-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Ajaran Alkitab Tentang Playing Victim

Senin, 18 April 2022 | April 18, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-17T12:04:49Z
Playing victim disebut juga dengan istilah victim mentality. Playing victim adalah sifat kepribadian yang diperoleh di mana seseorang cenderung untuk mengenali atau menganggap dirinya sebagai korban dari tindakan negatif orang lain dan berperilaku seolah-olah dalam menghadapi bukti yang bertentangan dari keadaan tersebut.

"Victim mentality - mentalitas korban" bergantung pada proses berpikir yang jernih dan pengakuan. Dalam beberapa kasus, orang dengan mentalitas korban sebenarnya adalah korban dari kesalahan orang lain atau menderita ketidakbahagiaan bukan karena kesalahan mereka sendiri. Ketidakbahagiaan seperti itu, bagaimanapun, tidak berarti bahwa seseorang akan merespons dengan mengembangkan mentalitas korban yang meluas dan meresap, di mana seseorang sering melihat atau terus melihat dirinya sebagai korban.

Pengertian korban lazimnya adalah setiap orang yang mengalami luka, kehilangan, atau kemalangan sebagai akibat dari suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa. Individu mengidentifikasi sebagai korban, mereka beranggapan bahwa:
  • Mereka dirugikan;
  • Bukan penyebab terjadinya perbuatan yang merugikan;
  • Mereka tidak berkewajiban untuk mencegah bahaya;
  • Kerugian tersebut merupakan ketidakadilan karena melanggar hak-hak mereka (jika ditimbulkan oleh seseorang), atau mereka memiliki kualitas ( misalnya , kekuatan atau kebaikan karakter) yang menjadikan mereka orang-orang yang tidak pantas dirugikan;
  • Mereka layak mendapat simpati.
Pandangan bahwa dirinya menyimpan mentalitas korban karena percaya bahwa:
  • Hidup mereka adalah serangkaian tantangan yang langsung ditujukan kepada mereka;
  • Ada aspek kehidupan bersifat negatif dan di luar kendali mereka;
  • Karena tantangan dalam hidup mereka, mereka layak mendapat simpati;
  • Mereka memiliki sedikit kekuatan untuk mengubah banyak hal, sedikit tindakan yang harus diambil untuk memperbaiki masalah mereka.
Victim mentality dapat memanifestasikan dirinya dalam berbagai perilaku atau cara berpikir dan berbicara yang berbeda, misal:
  • Mengidentifikasi orang lain sebagai penyebab situasi yang tidak diinginkan dan menyangkal tanggung jawab pribadi atas kehidupan atau keadaannya sendiri.
  • Menunjukkan tingkat perhatian yang meningkat ( hypervigilance ) ketika berada di hadapan orang lain.
  • Kesadaran akan niat negatif orang lain.
  • Percaya bahwa orang lain umumnya lebih beruntung.
  • Memperoleh kelegaan dari rasa kasihan pada diri sendiri atau menerima simpati dari orang lain.
Ini biasanya ditandai dengan sikap pesimisme , mengasihani diri sendiri , dan kemarahan yang ditekan.

Playing victim atau victim mentality adalah akibat dari perbuatan manusia yang telah jatuh dalam dosa. Alkitab mengisahkan dampak dari makan dari buah pohon yang dilarang Tuhan. Ketika Tuhan bertanya kepada Adam tentang hal itu maka Adam menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisi-ku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." Lalu TUHAN bertanya kepada Hawa, perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" jawabnya: "Ular itu yang memperdaya aku, maka kumakan." Kejadian 3:11-13

Adam tidak mentaati TUHAN disebabkan perempuan yang diberikan TUHAN sebagai faktor penyebab berbuat dosa, sedangkan Hawa menyalahkan ular. Mereka tidak mengaku dosa dan mohon pengampunan kepada TUHAN melainkan karena berdalih dan membela diri bahwa ada orang lain yang menjadi penyebabnya. Tuhan kemudian menjatuhkan hukuman kepada semua yang terlibat dalam ketidak-taatan dengan mengusir dari taman Eden sebagai lokasi terbaik untuk manusia hidup karena terdapat pohon kehidupan. Sebelum diusir TUHAN memberikan pakkaian dari kulit binatang kepada mereka.

