TUHAN YESUS berkata kepada orang percaya menjelang kenaikan ke surga. Jika memperhatikan 1 Korintus 15:6 ditemukan data bahwa orang yang melihat Yesus telah bangkit lebih dari lima ratus orang dan jumlah orang yang berkumpul di sebuah loteng Yerusalem ada seratus dua puluh orang sehingga mereka yang dijanjikan menerima kuasa antara seratus dua puluh orang hingga lebih dari lima ratus orang. Jumlah orang yang percaya Yesus telah bangkit dan melihat kenaikan Yesus bila jumlahnya sebesar demikian maka yang dikatakan "kamu" sudah layak disebut sebuah anggota gereja awal yang melihat kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga.
Ayat di atas adalah sekumpulan komunitas orang percaya yang diutus untuk melanjutkan karya Kristus di dunia sehingga TUHAN melengkapi mereka dengan kuasa yang akan diterima mereka bila Roh Kudus turun ke atas mereka. Perhimpunan orang yang percaya dan berkumpul layak dinamakan gereja dan gereja ada karena ada misi dan juga karena misi. Secara teologis, gereja adalah umat yang diutus (Missio Dei) dan Allah adalah sumber misi. Alur pengutusan misi adalah dimulai dengan Bapa mengutus Anak (Yohanes 3:16) lalu Anak mengutus Roh Kudus (Yohanes 14:26) kemudian Roh Kudus mengutus gereja ( Kisah Para Rasul 1:8)
Gereja lahir dari misi Allah (Efesus 3:10-11) → Bukan klub eksklusif, tetapi "penyambung lidah" kasih Allah bagi dunia. Hal ini jelas diungkapkan sebab Yesus berkata: "Sama seperti Bapa mengutus Aku, Aku juga mengutus kamu" (Yoh. 20:21). Setelah seratus dua puluh orang yang taat menantikan kuasa yang dijanjikan maka Gereja mula-mula segera bergerak memberitakan Injil setelah Pentakosta (Kisah Para Rasul 2–28).Gereja hadir dan dipanggil menjadi "penyambung lidah kasih Allah" (2 Korintus 5:20), tetapi seringkali malah berubah menjadi kelompok eksklusif yang terisolasi dari dunia. Hal yang menjadikan gereja terisolasi dari dunia dan lalai menjadi penyambung lidah Allah antara lain:
- Fokus pada "Kenyamanan" Bukan Misi, contoh: Gereja sibuk dengan program internal (konsumsi, retreat, acara sosial) tapi enggan terlibat di komunitas sekitar. Hal ini seperti kelompok nelayan yang hanya membersihkan perahu tapi tidak pernah melaut (Matius 4:19). Alkitab tertulis "Bukan orang sehat yang butuh tabib, tapi orang sakit" (Matius 9:12).
- Mentalitas antara "Kami dengan Mereka", contoh: Menganggap non-Kristen sebagai "orang luar" yang perlu dihindari. Hal ini seperti orang Farisi yang menjauhi pemungut cukai (Lukas 15:1-2). Alkitab tertulis "Allah tidak membedakan orang" (Kisah Para Rasul 10:34).
- Terjebak dalam Tradisi dan Legalisme, contoh: menolak orang karena penampilan (tato, gaya rambut) atau latar belakang (mantan narkoba, LGBT yang bertobat). Hal ini seperti pemimpin Yahudi yang menolak Yesus karena dianggap melanggar tradisi (Markus 7:8). Alkitab tertulis "Kasih menutupi banyak dosa" (1 Petrus 4:8).
- Takut Kehilangan "Kemurnian", contoh: Menutup diri dari dunia karena takut terpengaruh dosa. Hal ini seperti bunga yang disimpan dalam kaca — indah tapi tak bisa menyebarkan aroma (2 Korintus 2:15). Alkitab tertulis "Di dunia, bukan dari dunia" (Yohanes 17:15-18).
- Kepemimpinan yang Berpusat pada Diri Sendiri, contoh: gembala lebih peduli pada jumlah jemaat/kolekte daripada jiwa-jiwa yang terhilang. Hal ini seperti "Gembala upahan yang lari saat serigala datang" (Yohanes 10:12). Alkitab tertulis "Celakalah gembala yang menggembalakan dirinya sendiri" (Yehezkiel 34:2).
