Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Jumat, 06 September 2024

Tiba Saatnya TUHAN Mahakuasa Jadi Raja

Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. Wahyu 19:6

Teks di atas memberi kesan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa bukanlah sosok raja hingga waktunya tiba dimana hal-hal yang membatasi Yang Mahakuasa lenyap. Teks di atas kadang diabaikan karena banyak yang beranggapan bahwa TUHAN Yang Mahakuasa adalah sesuatu yang tidak dapat dibatasi dengan sejumlah alasan, seperti:
  • Definisi Mahakuasa: Jika Tuhan didefinisikan sebagai makhluk yang memiliki kuasa tanpa batas, maka secara logika Ia tidak dapat dibatasi oleh apapun.
  • Ketidakterbatasan: Konsep Tuhan yang Mahakuasa sering dikaitkan dengan ketidakterbatasan. Jika ada sesuatu yang dapat membatasi Tuhan, maka hal itu akan mengurangi kemahakuasaan-Nya.
  • Pencipta Segala Sesuatu: Tuhan sering dianggap sebagai pencipta segala sesuatu, termasuk waktu, ruang, dan hukum alam. Jika Ia adalah pencipta, maka Ia berada di luar segala ciptaan-Nya, sehingga tidak terikat oleh hukum-hukum yang Ia ciptakan.
Pendapat Tuhan Yang Mahakuasa saat ini belum menjadi raja yang memiliki kebebasan sepenuhnya karena ada yang membatasi, misal:
  • Sifat-sifat Tuhan dimana Tuhan memiliki sifat-sifat seperti kebaikan, keadilan, dan penuh kasih. Sifat-sifat ini dapat dianggap sebagai batasan moral bagi tindakan Tuhan.
  • Janji dan Perjanjian: Tuhan sering digambarkan membuat janji atau perjanjian dengan manusia. Hal ini dapat dianggap sebagai bentuk pembatasan diri Tuhan untuk bertindak sesuai dengan janji-Nya.
  • Kehendak Bebas Manusia karena manusia diciptakan memiliki kehendak bebas. Ini berarti Tuhan tidak memaksakan kehendak-Nya pada manusia, sehingga tindakan manusia dapat dianggap sebagai batasan terhadap kuasa Tuhan.
  • Kehendak bebas Malaikat karena malaikat pun diciptakan memiliki kehendak bebas dan satu per tiga dari malaikat tidak taat kepada TUHAN dan kemudian disebut setan. Setan ini tidak tunduk kepada TUHAN dan TUHAN belum menjatuhkan hukuman sehingga setan tidak jera menentang Tuhan.
Dalam Kitab Wahyu, Tuhan Yang Mahakuasa adalah sebagai:
  • Wahyu 1:8; "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."
  • Wahyu 4:8; Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
  • Wahyu 15:3; Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!
  • Wahyu 16:7; Dan aku mendengar mezbah itu berkata: "Ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, benar dan adil segala penghakiman-Mu."
Sebelum berbicara soal kehendak bebas manusia pada umumnya dan kehendak bebas setan yang menentang TUHAN Yang Mahakuasa, umat kepunyaan TUHAN pun dapat membatasi Tuhan bertindak menyatakan bahwa diri-Nya adalah Yang Mahakuasa. Sikap umat pilihan-Nya yang membatasi Tuhan bertindak menampilkan diri-Nya sebagai Yang Mahakuasa, misalnya:
  1. Ketidakpercayaan dan Keraguan hal ini dapat dilihat dari:
    * Matius 13:58 yang menyatakan bahwa Yesus tidak melakukan banyak mukjizat di kampung halaman-Nya di Nazaret "karena ketidakpercayaan mereka." Orang-orang Nazaret, yang mengenal latar belakang Yesus, meragukan keilahian-Nya dan dengan demikian membatasi pengalaman mereka sendiri tentang kuasa mukjizat-Nya.