Kecenderungan melakukan playing victim / victim mentality merugikan yang bersangkutan terlebih-lebih mengaitkan TUHAN juga salah satu faktor penyebab timbulnya kesalahan yang diperbuat. Tuhan telah menetapkan hukum tabur tuai sehingga tidak dapat menyalahkan pihak lain sebagai faktor terjadinya suatu pelanggaran atau hal-hal lain yang buruk menimpa. Hal ini ditegaskan, misal dalam:
  • Pada waktu itu orang tidak akan berkata lagi: Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu, melainkan: Setiap orang akan mati karena kesalahannya sendiri; setiap manusia yang makan buah mentah, giginya sendiri menjadi ngilu. Yeremia 31:29-30
  • Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya Galatia 6:7
Terhadap sesama manusia dapat melakukan playing victim tetapi tidak untuk TUHAN. Roma 14:12 memperkuat kebenaran ini: “Demikianlah kita masing-masing akan mempertanggungjawabkan dirinya kepada Allah.” Alkitab menganjurkan untuk mengaku dosa, bertobat dan terima tawaran penebusan dan keselamatan yang telah dilakukan TUHAN sebab karena begitu besar kasih Allah sehingga diberikan Anak-Nya Yang Tunggal yaitu Yesus Kristus sehingga siapa yang percaya dan menerima-Nya ada solusi Ilahi terhadap pelanggaran dan dosa yang diperbuat.

Yohanes 5 yang mencantumkan penyembuhan pada hari Sabat di kolam Betesda. Tuhan menjumpai seorang sakit yang terbaring selama tiga puluh delapan tahun lamanya. Ia mengharapkan malaikat Tuha menguncang kolam dan siapa yang masuk ke dalamnya sembuh. Yesus berkata kepadanya: "Maukah engkau sembuh?" Jawab orang sakit kepada Yesus: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila air mulai goncang. Jawab mencerminkan alami Victim mentality karena bukan jawab "Ya" ingin sembuh tetapi menyalahkan orang yang disekitarnya yang tidak membantu dan kondisi saat sampai di kolam sudah terlambat.

Tuhan memberikan tanggung jawab kepada penderita playing victim dengan tugas "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." Orang yang sakit untuk mengubah fokus sebagai orang yang bermasalah dan menantikan malaikat ke kolam Betesda sebab Yesus datang menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi. Orang yang sakit dilepaskan dari victim mentality dan juga penyakit fisik yang dideritanya.

Playing victim selain contoh di atas, hal yang tragis dialami juga oleh Raja Saul dalam 1 Samuel 13 saat orang Filistin menyerang. Raja Saul menantikan Samuel datang untuk mempersembahkan korban bakaran kepada Yahweh agar mendapat belas kasihan Tuhan menghadapi situasi yang dihadapi. Saul dalam kekhawatiran terhadap Filistin dan nabi Samuel belum tiba di tempat maka ia memutuskan mempersembahkan korban bakaran yang seharusnya dilakukan oleh Samuel, bukan oleh sosok seorang raja. Lalu Samuel muncul dan Saul menyambutnya. Samuel bertanya kepada Saul, apa yang telah dilakukan. Saul menyalahkan situasi yang dihadapi sehingga melanggar ketentuan hukum dengan mengerjakan yang diberikan TUHAN kepada Samuel dan menyalahkan Samuel tidak datang pada waktu yang ditentukan. Itu bukan salahku. saya adalah korban. Saya adalah korban dari keadaan saya. Saul melakukan playing victim berdampak TUHAN mengangkat orang lain untuk mengantikan Saul sebagai raja.

