Biosentrisme berasal dari bahasa Inggeris Biocentrism. Biocentrism berasal dari bahasa Yunani: βίος, bios, "kehidupan"; dan κέντρον, kentron =, "pusat") — juga dikenal sebagai biocentric alam semesta — konsep yang diusulkan pada tahun 2007 oleh American dokter medis Robert Lanza, seorang ilmuwan di bidang biologi dan obat regeneratif. Teori mendukung biologi adalah pusat ilmu mengendalikan di alam semesta, dan melihat pemahaman tentang ilmu-ilmu lainnya sebagai bergantung pada pemahaman yang lebih dalam biologi. Teori menyatakan bahwa hidup dan biologi adalah pusat untuk menjadi, realitas, dan cosmos — kehidupan menciptakan alam semesta daripada sebaliknya.
Biocentrism menyatakan bahwa teori-teori saat ini dari dunia fisik tidak bekerja, dan tidak boleh dibuat untuk bekerja, sampai mereka sepenuhnya menjadikan untuk kehidupan dan kesadaran. Sementara fisika dianggap mendasar untuk studi alam semesta, dan kimia mendasar untuk mempelajari kehidupan, biocentrism mencoba untuk menempatkan biologi sebelum ilmu-ilmu lainnya untuk menghasilkan teori semuanya.
Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Dia telah ada dan hidup. Karena Dia hidup maka Dia mampu mengadakan yang tidak ada menjadi ada ( Wahyu 4:11 ~ "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.") Dia menjadikan segala sesuatu dari sesuatu yang bersifat materi , kimiawi dan berpuncak dengan hadirnya kehidupan sebab kehidupan berasal dari kehidupan.
Alkitab menerangkan Dia (Allah) adalah hidup dari dulu, sekarang sampai selama-lamanya, Pencipta sehingga segala sesuatu berasal dari Dia yang hidup dan untuk Dia sedangkan biosentisme menempatkan biologi (kehidupan) ada menjadikan semua ada sekalipun tetap menyatakan kehidupan tidak disengaja produk sampingan fisika, tetapi adalah bagian penting dari pemahaman kita tentang alam semesta. Sehingga sekalipun kehidupan adalah segala-galanya namun biosentrisme menolak bahwa kehidupan adalah tindakan sengaja oleh Pencipta menciptakan yang hidup yang berbeda dengan Alkitab sekalipun melalui adanya kehidupan hadir ilmu-ilmu lain untuk hasilkan tiori semuanya.
Biosentrisme sekalipun memberi banyak sumbangan dalam etika dibandingkan pengaruhnya dalam bidang sains. Dalam sains ada perkembangan terbaru dalam penelitian Lewat percobaan menggunakan "beam splitter" (perangkat optik yang membelah berkas cahaya), partikel-partikel energi diputuskan keberadaannya. Ternyata, dari sini dapat ditentukan apa yang berlaku pada partikel ini di masa lalu sehingga seseorang dapat menyelami pengalaman di masa lalu. Kaitan antara pengalaman dan semesta ini melampaui gagasan-gagasan manusia mengenai ruang dan waktu. Tapi biosentrisme sendiri menyatakan, ruang dan waktu bukan objek sulit seperti yang dibayangkan. Teori ini menganalogikan waktu sebagai udara yang sia-sia berusaha ditangkap manusia karena memang tak pernah bisa diraih. Demikian pula waktu.
.....Kesimpulan sederhana adalah ruang dan waktu adalah semata alat penghimpun informasi secara bersamaan. Oleh karena itu, dalam dunia yang tidak ada waktu dan tidak ada ruang, tak ada istilah kematian. Kendati tubuh dirancang untuk hancur sendiri, ada satu "energi" yang bekerja dalam otak, yaitu "perasaan hidup" (mengenai 'siapakah saya')."Energi itu tidak musnah ketika manusia mati," sebab kehidupan dan kematian ternyata berkorespondensi dengan "alam lain" (multiverse).
Alkitab mengajarkan bahwa Allah Pencipta itu akan membawa kedalam kehidupan setelah dihakimi. ( Pengkhotbah 12:14 ~ Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.) Sorga diperuntukan yang menunggal dengan Tuhan Pencipta ( Wahyu 14:13 ~ Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.") karena Yesus Sang Firman dan Roh Kudus hadir dalam hidup kita sebagai manusia dan yang di neraka tentu saja yang tidak manunggal (bersatu) dengan Allah Pencipta.
