Dalam dunia pertanian jika hendak menamam gandum biasanya benih biji gandum diletakkan ditanah lalu dikubur dengan manfaat yang didapat:
- Menghilangkan inhibisi germinasi: Beberapa benih gandum mengalami inhibisi germinasi, yaitu suatu kondisi di mana benih tidak dapat berkecambah meskipun ditempatkan dalam kondisi yang tepat untuk germinasi. Penyimpanan benih dalam kondisi tertentu seperti dikubur dapat menghilangkan inhibisi germinasi ini.
- Menambah kadar air: Benih gandum memerlukan kadar air yang cukup tinggi untuk berkecambah. Dengan mengubur benih, kadar air dapat dipertahankan dengan baik selama proses germinasi.
- Menghilangkan efek sinar matahari: Sinar matahari yang terlalu terik dapat menyebabkan benih gandum kering dan tidak dapat berkecambah. Dengan mengubur benih, efek sinar matahari dapat direduksi dan kondisi germinasi dapat dipertahankan.
- Melindungi dari hama: Mengubur benih gandum juga dapat melindungi benih dari hama seperti serangga atau hewan lain yang dapat merusak benih.
- Mempercepat germinasi: Proses germinasi benih gandum dapat berlangsung lebih cepat ketika benih dikubur dalam kondisi yang tepat.
Yesus mengungkapkan bahwa manusia termasuk keadaan-Nya yang mengosongkan diri-Nya dan menjadi manusia harus menjalani kehidupan biji gandum. Biji gandum agar hidup dan menghasilkan banyak buah harus mati. Kata mati dalam teks berasal dari kata ἀποθάνῃ / apothanē yang memiliki makna: sekarat, layu, membusuk dan mati. Yesus sebagai gandum yang jatuh ke tanah lalu mati sebelum kematian menjelang, alami kehidupan sekarat saat dibantai menjelang kematian di salib.
TUHAN yang menciptakan dan menetapkan hukum alam termasuk bagi benih biji gandum maka adalah suatu keanehan jika gandum tidak mengikuti hukum alam dalam pencapaian hasil, yaitu menghasilkan banyak buah. Bukankah TUHAN telah mengaruniakan sebuah tubuh bagi masing-masing benih maka Kristus pun sebagai benih gandum untuk tubuh rohani yang berharga dan mulia serta berdampak luas mengikuti aturan yang telah dibuat.
Adalah suatu ketentuan yang mengharuskan Kristus alami banyak penghinaan karena harus jatuh ke tanah untuk menjadi akar dan pokok yang menghidupkan dan membuat gereja-Nya hidup. Yesus harus turun dari surga hidup di bumi lalu mati dalam kehinaan disalib dan alami kematian untuk mendapatkan orang-orang besar sebagai rampasan (Yesaya 53:12). Yesus Kristus adalah benih sehingga harus terlebih dahulu mencurahkan darah-Nya agar mendapatkan orang-orang berdosa dibawa oleh-Nya untuk ditebus dan disucikan.
Yesus yang kekal harus mengalami kematian karena mengambil rupa manusia. Yesus berada di kuburan seperti benih yang ditanam di dalam tanah. Tetapi dalam benih ada kehidupan maka Kristus yang mati menjadi yang sulung karena dalam kebangkitan dari kematian Ia melepaskan tawanan-tawanan yang terikat dalam kematian. Alkitab menyatakan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. (Matius 27:52) Jiwa-jiwa sejak kebangkitan Yesus sampai akhir zaman menikmati kemenangan Kristus Sang Benih Kekal atas maut.
Benih menjadi makhluk yang hidup sehingga Bapa dan Anak dipermuliakan dan gereja alami pertumbuhan dimana Kristus menjadi kepala yang mempersatukan dan menyempurnakan. Umat-Nya pun dibawa melalui kematian-Nya mendapatkan kemuliaan-Nya dan seluruh makhluk agungkan jalan dan pekerjaan-Nya yang sempurna membawa orang yang harus alami kematian mendapatkan kehidupan dan kebangkitan.
