הַעֲבֵר עֵינַי מֵרְאֹות שָׁוְא בִּדְרָךֶךָ חַיֵּנִי׃
Pemazmur berseru kepada TUHAN agar mata tidak melihat hal yang hampa. Dalam dunia saat pemazmur hidup belum ada media elektronik seperti film, televisi namun marasakan pengaruh negatif dari mata yang melihat sesuatu yang sia-sia. Bahkan sejak zaman Musa, Tuhan telah memberi peringatan agar orang Israel menjaga matanya dari yang hampa dengan melihat kehidupan orang Kanaan yang buruk. [Imamat 20:23 Janganlah kamu hidup menurut kebiasaan bangsa yang akan Kuhalau dari depanmu: karena semuanya itu telah dilakukan mereka, sehingga Aku muak melihat mereka.]
Menjaga mata dari hal yang tidak baik agar tetap hidup dalam kebiasaan yang benar dan baik adalah sesuatu yang sulit, terlebih-lebih pada saat ini yang dibanjiri dengan segala informasi, terlebih-lebih untuk kalangan anak-anak yang sangat "high context" yang ditandai antara lain :
- Cara belajar dengan mengamati dan melihat dan mengalami.
- Pertimbangan moral / etis berdasarkan kata orang.
- Tergantung pada situasi dan kondisi. ......
Erik H. Erikson berpendapat bahwa pada masa kanak-kanak adalah masa mencari kepercayaan dasar, otonomi, inisiatif, kerja aktif dan identitas diri. Pengaruh yang dilihat melalui media elektronik besar pengaruhnya bagi perkembangan anak.
Dalam situs Talking With Kids menyarankan untuk membicarakan acara TV kepada anak-anak. Selain TV juga hal yang sama untuk film, video ..... Sarannya adalah :
- Mulai bercerita seputar televisi, film dan media lain. Bagi orang tua yang mempunyai anak prasekolah, biasakanlah berbicara tentang televisi, tentang berapa lama mereka boleh menonton dan jenis tontonannya.
- Jangan cuek atas tontonan yang dilihat anak. Kata-kata "Ah hanya TV kok, kan hanya lewat di kepalanya" atau televisi tidak mungkin mempengaruhi pengetahuan dan perilaku anak, harus disingkirkan dari pikiran orang tua. Penting orang tua mendidkusikan acara yang mengumbar kekerasan, juga yang berkaitan dengan seks atau cerita yang menyesatkan. Orang tua mendorong anak agar tidak takut mengutarakan program TV yang sudah ditontonnya.
- Tanyakan pendapat anak atas program TV. Agar orang tua mengetahui jalan pikiran anak serta memperbaiki kesalhpahaman yang mungkin timbul dari tontonan tersebut.
- Diet Tontonan. Melakukan diet tontonan televisi dan film. Banyak waktu dihabiskan anak usia prasekolah maupun sekolah nonton TV. Semestinya orang tua membatasi waktu menonton TV dan ada baiknya orang tua bersama anak membuat daftar acara yang boleh ditonton dan ada baiknya disertai diet kudapan saat menonton TV. Disarankan tidak nonton TV saat nakan siang, makan malam.
- Ajak anak membuat aturan menonton TV. Agar konsumsi TV tetap terkendali, libatkan anak dalam membuat aturan menonton televisi. Contoh tidak menonton televisi sebelum PR selesai dikerjakan. Dapat juga pembatasan jam menonton misal 2 jam sehari berdasarkan kesepakatan.
- Batasi waktu menonton.
- Bantu anak melihat TV secara menyeluruh. Ajak anak melihat acara televisi dari drama hingga berita agar memiliki sudut pandang kritis. Katakan kekerasan di TV melalui sinetron / film sangat berbeda dengan yang terjadi didunia nyata.
- Cari program yang dapat dinikmati bersama.
- Lihat program khusus yang dapat mendidik anak.
- Waspada terhadap breaking news. Mendiskusikan dan membuat anak nyaman sebab acapkali membuat ketakutan dan kecemasan berlebihan.
- Anak tetap butuh bermain. Perhatikan aktivitas fisik-motorik anak. Anak membutuh bermain dengan temannya, terutama jika mengunakan Smart TV. (Hati-hati jika memakai Smart TV sebab itu dapat diretas, dapat meretas yang menonton, jika memahami Teknologi Informatika yang memadai.)
Pada usia anak-anak, Erikson berpendapat kekuatan yang seharusnya terbentuk dalam diri anak adalah kehendak (will) sebagai hasil dari pengembangan kemandirian yang difasilitasi dan disorong oleh pengasuh (keluarga). Mendampingi anak menonton bareng adalah salah satu pola pendidikan anak disamping ada kebutuhan memuaskan mata dengan hiburan. Hiburan yang mendidik perlu bimbingan dari orang tua. Orang tua memiliki tanggungjawab dalam mendidik anak termasuk pendampingan anak yang meluruskan pemahaman anak terhadap apa yang dilihatnya. [Amsal 29:17 Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu]