Yesaya 54:4 Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan janganlah merasa malu, sebab engkau tidak akan tersipu-sipu. Sebab engkau akan melupakan malu keremajaanmu, dan tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu.
אַל־תִּֽירְאִי֙ כִּי־לֹ֣א תֵבֹ֔ושִׁי וְאַל־תִּכָּלְמִ֖י כִּ֣י לֹ֣א תַחְפִּ֑ירִי כִּ֣י בֹ֤שֶׁת עֲלוּמַ֙יִךְ֙ תִּשְׁכָּ֔חִי וְחֶרְפַּ֥ת אַלְמְנוּתַ֖יִךְ לֹ֥א תִזְכְּרִי־עֹֽוד׃
Teks di atas dikatakan jangan takut sebab tidak akan mendapat malu. Jika dicermati ada tiga kali diucapkan kata malu dan satu kali kata tersipu-sipu yang berkonotasi kemalu-maluan; amat malu. Dalam teks Ibrani di atas maka kata malu yang dipakai adalah:
- תֵב֔וֹשִׁי - ṯê·ḇō·wō·šî yang berarti kamu akan malu
- תִּכָּלְמִ֖י - tik·kā·lə·mî yang berarti dihina / dipermalukan
- תַחְפִּ֑ירִי - ṯaḥ·pî·rî yang berarti Anda akan dipermalukan tersipu-sipu
- בֹ֤שֶׁת - ḇō·šeṯ yang berarti hal memalukan / memalukan
Wycliffe berkomentar terhadap ayat di atas adalah Nabi Yesaya memberitahukan sebelumnya pemulihan agung atas Israel sebagai istri perjanjian TUHAN. Malu keremajaanmu mengacu pada bersungut-sungutnya yang penuh pemberontakan selama perjalanan keluar dari Mesir serta kemurtadan pada zaman Hakim-hakim dan zaman kerajaan terpecah menjadi dua; aib kejandaannya pada waktu pembuangan ke Babel.
Stephen Pattinson menyatakan seseorang yang memiliki iman atau kepercayaan akan kehadiran Tuhan yang melihat perbuatannya bisa sangat mudah sekali mengalami rasa malu. Hal itu terjadi dalam Nabi Yesaya. Masa lalu yang memalukan karena bersunggut sunggut dan meninggalkan Tuhan saat remaja dan juga hal yang memalukan melakukan penyembahan berhala dan pemberontakan terhadap hukum Tuhan sehingga dibuang ke Babel akan dilupakan karena Tuhan memulihkan keadaan Yehuda / Israel.
Rasa malu manusia pertama kali terjadi saat Adam dan Hawa makan buah yang dilarang Tuhan di Taman Eden. Setelah makan buah tersebut mereka malu karena mendapati tubuh mereka telanjang dan tubuh kemuliaan tanpa dosa lenyap. Tuhan memanggil tetapi mereka bersembunyi karena takut dan malu sehingga Tuhan menghampiri dan memberikan pakaian sehingga tidak telanjang dan menutupi malu. Tuhan mengerti manusia memiliki rasa malu dan tahu bagaimana malu itu dilenyapkan meskipun dalam kasus Adam dan Hawa adalah malu secara jasmani sedangkan yang banyak dikupas dalam Alkitab adalah malu yang menerangkan kondisi hati manusia.