Sebagai penyambung lidah kasih Allah bagi dunia maka gereja yaitu kumpulan orang percaya seharusnya menjadi garam dunia dan terang dunia (Matius 5:13-14), bukan "museum orang suci" sehingga perlu membuka pintu yang lebar yang orang yang sakit dan terhilang bukan berada di zona nyaman. Maka tolak ukur sebuah gereja tentang "Kesuksesan" adalah "Jiwa yang Diselamatkan" bukan dengan gedung megah atau acara spektakuler. Namun kenyataannya banyak gereja hanya untuk anggota sendiri seperti kolam renang tanpa air — tidak ada kehidupan yang diubah. Bandingkan dengan Yesus yang makan bersama orang berdosa (Matius 9:10-13).
Misi gereja yang mendasar mencakup tiga dimensi utama berdasarkan Matius 28:19-20 dan Kisah para Rasul 1:8 yaitu:
- Misi Proklamasi atau memberitakan Injil secara verbal (Roma 10:14-15). Contoh: Khotbah Petrus di Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:14-40).
- Misi Transformasi Sosial dengan menjadi "garam dan terang" (Matius 5:13-16) melalui pelayanan kasih. Contoh: Gereja mula-mula berbagi harta (Kisah para Rasul 2:44-45), melayani janda (Kisah Para Rasul 6:1-7).
- Misi Pemuridan atau membimbing orang percaya bertumbuh dalam Kristus (Kolose 1:28). Contoh: Paulus memuridkan Timotius (2 Tim. 2:2).
Ketiga dimensi dasar misi gereja secara sederhana "Proklamasi menarik orang kepada Kristus → Transformasi sosial membuktikan Injil → Pemuridan memperdalam iman untuk melahirkan proklamator baru". Contoh integrasi misi gereja dengan belajar kepada Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja. Dalam pelayanan Yesus Kristus maka mengenal:
- Proklamasi: Yesus berkhotbah di Bukit (Matius 5-7).
- Transformasi Sosial: Ia memberi makan 5.000 orang (Yohanes 6:1-14).
- Pemuridan: Ia melatih murid-murid-Nya (Markus 3:14).
Semua kompenen dasar dalam misi perlu diperhatikan agar terjadi keseimbangan dan hasil yang baik, karena:
- Proklamasi saja menghasilkan kekristenan jadi "agama talk"
- Transformasi sosial saja menghasilkan aktivisme tanpa jiwa
- Pemuridan saja menghasilkan kelompok eksklusif yang introvert
Dalam praktik saat ini misalnya dapat berupa perpaduan khotbah dengan aksi, misal setiap khotbah disertai ajakan praktis (misal: "Beri makan orang lapar" setelah khotbah tentang kasih) atau Pelayanan Holistik misal mendirikan klinik/panti asuhan sebagai pintu masuk proklamasi atau pemuridan Aktif misal kelompok kecil yang tidak hanya belajar Alkitab, tetapi juga melayani bersama. Gereja yang kuat bergerak dalam misi maka "Injil yang kita beritakan dengan mulut harus terlihat dengan tangan dan melekat dalam hati."
Secara garis besar, misi gereja yang hidup dibagi menjadi misi ke dalam (inward) dan misi ke luar (outward). Contoh misi ke dalam antara lain pemuridan, persekutuan dan penyembahan (Kisah Para Rasul 2:42) sedangkan misi keluar antara lain "penginjilan, pelayanan sosial, advokasi keadilan" (Yakobus 1:27). Keseimbangan antara misi ke dalam dan juga ke luar sangat vital. Ketidak seimbangan akan berakibat:
- Hanya fokus ke dalam → Gereja menjadi "kapal selam" (hanya hidup untuk diri sendiri) yaitu fokus ke dalam (ibadat rutin, katekisasi) tanpa menjangkau dunia.
- Hanya fokus ke luar → Gereja "Kembang Api" fokus aktivis sosial tanpa pendalaman iman atau akar iman yang dalam.
