-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Apakah Menganggap Orang Lain Penting?

Sabtu, 23 September 2023 | September 23, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-09-23T23:03:59Z
"Janganlah lakukan apa pun karena iri hati atau kesombongan, tetapi dengan kerendahan hati yang menganggap orang lain lebih penting daripada diri sendiri. Janganlah hanya memikirkan kepentinganmu sendiri, tetapi juga kepentingan orang lain." Filipi 2:3-4

Teks di atas adalah tulisan Paulus saat dipenjarakan di Roma dan diduga ditulis pada tahun 60-62 Masehi. Paulus menulis surat ditujukan kepada jemaat di Filipi sebagai bentuk syukur atas pertolongan TUHAN terhadap jemaat Filipi dan mendorong terus bertumbuh dalam iman. Jemaat Filipi adalah hasil perjalanan misi yang dilakukan oleh Paulus, Silas dan Markus di tahun 53 Masehi.
Agar jemaat di Filipi dapat bertumbuh dan menikmati kasih karunia Tuhan ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah menganggap orang lain lebih penting daripada diri sendiri karena itu adalah yang perlu dikerjakan oleh jemaat dan bukan saling merendahkan atau mempermalukan orang lain.

Secara umum bila menganggap orang lain penting maka akan menghasilkan:
  • Hubungan yang lebih baik. Ketika kita menganggap orang lain penting, kita menunjukkan bahwa kita peduli pada mereka dan menghargai mereka. Hal ini dapat membantu kita untuk membangun hubungan yang lebih kuat dan lebih bermakna dengan orang lain.
  • Dunia yang lebih baik. Ketika kita menganggap orang lain penting, kita menciptakan lingkungan yang lebih positif dan penuh kasih. Kita membantu orang lain yang membutuhkan, dan kita membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.
  • Kebahagiaan dan kepuasan. Membantu orang lain dapat membuat kita merasa lebih bahagia dan puas dengan hidup kita. Hal ini memberi kita perasaan kepuasan dan kepuasan.
  • Kesehatan yang lebih baik. Penelitian menunjukkan bahwa membantu orang lain dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan kita sendiri. Ini dapat menurunkan stres, meningkatkan rasa bahagia, dan meningkatkan kepuasan hidup kita.
Hal yang dapat dialami oleh Jemaat di Filipi atau tubuh Kristus dimana pun juga bila menganggap orang lain misalnya seseorang yang ada dalam persekutuan dengan Kristus maka dapat berharap akan timbul keadaan seperti:
  • Timbulnya kebersamaan karena bergerak menuju kesamaan dalam aneka kepentingan bukan perbedaan kepentingan
  • Memungkinkan lahirnya persahabatan yang harmonis dan akrab yang saling menghargai, menghormati dan mendukung dalam jemaat Filipi bukan menimbulkan ketengan dan persaingan.
  • Memungkinkan hidup dalam kebersamaan dalam sinergi bertumbuh dalam Kristus bukan menghasilkan pemenang atau pecundang karena terjadinya suatu kompetisi atau konflik dalam jemaat
Dalam teks Filipi 2:3 tertulis bahwa hal menyulitkan untuk menganggap orang lain penting adalah sikap iri hati dan sombong. Iri hati tidak dapat dilepaskan dari persaingan dan kompetisi yang keliru dan berorientasi diri sendiri. Jemaat Kristus dipanggil dalam pertandingan iman bagaimana bertumbuh seperti Kristus dan hidup sesuai desteni atau rencana atau tujuan yang telah ditetapkan oleh Tuhan untuk setiap individu. Sedangkan sombong diakibatkan karena terbiasa menganggap orang lain rendah. Anggap orang lain rendah hanyalah menimbulkan konflik, hubungan terganggu serta timbul sakit hati dan merasa terhina.