    * Mazmur 78:41, sang pemazmur merenungkan kegagalan Israel yang berulang-ulang untuk memercayai Allah, dengan mengatakan, "Ya, berulang-ulang mereka mencobai Allah, dan menyakiti Yang Mahakudus, Allah Israel." Meskipun alami banyak mukjizat, seperti terbelahnya Laut Merah dan penyediaan manna, orang Israel berulang kali meragukan kemampuan Tuhan untuk menyediakan dan melindungi. Kurangnya iman mereka menyebabkan perjalanan mereka menjadi lama dan kehilangan kesempatan untuk memasuki Tanah Perjanjian dengan cepat.
  2. Ketidakpatuhan dan Pemberontakan sehingga Tuhan tidak berdaulat sepenuhnya dalam kehidupan orang pilihan-Nya. Misalnya:
    * 1 Samuel 15, Saul tidak menaati perintah Tuhan untuk menghancurkan orang Amalek dan harta benda mereka. Sebaliknya, ia membiarkan raja dan ternak terbaiknya. Tindakan Saul berakibat Allah menolak Saul sebagai raja, dengan mengatakan melalui nabi Samuel, "Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Ia pun menolak engkau sebagai raja" ( 1 Samuel 15:23 ). Pemberontakan Saul tidak hanya membatasi potensinya sendiri tetapi juga berdampak pada bangsa Israel.
    * Kisah Yunus dimana Allah memerintahkan Yunus untuk pergi ke Niniwe dan mengabarkan pertobatan, Yunus melarikan diri ke arah yang berlawanan. Ketidaktaatannya tidak hanya membahayakan hidupnya sendiri tetapi juga kehidupan semua orang yang berada di kapal laut yang bepergian bersamanya.
  3. Ketakutan dan Kecemasan sebab ketakutan sering kali menghalangi kita untuk melangkah maju dalam janji-janji Tuhan. Contoh:
    * Matius 25:14-30 , Yesus menceritakan Perumpamaan tentang Talenta, di mana seorang hamba yang menerima satu talenta menguburnya karena takut kehilangannya. Ketika tuannya kembali, ia menegur hamba itu karena kurangnya imannya. Ketakutan hamba itu membatasi potensinya untuk menumbuhkan dan melipatgandakan apa yang diberikan kepadanya.
    * Matius 14:22-33 tentang Petrus berjalan di atas air. Ketika Petrus pertama kali melangkah keluar dari perahu, matanya tertuju pada Yesus, dan ia melakukan hal yang mustahil—yang ajaib—dengan berjalan di atas air. Namun ketika ia mengalihkan fokusnya ke angin dan ombak, ia diliputi rasa takut, dan ia mulai tenggelam. Yesus menangkapnya dan berkata, "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" Ketakutan Petrus menghentikan apa yang seharusnya menjadi demonstrasi iman yang ajaib.
    *Alkitab mendorong kita untuk menyerahkan kekhawatiran kita kepada Tuhan karena Dia peduli pada kita ( 1 Petrus 5:7 ) dan untuk percaya bahwa kasih-Nya yang sempurna melenyapkan ketakutan ( 1 Yohanes 4:18 ).
  4. Kebanggaan dan Kepercayaan Diri karena merasa memiliki sumber daya dapat membatasi apa yang dapat Tuhan lakukan melalui kita. Contoh:
    * Raja Nebukadnezar adalah raja perkasa yang menganggap keberhasilannya sebagai hasil dari kekuatan dan kebijaksanaannya sendiri. Namun, Tuhan merendahkannya dengan membuatnya gila sampai ia mengakui kedaulatan Tuhan. Kesombongan Nebukadnezar membatasi kemampuannya untuk mengenali tangan Tuhan dalam hidupnya, dan hanya dengan merendahkan dirinya ia dapat mengalami kuasa dan pemulihan Tuhan.
    * Lukas 18:9-14 , Yesus membandingkan doa orang Farisi yang merasa dirinya benar dengan doa seorang pemungut cukai, yang dengan rendah hati mengakui dosanya. Sikap sombong orang Farisi membutakannya terhadap kebutuhannya akan kasih karunia Allah, sementara kerendahan hati pemungut cukai membuka pintu bagi belas kasihan Allah. Yesus mengakhiri perumpamaan itu dengan mengatakan, "Karena barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
