-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Menunggu Waktu Tuhan

Selasa, 19 Februari 2019 | Februari 19, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-23T19:10:48Z
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Pengkhotbah 3:11

Santapan Harian berpendapat bahwa penulis Pengkhotbah mengungkapkan pasangan hal-hal yang menurutnya masing-masing ada masanya. Ada tujuh (angka penting dalam Perjanjian Lama berarti lengkap) ayat yang masing-masingnya berisi dua pasang hal yang bertentangan. Lahir/meninggal, menanam/mencabut, membunuh/menyembuhkan, merombak/membangun, menangis/tertawa, meratap/ menari, membuang batu/mengumpulkan batu, memeluk/menahan diri, mencari/merugi, menyimpan/membuang, merobek/ menjahit, berdiam diri/berbicara, mengasihi/membenci, perang/damai. Maksud pengkhotbah, semua kejadian dalam alam dan dalam hubungan manusia, telah diatur dalam ritme demikian.

Menerima ritme hidup. Perenungan pengkhotbah bisa dianggap frustrasi. Hidup sudah diatur begitu rupa oleh Tuhan, tidak lagi ada kebebasan. Disisi lain hidup dapat berarti membosankan. Bisa juga dianggap sesuatu yang positif. Hidup teratur di tangan Allah, aman, terpola punya makna. Jadi dari frustrasi, pengkhotbah bisa bersukacita. "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya".

Abraham menanti selama 25 tahun untuk mendapatkan keturunan sesuai dengan janji yang diterimanya. Nuh menanti 100 tahun pengenapan hujan turun memenuhi bumi yang sebelumnya dianggap gila membangun bahtera. Perjalanan Bangsa Israel ke tanah perjanjian memerlukan waktu 40 tahun. Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya berarti harus menunggu waktunya Tuhan untuk menikmati keindahan dari janji Tuhan. Menunggu sekalipun pekerjaan yang membosankan karena manusia lebih menyukai serba cepat misalnya makanan instan semakin digemari, aplikasi go food, dll tetapi urusan dengan Tuhan harus ikuti proses waktunya Tuhan.

Dalam Yeremia 29:10 >> Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini. 11 >> Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Yeremia menyatakan rancangan Tuhan yang membuang bangsa Yehuda ke babel adalah final dan merupakan yang terbaik berbeda dengan nubuat palsu Hananya. ( Yeremia 28:1-17). Yeremia meyakinkan umat di pembuangan untuk menerima situasi mereka dengan percaya bahwa hal itu adalah rancangan damai sejahtera Allah untuk mereka bukan rancangan mencelakakan (11). Hanya dengan menerima hajaran Allah untuk menuntun mereka kepada pertobatan, mereka dapat kembali merasakan tangan kasih dan penyertaan-Nya (12-13). Mereka akan mengalami pemulihan yang berasal dari Allah sendiri.

Oleh karena rancangan-Nya adalah untuk kesejahteraan mereka, maka mereka pun dipanggil untuk menjadi alat Allah menyejahterakan lingkungan mereka (5-7). Dengan demikian melalui peristiwa pembuangan Babel, umat Tuhan dikembalikan kepada misi semula. Misi yang telah dicanangkan Tuhan bagi Israel sejak di kaki Gunung Sinai (Kel. 19:5-6), yaitu menjadi model bangsa yang kudus dan menjadi imam bagi bangsa-bangsa lain. Di Babellah umat pembuangan menjadi model bagi lingkungan mereka bagaimana beribadah dan hidup suci di hadapan Allah.

Manusia diperhadapkan waktu Tuhan dalam menantikan janji Tuhan. Contoh Nuh. Hal itu memerlukan
  1. Kesabaran
    Nuh pertama kali muncul dalam Alkitab saat berusia 500 tahun setelah memperanakan Sem, Ham dan Yafet (Kejadian 5:32) dan baru ketika berusia 600 tahun air bah datang meliputi bumi (Kejadian 7:6). Nuh sabar menanggung ejekan dan hinaan atas keyakinannya bahwa air akan berkuasa di bumi.
  2. Ketekunan
    Nuh tekun membuat bahtera raksasa pada zamannya sehingga menampung keluarganya serta aneka satwa
  3. Iman yang konsisten.
    Perlu iman yang tetap kosisten, tidak berubah percaya kepada firman Tuhan untuk jangka waktu yang ditentukan oleh Tuhan.
Menunggu waktu Tuhan adalah tidak memaksakan Tuhan. Dalam pesta kawin di Kana, Tuhan Yesus mengubah air menjadi anggur adalah hak Tuhan Yesus untuk menjawab seruan dan Dia menjawab pada saat yang tepat. Tugas kita adalah menantikan waktu dan taat dengan cara Tuhan menjawab seruan kita.

×
Berita Terbaru Update