Keseimbangan antara misii ke dalam dan ke luar gereja menjadikan gereja sehat seperti sistem pernafasan yaitu mengambil oksigen (pertumbuhan internal) dan mengeluarkan karbon dioksida (pelayanan eksternal). Yesus dan gereja mula-mula memberikan contoh kegiatan misi, yaitu:
- Model kegiatan misi Yesus adalah ke dalam mengajar 12 murid (Markus. 3:14) dan ke luar menyembuhkan orang banyak (Matius 9:35)
- Model kegiatan misis Gereja Mula-mula adalah ke dalam "Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul" (Kisah Para Rasul 2:42) dan ke luar "Mengadakan mujizat dan tanda di antara rakyat" (Kisah Para Rasul 5:12).
Kegiatan praktis dalam konteks keseimbangan kegiatan misi ke dalam dan ke luar diantaranya:
- Struktur Program yang Terintegrasi seperti:
- Minggu 1, misi ke dalam "Kegiatan Ibadah dan Perjamuan Kudus" sedangkan ke luar "Kunjungan ke panti jompo".
- Minggu 2, misi ke dalam "Kelompok Pemuridan" sedangkan ke luar "Bakti sosial di komunitas"
- Minggu 3, misi ke dalam "Retreat rohani" sedangkan ke luar "Penginjilan di taman kota" - Setiap Anggota adalah Misionaris yaitu di dalam aktif dalam kelompok kecil sedangkan ke luar jadikan tempat kerja/ sekitar rumah sebagai "medan misi"
- Alokasi Sumber Daya Seimbang seperti 50% dana untuk pemuridan dan fasilitas dan 50% untuk pelayanan masyarakat/misi.
Bila terjadi keseimbangan antara misi ke dalam dan ke luar diharapkan secara ke dalam terjadi anggota bertumbuh dalam karakter Kristus sedangkan ke luar ada pertobatan baru dan memiliki dampak sosial yang nyata misalnya seperti jemaat mula-mula yang semakin hari semakin berkenan kepada TUHAN dan disukai oleh orang banyak dengan disertai tanda banyak orang di masyarakat turut menggabungkan diri dengan orang percaya.Hal lain yang perlu diperhatikan adalah menghindari jebakan seperti jebakan "Program Oriented" yang berfokus pada banyak kegiatan bukan transformasi hidup atau jebakan "Relevansi Ekstrem" yaitu mengejar tren sosial sampai mengabaikan doktrin.
Gereja ada untuk misi berbicara juga tentang gereja lokal yang bertransformasi menjadi "gereja korporat" (badan pelayanan terstruktur) yang efektif dalam misi dengan mengoptimalkan sumber daya manusia, finansial, dan jejaring. Contoh langkah-langkah praktis berdasarkan prinsip Alkitab dan model gereja korporat:
- Visi dan Kepemimpinan yang Terfokus pada Misi, misalnya dengan membuat langkah:
- Tetapkan visi jelas yang mengintegrasikan misi ke dalam dan ke luar (contoh: "Menjadi gereja yang memuridkan 1.000 orang dan menjangkau 10.000 jiwa dalam 5 tahun").
- Bentuk tim kepemimpinan khusus misi (Kisah Para Rasul 13:1-3) dengan peran seperti Direktur Misi: Mengkoordinasi program penginjilan/pelayanan juga Manajer Sumber Daya: Mengelola dana, logistik, dan relawan.
- Contoh Alkitab: Gereja Antiokhia mengutus Paulus-Barnabas setelah puasa dan mendengar Roh Kudus (Kisah Para Rasul 13:2-3). - Mobilisasi Seluruh Anggota sebagai Agen Misi, misalnya dengan membuat langkah:
- Lakukan pemetaan karunia (Roma 12:6-8) untuk mengidentifikasi potensi anggota seperti: Penginjil: Terlibat dalam kunjungan/pemuridan, Pengusaha: Mendanai proyek misi, Tenaga Medis: Melayani klinik gratis juga Buat sistem rotasi sehingga 70% anggota terlibat aktif (tidak hanya 20% yang melayani).
