Kelahiran Yesus telah dinubuatkan oleh Yesaya dan Yesaya memanggil Yesus sebagai "Bapa yang "Kekal אֲבִיעַ֖ד -’ă·ḇî·‘aḏ". Kata tersebut terdiri dari: 1. kata ’ă·ḇî yang bearti : bapak, ayah, pengasuh, pemberi hidup dan 2. kata ‘aḏ = „kelangsungan, kekal, tanpa batas waktu. Ada empat gelar dalam satu baris (Ajaib, Penasihat, Allah-gibbor, Bapa-kekal) adalah serangkaian nama singkat yang melekat pada sosok „Putra Raja“ yang dijanjikan. „Bapa yang kekal“ menunjukkan wewenang, perawatan, dan kekekalan pemerintahan-Nya seperti yang hanya dimiliki Allah.
Bapa yang kekal adalah titel Mesias yang menyatakan:- Pemerintahan-Nya tidak tergantikan,
- Perawatan-Nya menyerupai peran seorang ayah yang penuh kasih,
- Asal-usul dan kuasa-Nya melampaui batas waktu – kekal, seperti Allah sendiri.
Dalam dimensi teologis, "Bapa yang Kekal memiliki makna:
a. Kekudusan dan kekekalan – tidak seperti raja-raja fana Daud yang mati, pemerintahan Mesias tidak berakhir.
b. Sifat pengasuhan – „ayah“ melambangkan perlindungan, pembimbingan, dan sumber kehidupan bagi bangsa.
c. Pra-inkarnasi (kenazarean) dan mesianik – Gereja mula-mula melihatnya sebagai gelar yang dipenuhi dalam Yesus: Ia yang lahir di Betlehem memang manusia sejati, tetapi karena bangkit dan ditinggikan, kuasa dan “ayah-an” (pengasuhan) atas umat berlangsung selamanya (Ibrani 7:24; Wahyu 1:18).
d. Tidak membatalkan keesaan Allah – judul ini bukan doktrin „Dua Bapa“, melainkan tanda bahwa Sang Mesias membawa presensi serta kuasa YHWH dalam diri-Nya (badingkan. Yohanes 1:14, 18; 14:9).
Yesus Kristus, dalam kehidupan-Nya sebagai Mesias di bumi (sebagaimana dicatat dalam Injil-Injil Perjanjian Baru), tidak secara langsung menjalankan peran sebagai ayah dalam arti harfiah, seperti memiliki anak biologis atau berperan sebagai figur ayah bagi keluarga manusiawi. Yesus tetap selibat, fokus pada pelayanan kerajaan Allah, dan teologi Kristen secara konsisten membedakan-Nya sebagai Anak Allah (Putra Bapa), bukan sebagai Bapa itu sendiri.Namun, ada beberapa aspek di mana Yesus menunjukkan karakteristik atau fungsi mirip ayah dalam pelayanan-Nya sebagai Mesias, yaitu:
- Sebagai Pelindung dan Penyedia. Yesus bertindak sebagai pelindung bagi murid-murid-Nya dan orang-orang yang mengikuti-Nya, mirip dengan peran ayah yang melindungi keluarganya. Contoh:Ia menyembuhkan orang sakit, memberi makan ribuan orang (misalnya, mukjizat lima roti dan dua ikan dalam Matius 14:13-21). Ia menenangkan badai di danau (Markus 4:35-41), menunjukkan kuasa untuk melindungi "keluarga" rohani-Nya dari bahaya.
- Sebagai Pengajar dan Pembimbing. Yesus mengajar murid-murid-Nya dengan otoritas lembut namun tegas, seperti ayah yang mendidik anak-anaknya. Ia sering memanggil mereka "anak-anakku" (Yohanes 13:33) atau memperlakukan mereka sebagai keluarga rohani. Ia memberikan nasihat hidup, perumpamaan tentang kerajaan Allah, dan teladan ketaatan kepada Allah Bapa.
- Sebagai Figur Kasih Sayang dan Belas Kasihan. Yesus menunjukkan kasih yang mendalam, seperti ayah terhadap anak-anak yatim atau lemah. Misalnya:Ia merangkul anak-anak kecil dan memberkati mereka (Markus 10:13-16), mengatakan bahwa kerajaan Allah milik orang seperti mereka.
- Sebagai "Gembala yang Baik" (Yohanes 10:11), yang rela mati bagi domba-domba-Nya, mencerminkan pengorbanan ayah bagi keluarganya.