Syarat menganggap orang lain penting yang paling mendasar adalah fakta bahwa semua manusia berharga sebab diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Hal itu dapat dilihat dalam Kejadian 1:27 yang tertulis "Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka." Teks lain dalam Alkitab yang mengajarkan semua manusia berharga diantaranya:
  • Matius 22:39: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
  • Roma 2:11: "Tidak ada yang membeda-bedakan orang, karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah."
  • Galatia 3:28: "Tidak ada orang Yahudi atau Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus."
Hal lain yang mendorong untuk menganggap orang lain penting, diantaranya:
  • Melihat orang lain dengan mata kasih. Ketika kita melihat orang lain dengan mata kasih, kita akan melihat mereka sebagai individu yang unik dan berharga. Kita akan lebih mudah untuk menghargai perbedaan mereka dan melihat nilai mereka sebagai manusia. Sejumlah ayat Alkitab yang mengajarkan hal ini diantaranya:
    - Yohanes 13:34: "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikianlah kamu harus saling mengasihi."
    - Roma 13:8: "Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi kasihlah sesamamu manusia; sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia telah menggenapkan hukum Taurat."
    - 1 Yohanes 4:7: "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah."
  • Memikirkan tentang bagaimana kita ingin diperlakukan. Kita semua ingin diperlakukan dengan hormat dan layak. Dengan memikirkan bagaimana kita ingin diperlakukan, kita dapat belajar untuk memperlakukan orang lain dengan cara yang sama. Teks dalam Alkitab sebagai dasar pegangan diantaranya:
    - Matius 7:12: "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah itu juga kepada mereka. Itulah isi hukum Taurat dan kitab para nabi."
    - Roma 12:10: "Hendaklah kamu saling mengasihi dengan kasih persaudaraan, saling mendahului dalam memberi hormat."
    - 1 Petrus 3:8-9: "Akhir kata, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati. Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, berkatilah; karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat."
  • Bersikaplah murah hati dan membantu orang lain. Ketika kita membantu orang lain, kita menunjukkan bahwa kita peduli pada mereka dan menganggap mereka berharga. Firman TUHAN yang menganjurkan hal ini, misalnya:
    - Matius 5:40-42 "Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.
    - Yakobus 2:15-16: "Sebab jika seorang saudara atau saudari telanjang dan kekurangan makanan sehari-hari, dan salah seorang dari kamu berkata: "Pergilah dengan damai, dihangatkan dan dipuaskan," tetapi tidak memberi kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya mati."
    - 1 Yohanes 3:17-18: "Setiap orang yang mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan, tetapi menutup hatinya terhadapnya, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dia? Anak-anakku, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah."
Saat bersikap menganggap orang lain penting maka dapat alami ujian untuk menunjukkan kemurnian dan kesungguhan secara konsisten tetap menganggap orang lain penting. Puncak ujian mungkin seperti dikhianati oleh orang yang dianggap penting dalam hidup adalah pengalaman yang menyakitkan dan sulit. Sejumlah tokoh Alkitab juga mengalami hal dikhianati oleh orang yang dianggap penting dalam hidupnya. Contoh:
  • Daud dikhianati oleh dua orang terdekatnya, yaitu putranya sendiri, Absalom, dan penasihatnya, Ahitofel. Absalom memberontak melawan Daud dan berhasil merebut tahta selama tujuh tahun. Ahitofel adalah penasihat Daud yang paling dipercaya, tetapi dia juga berpihak kepada Absalom. Meskipun dikhianati oleh orang-orang terdekatnya, Daud tetap menunjukkan sikap yang bijak dan penuh iman. Daud tidak membiarkan penghianatan itu menghancurkannya. Sebaliknya, Daud tetap mengandalkan Tuhan dan mencari pertolongan dari-Nya. Daud tidak melawan Absalom secara langsung. Sebaliknya, Daud melarikan diri dari Yerusalem dan mengumpulkan pasukan untuk melawan Absalom. Daud juga berdoa kepada Tuhan untuk pertolongan.Daud menunjukkan sikap yang penuh iman dalam menghadapi pengkhianatan Ahitofel. Daud tahu bahwa Ahitofel adalah penasihat yang cerdas dan berpengalaman. Namun, Daud tetap percaya bahwa Tuhan akan menolongnya. Daud berdoa kepada Tuhan untuk mengalahkan rencana Ahitofel.