    * Alkitab memanggil kita untuk merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang perkasa sehingga Dia dapat mengangkat kita pada waktu yang ditentukan ( 1 Petrus 5:6 ).
  5. Mengabaikan Doa dan Persekutuan dengan Tuhan sebab mengabaikan persekutuan ini dapat membatasi aliran hikmat, kekuatan, dan berkat Tuhan dalam hidup kita. Misalnya:
    * Yohanes 15:5 , Yesus mengajarkan, "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." Mengabaikan doa dan persekutuan dengan Tuhan akan memutus hubungan yang penting ini, sehingga membatasi buah rohani dalam hidup kita.
    * Kisah Para Rasul 2:42 mencatat jemaat yang berdoa berdoa, dan sebagai hasilnya, mereka menyaksikan tanda-tanda, keajaiban, dan pertumbuhan gereja yang pesat. Doa adalah darah kehidupan komunitas mereka, yang memungkinkan mereka untuk bergerak dalam kuasa Roh Kudus . Ketika kita mengabaikan doa, kita membatasi vitalitas dan efektivitas rohani kita.
  6. Keduniawian dan Penyembahan Berhala atau hal-hal lain dimana kita meninggikan di atas Tuhan berarti membatasi kemampuan-Nya untuk bekerja sepenuhnya dalam hidup kita. Contoh:
    * Matius 19:16-22 menggambarkan bagaimana cinta akan kekayaan dapat membatasi hubungan seseorang dengan Tuhan. Ketika Yesus menyuruhnya untuk menjual harta miliknya dan mengikuti-Nya, pemuda itu pergi dengan sedih karena ia tidak dapat melepaskan kekayaannya. Keterikatannya pada hal-hal materi membatasi kemampuannya untuk sepenuhnya mengikuti Yesus dan mengalami kehidupan yang ditawarkan Yesus.
    * Yeremia 2:13 , Tuhan meratap, "Dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air." Penyembahan berhala menjauhkan bangsa Israel dari sumber kehidupan sejati, sehingga membatasi vitalitas rohani mereka.
  7. Ketidakmampuan Memaafkan dan Kepahitan adalah racun yang dapat membatasi pengalaman kita akan kasih karunia Allah dan menghalangi hubungan kita dengan orang lain. Misalnya:
    * Matius 18:21-35 , Yesus menceritakan Perumpamaan tentang Hamba yang Tidak Mengampuni, di mana seorang hamba yang diampuni utangnya yang besar oleh tuannya menolak untuk mengampuni sesama hamba yang utangnya jauh lebih kecil. Tuannya kemudian mencabut pengampunannya, dan hamba yang tidak mengampuni itu diserahkan kepada para penyiksanya. Yesus menyimpulkan dengan mengatakan bahwa beginilah cara Bapa surgawi akan memperlakukan mereka yang tidak mengampuni orang lain dari hati mereka. Ketidakmampuan mengampuni membatasi kemampuan kita untuk menerima pengampunan dan kasih karunia Allah.
    * Ibrani 12:15 memperingatkan, "Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang." Kepahitan tidak hanya memengaruhi kesehatan rohani kita sendiri tetapi juga meracuni hubungan kita dengan orang lain. Kepahitan membatasi kemampuan Allah untuk mendatangkan kesembuhan dan rekonsiliasi, karena kepahitan sering kali menyebabkan lebih banyak konflik dan perpecahan.
Selain sikap umat-Nya yang membatasi Tuhan bertindak menyatakan diri-Nya adalah Mahakuasa, ada hal lain yang dilakukan oleh iblis atau setan yang ingin merebut posisi Tuhan sebagai Yang Mahakuasa di hadapan manusia. Kitab Wahyu 16:14 tertulis; Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa. Paulus menyatakan bahwa jemaat Efesus pun duhulu hanyut dalam perbuatan roh setan karena mentaati penguasa kerajaan angkasa (Efesus 2:2)

