Teks Alkitab di atas adalah ayat terakhir dari Kitab Pengkotbah dan menjadi kesimpulan akhir dari tulisannya di kitab tersebut. Raja Salomo dengan segala kekayaannya, kekuasaannya, kepandaiannya, kesenangannya dan segala pencapaiannya yang luar biasa di zamannya akhir hidupnya menyimpulkan bahwa semuanya akan berlalu dan manusia harus bertanggung-jawab atas segala perbuatannya kepada Allah sebagai Hakim yang akan menilai kehidupan setiap manusia.
Raja Salomo memberikan nasehatnya agar manusia dapat mempersiapkan diri masuk ke dalam pengadilan Allah kelak setelah wafat, yaitu tertulis dalam ayat sebelumnya.
Pengkotbah 12:13. Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.
Salomo menyimpulkan takut akan Tuhan adalah hal terpenting dalam hidup. Apa takut akan Tuhan? Takut akan tuhan diantaranya :
- Membenci kejahatan, kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat. ( Amsal 8:13 )
- Jujur ( Amsal 14:2)
- Mengenal Yang Mahakudus ( Amsal 9:10).....
- Selanjutnya tentang "Takut akan TUHAN" Silahkan klik disini.
- Salomo mendirikan Milo, dan ia menutup tembusan tembok kota Daud yang mengambarkan Salomo membuat sulit orang berpindah ( lalu lintas pergerakan orang, barang dan jasa) yang menyebabkan pemberontakan Yerobeam. Lihat pergantian kekuasaan.
- Salomo mempunyai 700 isteri, dan 300 gundik dari negera-negara asing, dan membawa ilah-ilahnya masing-masing. Salomo pada masa tuanya mendirikan kuil-kuil ilah lain yang membuatnya jatuh ke dalam dosa. Di akhir kepemimpinannya, Salomo mendapatkan banyak pemberontakan-pemberontakan dari negeri-negeri tetangga Israel.
Tuhan yang akan mengadili manusia adalah Tuhan Yang Mahakudus sehingga setiap kesalahan dan atau pelanggaran harus diselesaikan. Hukum Taurat mewajibkan untuk mengadakan korban penebus salah dan korban pendamaian serta sejumlah korban lainnya sebagai tanggung jawab akibat perbuatannya yang bersalah / berdosa kepada Tuhan sehingga dosanya diselesaikan di bumi bukan diselesaikan nanti di pengadilan terakhir sebab disana sudah terlambat untuk menyelesaikan perkara dosa lewat pengampunan melainkan hanya pasrah divonis akibat berdosa.
Contoh korban penebus salah :
Imamat 5:18 Haruslah ia membawa kepada imam seekor domba jantan yang tidak bercela dari kambing domba, yang dinilai, sebagai korban penebus salah.. Iman itu haruslah mengadakan pendamaian bagi orang itu karena perbuatan yang tidak disengajanya dan yang tidak diketahuinya itu, sehingga ia menerima pengampunan.
Bentuk tanggung-jawab bukan kepada perbuatan yang dinilai salah yang diketahui itu salah tetapi setiap perbuatan yang salah menurut Tuhan meskipun dianggap benar oleh manusia tersebut sehingga perlu adanya korban penebus salah sedangkan jika tahu maka perlu korban lain misal korban pendamaian.
Aneka dosa yang menuntut korban tersebut membuat orang Yahudi harus bersikap hati-hati dan takut akan Tuhan dengan tidak melakukan pelanggaran disamping biayanya mahal untuk penebusan salah atau lain terhadap TUHAN tapi juga memiliki tanggung jawab lainnya yang bersifat kemasyarakatan dll.
Tuhan tahu bahwa korban hewan dalam acara agama Yahudi tidak dapat sepenuhnya memenuhi tuntutan hukum dosa sehingga Firman itu sendiri mengenakan daging dan menjadi manusia yang bernama Yesus dimana dalam Perjanjian Baru berperan sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, barang siapa percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal karena dosanya diampuni sehingga dapat diperkenan oleh Allah Yang Mahakudus.
Dalam catatan Full Life, teks di atas adalah dikatakan sebagai kata terakhir Salomo yang mengigatkan kita akan suatu kebenaran yang serius dan abadi: kita harus bertanggung jawab kepada Allah atas semua perbuatan kita. Tuhan akan menilai masing-masing kita, orang percaya dan orang tidak percaya, dan akan menghakimi semua perbuatan kita apakah baik atau jahat (bandingkan. Roma 14:10,12; 2 Korintus 5:10; Wahyu 20:12-13). Kita tidak akan dibenarkan pada hari penghakiman jikalau kita telah mengabaikan atau menolak kasih karunia Allah.
Karena manusia dituntut tanggung jawab maka ada hadiah dari Tuhan bila kita hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, yaitu takut akan Tuhan dengan melakukan apa yang dikehendaki Bapa yakni melakukan kehendak Tuhan. ( Matius 25:23 "Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu".)
Tuhan telah memberikan "talenta" kepada setiap orang dimana masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab sehingga harus senantiasa berjaga-jaga terhadap datangnya pemeriksaan terhadap apa yang telah dipercayakan kepada kita dimana saat itu dipanggil pulang meninggalkan dunia beserta segala isinya.
Tuhan Yang Mahakudus dan Maha Sempurna hanya dapat dipuaskan dengan kehiduupan Yesus Kristus Sang Firman yang menjadi manusia. Jika manunggal bersamanya dengan percaya dan mengundangNya kita dapat berdiri di pengadilan Allah kelak karena kasih karuniaNya dan kemurahanNya. Dengan tidak didapati sesuatu yang jahat karena telah diselesai waktu didunia dengan percaya kepadaNya dan bertobat maka hanya ada yang baik saja dilihat oleh Tuhan dan kita pun selamat.
Jika menolak jalan pengampunan melaluiNya maka tanggung jawab atas segala kesalahan, kejahatan dll sepenuhnya dipikul orang tersebut ..... dan tidak akan lolos dari pengadilan Tuhan Yang Mahakudus.