Alkitab mencatat sejumlah acara yang terkait memperingati hari ulang tahun yaitu hari ulang tahun Herodes dan ulang tahun Firaun yang dirayakan secara meriah serta Ayub yang mengutuki hari kelahirannya dan pendapat Pengkhotbah yang mengatakan hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran.
Di kebudayaan Romawi kuno dan Yunani kuno, perayaan hari kelahiran (dies natalis dalam bahasa Romawi) seorang pemimpin (kaisar, raja, atau tokoh penting) merupakan acara besar yang penuh dengan ritual keagamaan, pesta publik, dan simbol politik. Cara pembesar pada umumnya dalam merayakannya hari ulang tahunnya antara lain:
- Romawi Kuno hari ulang tahun biasanya dirayakan oleh kalangan kelompok elit, contoh:
- Kaisar sebagai "Tuhan yang Hidup" sehingga hari kelahiran kaisar (misalnya Kaisar Augustus) dianggap sebagai hari suci (feriae publicae). Di hari ini dilakukan penyembahan kepada "Genius" Kaisar berupa Warga Romawi mempersembahkan korban (sembelihan hewan) dan doa untuk Genius (roh pelindung) sang kaisar dan mendirikan kuil-kuil untuk memuliakan kaisar (contoh: Ara Pacis untuk Augustus).
- Hari ulang tahun adalah suatu "Perayaan Publik" dengan diadakan permainan dan hiburan (Ludi) seperti diadakan gladiator, balap kereta, atau pertunjukan teater di Colosseum/Circus Maximus. Contoh: Nero merayakan ulang tahunnya dengan pesta mewah dan pertunjukan musik. Selain itu dilakukan pembagian makanan dan hadiah seperti Kaisar membagikan gandum, anggur, atau uang (congiaria) kepada rakyat dan para bangsawan memberi hadiah mewah (patung, perhiasan) kepada kaisar.
- Perayaan ulang tahun menjadi ritual Simbol Kekuasaan seperti pengumuman kenaikan pangkat/hukuman yang sangat nyata seperti yang dilakukan Firaun dalam Alkitab (Kejadian 40:20), kaisar Romawi juga memakai momen ini untuk mengampuni tahanan atau menghukum musuh politik begitu juga Herodes di hari ulang tahun menjatuhkan hukuman mati kepada Yohanes Pembaptis. Hal yang terkenal Caligula yaitu mengubah keputusan hukum pada hari ulang tahunnya.
- Masa kekuasaan Romawi sebagai awal atau pertama kalinya merayakan ulang tahun di kalangan orang biasa. Mereka membuat kue dari tepung gandum, kacang, ragi, dan madu untuk merayakan ulang tahun, terutama pada usia 50 tahun. - Yunani Kuno dirayakan masyarakat kalangan atas, contoh:
- Pemimpin sebagai "Pahlawan yang Diilahikan" seperti Alexander Agung dirayakan ulang tahunnya layaknya festival dewa. Di hari ulang tahun diadakan persembahan di Kuil dengan acara seperti daging hewan kurban dibagikan dalam perjamuan publik (symposium) dan nyanyian pujian (hymnos) dinyanyikan untuk menghormati sang pemimpin.
- Kompetisi Atletik dan Seni seperti diadakan lomba olahraga (Olimpiade kecil) atau lomba puisi untuk memperingati hari lahir pemimpin. Contoh: Ptolemy II (Mesir Helenistik) merayakan ulang tahun dengan parade mewah dan pertunjukan drama.
- Pesta Pribadi untuk Elite yaitu para bangsawan mengadakan pesta minum anggur (symposion) dengan diskusi filsafat dan hiburan musik menyerupai yang tertulis saat ulang tahun Herodes Antipas (Matius 14:6-10) yang yang merayakan ulang tahun dengan pesta dan tarian Salome, berakhir dengan hukuman mati untuk Yohanes Pembaptis dimana terdapat kesamaan dengan tradisi Romawi yaitu kekerasan dan kemewahan jadi simbol kekuasaan.