Selain adanya contoh yang jatuh dalam playing victim atau victim mentality, Alkitab juga mencatat orang yang menang saat menjadi korban sehingga tampil sebagai pemenang. Contoh: Yesus, Paulus dan Yusuf.
  • Yesus yang sempurna, tiada noda dan cela tetapi diperhadapkan situasi yang menekan akibat tindakan dari pemuka agama saat itu. Petrus mencatat; “Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Dia dicaci, Dia tidak membalasnya; ketika Dia menderita, Dia tidak mengancam, tetapi terus mempercayakan diri-Nya kepada Dia yang menghakimi dengan adil” Puncak situasi yang dihadapi Yesus membawa kepada salib tetapi di salib berseru "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
  • Rasul Paulus karena memberitakan Injil, ia dimasukkan ke dalam penjara dan alami berbagai macam penderitaan. Saat hadapi segala hal yang menjadi bagian hidupnya, Paulus menjadi teladan bagi kita dalam "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" Paulus mengenakan pikiran Kristus sehingga bukan jadi korban melainkan pemenang yang dinyatakan seperti: “Tetapi aku ingin kamu tahu, saudara-saudara, bahwa hal-hal yang terjadi padaku sebenarnya adalah untuk kemajuan Injil, sehingga menjadi nyata bagi seluruh penjaga istana, dan untuk semua yang lain, bahwa belengguku ada di dalam Kristus; dan kebanyakan saudara di dalam Tuhan, yang telah menjadi percaya diri dengan belenggu saya, jauh lebih berani untuk mengucapkan firman tanpa rasa takut.” hingga berani berkata "Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian."
  • Yusuf, anak Yakub yang tidak disukai oleh saudara-saudaranya hingga di jual jadi budak di Mesir lalu di fitnah masuk penjara dan dilupakan oleh orang yang ditolongnya tetap tidak simpan kebencian, kemarahan atau mengingat-ingat kesalahan orang lain. Puncaknya setelah Yakub, ayahnya meninggal tetap memperhatikan dan menjadi orang yang hidup dalam kasih dan bertanggung-jawab sehingga tampil sebagai pemenang yang tidak melakukan playing victim karena kekuasaan yang dimilikinya hingga Yusuf berkata kepada mereka, “Jangan takut. Apakah saya di tempat Tuhan? Anda bermaksud untuk menyakiti saya, tetapi Tuhan bermaksud baik untuk menyelesaikan apa yang sekarang sedang dilakukan, menyelamatkan banyak nyawa. Jadi, jangan takut. Aku akan menyediakan untukmu dan anak-anakmu.” Dan dia meyakinkan mereka dan berbicara dengan ramah kepada mereka.
Apakah melakukan playing victim atau victim mentality saat melakukan kesalahan, pelanggaran dan kekeliruan? Ataukah karena jadi korban yang mengalami luka, kehilangan, atau kemalangan maka melakukan pembalasan selayaknya hukum gigi ganti gigi, mata ganti mata? Tuhan Yesus adalah sosok sempurna yang telah menetapkan aturan baru, hingga dapat pengendalian diri dengan pertolongan Roh Kudus. Kita ditetapkan belajar dari Yesus jadi pemenang dari kecenderungan alami akibat dosa melakukan playing victim dengan ketulusan hati.

Ajaran Alkitab tentang playing victim telah hadir sejak manusia mengenal dosa dan setiap manusia diperhadapkan dalam situasi dan tuntutan yang sama; "Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya." Tuhan ingin setiap manusia menang dari sikap playing victim atau victim mentality. Akuilah kesalahan, dosa dan ketidak-berdayaan serta bertobat dengan datang kepada Yesus Sang Juruselamat dan Pembaptis Roh Kudus serta berkarya dalam hidup kita yang menjadikan ciptaan baru yang alami kemenangan hingga terluput dari victim mentality.


Premium WordPress Apps

Tulisan lainnya:
Perjanjian Garam Kasih Karunia Saat Digarami Oleh Api
Manusia Wajib Tanggung Jawab
Penghormatan Kepada Allah
Kegagalan Beriman Menurut Kitab Yudas
Darah Yesus
Beradaptasi Dalam Keadaan Bencana


×
Berita Terbaru Update