Yesus menjalin hubungan intim dengan Allah Bapa. Yesus memperkenalkan konsep Allah sebagai Bapa yang intim melalui panggilan "Abba" (yang berarti "Ayah" atau "Bapa tercinta" dalam bahasa Aramik, seperti "Daddy" dalam konteks kasih sayang). Ia menggunakan "Abba, Bapa" dalam doa-Nya di Getsemani (Markus 14:36) dan mengajarkan murid-murid untuk berdoa "Bapa kami" (Matius 6:9). Ini merevolusionerkan pemahaman tentang Allah sebagai Bapa yang dekat dan penuh kasih, bukan hanya Tuhan yang jauh.
Meskipun ada nubuat dalam Yesaya 9:6 yang menyebut Mesias sebagai "Bapa yang Kekal" (Everlasting Father), gelar ini merujuk pada Yesus sebagai sumber kehidupan kekal, pelindung abadi, dan pemimpin yang penuh kasih bagi umat-Nya—bukan bahwa Ia adalah Allah Bapa itu sendiri (karena doktrin Trinitas membedakan Bapa dan Anak). Gelar ini menekankan peran Mesias sebagai "ayah rohani" bagi umat manusia yang ditebus. Secara keseluruhan, peran Yesus sebagai Mesias lebih difokuskan sebagai Anak yang taat kepada Bapa, Juru Selamat, Guru, dan Gembala. Ia membuka jalan bagi kita untuk menjadi "anak-anak Allah" melalui iman kepada-Nya (Yohanes 1:12; Galatia 4:4-7), sehingga kita pun dapat memanggil Allah "Abba, Bapa" dengan intim.
Yesus adalah Bapa Yang Kekal karena bahwa Yesus hidup selamanya karena maut ditaklukan oleh-Nya, Dia tidak lagi dikuasai maut setelah kebangkitan-Nya. Ini didasarkan pada kebangkitan-Nya dari kematian, yang menjadi bukti utama bahwa hidup-Nya tidak berakhir. Hal ini nyata terlihat dalam sejumlah teks, seperti:
- 1. Wahyu 1:17-18 "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut." Yesus sendiri menyatakan bahwa meskipun Ia pernah mati, kini Ia hidup untuk selama-lamanya dan berkuasa atas kematian.
- 2. Ibrani 7:24-25 "Tetapi karena Ia tetap selama-lamanya, maka imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain. Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka." Ayat ini menekankan bahwa Yesus hidup selamanya, sehingga Ia dapat terus menjadi Pengantara (Perantara) bagi umat-Nya.
- 3. Roma 6:9-10 "Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah." Kebangkitan Yesus bersifat permanen; maut tidak lagi berkuasa atas-Nya.
- 4. Yohanes 11:25-26 "Kata Yesus kepadanya: 'Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Engkau percayakah akan hal ini?'" Yesus mengidentifikasikan Diri-Nya sebagai sumber kebangkitan dan hidup kekal, yang menyiratkan hidup-Nya sendiri tidak berakhir.
- 5. Ibrani 13:8 "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya." Sifat Yesus tidak berubah dan abadi sepanjang zaman.
- Sumber teks lainnya tentang Kebangkitan sebagai Bukti Hidup Kekal misalnya terdapat dalam Kisah Para Rasul 2:24 — Allah membangkitkan Dia dan mematahkan ikatan maut, karena tidak mungkin Ia tetap ditahan olehnya. 1 Korintus 15:20 — Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Roma 14:9 — Kristus telah mati dan hidup kembali untuk menjadi Tuhan atas orang mati dan atas orang hidup.
Ayat-ayat ini secara kolektif menegaskan bahwa melalui kebangkitan-Nya, Yesus mengalahkan kematian secara permanen dan hidup selamanya sebagai Juruselamat yang hidup, yang terus berdoa dan memerintah bagi umat-Nya. Ini menjadi dasar harapan Kristen akan kehidupan kekal.