- Mulai populernya acara merayakan ulang tahun dengan kue yang diberi lilin. Mereka membuat kue bundar untuk menghormati Artemis, dewi bulan, dengan lilin yang mewakili cahaya bulan. Asap dari lilin dipercaya membawa doa dan harapan kepada para dewa - Mesir Kuno saat berkuasanya Firaun terkait merayakan ulang tahun, (Kejadian 40:20)
: - Hari ulang tahun Firaun adalah hari kelahiran dewa karena Firaun dianggap sebagai dewa dalam budaya Mesir Kuno. Momen kelahiran Firaun bukan hanya kelahiran fisik, tetapi juga kelahiran sebagai dewa. Ketika Firaun dimahkotai, ia dianggap telah berubah menjadi dewa, sehingga perayaan ini lebih merupakan pengakuan terhadap kekuasaan ilahi daripada sekadar perayaan ulang tahun.
- Ulang tahun Firaun adalah perayaan besar dan pesta maka juru minum dan juru roti Firaun menjadi orang yang sangat penting sebab dirayakan dengan pesta besar yang melibatkan semua pegawainya. Pesta ini meliputi perjamuan mewah, pengorbanan hewan, dan berbagai ritual keagamaan. Perayaan ini digunakan untuk menegaskan kekuasaan dan kedudukan Firaun di mata rakyat.
- Di hari ulang tahun biasanya disertai dengan keputusan politik (pengampunan/hukuman), mirip kebiasaan Romawi. seperti juru roti dan juru minum Firaun dimasukkan ke dalam penjara dan atau pelepasan tawanan penjara kerajaan dan atau dijatuhkannya hukuman mati. Dalam Kejadian 40:20, dicatat bahwa pada hari ulang tahun Firaun, ia mengadakan perjamuan dan memulihkan jabatan kepala juru minuman tetapi menghukum mati kepala juru roti.
- Zaman berkuasanya Firaun, diduga untuk pertama kalinya ada "Ritual Pembuatan Kue Ulang Tahun" sebagai persembahan suci. Orang Mesir Kuno menganggap kue sebagai persembahan suci yang dibuat tanpa darah untuk dewa, raja, dan pahlawan. Kue ini digunakan dalam upacara penobatan Firaun, yang dianggap sebagai dewa dalam budaya Mesir Kuno.
Perayaan ulang tahun awalnya untuk para pemimpin yang bukan sekadar pesta tetapi ritual kekuasaan yang menyatukan agama, politik, dan hiburan. Dalam sejarah hari ulang tahun terdapat:
- Acara religius (pemujaan kepada kaisar/dewa).
- Pesta publik (hiburan, pembagian hadiah).
- Momen politik (penegasan kekuasaan melalui keputusan hukum).
Pada awalnya para pemimpin Kristen zaman gereja purba menolak perayaan ulang tahun karena menganggapnya sebagai tradisi pagan yang bertentangan dengan ajaran Kristen. Mereka percaya bahwa perayaan tersebut merupakan bentuk penyembahan kepada dewa-dewi lain, yang tidak sesuai dengan keyakinan Kristen. Gereja Kristen awal lebih fokus pada perayaan kematian Yesus Kristus dibandingkan perayaan ulang tahun, yang dianggap sebagai peristiwa penting dalam ajaran Kristen. Mereka menganggap bahwa satu-satunya perayaan kelahiran yang perlu dilakukan adalah Hari Natal, yang merayakan kelahiran Yesus Kristus. Perubahan sikap terhadap perayaan ulang tahun mulai terjadi saat Konstantin I atau Konstantin Agung (Constantine The Great) raja Romawi memeluk agama Kristen meskipun ada pergeseran sejumlah ritual dan maknanya dalam merayakan ulang tahun.
Ciri utama perayaan ulang tahun saat ini adalah kue ulang tahun. Catatan penting dari kue ulang tahun beserta lilin ulang tahun yang memiliki sejarah dan tradisi yang panjang, diawali dengan budaya di Mesir, namun yang menjadi populer adalah budaya Yunani kuno dan Romawi Kuno terutama difokuskan kepada lilin di kue ulang tahun. Hal itu adalah:
- Simbol Cahaya dan Perlindungan
- Yunani Kuno: Orang Yunani Kuno menyalakan lilin di atas kue sebagai bentuk penghormatan kepada dewi bulan, Artemis. Kue bundar melambangkan bulan purnama, sedangkan lilin melambangkan cahaya bulan yang dipantulkan. Lilin juga dianggap sebagai simbol cahaya yang dapat menghalau kegelapan dan roh jahat.
