A. Struktur & Otoritas dalam Keluarga (1 Korintus 11:3,7)
- Kepala Kristus adalah Allah.
- Kepala laki-laki adalah Kristus
- Laki laki menyinari gambaran dan kemuliaan Allah.
- Laki-laki tidak berasal dari perempuan
- Kepala perempuan adalah laki laki
- Perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki
- Perempuan berasal dari laki-laki
- Tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan ... (1 Korintus 11:11-12), jadi ada saling ketergantungan.
- Struktur & otoritas yang ada dalam keluarga untuk menyatakan tentang otoritas/kekuasaan, tetapi juga untuk menyatakan tatanan Allah yang berlaku bagi masa depan keluarga, keutuhan, kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga berdasarkan fungsi, tugas dan tanggung jawab masing masing yang ada dalam keluarga tersebut.
- Sikap kepemimpinan laki-laki dalam keluarga tidak mengandung unsur "yang terbesar", tetapi lebih kepada sikap tanggung jawab.
- Harus selalu tampil dan berada pada garis terdepan ( 1 Timotius 2:13)
- Harus bertanggung jawab melindungi, melindungi, membimbing keluarga dalam memenuhi maksud, kehendak Allah bagi keluarga.
- Istri dalam kehidupan suami merupakan kesempurnaan penciptaan Allah pada hari keenam yang disebut penciptaan Allah yang sungguh amat baik.
- Istri diciptakan sebagai penolong laki-laki
- Istilah penolong dipakai untuk mengambarkan Allah
- Mazmur 115:9-11 "Dialah penolong dan perisai".
- MAzmur 33:20 "Dia penolong dan perisai kta oleh sebab itu nantikanlah Dia".
- Istri diciptakan sebagai rekan yang mengasihi
- Rekan yang bersama sama memikul tanggung jawab laki-laki.
- Rekan untuk mwmwnuhi maksud Allah bagi kehidupan laki-laki & keluarga.
- Membuka kesempatan kepada setiap pribadi dalam keluarga untuk mengembangkan potensi dan kemampuan masing-masong.
- Keluarga sebagai pusat pengelolaan hidup yang diwarnai dengan kerjasama tim ( team work) yang terus dipupuk.
- Keluarga sebagai sebuah komunitas dimana didalamnya ada prinsip "7 saling" (saling mengasihi, memperhatikan, melayani, menghargai/menghormati, membantu, percaya dan mengampuni)
- Keluarga sebagai pusat kesenangan dan kebahagiaan dimana didalamnya ada pemeliharaan kasih sayang, belas kasihan, kebaikan satu sama lain.
- Membuka kesempatan kepada setiap pribadi untuk dapat membangun citra, image, jati dirinya masing-masing sehingga mereka merasa memiliki kehidupan yang berharga baik dimata anggota keluarga maupun di mata Allah.
- Membuka kesempatan kepada setiap pribadi dalam keluarga untuk masing-masing menyadari bahwa mereka merupakan bagian dari sebuah struktur keluarga yang sehat.