus bertanya kepada-Nya, "Engkau ini Raja orang Yahudi?" Yesus menjawab, "Engkau sendiri mengatakannya." Maka para prajurit memukuli pipi Yesus. (Matius 27:11-14)
*** Ketika Yesus disalibkan, para prajurit mengejek Dia dengan berkata, "Hai Engkau yang mau merobohkan Bait Suci dan membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu sendiri! Jika Engkau Anak Allah, turunlah dari salib!" (Matius 27:40) - Ejekan tidak langsung: Jenis ejekan ini dilakukan secara tidak langsung, seperti dengan berbisik kepada orang lain atau dengan menggunakan kode-kode tertentu. Contohnya, yang dialami Yesus:
* Ketika Yesus mengusir setan dari seorang anak laki-laki, beberapa orang Farisi berkata, "Orang ini mengusir setan bukan dengan kuasa Allah, tetapi dengan kuasa Beelzebul, penguasa setan." (Matius 12:24)
** Ketika Yesus menyembuhkan seorang pria yang lumpuh pada hari Sabat, beberapa orang Farisi menggerutu dan berkata, "Tidak halal bekerja pada hari Sabat!" (Matius 12:10)
*** Ketika Yesus makan bersama dengan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa, para ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengkritik Dia dan berkata, "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang-orang berdosa?" (Matius 9:11)
Dalam era informasi dan komunikasi saat ini, seperti media sosial juga dipergunakan untuk menghina seperti yang termasuk dalam lingkup Yudas 1:18. Contohnya adalah membuat meme berupa gambar dan video, atau membuat parodi, atau membuat postingan komentar yang mengejek atau menyebarkan berita palsu. Hal yang aneh dalam sistem informasi, kegiatan mengejek dengan membuat konten dapat merupakan sumber penghasilan yang memadai untuk sebagian orang yang masuk dalam industri kreatif misal di Youtube. Contoh: PewDiePie, seorang YouTuber asal Swedia. PewDiePie terkenal dengan kontennya yang sering mengejek pada tahun 2022, PewDiePie diperkirakan memiliki penghasilan sebesar $50 juta. Atau Logan Paul, seorang YouTuber asal Amerika Serikat diperkirakan memiliki penghasilan sebesar $40 juta.
Yudas mengungkapkan bahwa pengejek-pengejek itu hidup menuruti nafsu kefasikan. Kegiatan mengejek bukan sekedar untuk mengekspresikan pendapat dan keyakinan yang bertolak belakang dengan pengajaran Kristus lalu membangun komunitas dan memuaskan batinnya karena tindakan mengejek, melainkan disertai nafsu kefasikan. Nafsu kefasikan adalah keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu yang salah atau tidak bermoral. Nafsu ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti godaan, amarah, atau rasa sakit. Pengejek-pengejek melakukan dengan segala macam kejahatan bersifat menyenangkan hidupnya karena ada nafsu kefasikan. Contoh nafsu kefasikan:
- Korupsi: Nafsu untuk kekayaan dan kekuasaan dapat menyebabkan seseorang melakukan korupsi.
- Perzinahan: Nafsu untuk seks dapat menyebabkan seseorang melakukan perzinahan.
- Kekerasan: Nafsu untuk menyakiti orang lain dapat menyebabkan seseorang melakukan kekerasan.
- Keyakinan sesuai dengan iman sering kali dianggap sebagai hal yang pribadi dan sensitif. Pengejek mungkin merasa bahwa mengejek keyakinan atau iman adalah cara untuk menyakiti atau mengintimidasi mereka.
- Keyakinan berdasarkan iman sering adalah identitas seseorang. Ketika seseorang diejek karena keyakinan terhadap Kristus Yesus, mereka merasa bahwa mereka sedang diserang secara pribadi.
- Keyakinan atau iman dapat menjadi sumber konflik dan mungkin ada yang berharap keuntungan bila terjadinya konflik. Orang-orang dengan keyakinan yang berbeda mungkin memiliki pandangan yang berbeda tentang dunia. Perbedaan ini dapat menyebabkan konflik, yang dapat mengarah pada ejekan.
- Ejekan kepada keyakinan terhadap Yesus dapat menjadi cara untuk membenarkan perilaku yang buruk. Pengejek mungkin mengejek keyakinan untuk membenarkan perilakunya sendiri yang buruk.
Tampilnya pengejek terhadap kekristenan bukan hal aneh sebab Yesus Kristus pun alami hal tersebut lebih berat dibanding dengan yang dialami pengikutNya pada saat ini. Nasihat saat berhadapan dengan pengejek antara lain:
- Jangan biarkan ejekan itu membuat Anda marah atau kesal. Ingatlah bahwa ejekan itu tidak mencerminkan siapa Anda sebagai orang.
- Jangan tanggapi ejekan itu secara emosional. Jika Anda menanggapi ejekan itu secara emosional, Anda akan membuat diri Anda rentan untuk diserang lebih lanjut.
- Bersikaplah tenang dan percaya kepada TUHAN. Tunjukkan kepada orang yang mengejek Anda bahwa Anda tidak terpengaruh oleh ejekan mereka.
- Mendekatlah kepada TUHAN, biar TUHAN memberi kekuatan dan jalan keluar agar semuanya berjalan menurut kehendak-Nya
- Berusaha dan belajarlah berdoa dan ampunilah mereka yang menganiaya kamu jika menganggap ejekan yang dilakukan sudah bersifat kekerasan
- Bila alami tekanan akibat merasakan agresi dari tindakan ejekan yang Anda alami dan jika Anda merasa nyaman, Anda dapat menceritakan ejekan yang Anda alami kepada orang tua, guru, konselor atau hamba Tuhan yang berhikmat dan berwibawa.
Pengejek akan bertambah banyak sebab itu ciri hidup pada zaman akhir. Orang bebal menganggap dirinya bijaksana (Mazmur 41:1) Sebuah tantangan bagi orang yang hidup benar dihadapan TUHAN sekalipun alami ejekan untuk tetap setia dan tinggal dalam TUHAN dengan merenungkan Firman-Nya. Murid TUHAN yang merasa korban ejekan juga harus ingat tidak melakukan pembalas dengan memperhatikan:
- "Janganlah kamu berkata-kata kotor menurut perkataan mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya memberi rahmat kepada pendengarnya." (Efesus 4:29)
- "Sebab itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, dengki dan fitnah! Dan sama seperti bayi yang baru lahir, biarlah kamu merindukan susu yang murni dan rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, jika kamu benar-benar telah mengalami bahwa Tuhan itu baik." (1 Petrus 2:1-3)
- "Hai kamu semua yang rendah hati, tunduklahlah di bawah tangan Allah yang kuat, supaya Ia meninggikan kamu pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu kepada kemuliaan-Nya yang kekal di dalam Kristus Yesus, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya. Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya! Amin." (1 Petrus 5:6-11)
- Tulisan lainnya:
- Nasihat Terhadap Kesombongan
- Dihina Tetap Lakukan Hukum-NYA
- Mencemoohkan Hukum TUHAN
- Tinjauan Terhadap Perkataan Kotor
- Tinjauan Terhadap Schadenfreude, Senang Orang Susah
- Kemuliaan Berdasarkan Kitab Petrus