- Jerman: Orang Jerman percaya bahwa anak-anak rentan terhadap roh jahat pada hari ulang tahun mereka. Mereka menyalakan lilin di atas kue sebagai bentuk perlindungan spiritual. Lilin dibiarkan menyala sepanjang hari dan ditiup pada malam hari, dengan harapan asapnya dapat mengusir roh jahat. - Mengirim Harapan dan Doa
- Tradisi Umum: Meniup lilin di atas kue ulang tahun dianggap sebagai cara untuk mengirim harapan atau permohonan kepada Tuhan. Orang yang berulang tahun biasanya mengucapkan permohonan dalam hati sebelum meniup lilin. Jika lilin berhasil ditiup dalam satu tarikan napas, harapan tersebut dianggap akan terkabul.
- Makna Asap Lilin: Beberapa tradisi percaya bahwa asap dari lilin dapat membawa doa dan harapan kepada para dewa yang tinggal di langit.
- Simbol Pertambahan Usia, yaitu jumlah lilin di atas kue biasanya menandakan usia orang yang berulang tahun. Setiap lilin melambangkan satu tahun kehidupan, ditambah satu lilin ekstra sebagai harapan baik untuk tahun mendatang.
- Momen Berharga dalam Perayaan, meniup lilin di atas kue ulang tahun telah menjadi bagian integral dari perayaan modern. Momen ini sering kali menjadi bagian paling ditunggu dalam perayaan ulang tahun, dan menjadi simbol kebahagiaan dan harapan untuk tahun mendatang.
Nilai yang terkandung dalam kue ulang tahun telah mengalami pergeseran dari masa awal, seperti dalam budaya Mesir Kuno dan Yunani Kuno, karena perubahan dalam konteks sosial, budaya, dan teknologi seiring berjalannya waktu. Penyebabkan pergeseran tersebut adalah:
- Perubahan Konteks Sosial dan Budaya
- Dari Persembahan Suci ke Perayaan Pribadi: Awalnya, kue ulang tahun di Mesir Kuno digunakan sebagai persembahan kepada Firaun yang dianggap sebagai dewa. Orang Mesir Kuno menganggap kue sebagai hal yang suci dan dibuat sebagai persembahan tanpa darah kepada dewa, raja, dan pahlawan. Kemudian, orang Yunani Kuno mengadopsi tradisi ini untuk menghormati dewi bulan, Artemis, dengan kue berbentuk bulan purnama yang dihiasi lilin. Seiring waktu, perayaan ini berubah menjadi perayaan pribadi untuk merayakan kelahiran seseorang.
- Pengaruh Budaya Baru: Setelah Yunani Kuno, budaya Romawi juga mengadopsi tradisi kue ulang tahun, tetapi dengan konteks yang lebih luas, termasuk merayakan pernikahan dan ulang tahun orang penting. Pada abad ke-12, perayaan ulang tahun dengan kue menjadi lebih umum di kalangan masyarakat umum. - Perkembangan Teknologi dan Aksesibilitas
- Produksi Massal: Pada abad ke-17 dan ke-18, perkembangan teknologi dalam pembuatan kue dan lilin membuat kue ulang tahun lebih terjangkau bagi masyarakat luas. Revolusi Industri di abad ke-19 memungkinkan produksi massal kue dengan bahan yang lebih murah, sehingga kue ulang tahun tidak lagi menjadi barang mewah.
- Inovasi dalam Dekorasi: Perkembangan teknologi juga memungkinkan inovasi dalam dekorasi kue, sehingga kue ulang tahun menjadi lebih menarik dan bervariasi. Kue modern dengan berbagai hiasan dan lapisan mulai muncul pada abad ke-18 di Jerman. - Perubahan Makna dan Fokus Perayaan
- Dari Perlindungan Spiritual ke Kebahagiaan dan Harapan: Awalnya, lilin di atas kue dianggap sebagai simbol cahaya yang dapat menghalau kegelapan dan roh jahat. Seiring waktu, makna ini berubah menjadi simbol harapan dan kebahagiaan. Orang yang berulang tahun sekarang membuat permohonan sebelum meniup lilin, dengan harapan permohonan tersebut akan terkabul.
- Fokus pada Keluarga dan Pertumbuhan: Perayaan ulang tahun modern lebih fokus pada keluarga, pertumbuhan, dan pencapaian pribadi. Kue ulang tahun menjadi simbol pertambahan usia dan kesempatan untuk merenungkan pencapaian dan harapan untuk tahun mendatang.