Michael Lewis menyatakan malu bersentuhan dengan dimensi psikologi manusia, malu merupakan emosi bawaan manusia yang terhubung dengan rasa bersalah, kesombongan, dan kesadaran diri. Rasa malu membawa perilaku manusia kepada depresi dan anti-sosial. Seseorang yang mengalami rasa malu berarti ia sedang mengalami konflik dalam dirinya, yaitu konflik karena dirinya melakukan negoisasi nilai antara kenyataan dan naluri, jika naluri dan kenyataan itu tidak selaras, maka terjadi konflik, dan timbul rasa malu. Rasa malu menjadi mudah marah, kemudian menarik diri dari lingkungan karena kehilangan kepercayaan diri, dan atau bersikap narsis untuk menghindari rasa malu
Ada perbedaan antara malu standar umum dimasyarakat dengan malu berdasarkan teologi di Alkitab. Penyebab malu menurut infopsikologi disebabkan oleh:
- Merasa telah melakukan sesuatu kekonyolan atau kebodohan
- Melakukan sesuatu yang dinilai tidak sesuai dengan norma sekitar
- Gagal menyesuaikan tindakan dengan standar yang anda tetapkan sendiri
- Suasana hati yg merasa cemar karena dosa, (Ezra 9:6)
- Penyimpangan dari hukum Taurat Allah ( Yeremia 17:13 )
- Menyembah berhala dan atau para ilah lainnya ( Yesaya 1:29)
- Tambahan, hubungan seks yang tidak wajar sebagai sesuatu yang memalukan. (Roma 1:26)
- Ayub 32:6 Lalu berbicaralah Elihu bin Barakheel, orang Bus itu: "Aku masih muda dan kamu sudah berumur tinggi; oleh sebab itu aku malu dan takut mengemukakan pendapatku kepadamu.
- 2 Samuel 10:5 Hal ini diberitahukan kepada Daud, lalu disuruhnya orang menemui mereka, sebab orang-orang itu sangat dipermalukan. Raja berkata: "Tinggallah di Yerikho sampai janggutmu itu tumbuh, kemudian datanglah kembali."
- 2 Samuel 19:3 Sebab itu tentara itu masuk kota dengan diam-diam pada hari itu, seperti tentara yang kena malu kembali dengan diam-diam karena melarikan diri dari pertempuran.
Daud ketika memerintahkan mengangkat tabut perjanjian, Daud menari-nari di muka umum yang menurut Mikhal binti Saul, istrinya adalah tindakan yang memalukan sebab dianggap sesuatu kekonyolan / kebodohan yang tidak sesuai dengan norma sekitar tapi itu adalah ekspresi Daud yang bersukacita dengan hadirnya tabut perjanjian. Mikhal binti Saul hanya melihat faktor malu secara psikologis, filosofis, dan sosiologis dan tidak mempertimbangkan aspek malu secara teologi. Akibatnya Mikhal tidak punya keturunan yang justru membuat malu sendiri dan Daud dalam hal ini dibenarkan oleh Tuhan.( 2 Samuel 6:20 Ketika Daud pulang untuk memberi salam kepada seisi rumahnya, maka keluarlah Mikhal binti Saul mendapatkan Daud, katanya: "Betapa raja orang Israel, yang menelanjangi dirinya pada hari ini di depan mata budak-budak perempuan para hambanya, merasa dirinya terhormat pada hari ini, seperti orang hina dengan tidak malu-malu menelanjangi dirinya!")
Timotius muda, diajari untuk tidak malu bersaksi tentang Tuhan dan karena Paulus yang masuk penjara sekalipun dianggap konyol dan bodoh oleh lingkungan sekitar. ( 2 Timotius 1:8 Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.) Malu karena Yesus akan menjadikan diri kita malu saat Dia datang kelak dalam kemuliaanNya.(Lukas 9:26 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus).
Jika kita bertindak benar secara teologis maka ada janji Tuhan bahwa diri kita tidak akan malu. Contoh:
- Mazmur 34:5 Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu.
- Mazmur 119:6 Maka aku tidak akan mendapat malu, apabila aku mengamat-amati segala perintah-Mu
- Roma 10:11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."
Kiranya Tuhan memberikan keberanian karena jangan takut terhadap malu sebab Tuhan dapat memulihkan segala hal.
- Tulisan lainnya:
- Menantikan TUHAN
- Kemuliaan Dalam Kitab Petrus
- Percaya Teguh Jaya
- Percaya Diri Menurut Kitab Mazmur
- Dari Narsis Kepada Penyembahan Diri Sendiri
- Kehidupan Kristen Yang Berakhir Di Neraka