Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Jumat, 05 Februari 2021

Perempuan Penolong Laki-laki

Kejadian 2:18; TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
וַיֹּ֙אמֶר֙ יְהוָ֣ה אֱלֹהִ֔ים לֹא־טֹ֛וב הֱיֹ֥ות הָֽאָדָ֖ם לְבַדֹּ֑ו אֶֽעֱשֶׂהּ־לֹּ֥ו עֵ֖זֶר כְּנֶגְדֹּֽו׃

Dalam penciptaan semua kelihatan sungguh amat baik dan baru muncul pernyataan tidak baik dalam Kejadian 2:18 saat penciptaan Adam karena manusia sebagai makhluk sosial yang berkomunitas memerlukan perempuan sehingga terbentuk lembaga keluarga yang pertama di bumi dimana perempuan yaitu Hawa menjadi penolong bagi Adam.

Perempuan sebagai penolong sepadan berasal dari kata עֵ֖זֶר כְּנֶגְדֹּֽו =‘ê·zer kə·neḡ·dōw. 'Ezer berarti penolong / a helpmate sedangkan keneg'do berarti yang beroposisi dengannya, berlawanan dengan / opposite to. Mayoritas Alkitab terjemahan mengambarkan bahwa perempuan adalah mitra hidup Adam, sebagai sesuatu yang mirip dengan "penolong yang sepadan atau "fitting helper" atau " a helper suitable" tetapi uangkapan bahasa Ibrani 'Ezer Keneg'do dalam terjemahan literal lainnya:
  • Young's Literal Translation
    And Jehovah God saith, 'Not good for the man to be alone, I do make to him an helper -- as his counterpart.'
  • Chabad (Yahudi Rabinik)
    And the Lord God said,"It is not good that man is alone; I Shall make him a helpmate opposite him"
Perempuan yang diletakkan disamping Adam adalah seorang 'ezer (pembantu/penolong) namun keneg'do (berseberangan/berlawanan) dengan Adam dimana hal ini menurut ITL adalah penolong yang sejodoh.

Rita Wahyu menyatakan bahwa terjemahan Chabad yang menulis " a helpmate oppposite him," terjemahan YLT menulis "a helper-- as his counterpart." Frase ini mengandung ide, bahwa seorang istri yang baik berdiri sepenuhnya di belakang suaminya, tapi dia tidak hanya pergi bersama menurut dari belakang saja, melainkan dia dapat menempatkan dirinya sebagai penyeimbang, yang idenya juga dapat didengar suaminya. Frasa tersebut mengandung gagasan: "Jika si suami layak didukung, maka si istri akan menjadi penolong, sedangkan apabila si suami tidak layak didukung, maka si istri dapat bebas menyatakan ide yang berseberangan (beroposisi) dengan suaminya."

Istilah 'Ezer Keneg'do" menandakan istri memiliki kebebasan mengungkapkan pikirannya, bahkan sampai beroposisi/berlawanan. Dalam hal ini, ide / kemauan dari suami akan diuji, sehingga dia dapat mempertimbangkan kembali kemmauan/hasrat/idenya. Ada kalanya suami akan marah kepada pemikiran istri yang "beroposisi" pada kebijaksanaan yang dia pilih. Di lain pihak, si suami bisa juga menyetujui "intervensi" dari mitra penolong ini. Istri bukan sekedar penolong/helper melainkan menjadi mitra yang mendukung ritme kehidupan yang dipimpin suami sebagai komandan dalam sebuah keluarga.

Istri sebagai penolong oposisi tetaplah sosok penolong yaitu 'ezer. 'Ezer berasal dari kata dasar עָזַר / azar yang memiliki arti: sekutu, membantu, menolong, penolong, melindungi, mendukung. 'Ezer mengandung pengertian sebagai kekuatan yang menolong sehingga dapat meraih kejayaan meski biasanya ditujukan kepada Allah adalah penolong. (Ulangan 33:26) Seperti Allah adalah penolong maka DIA mengerti kelemahan pria sehingga perlu ditopang dengan sosok perempuan yang ada di belakang karena diberikan karunia khusus untuk menolong. Perempuan sebagai istri adalah teman sekutu dalam menghadapi bahtera keluarga. Selama istri adalah sekutu maka meskipun berperilaku "oposisi" namun sesungguhnya memiliki kepentingan yang sama dengan suaminya sehingga berdasarkan caranya berusaha menolong keluar dari masalah.