Biosentrisme dalam bidang etika (moral) merupakan suatu pandangan yang menempatkan alam sebagai yang mempunyai nilai dalam dirinya sendiri, lepas dari kepentingan manusia. Dengan demikian biosentrisme berbeda teori antroposentrisme yang menyatakan bahwa hanya manusialah yang mempunyai nilai dalam dirinya sendiri. Teori biosentrisme berpandangan bahwa makhluk hidup bukan hanya manusia saja.Tiori biosentrisme ada persamaan dengan ekonsentrisme. Biosentrisme memiliki pengaruh dalam politik dan ekologi, adalah etika pandangan yang memanjang nilai inheren spesies non-manusia, sedangkan anthropocentrism yang berpusat pada nilai manusia. Pendukung biocentrism sering mempromosikan pelestarian keanekaragaman hayati, hak-hak binatang dan perlindungan lingkungan. Istilah ini juga telah digunakan oleh para pendukung "kiri biocentrism", yang menggabungkan dalam ekologi dengan posisi"anti-industrial dan anti-kapitalis"(David Orton et al.).
Alkitab mendukung hak asasi hewan, perlindungan lingkungan, dan pelestarian keanekaragaman hayati. ( Contoh : Wahyu 9:4 ~ Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya.) Alkitab juga memberi mandat budaya untuk mengusahakan bumi namun harus tetap lestari sebab kalau tidak hadir sesuatu yang tidak dikehendaki misal banjir. Peristiwa banjir menunjukan bahwa biosentrisme harus berterimakasih terhadap keberadaan ekonsentrisme.
Biosentrisme menekankan kewajiban terhadap alam bersumber dari pertimbangan bahwa kehidupan adalah sesuatu yang bernilai, baik kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya di muka bumi ini. Biosentrisme melihat alam dan seluruh isinya mempunyai harkat dan nilai dalam dirinya sendiri. Alam mempunyai nilai justru karena ada kehidupan yang terkandung di dalamnya. Manusia dilihat sebagai salah satu bagian saja dari seluruh kehidupan yang ada di muka bumi, dan bukan merupakan pusat dari keseluruhan alam semesta. Maka secara biologis manusia tidak ada bedanya dengan makhluk hidup lainnya.
Teori biosentrisme disebut juga intermediate environmental ethics, harus dimengerti dengan baik, khususnya menyangkut kedudukan manusia dan makhluk hidup lain di bumi ini. Pada intinya teori biosentrisme berpusat pada komunitas biotis dan seluruh kehidupan yang ada di dalamnya. Manusia tidak mengorbankan kehidupan yang lain begitu saja atas dasar pemahaman bahwa alam dan segala isinya tidak bernilai bagi dirinya sendiri.
Alkitab menyatakan Tuhan Berkepentingan dengan kelangsungan keseimbangan ekosistem (1 Tawarikh 16:33 maka pohon-pohon di hutan bersorak-sorai di hadapan TUHAN, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.) Tuhan memperhatikan hutan-hutan yang tidak berdaya ditangan manusia sehingga Tuhan menghakimi bumi yang dikuasai manusia sehingga hutan-hutan bergembira saat hadir penghakiman kelak. Manusia seharusnya mengerti sebagai mahluk yang punya keterbatasan seperti halnya dengan mahkluk hidup lainnya. Manusia sangat tergantung pada lainnya, sehingga menjadi satu kesatuan dalam kosmos, tetapi harus manunggal dengan Pencipta yang menjadikan alam semesta dengan memperhatikan mandat budaya agar berkat Tuhan melalui lingkungan yang Dia ciptakan manusia diberkati bukan kena tulah. Perhatikan Tuhan izinkan kemarahan alam yang disebut dampak pengundulan hutan –> ( Ayub 14:18,19 Tetapi seperti gunung runtuh berantakan, dan gunung batu bergeser dari tempatnya, seperti batu-batu dikikis air, dan bumi dihanyutkan tanahnya oleh hujan lebat, demikianlah Kauhancurkan harapan manusia.
Biosentrisme dibangun berdasarkan empat pilar utama, yaitu:
- Manusia dan semua spesies lainnya adalah anggota masyarakat bumi.
- Semua spesies merupakan bagian dari sistem yang saling ketergantungan.
- Semua organisme mengejar mereka sendiri "baik" dalam cara mereka sendiri.
- Manusia tidak secara inheren lebih unggul dari makhluk hidup lain.