Ketika Yesus ke daerah Gadara, orang yang kerasukan setan menemui Yesus dan para setan itupun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" (Matius 8:29) Setan mengetahui bahwa Tuhan Yesus adalah Raja yang akan menghakimi dan menyatakan bahwa saat itu belum waktunya Yang Mahakuasa melakukan penghakiman terhadap semua makhluk yang menentang kekuasaan dari Yang Mahakuasa. Setan-setan meski mengetahui dirinya tidak berdaya tetapi terus menerus menipu manusia dengan mengadakan perbuatan perbuatan yang dianggap ajaib oleh manusia bahkan sampai taraf merasuki kehidupan manusia sehingga manusia terbelenggu dan ikut serta mengadakan peperangan terhadap Tuhan.

Tidak dijelaskan bagaimana setan-setan di Gadara mengetahui belum waktunya Yang Mahakuasa memberikan hukuman terhadap dirinya. Kitab Wahyu memberikan gambaran kondisi bagaimana Yang Mahakuasa bertindak sebagai Raja sebab DIA adalah Raja segala raja yang sesungguhnya. Kondisi Yang Mahakuasa bertindak sebagai Raja yang dapat melakukan apa saja berdasarkan penghakiman yang adil dan diterima oleh para setan bila:
  • Setelah kemenangan atas segala bentuk kejahatan: Allah akan menjadi Raja setelah Ia mengalahkan Iblis dan semua kekuatan jahat yang melawan-Nya. Kemenangan ini menandai akhir dari dosa, penderitaan, dan kematian.
  • Pada hari penghakiman: Saat Allah menjadi Raja, Ia juga akan melakukan penghakiman atas semua manusia dan malaikat yang tidak taat. Setiap makhluk akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah.
  • Pada kedatangan Kristus yang kedua kali: Kembalinya Kristus ke bumi menandai dimulainya zaman baru, di mana Allah akan memerintah secara langsung dan kekal.
Sejumlah perspektif mengapa Tuhan Yang Mahakuasa dengan segala kuasa-Nya perlu sejumlah kondisi untuk bertindak sebagai Raja yang dapat memutuskan segala sesuatu berdasarkan keadilan-Nya dengan bertindak sebagai Hakim Yang Berkuasa memutuskan Penghakiman adalah:
  1. Kehendak Bebas Manusia:
    * Pilihan: Tuhan memberikan manusia kehendak bebas untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan. Ini berarti bahwa manusia memiliki peran aktif dalam membentuk sejarah dunia.
    * Konsekuensi: Pilihan manusia, baik yang baik maupun yang jahat, memiliki konsekuensi. Tuhan menghormati pilihan manusia, meskipun hal itu berarti Ia harus membiarkan kejahatan terjadi untuk sementara waktu.
  2. Proses Pematangan:
    * Pertumbuhan Spiritual: Kejahatan seringkali menjadi katalisator bagi pertumbuhan spiritual manusia. Melalui penderitaan dan kesulitan, kita dapat belajar lebih mengandalkan Tuhan dan mengembangkan karakter yang lebih kuat.
    * Pemurnian Iman: Iman kita diuji dalam menghadapi kesulitan. Ketika kita tetap setia kepada Tuhan di tengah penderitaan, iman kita menjadi semakin kuat dan murni.
  3. Rencana Allah yang Lebih Besar:
    * Waktu yang Sempurna: Tuhan memiliki rencana yang sempurna untuk seluruh umat manusia. Ia bekerja dalam waktu-Nya yang sempurna, dan seringkali kita tidak dapat memahami mengapa peristiwa terjadi pada waktu tertentu.
    * Tujuan Akhir: Tujuan akhir Tuhan adalah untuk membawa semua ciptaan-Nya kembali kepada-Nya. Proses ini membutuhkan waktu dan kesabaran.
  4. Kasih Karunia:
    * Kesempatan untuk Bertobat: Tuhan memberikan waktu bagi manusia untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Ini adalah bentuk kasih karunia-Nya yang terbesar.
    * Penghakiman yang Adil: Pada akhirnya, semua orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah. Namun, Tuhan memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk menerima pengampunan-Nya.
Dalam Wahyu yang diterima oleh Rasul Yohanes mengenai tiba saatnya TUHAN Yang Mahakuasa menjadi Raja didahului dengan terjadinya penghakiman atas Bebel lalu dijatuhkan hukuman terhadap Babel hingga Babel tidak bangkit lagi. (Wahyu 17-19) Hal ini sebagai tanda bagi manusia untuk menjaga dirinya sebab TUHAN dapat memutuskan melakukan penghakiman yang mengakhiri petualangan mereka yang menentang TUHAN Yang Mahakuasa. Bila diperhatikan maka urutannya adalah:
  1. Babel sebagai Simbol Kejahatan:
    * Kota Besar: Babel dalam kitab Wahyu sering disimbolkan sebagai kota besar yang penuh dosa dan kebejatan. Ini merepresentasikan semua kekuatan dunia yang menentang Allah.
    * Pelacur Agung: Babel digambarkan sebagai pelacur agung yang berzinah dengan raja-raja dunia, melambangkan hubungan yang tidak sehat antara kekuasaan duniawi dan penyembahan berhala.
  2. Penghakiman atas Babel:
    * Keadilan Ilahi: Penghakiman atas Babel merupakan pernyataan keadilan Allah. Allah tidak akan membiarkan kejahatan merajalela tanpa hukuman.
    * Pembersihan Dunia: Penghakiman ini adalah langkah awal dalam pemurnian dunia dari kejahatan dan persiapan bagi kedatangan kerajaan Allah yang baru.
  3. Tuhan Yang Mahakuasa Menjadi Raja:
    * Kemenangan atas Kejahatan: Setelah mengalahkan kekuatan-kekuatan jahat yang diwakili oleh Babel, Tuhan menyatakan diri-Nya sebagai Raja yang berdaulat.
    * Kedaulatan yang Sempurna: Kedudukan Tuhan Yang Mahakuasa sebagai Raja menandakan bahwa Ia telah sepenuhnya menguasai segala sesuatu dan tidak ada kekuatan yang dapat menandingi-Nya.
  4. Mulai Era Baru: Dengan menjadi Raja, Yang Mahakuasa memulai era baru di mana keadilan, kebenaran, dan damai akan memerintah dengan peristiwa "binatang dengan nabinya" di hukum dengan dilemparkan hidup hidup ke dalam lautan api yang bernyala-nyala sedangkan pengikutnya tewas dibunuh.
Yang Mahakuasa bertindak adil dan benar dalam kekudusan-Nya dalam menghakimi kejahatan di bumi yang dipimpin oleh binatang dan nabinya di Babel sebab TUHAN harus memastikan bahwa keadilan ditegakkkan sebelum IA menyatakan kemuliaan-Nya. Dengan Penghakiman atas Babel adalah bukti bahwa Yang Mahakuasa adalah Hakim yang adil. Setelah dibersihkan melalui tahapan penghakiman maka semua penghalang hilang dan muncul kerajaan yang baru dipimpin oleh Tuhan Yang Mahakuasa dan semua ciptaan mengetahui bahwa TUHAN Yang Mahakuasa layak untuk disembah dan ditaati.