Yesus sebagai Bapa yang Kekal mengaruniakan kepada para murid-Nya sehingga mengalami dan merasakan kebahagiaan (sukacita) serta kemuliaan Yesus pada beberapa momen penting selama pelayanan-Nya di bumi. Berikut adalah peristiwa-peristiwa utama dalam Alkitab di mana hal ini terjadi secara jelas:
- 1. Pengalaman Sukacita dalam Pelayanan dan Kuasa Yesus (Lukas 10:17-21), yaitu tujuh puluh murid dikirim Yesus untuk melayani, dan mereka kembali dengan sukacita besar: "Ya Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." Yesus menjawab bahwa Ia melihat Setan jatuh seperti kilat, lalu berkata: "Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: 'Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa...'" Di sini, murid-murid merasakan sukacita karena kuasa yang diberikan Yesus, dan mereka ikut serta dalam kebahagiaan Yesus sendiri yang meluap dalam Roh Kudus.
- 2. Gunung Perubahan Rupa (Transfigurasi) – Pengalaman Kemuliaan Yesus. (Matius 17:1-8; Markus 9:2-8; Lukas 9:28-36), yaitu saat Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes ke gunung tinggi. Di sana Yesus berubah rupa (transfigurasi): wajah-Nya bercahaya seperti matahari, pakaian-Nya putih berkilau-kilauan. Musa dan Elia muncul berbicara dengan-Nya, dan suara Allah Bapa berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi."Reaksi murid: Mereka sangat takjub dan terjatuh tersungkur karena takut (Matius 17:6). Petrus berkata: "Tuhan, alangkah baiknya kami di sini" (Matius 17:4) — menunjukkan rasa bahagia dan kagum yang mendalam hingga ia ingin tetap di sana selamanya (bahkan mengusulkan mendirikan kemah). Ini adalah momen di mana tiga murid secara langsung merasakan dan melihat kemuliaan ilahi Yesus yang biasanya tersembunyi.
- 3. Sukacita yang Dijanjikan dan Dirasakan dalam Persekutuan dengan Yesus (Yohanes 15:11 "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku tinggal di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.") Yesus secara eksplisit ingin agar sukacita-Nya sendiri (kebahagiaan yang Ia miliki dalam persekutuan dengan Bapa) tinggal di dalam murid-murid, dan sukacita mereka menjadi sempurna. Perhatikan Yohanes 16:22 "Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada yang dapat merampas kegembiraanmu itu."
Yesus menjanjikan sukacita abadi setelah kebangkitan-Nya, yang kemudian benar-benar dirasakan murid-murid (lihat Kisah Para Rasul 13:52 – murid-murid penuh sukacita dan Roh Kudus).
- 4. Sukacita Pasca-Kebangkitan (Yohanes 20:20) Setelah bangkit, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid, menunjukkan tangan dan lambung-Nya. Alkitab mencatat: "Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan." Ini adalah puncak sukacita: mereka melihat Yesus yang hidup kembali dalam kemuliaan kebangkitan.
* Para murid merasakan kebahagiaan dan kemuliaan Yesus melalui:Kuasa pelayanan yang diberikan kepada mereka (sukacita bersama Yesus atas kemenangan atas kuasa kegelapan). Pengalaman-pengalaman ini menjadi dasar bagi sukacita abadi yang Yesus janjikan, yang terus dialami umat Kristen hingga kini melalui Roh Kudus.
Hal penting lainnya "Mengapa Yesus disebut sebagai Bapa yang kekal?" Yesus disebut sebagai Bapa yang kekal di dasarkan pada beberapa alasan kuat berikut di bawah ini.
- Yesus memilih kita dalam rencana kehendak-Nya. Yesus, Bapa yang kekal karena Ia memilih kita menjadi umat-Nya dalam rencana kehendak-Nya supaya kita dapat merasakan kebahagiaan dan kemuliaan-Nya. Berkaitan dengan pemilihan atas kita, ada tiga hal yang harus kita mengerti dan pahami. Ketiga hal dimaksud, yaitu:
-a. Bukan kita yang memilih Yesus, tetapi Yesuslah yang memilih kita untuk suatu yang kekal. Rasul Yohanes menulis demikian: "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku diberikan-Nya kepadamu" - Yohanes 15:16;
-b. Yesus memilih kita karena anugerah-Nya dan bukan karena kita memenuhi persyaratan untuk dipilih. Rasul Paulus menulis demikian: "Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah" - Roma 16:9;
-c. Walaupun Yesus telah memilih kita, Ia menuntut tanggungjawab - Yohanes 6:70. - Yesus adalah Bapa bagi semua orang percaya secara rohani. Dikatakan demikian karena:
-a.semua orang percaya adalah keturunan Yesus secara rohani, yang bukan kelahiran secara darah dan daging tetapi dari firman Allah dan Roh Kudus - Yohanes 3:3-5;
-b.karena kita keturunan rohani, maka sifat dan pribadi Yesus menjadi milik kita - Galatia 2:20;
-c.saat Tuhan Yesus menyatakan diri kelak, kita akan serupa dengan Dia. Rasul Paulus menulis demikian: "Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan" - Kolose 3:4
Alasan lain Mengapa Yesus disebut Bapa Kekal? Jawabannya adalah:
1. Yesus mewakili manusia berdosa kepada tahta anugrah Allah Bapa (Roma 5:12-21). Adam mewakili semua manusia jatuh ke dalam dosa tetapi
Yesus mewakili semua manusia mengenapi Hukum Taurat.