Kue ulang tahun mengalami pergeseran makna dari masa silam dengan ciri utama kue tidak harus bentuknya bulat yang membuat terhubung dengan simbol dewi bulan, Artemis. Merayakan ulang tahun dengan kue ulang tahun saat ini nilai yang terkandung di dalamnya alami perubahan namun sedapat mungkin menghilangkan unsur hedonisme, hura-hura dan pesta pora. Beberapa nilai penting yang dapat diambil dari tradisi ini kue ulang tahun:
- Nilai Keluarga dan Persahabatan
- Kesatuan Keluarga: Perayaan ulang tahun dengan kue adalah momen penting untuk mempererat hubungan keluarga. Keluarga dan teman-teman berkumpul bersama, menciptakan suasana hangat dan penuh cinta.
- Momen Bersama: Kegiatan ini memberikan kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama, meningkatkan ikatan emosional dan membangun kenangan yang berharga. - Nilai Harapan dan Doa
- Membuat Permohonan: Sebelum meniup lilin, orang yang berulang tahun biasanya mengucapkan permohonan dalam hati. Ini adalah momen untuk berdoa dan mengharapkan hal-hal baik untuk tahun mendatang.
- Mengirim Harapan: Tradisi meniup lilin dianggap sebagai cara untuk mengirim harapan atau permohonan kepada Tuhan. Ini mencerminkan nilai harapan dan optimisme. - Nilai Pertumbuhan dan Perubahan
- Pertambahan Usia: Kue ulang tahun dengan lilin yang jumlahnya sesuai dengan usia orang yang berulang tahun melambangkan pertumbuhan dan perubahan. Setiap tahun adalah kesempatan untuk mencapai lebih banyak dan menjadi lebih baik.
- Refleksi dan Resolusi: Ulang tahun juga menjadi waktu untuk merefleksikan tahun yang telah berlalu dan menetapkan resolusi untuk tahun mendatang. - Nilai Tradisi dan Budaya
- Penerus Tradisi: Merayakan ulang tahun dengan kue adalah bagian dari tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad. Hal ini membantu menjaga dan meneruskan budaya dan nilai-nilai dari generasi ke generasi namun perlu diperhatikan adanya simbol dari kepercayaan pagan.
- Identitas Budaya: Tradisi ini juga mencerminkan identitas budaya, dengan berbagai variasi dalam bentuk dan dekorasi kue yang berasal dari berbagai budaya di seluruh dunia. - Nilai Kebahagiaan dan Kesenangan
- Momen Senang: Perayaan ulang tahun adalah waktu untuk bersenang-senang dan merasakan kebahagiaan. Kue ulang tahun dengan lilin dan dekorasi yang indah menambah kesenangan dalam perayaan.
- Menciptakan Kenangan: Momen ini menciptakan kenangan yang indah dan tak terlupakan, yang dapat dikenang seumur hidup. - Nilai Perlindungan dan Keamanan
- Perlindungan Spiritual: Dalam beberapa tradisi kuno, lilin di atas kue dianggap sebagai simbol cahaya yang dapat menghalau kegelapan dan roh jahat. Ini mencerminkan nilai perlindungan dan keamanan dari "dewa - dewi" yang harus diperhatikan.
- Dukungan Sosial: Perayaan ulang tahun dengan keluarga dan teman-teman memberikan dukungan sosial yang penting, menciptakan perasaan aman dan dicintai.
Perayaan Hari ulang tahun oleh semua kalangan dalam sejarahnya baru terjadi di zaman Romawi kuno dan itu pun berlaku bagi yang berusia lima puluh tahun tetapi pada masa kini lebih sering di rayakan oleh anak-anak karena munculnya ritual acara perayaan "Kinderfest" untuk anak-anak, di Jerman pada abad ke-18 yang menyebar ke seluruh dunia.
Di berbagai tempat dan waktu dalam merayakan perayaan hari uang tahun alami perubahan, namun ini merupakan catatan sejarah keberadaan hari ulang tahun di tengah-tengah budaya yang ada dalam memperingati hari ulang tahun.
- Tulisan lainnya di werua blog:
- Perayaan Pondok Daun
- Perayaan Hanukkah
- Meniup Terompet Di Tahun Yobel
- Orang Kristen Dan Tahun Baru Imlek
- Hari Raya Pendamaian
- Barongsai Dan Iman Kristen
- Menari Dalam Ibadah Dan Tradisi
- Pentakosta Akhir Pesta Panen Israel
- Yom Teruah Dalam Iman Kristen
- Roti Dalam Perayaan Paskah Yahudi