προσερχώμεθα οὖν μετὰ παρρησίας τῷ θρόνῳ τῆς χάριτος, ἵνα λάβωμεν ἔλεος καὶ χάριν εὕρωμεν εἰς εὔκαιρον βοήθειαν.
Umat TUHAN dianjurkan untuk datang menghampiri tahta kasih karunia dengan tujuan mendapatkan rahmat dan pertolongan. Hanya karena kasih karunia saja ada keberanian menghampiri Allah. Tanpa menerima kasih karunia maka kehidupan akan diperhadapkan kepada hukum hukum Allah yang dinyatakan dalam peraturan Taurat. Hukum Taurat adalah ketentuan Allah yang disampaikan melalui Musa tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Hanya melalui Yesus saja manusia menerima kasih karunia demi kasih karunia.
Kasih karunia dalam ayat di atas berasal dari kata χάριτος atau sama dengan χάρις yang bermakna: kasih karunia dan atau kebaikan sebagai anugerah atau berkat yang diberikan kepada manusia oleh Yesus Kristus sehingga manusia hanya dapat nikmat dan bersyukur tanpa dapat membanggakan diri atau merasa berjasa. Semua karena anugerah dari Yesus Kristus yang didapat ketika menghampiri tahta kasih karunia.
Manusia yang menghampiri TUHAN ALLAH tanpa di undang olehNya dapat dipersamakan dengan hukum yang berlaku masa pemerintahan Raja Ahasyweros dimana seorang yang tidak diundang raja datang menghampiri dapat dijatuhi hukuman mati, hal ini juga berlaku bagi ratu Ester bila datang tanpa diundang sebab hal itu yang menjadi undang-undang. (Ester 4:16) Ratu Ester saat itu dalam situasi krisis mengharuskan menjumpai raja. Ester mengadakan puasa terlebih dahulu saat menghampiri raja Ahasyweros tanpa diundang dan raja saat melihat ratu Ester mengulurkan tongkat emas tanda raja berkenan dan Ester pun menyentuh ujung tongkat. Suatu kasih karunia bagi Ester dapat menghampiri raja sebab hati raja berkenan ditemui. Begitu juga bila manusia yang mencari dan menghampiri TUHAN dan diterima dengan perkenanan TUHAN maka itu kasih karunia. Dalam kasih karunia Raja Ahasyweros kepada Ratu Ester ada anugerah untuk memberitahukan keinginan hati dan sampai setengah kerajaan sekalipun diberikan.
Singgasana raja berada di tahta. Bila Raja Ahasyweros saat berada di tahta dan tidak berkenan dihampiri seseorang maka yang menghampiri dapat mati. Dalam rumah ibadah berdasarkan Taurat, TUHAN berada di ruang maha kudus yang berisi tabut perjanjian. Untuk masuk ruang maha kudus harus melewati tirai khusus dan hanya imam besar yang dapat masuk. Imam Besar hanya boleh masuk ke ruang Maha Kudus hanya sekali dalam setahun. Alkitab mencatat sejumlah imam meninggal di ruang Maha Kudus dan atau bersentuhan Tabut Penjanjian. Itu terjadi karena Imam melanggar aturan yang ditetapkan TUHAN saat masuk ruang maha kudus dan atau tabut perjanjian. Contoh:
- Nadab dan Abihu anak anak Imam Besar Harun meninggal di hadapan TUHAN saat menjalankan prosesi ibadah disambar api yang menghanguskan ditempat maha kudus. (Imamat 9:1-2)
- Uza karena menyentuh tabut perjanjian karena suatu insiden dalam memindahkan Tabut Perjanjian dan juga ada kesalahan cara mengangkat tabut perjanjian menyebabkan Uza mati. (2 Samuel 6)
Dalam ibadah zaman Musa, TUHAN digambarkan berada di Ruang Maha Kudus pada tutup pendamaian. Imam besar mendekati tahta dengan darah penebusan untuk menjadi perantara bagi umat, dan memohon pengampunan (Ibrani 9:7-8) Hal ini sebagai simbol bahwa TUHAN di surga duduk di atas tahta belas kasihan penuh kasih karunia.
Dalam Injil Sinoptik tercatat saat Yesus menyerahkan nyawaNya kepada Bapa, maka tabir Bait Suci terbelah dari atas sampai ke bawah. (Matius 27:51; Markus 15:38; Lukas 23:45) Tabir itu adalah tirai yang memisahkan ruang suci dan ruang maha suci (Ibrani 9:3) Tirai terbuat dari kain yang sangat halus dan mahal, dan dihiasi dengan emas dan perak. Ketebalan tirai sekitar 10 cm. Hal ini menandakan bahwa Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, -- dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Dengan terbelahnya tabir untuk masuk ruang maha kudus maka TUHAN ALLAH dapat dihampiri kapan saja oleh siapa saja dengan penuh keberanian bila telah menerima dan menjadikan Yesus sebagai perantara dan pendamai dengan Bapa Surgawi bukan berdasarkan kebaikan diri kita.