- Contoh Praktis: Gereja Hillsong memobilisasi anggota melalui "Connect Groups" yang sekaligus menjadi basis pelayanan sosial. - Pengelolaan Sumber Daya Finansial yang Strategis, misalnya dengan langkah:
- Alokasikan minimal 30% anggaran untuk misi eksternal (penginjilan, pelayanan sosial).
- Kembangkan pendapatan mandiri seperti "Usaha gereja (contoh: toko buku, kafe), Pelatihan keterampilan untuk anggota (pengelolaan dana UMKM) dan Transparansi laporan keuangan (2 Korintus 8:20-21) untuk membangun kepercayaan.
- Contoh Nyata: Gereja Saddleback (AS) mendanai misi melalui "Purpose-Driven Business Network" yang menghubungkan pengusaha Kristen. - Kemitraan dengan Jejaring Gereja/Lembaga Kristen yang menjadi mitra gereja, misal dengan langkah bergabung dengan aliansi misi, kolaborasi dengan NGO Kristen untuk program sosial (pendidikan, anti-trafficking) atau kirim wakil gereja ke konferensi/pelatihan misi.
- Contoh Alkitab: Jemaat Makedonia dan Akhaya mendukung misi Paulus (Filipi 4:15-16). - Sistem Pemuridan yang Menghasilkan Misionaris, misalnya dengan langkah program pemuridan 3 tingkat yaitu Dasar: Kelompok kecil (Kisah Para Rasul 2:42), Menengah: Pelatihan keterampilan pelayanan dan Lanjut: Pengutusan ke lapangan (Kisah Para Rasul 13:3). Juga lakukan sertifikasi dan evaluasi berkala untuk memastikan efektivitas.
- Contoh: Gereja Bethel (Redding, CA) memiliki "Bethel School of Supernatural Ministry" yang meluluskan misionaris. - Teknologi dan Media untuk Misi, misalnya dengan langkah" "gunakan platform digital untuk siarkan ibadah/konseling online, buat konten penginjilan di YouTube/media sosial dan bangun database jemaat untuk memantau pertumbuhan dan kebutuhan.
- Contoh: Gereja Jakarta Praise Community Church (JPCC) menjangkau ribuan orang melalui "Online Campus". - Evaluasi dan Inovasi Berkala, misalnya dengan langkah melalui rapat evaluasi triwulan dengan metrik: "Jumlah jiwa baru, Dampak pelayanan sosial, Kesehatan finansial."
- Adaptasi model sesuai kebutuhan lokal (contoh: gereja di pedesaan fokus pada pertanian berkelanjutan).
Gereja lokal secara teori dapat dapat menjadi "gereja korporat" untuk misi dengan memperhatikan antara lain:
- Visi kepemimpinan yang jelas.
- Mobilisasi seluruh anggota.
- Pengelolaan sumber daya profesional.
- Kemitraan strategis.
- Pemuridan berbasis hasil.
Hal yang mendasar adalah perlu diingat bahwa gereja bukanlah gedung, melainkan pasukan yang diutus untuk merebut wilayah bagi kerajaan Allah - Rick Warren. Firman-Nya dalam Yesaya 54:2, → Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!
Yang mengutus gereja untuk melakukan misi adalah Roh Kudus maka peran utama dalam kegiatan gereja bermisi adalah hubungan yang selaras dan harmonis dengan TUHAN yang mengutus Roh-Nya bagi umat pilihan-Nya untuk melakukan kehendak-Nya sesuai dengan tuntunan dan batas-batas yang ditentukan oleh TUHAN sendiri.
- Tulisan lainnya di werua blog:
- Dipanggil Menjadi Saksi
- Menanti di Yerusalem, Roh Kudus Tercurah
- Tidak Populer Karena Melakukan Kehendak TUHAN
- Langkah Manusia Bergantung pada ALLAH
- Umat Yang Layak Bagi TUHAN
- Pemuridan Oleh Paulus
- TUHAN Mempersingkat Waktu
- Apakah Menganggap Orang LAin Penting?
- Utusan Amanat Agung
- Management Gereja