Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Kamis, 05 September 2019

Mengatasi Sakit Hati


Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati. Ayub 5:2

Teks di atas adalah teguran Elifas terhadap Ayub. Santapan Harian menyatakan wejangan itu benar dan bukan barang baru bagi Ayub. Lebih lagi, kebenaran isi wejangan itu pun bukan teori lagi bagi Ayub, sebab ia saat itu justru sedang mengalaminya. Tidak salah bahwa Elifas mengingatkan orang seperti Ayub, kebenaran dan prinsip-prinsip hidup yang sudah diketahuinya bahkan sedang dijalaninya. Juga tidak salah mengingatkan kembali kepada orang yang sedang menanggung penderitaan, janji-janji pemulihan dari Tuhan. Orang yang hampir sempurna seperti Ayub pun, memang tidak sempurna, masih perlu diingatkan, ditegur, diteguhkan.

Sakit hati menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah merasa tidak senang (dendam, benci, dan sebagainya) karena dihina (dilukai hatinya). Sedangkan dalam teks Ibrani mengunakan כָּ֑עַשׂ (kā·‘aś) yang berasal dari kata כַּעַס yang bermakna kekesalan dan atau kemarahan. Jadi jika tidak senang karena sesuatu sehingga kesal dan atau marah karena dihina adalah orang bodoh. Penghinaan dan atau yang melukai hati jika sampai menyebabkan kita alami kekesalan dan atau marah menurut Elifas dianggap orang bodoh. Bahkan Roma 8:28 menyatakan bahwa kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Segala sesuatu dapat ditenun oleh Tuhan untuk mendatangkan kebaikan.

Sakit hati adalah keputusan menjadi kesal dan atau marah terhadap situasi yang melukai hati seseorang akibat antara lain:
  • Perkataan / ucapan seseorang.
  • Sikap, tindakan dan perbuatan seseorang.
  • Kesalahan pahaman dan kesalahan pengertian terhadap seseorang.
  • Keadaan yang tidak diharapan terjadi.
  • Janji yang tidak kunjung terwujud.
  • Masa lalu yang kelam.
  • Membandingkan dengan orang lain yang lebih ..... dari diri sendiri.
Jika tidak memutuskan jadi sakit hati sekalipun ada faktor faktor pemicu sakit hati maka tidak akan mengalami sakit hati.

Sakit hati berdasarkan Ayub 21:25 menjadikan hidup seseorang tidak merasakan kenikmatan. Pemazmur berseru dalam Mazmur 31 agar Tuhan mengasihi aku sebab aku merasa sesak; karena sakit hati mengidaplah mataku, meranalah jiwa dan tubuhku. Seruan dalam Ayub dan Mazmur adalah dampak dari sakit hati yang menyebabkan mengalami penderitaan dan membuat hidup tidak nyaman - tidak bahagia.

Dampak lain dari sakit hati karena tidak diselesaikan diantaranya:
  • Melakukan tindakan tindakan nekat, misal bunuh diri, membunuh atau bersikap masa bodoh
  • Tidak peduli dengan peraturan peraturan, misal tahu Firman Tuhan tetapi melanggarnya dengan sengaja.
  • Merasa apa yang diperbuatnya adalah benar.
  • Menutup diri.
  • Kekebalan tubuh menurun dan alami sakit.
  • Gangguan tidur dan pola makan.
  • Menjadi tumpul secara rohani.
  • Depresi.
Sakit hati yang menjadikan hidup menghasilkan energi negatif bagi diri sendiri dan sekitarnya. Keluar dari sakit hati adalah sesuatu yang diperlukan agar dampak negatif dari sakit hati tidak berkelanjutan. Saran menghadapi sakit hati lazimnya mengisi hidupnya dengan kesibukan yang menyenangkan seperti melakukan hobi, bermain, membaca, menulis dan atau menjadi sukarelawan sehingga dapat melupakan sakit hati disertai dengan doa. Jika hal itu dilakukan terus menerus maka akan berdampak positif.
Pendekatan keluar dari sakit hati menurut "cermin hati" dapat dilakukan dengan cara antara lain:
  1. Sadari sakit hati tidak pernah mengerjakan hal positif.
  2. Beradalah disekitar orang orang percaya yang dipenuhi dengan sukacita.
  3. Penuhilah hati dengan pengampunan dan kasih Allah.
  4. Ingat dan pandanglah selalu korban dan penderitaan Yesus di kayu salib.
  5. Berjuanglah untuk maju.
Elifas dan teman temannya yang mendatangi Ayub pada mulanya hendak menghibur dan menolongnya akhirnya berkata-kata yang melukai hati Ayub. Ayub tetap mengasihi dan mengampuni tidak sakit hati atas perbuatan para sahabatnya dan mereka semuanya dipulihkan termasuk Ayub yang bukan saja sembuh dari penyakit tetapi dikembalikan semuanya dengan dua kali lipat oleh Tuhan.
Yusuf mengalami hal yang sama dimana ada banyak alasan untuk sakit hati. Dijual menjadi budak, dimasukkan kedalam penjara oleh Potifar dan dilupakan oleh juru minum raja hingga pada waktunya Yusuf diangkat menjadi wakil Firaun di Mesir dan tidak sakit hati dan membalas perbuatan mereka yang telah mereka-reka yang buruk kepada Yusuf.

Kemarahan dan atau kekesalan akibat hal yang perasaan hati yang terluka harus diatasi dan Yesus adalah contoh yang ideal untuk itu. Dia datang kepada milik kepunyaanNya sendiri tetapi milikNya itu menolak. Dia membalut dan menyembuhkan segala luka dan penyakit namun dikhianati. Dia melakukan dengan tulus namun difitnah .... dengan berpuncak dengan penyaliban diriNya di kayu salib. Di atas kayu salib Yesus menyerukan pengampunan kepada mereka semua yang terlibat dalam penyaliban. KasihNya yang besar hingga dapat memikul dan berkorban untuk semua yang dendam, membenci dan melakukan rekayasa pembunuhan adalah teladan agar kita tidak sakit hati sekalipun alami seribu alasan untuk sakit hati sebab ada seribu satu alasan untuk tidak sakit hati sebab kemenangan di salib telah memberikan jalan keluar terhadap sakit hati.

Tetaplah maju, menabur benih yang baik dengan tidak jemu dengan disertai kasih dan pengampunan sebab kita akan menuai yang baik dari Tuhan.

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)