Jika Yesus Kristus tidak taat hingga mati di kayu salib maka tidak akan berbuah sebab tuntutan korban penebus dosa yang lebih sempurna dari imamat Musa tidak ada dan manusia tetap harus menanggung dosa dan kutuk dosa. Dampak benih yang kekal alami kematian maka ada karunia Allah yaitu hidup yang kekal dalam Kristus Yesus tersedia bagi setiap orang yang percaya dan menerima-Nya dalam hidupnya. Melalui Yesus ada keselamatan dan perdamaian dengan Allah bagi setiap orang percaya.
Yesus mengajarkan bahwa orang yang mencintai dirinya akan mengupayakan memelihara nyawanya menolak untuk mati dapat berakibat kehilangan nyawanya dalam kekekalan. Mungkin kita diperhadapkan pilihan untuk kelangsungan hidup di bumi atau kehidupan kekal di surga jika aniaya karena iman diperhadapkan. Keputusan memilih hidup kekal di surga maka harus menyangkal diri dan memikul salib bahkan kehilangan nyawa sebab biji gandum harus jatuh ketanah dan mati.
Jatuh ke tanah lalu mati berarti sebagai pengikut Kristus bersedia menanggalkan kehidupan lama dan mengenakan kehidupan baru dalam Kristus sebab bukan aku lagi yang hidup melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang dalam daging adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku (Galatia 2:19b-20) Menjadi biji gandum yang jatuh ke tanah seperti Yesus adalah sosok yang menyerahkan kedaulatan hidupnya kepada tangan Yesus sehingga ajaran mengampuni bahkan mengasihi musuh dilakukan dengan kesabaran dari TUHAN sebab diperhadapkan untuk mengenakan manusia baru yang senantiasa diperbaharui oleh-Nya agar semakin serupa dengan gambaran Yesus Yang Kekal namun bersedia alami kesengsaraan, mati lalu bangkit memberikan hidup kekal dalam kerajaan-Nya di surga.
Yesus sebagai biji gandum memiliki mutu sebagai benih super yang menghasilkan gandum-gandum dapat meneruskan sifat-sifat dari induknya sehingga gandum terus ada walaupun Yesus sudah kembali dalam kemuliaan-Nya di surga. Hal ini sejalan bahwa mutu biji gandum kerkualitas benih lebih unggul dari biji gandum pada umumnya yang dipakai untuk konsumsi. Teknologi budidaya pertanian membedakan antara lain:
- Kualitas: Biji gandum yang digunakan sebagai benih harus memenuhi syarat kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan biji gandum yang digunakan untuk konsumsi. Biji gandum untuk benih harus memenuhi syarat-syarat seperti tingkat kematangan, kadar air, kadar protein, dan lain-lain.
- Kesehatan : Biji gandum yang digunakan sebagai benih harus bebas dari patogen atau mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman. Biji gandum yang digunakan untuk konsumsi harus memenuhi standar kesehatan yang ditentukan oleh pemerintah.
- Kemurnian : Biji gandum yang digunakan sebagai benih harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi. Kemurnian biji gandum diukur dengan persentase biji gandum yang benar-benar asli (bukan campuran dengan jenis biji gandum lain atau kotoran)
- Penyimpanan : Biji gandum yang digunakan sebagai benih harus disimpan dalam kondisi yang baik, sehingga dapat menjamin kualitas dan kesegaran benih yang digunakan. Sedangkan biji gandum yang digunakan untuk konsumsi dapat disimpan dalam kondisi yang lebih umum.
- Harga : Biji gandum yang digunakan sebagai benih umumnya lebih mahal dibandingkan dengan biji gandum yang digunakan untuk konsumsi. Karena kualitas yang lebih tinggi dan persyaratan yang harus dipenuhi lebih ketat.
Yesus, sang Biji Gandum adalah kebangkitan dan hidup sehingga siapa saja yang percaya kepada-Nya maka akan hidup walaupun ia sudah mati. Prinsip ini juga diperhadapkan bagi pengikutnya dalam kapasitas yang terbatas yaitu sangkal diri dan pikul salib hingga akhir kehidupan di bumi sebagai saksi Kristus dengan meninggikan nama-Nya lalu dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan bersama-Nya dalam kerajaan-Nya di surga. Jika Tuhan Yesus ditinggikan maka DIA akan menarik orang untuk datang kepada-Nya dengan demikian menghasilkan buah di bumi dan juga berdampak dalam kehidupan kekal.