- Keanggotaan dalam spesies Homo sapiens adalah satu-satunya kriteria penting moral yang mencakup semua manusia dan termasuk semua non-manusia.
- Menggunakan keanggotaan dalam spesies Homo sapiens sebagai kriteria penting moral benar-benar sewenang-wenang.
- Kriteria sisa kita mungkin mempertimbangkan, hanya sentience adalah kriteria masuk akal kepentingan moral.
- Menggunakan sentience sebagai kriteria penting moral memerlukan kita untuk memperpanjang sama dasar pertimbangan moral (yaitu "dasar prinsip kesetaraan") untuk makhluk lain yang kita lakukan untuk manusia.
- Oleh karena itu, kita harus memperpanjang kepada hewan kesetaraan sama pertimbangan bahwa kita memperpanjang kepada manusia.
- Adanya kehidupan abadi yang diperuntukan kepada manusia dan ini telah ditegaskan Robert Lanza, dalam Alkitab ada tubuh kemuliaan bagi yang selamat masuk sorga dan kebinasaan bagi yang menderita di neraka.
- Memiliki kemampuan rekayasa teknologi meniru alam yang terbaik dibanding makhluk lain.
Berdasarkan empat pilar utama maka Biosentrisme membangun 3 nilai etika, yaitu:
- Teori Lingkungan yang Berpusat pada Kehidupan yang menyatakan hormat yang sedalam-dalamnya terhadap kehidupan (reverence for life). Menurut Albert, etika lingkungan bersumber pada kesadaran bahwa kehidupan adalah hal sakral, dan katanya ”Saya menjalani kehidupan yang menginginkan tetap hidup, di tengah kehidupan yang menginginkan untuk tetap hidup”. Prinsip atau perintah moral yang berlaku di sini berbunyi ”adalah hal yang baik secara moral bahwa kita mempertahankan dan memacu kehidupan, sebaliknya buruk secara moral kalau kita menghancurkan kehidupan”.
- Etika Bumi yang terdiri dari dua prinsip. Prinsip pertama dari teori ini adalah perlunya perubahan cara pandang manusia yang hanya melihat bumi dan segala isinya sekadar alat dan obyek dalam relasi ekonomis dan hanya mempunyai nilai dan fungsi ekonomis bagi kepentingan manusia. Atas dasar prinsip ini, Leopold mengklaim bahwa segala sesuatu di alam semesta ini semacam suatu komunitas biotis yang mempunyai nilai terhadap dirinya sendiri, terlepas dari apakah berkaitan dengan dan menunjang kepentingan manusia atau tidak. Bumi dan segala isinya adalah subyek moral yang sama seperti manusia. Prinsip kedua dari etika bumi adalah perluasan pemberlakuan etika agar mencakup seluruh makhluk yang ada di bumi ini. Dengan demikian, komunitas moral yang dikenal dalam kehidupan manusia diperluas mencakup pula alam semesta seluruhnya. Apa yang dilakukan oleh Lepold ini, merupakan perluasan ketiga dari etika moral. Sebelumnya etika moral hanya berlaku antara manusia besa dengan manusia bebas, tidak untuk budak atau hamba sahaya. Dari sini etika diperluas sehingga mencakup seluruh manusia tanpa kecuali yang puncaknya adalah Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia.
- Anti Spesiesisme yang menuntut perlakuan sama bagi semua makhluk hidup, dengan alasan bahwa semuanya memiliki kehidupan. Teori ini antara lain dilontarkan oleh Peter Singer dan James Rachels. Antispesiesisme adalah sikap yang membela kepentingan dan kelangsungan hidup semua spesies di muka bumi ini karena mempunyai hak hidup yang sama dan pantas mendapatkan perhatian dan perlindungan yang sama sama seperti spesies manusia. Alkitab telah memberikan petunjuk yang baik bahwa manusia ditugaskan untuk memelihara ciptaan Sang Pencipta dan suatu hari kelak dihakimi. Manusia yang jatuh ke dalam dosa tidak dapat dengan memuaskan melakukan pekerjaan yang diberikan pencipta akibatkan terganggunya alam dan hadir kutuk dosa yang diselesaikan oleh Yesus Kristus sebab semua makhluk menantikan pemulihan yang sempurna saat kedatangan-Nya ke-dua kali kelak. ( Kisah Para Rasul 3:21 Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.)
Sumber: weruah.wordpress.com/2013/01/26/tinjauan-biosentrisme-dari-pandangan-alkitab