-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Tinjauan Terhadap Perkataan Kotor

Jumat, 27 September 2019 | September 27, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-22T23:59:56Z
Kolose 3:8 Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.

Dalam manusia baru maka segala perkataan kotor harus dibuang dalam tutur kata kita. Kata kotor berasal dari αἰσχρολογίαν (aischrologian) yang berarti ucapan kotor, bahasa kotor. Perkataan kotor yang didengar atau diucapkan adalah sesuatu yang lazim dalam kondisi manusia yang jatuh ke dalam dosa, malahan di zaman yang bisa dikatakan modern ini perkembangan kata kasar semakin bertambah dan disebut dengan Profaniti dalam Sosiolinguistik

Profaniti sebagai bahasa yang buruk, bahasa yang jorok, makian, umpatan, kutukan dan sumpah serapah yang merupakan bagian dari leksikon bahasa yang pada umumnya dalam masyarakat dianggap sangat tidak sopan atau menyinggung. Hal ini boleh berupa kata-kata kotor yang ditunjukkan dengan penghinaan dari seseorang kepada seseorang ditunjukkan dengan emosi yang kuat.

Menurut Partridge, tujuan dari kata makian atau kata-kata kotor ialah penghinaan, mengejek, mengutuk, dan juga untuk mengejek seseorang dengan kata-kata cabul. Kata makian atau profaniti (kata-kata kotor), dilarang keras penggunaannya dalam setiap percakapan baik formal maupun tidak formal. Namun dalam kenyataannya banyak masyarakat yang menggunakan kata-kata kotor dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata kotor atau makian bisa juga menekankan pada perasaan yang positif terhadap sesuatu, situasi dan peristiwa, misalnya „This concert is fucking awesome!‟ artinya konser ini benar-benar keren.

kaskus.co.id membagi kata kasar yang sering dipakai di Indonesia menjadi:
  1. Kata-Kata Kotor Seri Binatang & Kebun Binatang, contoh:
    Babi, Monyet, Kunyuk,Kampret
  2. Kata-Kata Kotor Seri Alat Kelamin (diSensor karena terlalu kasar), contoh
    Kont**, Mem**, Ngent**
  3. Kata-Kata Kotor Seri Trans, PSK dan WTS, contoh:
    Perek, Pecun, Bencong
  4. Kata-Kata Kotor Seri Kebodohan dan Psikologi, contoh:
    Goblok, Idiot, Sinting
  5. Kata-Kata Kotor Seri Cacat, contoh:
    Buta, Budek, Bolot
  6. Kata-Kata Kotor Seri Bebas Umum, contoh:
    Setan, Keparat, Brengsek, Tai
Kata kasar / kotor sesuatu yang tidak perlu diucapkan dalam kondisi apapun, tetapi anehnya Mental Floss mengatakan ada manfaat dari kata-kata kotor / mengumpat, diantaranya:
  1. Penetral emosi
  2. Mengurangi rasa sakit
  3. Menyentuh sisi "liar" manusia.
  4. Menandakan kejujuran
  5. Membuat akrab dengan teman
  6. Disukai dalam dunia politik
Sedangkan Scientific American menyebut: "Mereka yang terbiasa berkata kasar memiliki kemampuan menyimpan jumlah kosakata yang lebih banyak". Pendapat dari Mental Floss mengaburkan pendapat klasik yang melihat kata kotor / umpatan sebagai bahasa yang secara sosial bersifat ofensif, menistakan, atau merendahkan orang lain bahkan Scientific American mengambarkan sebagai orang cerdas.

Crystal mendefinisikan bahwa kata makian atau profaniti biasanya digunakan untuk mengungkapkan perasaan mereka terutama ketika sedang dalam keadaan marah hal ini berbeda dengan Lidia Mayasari Nangune yang mengatakan bahwa kata-kata kotor tidak hanya digunakan saat dalam keadaan marah, tetapi juga memiliki beberapa situasi dan kondisi, antara lain:Bisa digunakan untuk menghina seseorang, menyuruh, menghina, menyapa, memuji, bisa juga untuk mengungkapkan pertanyaan, pernyataan, penyesalan atau bahkan digunakan untuk menjelaskan sesuatu. Pemakaian kata kata kotor sudah meluas tidak seperti zaman dulu.