2. Yesus menjadi jalan sehingga manusia berdosa sampai kepada Allah Bapa (Yoh 14:6). Di dalam Alkitab ada beberapa tokoh yang dipimpin Allah menjadi perintis jalan seperti Yusuf yang menjadi perintis orang Israel tinggal di Mesir. Musa yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Yesus adalah pemimpin jalan supaya orang berdosa sampai ke rumah Allah.
3. Yesus melaksakan kasih Allah Bapa kepada manusia. Kasih Allah secara umum sama, tanpa pandang latar belakang. Namun untuk melaksanakan
kasih Allah yang khusus Yesus menjelma menjadi manusia (Yoh 3:16). Kasih Allah adalah kasih yang tanpa syarat dan penuh pengorbanan.
4. Yesus akan menjadi raja masa depan manusia karena ia telah menerima segala kuasa dari Allah Bapa (Mat. 28). Kepada Yesus diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Yesus kelak akan menjadi Raja segala raja di Kerajaan Seribu Tahun (Wahyu 19).
Seperti seorang Bapa menanti anak terhilang, demikianlah kasih Yesus untuk kita. Kasih dan perhatian-Nya membuat Zakeus kaget karena Ia mau makan di rumahnya, rumah orang berdosa. Kasih itu juga telah menyembuhkan wanita yang menderita pendarahan 12 tahun. Bagaimana dengan wanita Samaria yang kumpul kebo? Sungguh sebuah kejutan hidup yang tidak pernah disangka. Bahkan murid yang telah berkhianat tiga kali, Ia datangi secara pribadi. Luar biasa bukan? Dialah "Bapa yang kekal" itu.
Saat ini ada banyak anak yang merasa tidak berbapa, walaupun ayah masih ada. Merasa tidak dikasihi, bahkan ada yang dianiaya secara fisik ataupun jiwani oleh papa sendiri. Tapi kalau Anda sudah mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, Anda adalah orang yang paling berbahagia. Karena Yesus adalah Bapa Yang Kekal. Sekalipun rasanya kita tidak dikasihi bapa jasmani, tapi kalau kita mengenal Dia sebagai Bapa Yang Kekal, kita adalah orang-orang yang lebih beruntung daripada yang selama hidupnya mengalami kasih bapa jasmani tapi tidak pernah mengenal kasih Bapa Yang Kekal.
Yesus Sang Bapa yang Kekal berkata : “Mintalah maka akan diberikan kepadaMu Carilah maka Engkau akan mendapatkan, Ketuklah maka pintu akan dibukakan bagiMu.” (Matius 7:7) Yang terakhir Yesus disebut Bapa yang Kekal, menyatakan hubungan kita denganNya, antara kita sebagai Anak2Nya dan Dia sebagai BAPA Kita. Itulah keistimewaan kita yang percaya kepadaNya, sehingga kita bisa menyebut ALLAH…”YA ABBA, YA BAPA”.
Hal penting yang harus diperhatikan bahwa Yesus Sang Bapa Yang Kekal juga adalah Pribadi Allah dalam Trinitas juga bertindak sebagai Bapa akan mendidik "anak-anak-Nya! Perhatikan Ibrani 12:7 "Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?"
- Tulisan lainnya di werua.blogspot:
- Peran Ayah Dalam Keluarga
- Rahasia Yesus Sebagai Alpa Dan Omega
- Kuasa Kebangkitan Yesus
- Tuhan Seperti Induk Ayam
- Yesus Lahir Berita Kesukaan Besar
- Kesempurnaa Yesus Kristus
- Pendidikan Dalam Rumah Tangga
- TUHAN Itu Bapa
- Yesus Dan Anak-Anak
- Pemulihan Hati Bapa
