Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Rabu, 04 September 2024

TUHAN Seperti Induk Ayam

"Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Matius 23:37

Sikap dan tindakan induk ayam terhadap anak-anaknya adalah suatu hal yang dipelajari oleh manusia, terutama yang bergerak dalam bidang:
  • Peternakan: Memahami perilaku induk ayam dapat membantu peternak dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan ayam.
  • Etologi: Perilaku induk ayam dapat menjadi objek penelitian dalam bidang etologi (ilmu perilaku hewan) untuk memahami lebih dalam tentang insting dan perilaku sosial pada hewan.
  • Pendidikan: Perilaku induk ayam dapat digunakan sebagai contoh dalam pendidikan anak-anak untuk mengajarkan tentang kasih sayang, perlindungan, dan tanggung jawab.
Perilaku induk ayam terhadap anaknya sangatlah penuh kasih sayang dan insting protektif. Mereka memiliki beberapa perilaku khas yang bertujuan untuk melindungi dan membesarkan anak-anaknya, antara lain:
  • Menyediakan Kehangatan: Induk ayam akan mengerami telurnya dengan suhu tubuhnya yang hangat hingga telur-telur tersebut menetas. Setelah menetas, mereka akan terus memberikan kehangatan kepada anak-anaknya dengan cara membiarkan anak-anaknya bersembunyi di bawah bulu-bulunya.
  • Mencari Makan: Induk ayam akan mencari makanan untuk anak-anaknya. Mereka akan mengajari anak-anaknya jenis makanan apa yang aman dan bagaimana cara menemukannya.
  • Melindungi dari Pemangsa: Induk ayam akan sangat protektif terhadap anak-anaknya. Mereka akan siap melawan pemangsa yang mengancam keselamatan anak-anaknya.
  • Mengajarkan Keterampilan Hidup: Induk ayam akan mengajarkan anak-anaknya keterampilan hidup yang penting, seperti cara mencari makan, cara terbang, dan cara menghindari bahaya.
  • Memanggil Anak-anaknya: Induk ayam memiliki suara khas yang digunakan untuk memanggil anak-anaknya. Suara ini berfungsi untuk mengumpulkan anak-anaknya dan memastikan mereka tetap berada dalam kelompok.
Yesus Kristus pun memperhatikan kehidupan induk ayam selain manusia yang ada di sekitarnya sehingga Yesus berkata kepada penduduk Yerusalem tentang fakta bahwa mereka membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepada. TUHAN bersikap bagaikan seperti induk ayam yang mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya terhadap orang-orang yang berada di Yerusalem. Yesus juga mengatakan bahwa orang di Yerusalem tidak mau menerima kasih sayang TUHAN yang ditunjukkan dengan perilaku seperti induk ayam terhadap anaknya.

Fokus dari perkataan Yesus tentang Induk Ayam diletakkan kepada perlindungan induk ayam melalui sayapnya untuk anak-anaknya yang mendapatkan perhatian khusus, diantaranya:
  • Keamanan dan Perlindungan: Sayap induk ayam menjadi benteng bagi anak-anaknya dari berbagai ancaman seperti predator, cuaca buruk, atau bahaya lainnya. Di bawah sayap induknya, anak-anak ayam merasa aman dan terlindungi.
  • Kehangatan: Bulu-bulu halus di bawah sayap induk ayam memberikan kehangatan bagi anak-anaknya, terutama saat cuaca dingin. Kehangatan ini sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak ayam.
  • Rasa Aman: Selain keamanan fisik, sayap induk ayam juga memberikan rasa aman secara emosional bagi anak-anaknya. Mereka merasa dicintai, diperhatikan, dan tidak sendirian.
  • Tempat untuk Belajar: Di bawah sayap induknya, anak-anak ayam belajar banyak hal, seperti cara mencari makan, bagaimana berinteraksi dengan sesama, dan bagaimana melindungi diri.
Kata "induk ayam" adalah terjemahan dari kata "ὄρνις" yang memiliki konotasi diantaranya adalah: "seekor burung, unggas atau seekor ayam betina" Makhluk yang dikatakan burung, unggas atau ayam adalah sejenis makhluk yang bersayap. Dalam Alkitab tidak ada teks yang secara langsung menyatakan "TUHAN adalah sayap yang melindungi" namun metafora sayap dalam unggas digunakan untuk menggambarkan TUHAN ALLAH adalah tempat perlindungan dan benteng bagi umat-Nya. Hal itu misal diungkapkan dalam Mazmur 91:4; Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.