Barnes mencatat ketika kita sudah diampuni, kita masih memerlukan kasih karunia untuk menjaga kita dari dosa, untuk membantu kita dalam menjalankan tugas, untuk menjaga kita pada hari pencobaan. Dan karena merasakan kebutuhan kita akan hal ini, kita dapat datang dan meminta kepada Tuhan akan “semua” yang kita inginkan untuk tujuan ini. Demikianlah jaminan yang diberikan kepada kita; dan semua orang diundang dengan bebas untuk mendekati takhta kasih karunia ini.
Kasih karunia yang diberikan melalui Yesus Kristus sangat bernilai dan tidak dapat dibandingkan apapun juga. Mengingat hal tersebut, maka Barnes memaparkan antara lain:
- Menyambut dengan sukacita kehadiran takhta kasih karunia. Bagaimana jadinya dunia ini jika Tuhan hanya duduk di atas takhta “keadilan”, dan jika tidak ada belas kasihan yang diberikan kepada manusia! Siapakah di antara kita yang tidak dirundung keputusasaan? Namun tidak demikian. Dia berada di takhta kasih karunia. Siang dan malam; dari tahun ke tahun; turun temurun; dia berada di singgasana seperti itu. Di setiap negeri Dia dapat didekati, dan dalam berbagai bahasa yang digunakan orang-orang, semoga mereka memohon belas kasihan. Dalam segala masa pencobaan dan pencobaan, kita dapat yakin bahwa Dia duduk di atas takhta itu, dan di mana pun kita berada, kita dapat mendekati Dia dengan penerimaan.
- Penting menyadari bahwa kita “membutuhkan” hak istimewa untuk menghadap takhta tersebut. Kita berdosa – dan membutuhkan belas kasihan; kita lemah, dan membutuhkan kasih karunia untuk membantu kita. Tidak ada satu hari pun dalam hidup kita yang tidak membutuhkan pengampunan; bukan saat di mana kita tidak membutuhkan kasih karunia.
- Layak untuk sembayang dan menyembah! Setiap orang adalah orang berdosa – dan harus berdoa memohon pengampunan; setiap orang lemah, lemah, bergantung, dan harus berdoa memohon rahmat. Sebelum seseorang dapat membuktikan bahwa dia tidak pernah melakukan dosa apa pun, barulah dia dapat mempertahankan bahwa dia tidak memerlukan pengampunan; tidak sampai ia dapat menunjukkan bahwa ia mampu sendirian menghadapi badai dan godaan hidup, barulah ia merasa tidak perlu lagi meminta anugerah. Namun siapa yang bisa merasakan ini? Dan betapa anehnya semua orang tidak berdoa!
- Yang perlu dilakukan hanyalah memohon kebaikan Imam Besar Agung kita, dan Tuhan siap mengampuni. Siapa yang tidak senang bisa membayar utang dengan cara yang begitu mudah? Namun betapa sedikitnya orang yang bersedia membayar utangnya secara adil!
- Yesus Kristus menjadikan mudah memperoleh segala rahmat yang kita perlukan. Kita hanya perlu "memintanya" - dan selesai. Maka betapa mudahnya menghadapi godaan jika kita mau! Betapa anehnya jika ada orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri, padahal mereka bersandar pada lengan Tuhan!
- Jika manusia tidak diampuni, dan jika mereka terjerumus ke dalam dosa dan kebinasaan, maka hanya merekalah yang patut disalahkan. Ada takhta kasih karunia. Itu selalu dapat diakses. Ada Tuhan. Dia selalu siap untuk memaafkan. Ada Penebus. Dialah Imam Besar Agung umat manusia. Dia selalu menjadi perantara. Kebajikan-kebajikannya selalu dapat dijadikan sebagai dasar keselamatan kita. Lalu mengapa, oh mengapa, masih ada orang yang tidak diampuni dan binasa? Pada mereka saja kesalahannya terletak. Di dalam dada mereka sendirilah alasan mengapa mereka tidak diselamatkan.
Dengan mengaku dosa dan bertobat dan menyambut dengan iman penebusan dari Yesus Tuhan serta diperbaharui kehidupan kita olehNya menjadi ciptaan baru yang dikuduskan dan dibenarkan maka kasih karunia demi kasih karunia menjadi bagian hidup kita hingga keabadian. Selama ada kesempatan, segera hampiri tahta kasih karunia dari Yesus sumber kasih karunia.
- Tulisan lainnya:
- Kasih Karunia Berdasarkan Efesus
- Kasih Karunia Berdasarkan 2 Korintus
- Kasih Karunia Menurut Kitab Wahyu
- Hari Terakhir
- Salib Kesempurnaan Karya Yesus
- Roh Allah Memberi Kemerdekaan