Perempuan yang berani menjadi seorang istri haruslah kuat dan menjadi teman sekutu suaminya dalam segala keadaan, hal ini ditopang dengan fakta bahwa Hawa dibentuk dan dibangun dari tulang rusuk Adam saat tidur lelap. Khalil Gibran seorang sastrawan berasal Gereja Katolik Maronit Lebanon mengatakan perempuan dari tulang rusuk karena dekat di hati dan dekat untuk dicintai….. Bila saling bercinta maka akan mudah bersekutu. Hadirnya perempuan bagi Adam membuat hidup menjadi baik sebab "inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku." yang melahirkan uangkapan "the woman is the man's other half" dalam budaya Jawa; "garwo iku sigarane nyowo" (istri itu adalah separuh dari nyawa) Musa menyatakan bahwa suami-istri yang dipersatukan lembaga perkawinan adalah satu daging. Persekutuan menjadikan kuat sehingga memudahkan mencapai kejayaan.

Dalam tulisan kesatuan Adam dan Hawa tampak perbedaan antara kecenderungan laki-laki dengan perempuan, diantaranya:
  • Kecenderungan laki-laki rasional / obyektif, sedangkan perempuan emosional, intuitif; rekaan batin.
  • Kecenderungan pria ekspansionis, sedangkan wanita adalah pemeliharan.
  • Kecenderungan laki-laki adalah kompetitif, sedang perempuan harmoni.
  • Kecenderungan laki-laki indepedent; tawarkan support, perempuan dependent; butuh support.
  • Kecenderungan laki-laki di dengar sedangkan perempuan berdiam diri.
  • Kecenderungan laki-laki memberi gagasan sedangkan wanita menerima gagasan
Kecenderungan tidak berarti hal itu bersifat mutlak tetapi biasanya yang lazim terjadi seperti itu. Kecendrungan jika berlawanan dapat menjadikan menemukan kecocokan dalam perbedaan. Kedua pihak, pria dan wanita, adalah makhluk-makhluk yang diciptakan Allah untuk saling melengkapi dan saling menolong. Karena itu, fakta bahwa pasangan hidup, pacar, ataupun rekan kerja/sepelayanan Anda berbeda gender, berbeda cara berpikir, bertindak, dst. adalah sesuatu yang justru harus kita syukuri

Perempuan yang menolong dengan beroposisi untuk sebagian orang mengejutkan karena terbiasa mendengar sebagai penolong yang sepadan atau terjemahan lainnya, misal:
  • NASB "seorang penolong yang sesuai bagi dia"
  • NRSV "seorang penolong sebagai pasangannya"
  • TEV "seorang kawan yang sesuai untuk membantunya"
Justru karena sepadan maka perempuan akan menilai sikap dan perilaku laki-laki yang hendak ditolongnya serta cara menolongnya dengan melakukan yang berbeda dengan apa yang dilakukan oleh pria termasuk cara berpikirnya sehingga laki-laki terbantu dengan kehadiran perempuan

Yang mungkin menganggu adalah aturan tentang hubungan suami - istri dimana dimana istri harus tunduk kepada suami sedangkan dalam Kejadian TUHAN menciptakan wanita yang dapat berstatus sebagai istri bila berpasangan dalam pernikahan bersikap ‘ê·zer kə·neḡ·dōw. Sikap beroposisi menolong mengakibatkan mengunakan perasaannya, instingnya dan akalnya terhadap setiap permintaan dari suami dan dapat menimbulkan perselisihan dan perbedaan dalam memandang suatu kasus, peristiwa dll. Permasalahan tuntutan istri tunduk kepada suami harusnya diimbangi dengan peraturan suami menghormati dan mengasihi istrinya seperti kepada dirinya sendiri.

Tuhan telah membangun perempuan dari laki-laki agar menjadi pasangan hidup yang saling membantu dan menjadi baik, tetapi karena hadirnya dosa maka perbedaan desain penciptaan laki-laki dan perempuan berakibatkan perselisihan dan pertengkaran dan model hubungan suami-istri dapat mengalami perceraian hingga membunuh. Diperlukan pemulihan akibat dosa (telah diselesaikan lewat penebusan Yesus Kristus) dan tindakan saling mengampuni dalam kasih TUHAN dan pembaharuan roh agar tindakan menolong dengan beroposisi dapat sesuai dengan tujuan penciptaan TUHAN yaitu hadirnya suatu pasangan saling menolong dimana perempuan jadi penolong laku-laki dan laki-laki mengasihi perempuan.



Tulisan lainnya:
Kesetaraan Gender Sesuatu Impian
Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan
Struktur Keluarga Yang Sehat
Kesatuan Adam dan Hawa
Pendidikan Seksual


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)