TUHAN ALLAH digambarkan dengan metafora sayap, hal ini melukiskan antara lain:
  • Perlindungan: Sayap melambangkan perlindungan yang kuat dan menyeluruh.
  • Kasih Sayang: Induk burung melindungi anak-anaknya dengan sayapnya, begitu pula Tuhan Allah melindungi umat-Nya dengan kasih-Nya.
  • Kedekatan: Sayap yang membentang menunjukkan kedekatan dan keintiman antara Tuhan Allah dan umat-Nya.
TUHAN rindu mengumpulkan anak-anak-Nya di Yerusalem. Bukankah di Yerusalem berdiri bait suci yang menjadi pusat ibadah bagi umat Israel? Bait Suci ini menjadi simbol keagungan kerajaan Israel dan tempat perjanjian TUHAN Allah dengan umat-Nya. Tuhan setia terhadap janji yang diucapkan kepada umat-Nya maka TUHAN mengirim para utusan atau para nabi. Ketika TUHAN mengirim para utusan atau para nabi, Ia sedang melakukan hal yang serupa seperti induk ayam yang berusaha mengumpulkan anak-anaknya.

Para nabi ini menjadi "sayap" TUHAN yang melindungi umat-Nya. Mereka membawa pesan-pesan Allah yang berfungsi sebagai:
  • Peringatan: Para nabi seringkali menyampaikan peringatan akan bahaya dosa dan konsekuensinya. Ini seperti induk ayam yang memperingatkan anak-anaknya tentang bahaya di sekitar mereka.
  • Bimbingan: Mereka memberikan bimbingan dan petunjuk kepada umat Tuhan agar mereka dapat hidup sesuai dengan kehendak Tuhan Allah. Ini seperti induk ayam yang mengajarkan anak-anaknya cara mencari makan dan bertahan hidup.
  • Penghiburan: Dalam masa-masa sulit, para nabi membawa pesan penghiburan dan harapan dari Tuhan Allah. Ini seperti induk ayam yang menenangkan anak-anaknya ketika mereka merasa takut atau kesepian.
TUHAN mengirimkan para nabi karena TUHAN tidak ingin umat-Nya binasa. Nabi yang diutus-Nya memberikan bimbingan dan peringatan seperti induk ayam yang memanggil anak-anaknya agar hidup aman dan sejahtera bersamanya. Umat TUHAN acap kali menolak utusan TUHAN sehingga banyak nabi yang dibunuh atau melempari batu orang yang diutusNya. Pernyataan Yesus sejajar dengan apa yang diutarakan oleh nabi Elia dalam 1 Raja-raja 19:10 sehingga praktik menolak pesan TUHAN yang disampaikan oleh nabi yang diutus TUHAN sesuatu yang berulang-kali dilakukan sekalipun nabi yang diutus-Nya terkadang dibunuh saat menyampaikan isi hati TUHAN. Perbuatan penduduk Yerusalem yang membunuh utusan TUHAN bukan hanya terjadi di masa lalu sebab di zaman Yesus pun Yohanes pembaptis dibunuh lalu zaman gereja mula-mula ada nama Yakobus dan Stefanus yang menjadi martir.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Firman itu merendahkan diri-Nya dan ambil rupa manusia menjalani kehidupan sebagai utusan Bapa untuk memberikan kasih karunia demi kasih karunia bagi manusia. Yesus melakukan hal besar agar Yerusalem hidup dalam perjanjian abadi dengan Bapa di surga dan mengharapkan Israel bertobat dan diselamatkan. Namun, mereka menolak pesan-Nya. Yesus pun dijatuhi hukuman mati di Yerusalem. TUHAN melakukan semuanya karena Ia bagaikan induk ayam yang ingin anak-anaknya menikmati semua berkat dan kasih karunia yang disediakan bagi umat-Nya yang secara lahiriah melakukan ibadah di Bait Suci.

Dampak penolakan oleh Yerusalem terhadap tindakan TUHAN yang bagaikan induk ayam mengumpulkan anak-anaknya maka rumahmu akan ditinggalkan dan menjadi sunyi sehingga Yerusalem akan berkata: Diberkatilah DIA yang datang dalam nama TUHAN! Injil Matius 23:37-39. Hal ini seolah-olah sama dengan apokrif dari 2 Esdras 1:30 yang tertulis: "Aku telah mengumpulkan kamu seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi sekarang, apakah yang akan Kulakukan kepadamu? Aku akan mengusir kamu dari hadapan-Ku." Injil Matius memberikan pesan bahwa TUHAN akan senantiasa mengirimkan utusan-Nya kepada Yerusalem hingga suatu saat berkata: Diberkati DIA yang datang dalam nama TUHAN. Pesan dari Injil Matius berbeda dengan 2 Esdras yang menyatakan bahwa TUHAN akan mengusir kamu dari hadapan-Ku sebab TUHAN akan senantiasa mengirimkan utusan-Nya sekalipun dalam suatu saat bisa membuat Yerusalem menjadi sunyi atau jadi kota mati karena menolak pesan TUHAN dengan disertai membunuh para nabi.