Menurut Steven Pinker, ada lima fungsi mengumpat:
  1. Penghinaan, bertujuan untuk menyinggung, mengintimidasi, atau menyebabkan gangguan atau kerusakan secara emosional atau psikologis
  2. Katarsis, digunakan sebagai ungkapan rasa sakit atau penderitaan
  3. Disfemistik, digunakan untuk menyampaikan bahwa pembicara berpikiran negatif terhadap materi pembelajaran, dan membuat pendengar melakukan hal yang sama
  4. Empatik, bertujuan untuk menarik perhatian terhadap orang lain apa yang dianggap layak untuk diperhatikan
  5. Idiomatik, digunakan tanpa tujuan khusus lainnya, tetapi umumnya dilakukan dalam percakapan informal
Perkataan kotor (profaniti) telah meluas. Perkataan kotor serupa dengan omongan yang kosong dan yang tidak suci yang menambah kefasikan dan menjalar seperti kanker (2 Timotius 2:16-17) Jika dulu sebatas perkataan lisan sekarang sudah mewarnai media sosial seperti: WhatsApp, Facebook, dan Instagram apalagi adanya Influencer yang berkata kotor. Kebiasaan berbicara kotor sangat erat hubungannya dengan lingkungan sekitarnya. Jika seorang anak hidup di lingkungan yang terbiasa bicara kotor, maka anak itu pasti berpotensi memiliki kebiasaan buruk itu. Sebaliknya, anak-anak yang berada pada lingkungan pendidikan yang bagus lebih memahami bahwa hal tersebut tidaklah baik. Faktor penyebab sejak kecil berbicara kotor / kasar antara lain:
  • Untuk meluapkan emosi atau kebanggaan.
  • Ingin merasa dewasa, karena dipikir perkataan wajar yang digunakan orang dewasa
  • Untuk mendapat penerimaan dari kelompok teman-teman sebayanya sebagai anak gaul, berani dan macho.
  • Adanya pemberontakan dan sikap agresif karena merasa ditekan, dibatasi, atau diperlakukan dengan kasar
Jenny Gichara menyatakan bila anak berkata kata kasar abaikan kata-katanya dan berikan pujian pada sikapnya yang sopan. Setelah itu jangan lupa menetapkan batas kekasaran yang jahat atau menyakitkan. Kemudian mengoreksi diri apakah Anda sering berkata demikian lalu lihat sekelilingnya seperti pembantu rumah tangga atau teman teman disekitar anak-anak.

Michael dan Kathy memberi tips agar bisa menyikapinya anak berkata kasar dan kotor, yaitu:
  1. Jangan beri hukuman sebab dapat menimbulkan trauma
  2. Memberikan teladan
  3. Mengamati lingkungan sekitar agar bersih dari perkataan kotor
  4. Jangan berlebihan sebab terkadang anak cari perhatian
  5. Beri penjelasan mengapa perkataan itu dilarang dengan bahasa anak yang membumi.
Jika sejak kecil terbiasa bicara kata kata kotor maka perlu kesungguhan serius dan energi besar untuk melepaskan kebiasaan tersebut bahkan terkadang hanya karena Roh Kudus saja yang dapat mengubahkan kebiasaan tersebut sehingga menjadi manusia baru dalam berkata kata. Roh Kudus yang bekerja dari dalam hati manusia itu sanggup mengubah perkataan yang keluar dari mulut. (Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.~ Matius 15:18-19)

Perkataan kotor berbeda dengan perkataan yang tegas dan keras seperti Yohanes Pembaptis dan Yesus katakan kepada kepada orang Farisi dan Saduki bahwa mereka keturunan ular beludak.(Matius 3:7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? dan Matius 12:34 Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.)

Lepas dari perkataan kotor dan kasar memerlukan hikmat agar dapat menegur seseorang akan yang lain dan mengajar. Untuk itu hendaklah perkataan Yesus tinggal dalam hidup kita. Nasihat Firman Tuhan antara lain:
  • Efesus 4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
  • Efesus 5:4 Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono--karena hal-hal ini tidak pantas--tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.
  • Kolose 4:6 Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.
Kiranya kita menjadi teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. 1 Timotius 4:12



Tulisan lainnya:
Ramah Berdasarkan Alkitab
Bersungut-sungut Era Perjanjian Lama dan Perjanjian baru
Komunikasi Tertulis Dalam Pengajaran Yesus
Dengarlah Supaya Andapun Didengarkan
Mencemoohkan Hukum Tuhan
Tinjauan Bahasa Lidah


×
Berita Terbaru Update