    Sikap Daud saat dikhianati dapat menjadi teladan bagi kita untuk menghadapi penghianatan. Kita harus tetap bijaksana, penuh iman, dan tidak membalas dendam ketika dikhianati oleh orang lain. Kita juga harus mengandalkan Tuhan untuk pertolongan.
  • Yesus dikhianati oleh salah satu muridNya, yaitu Yudas Iskariot. Yudas mengkhianati Yesus dengan menyerahkan Dia kepada para imam kepala dan pemimpin agama Yahudi dengan imbalan tiga puluh keping perak. Sikap Yesus ketika dikhianati oleh Yudas sangat mengagumkan. Yesus tidak marah atau dendam kepada Yudas. Sebaliknya, Yesus mengasihi Yudas dan bahkan menunjukkan belas kasihan kepadanya. Ketika Yesus mengetahui bahwa Yudas akan mengkhianati Dia, Yesus tidak menuduh atau menghakiminya. Sebaliknya, Yesus berkata kepada Yudas, "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera." (Yohanes 13:27) Ketika Yudas datang ke taman Getsemani untuk menyerahkan Yesus, Yesus menciumnya dan berkata, "Hai teman, untuk itulah engkau datang?" (Matius 26:50) Bahkan ketika Yesus disalibkan, Yesus berdoa untuk orang-orang yang menyalibkan Dia, termasuk Yudas. Yesus berkata, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34)
    Sikap Yesus ketika dikhianati oleh Yudas mengajarkan kita untuk mengasihi musuh kita dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita. Yesus menunjukkan bahwa bahkan ketika kita dikhianati oleh orang-orang yang kita cintai, kita tetap dapat mengasihi dan mengampuni mereka.
Apakah mau menganggap orang lain penting sebagai sikap yang diajarkan Kitab Suci meskipun pada titik tertentu alami pengkhianatan dari orang yang dianggap berarti dalam kehidupan mendapatkan perhatian lebih hanya karena menjalankan Firman TUHAN? Perjalanan iman dalam melakukan kehendak TUHAN kecenderungan akan dibawa secara progresif untuk serupa dengan Kristus. Kitab Suci mengajarkan:
  • Lukas 6:27-28: "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu, berkatilah orang yang mengutuk kamu, dan berdoalah bagi orang yang mencaci kamu."
  • Roma 12:19-20: "Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan membalas, firman Tuhan. Tetapi jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Sebab dengan berbuat demikian, kamu akan menimbun bara api di atas kepalanya."
Tuhan menyediakan upah dan mahkota secara khusus bagi umatNya yang setia tetap melakukan kehendakNya termasuk dalam ajaran untuk menganggap orang lain penting terutama dalam tubuh Kristus. Hal itu sebagai wujud dari:
  • Lukas 6:38, "Berilah, dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang diguncang dan tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam pangkuanmu. Sebab dengan takaran yang kamu takar, akan ditakar kepadamu."
  • Matius 25:21, "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam sukacita tuanmu!"
  • Wahyu 2:10, "Jangan takut akan apa yang akan kamu alami. Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari kamu ke dalam penjara supaya kamu diuji, dan kamu akan mengalami kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah kamu setia sampai mati, dan Aku akan memberikan kepadamu mahkota kehidupan."
Menganggap orang lain memiliki peran penting suatu pengajaran yang tetap berlaku dalam gereja hingga kedatangan Yesus kedua. Roh Kudus kiranya membawa kepada pengertian yang baru untuk mengalami proses pembaharuan dan penyempurnaan hingga tidak tidak berkerut dan semakin seperti jemaat idaman Kristus.



Tulisan lainnya:
Berjuang Melawan Iri Hati
Nasihat Terhadap Kesombongan
Manusia Sebagai Imago Dei
Mengatasi Sakit Hati
Hati Sumber Kehidupan
Menjadi Seperti Kristus



×
Berita Terbaru Update