Teks di atas merupakan sebuah ratapan Yesus atas penolakan Yerusalem terhadap pesan-pesan Allah yang disampaikan melalui para nabi dan diri-Nya sendiri. Perkataan Yesus memiliki arti penting bagi orang Israel dan juga para pengikut Kristus, yaitu:
  1. Pesan untuk Orang Israel:
    * Penolakan terhadap Allah: Ayat ini secara jelas menunjukkan penolakan orang Israel terhadap Allah dan rencana keselamatan-Nya. Mereka menolak para nabi yang diutus Allah, bahkan sampai membunuh dan melempari mereka dengan batu.
    * Konsekuensi dari Penolakan: Yesus memperingatkan bahwa penolakan ini akan membawa konsekuensi yang serius, yaitu kehancuran Yerusalem. Ini menjadi kenyataan sejarah ketika Yerusalem hancur oleh bangsa Romawi.
    * Ajakan untuk Bertobat: Meskipun ada hukuman, ayat ini juga mengandung ajakan untuk bertobat. Yesus menunjukkan kasih-Nya yang besar kepada umat-Nya, namun mereka harus bersedia menerima kasih itu dan kembali kepada Allah.
  2. Pesan untuk Pengikut Kristus:
    * Kasih Allah: Ayat ini mengingatkan kita tentang kasih Allah yang begitu besar dan sabar. Ia selalu rindu untuk mengumpulkan umat-Nya, seperti induk ayam yang melindungi anak-anaknya.
    * Pentingnya Firman Allah: Kita harus senantiasa berpegang teguh pada Firman Allah dan tidak menolak pesan-pesan-Nya.
    * Tanggung Jawab: Sebagai pengikut Kristus, kita memiliki tanggung jawab untuk memberitakan Injil kepada orang lain dan mengajak mereka untuk bertobat.
    * Harapan: Meskipun ada kehancuran, ada harapan akan pemulihan. Ayat ini juga menjadi dasar bagi harapan akan kedatangan kembali Kristus.
TUHAN bagaikan seperti induk ayam yang mengirimkan para nabi ke Yerusalem agar menikmati kasih dan penyertaan TUHAN. Tuhan saat ini dapat mengirim semua orang percaya kepada-Nya untuk menjadi "sayap" bagi sesama manusia karena kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.

Kasih dan perhatian TUHAN sesungguhnya lebih besar dan lebih mulia daripada seekor induk ayam terhadap anaknya sebab DIA melakukan semuanya itu tanpa dibatasi oleh waktu dan keadaan. Firman-Nya berkata "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu. (Yesaya 46:4)"

Maukah menyambut tindakan TUHAN yang ingin mengumpulkan umat-Nya yang berdiam di Yerusalem dimana terdapat Bait Suci dengan sepatutnya sebagai orang yang menghormati TUHAN Yang Adalah Kasih? Ataukah menjadi orang yang berada di dalam dan di sekitar Bait Suci tetapi menolak DIA yang sangat mengasihi umat-Nya?




"Under Your Wings"
Verse 1: Like a mother hen with wings so wide, You gather us, Your love our guide. In the shadow of Your tender care, We find our home, our refuge there.
Pre-Chorus: With every feather, You shield our fear, In Your embrace, we draw so near.
Chorus: Under Your wings, we find our rest, In Your love, we are truly blessed. Safe from the storm, in Your embrace, We feel the warmth of Your sweet grace.
Verse 2: When danger comes, You hold us tight, Your wings protect us through the night. In every trial, we run to You, Your love so faithful, ever true.
Pre-Chorus: With every feather, You shield our fear, In Your embrace, we draw so near.
Chorus: Under Your wings, we find our rest, In Your love, we are truly blessed. Safe from the storm, in Your embrace, We feel the warmth of Your sweet grace.
Bridge: In Your shadow, we find our place, Covered by mercy, filled with grace. No harm can touch, no fear invade, For in Your wings, our fears all fade.
Chorus: Under Your wings, we find our rest, In Your love, we are truly blessed. Safe from the storm, in Your embrace, We feel the warmth of Your sweet grace.
Outro: So close, so near, we’ll always be, Under Your wings, eternally. With every beat of our hearts, we sing, Thank You, Lord, for sheltering.



Tulisan lainnya:
Kemuliaan Allah Di Palungan Berdasarkan Injil Lukas
Puncak Kasih - Mencintai Standar Ilahi
Tragedi Tragis Sebelum Hari Murka TUHAN
Yesus Anak Manusia Berdasarkan Injil Lukas
Persiapan Jelang Penghakiman
Hak Dan Tanggung Jawab Sebagai Anak ALLAH
Ibu Yang Melupakan Anaknya Sendiri





Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat disampai lewat : ruach.haphazard393@passinbox.com

Label Mobile

biblika (82) budaya (47) dasar iman (93) Dogmatika (74) Hermeneutika (75) karakter (41) konseling (79) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (68) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (90) tokoh alkitab (44) Video (9)