Tuhan Yang Mahakuasa jadi Raja memiliki implikasi bagi umat-Nya, diantaranya:
  • Harapan: Penghakiman atas Babel memberikan kita harapan akan masa depan yang lebih baik, di mana kejahatan akan dikalahkan dan Allah akan memerintah.
  • Tanggung Jawab: Kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah dan menjadi bagian dari kerajaan-Nya yang akan datang.
  • Kesabaran: Kita perlu bersabar menantikan penggenapan janji Allah, sambil terus berjuang melawan kejahatan dengan mengalahkan kejahatan dengan kebaikan dan menyebarkan kabar baik tentang kerajaan surga yang terdapat dalam Injil Yesus Kristus.
Tuhan Yang Mahakuasa bertindak hati-hati dalam menghadapi kejahatan sebab DIA ingin manusia bertobat dari perbuatan jahat dan menerima pengampunan lewat penebusan yang telah selesai dilakukan Yesus Kristus di salib. TUHAN ingin menyelamatkan sebanyak mungkin manusia tetapi jiwa manusia memilih mengikuti iblis dan para setan yang melakukan "keajaiban" yang menyeret manusia melawan Tuhan Yang Mahakuasa maka penghakiman dilaksanakan dan diikuti penghukuman terhadap penguasa dunia lalu TUHAN Yang Mahakuasa memutuskan menjadi Raja.

Saat tiba waktunya TUHAN Yang Mahakuasa jadi Raja maka seluruh penghuni surga dalam himpunan besar memuji TUHAN, katanya: "Haleluya! karena Tuhan Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan DIA! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba dan pengantin-Nya telah siap sedia. ..."

Tuhan Yang Mahakuasa berdaulat sehingga segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana-Nya yang sempurna. Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.




"Holy And Mighty King"
Verse 1: Holy, holy, Lord Most High, Great and mighty, You reign on high. Wondrous are Your works so grand, Justice flows from Your righteous hand.
Pre-Chorus: You judge the nations with a gaze so pure, In Your truth, we find our cure.
Chorus: Almighty God, You are King above all, Your power and glory make kingdoms fall. You’ve judged the proud, brought Babylon low, Now the world sees Your light, Your kingdom aglow.
Verse 2: True and just are all Your ways, In Your wisdom, the earth obeys. The wicked tremble, the righteous sing, For You, O Lord, are our eternal King.
Pre-Chorus: From Your throne, You rule with might, In Your kingdom, all is right.
Chorus: Almighty God, You are King above all, Your power and glory make kingdoms fall. You’ve judged the proud, brought Babylon low, Now the world sees Your light, Your kingdom aglow.
Bridge: The old has passed, the new has come, In Your reign, the victory’s won. Every nation bows in awe, To the King who rules by holy law.
Chorus: Almighty God, You are King above all, Your power and glory make kingdoms fall. You’ve judged the proud, brought Babylon low, Now the world sees Your light, Your kingdom aglow.
Outro: Glorious King, we lift Your name, In this new era, we proclaim. Holy, holy, is the Lord Most High, Forever reign, O King of the sky.



Tulisan lainnya:
Teror Dan Kerajaan Allah
Menghampiri Tahta Kasih Karunia
Menjadi Pemenang Berdasarkan Kitab Wahyu
Kasih Karunia Yesus Menurut Kitab Wahyu
Rahasia Yesus Sebagai Alfa dan Omega
Menantikan TUHAN
Sembah ALLAH DIA Mahakuasa





Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat disampai lewat : ruach.haphazard393@passinbox.com

Label Mobile

biblika (81) budaya (47) dasar iman (92) Dogmatika (74) Hermeneutika (75) karakter (40) konseling (79) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (68) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (90) tokoh alkitab (44) Video (9)