Teks di atas, Paulus membagi kehidupannya menjadi tiga waktu yang berbeda, yaitu masa lampau yang ada di belakangku lalu masa kini yaitu sesuatu yang ada di hadapanku dan masa depan yaitu hadiah dari Allah berupa panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus
Manusia semuanya diperhadapkan kepada aspek masa lampau, masa kini dan masa depan. Untuk masa lampau dapat dilakukan dengan berbagai macam pendekatan, seperti:
- Pendekatan aspek sejarah, dimana pandangan terhadap masa lampau dapat mengacu pada cara sejarawan memandang peristiwa dan tokoh masa lalu.
- Pendekatan aspek filsafat, pandangan terhadap masa lampau dapat mengacu pada cara seseorang meresapi atau mengevaluasi masa lalu dalam konteks kehidupan saat ini.
- Pendekatan aspek psikologi, pandangan terhadap masa lampau dapat mengacu pada cara individu meresapi atau merenungi masa lalu mereka sendiri.
- Ingatan: Bagaimana individu mengingat peristiwa-peristiwa masa lalu dan seberapa akurat ingatan mereka.
- Nostalgia: Perasaan rindu atau kerinduan yang ditimbulkan oleh masa lalu yang dianggap sebagai lebih baik daripada masa sekarang.
- Regret: Perasaan penyesalan atas tindakan atau keputusan yang diambil di masa lalu.
- Trauma: Bagaimana individu meresapi dan mengatasi peristiwa yang menyakitkan atau membahayakan yang terjadi di masa lalu.
- Pengalaman transenden : perasaan terhubung dengan hal-hal yang melebihi diri sendiri
- Life Script: narasi dari kehidupan yang dibentuk oleh pengalaman masa lalu
- Fokus pada yang positif: Cobalah untuk mengalihkan perhatian dari hal-hal negatif dan fokus pada hal-hal positif yang terjadi di sekitar Anda.
- Bersikap terbuka: Cobalah untuk tetap terbuka terhadap perubahan dan kesempatan baru yang muncul.
- Jangan terlalu keras pada diri sendiri: Ingatlah bahwa kesalahan dan kegagalan adalah bagian dari pengalaman hidup dan membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik.
- Bersyukur : Cobalah untuk menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil dalam hidup Anda dan bersyukur atas apa yang Anda miliki.
- Prioritisasikan Kesehatan Mental : jangan sepelekan perasaan-perasaan negatif yang anda rasakan, melakukan aktivitas yang menenangkan seperti meditasi, berjalan-jalan dapat membantu anda untuk meredakan stres.
- Ingatlah tujuan Anda : ingatlah akan tujuan jangka panjang Anda dan cobalah untuk tetap fokus pada hal itu, agar anda tidak terlalu terfokus pada masalah-masalah sehari-hari
- Merencanakan: Cobalah untuk merencanakan masa depan Anda dengan membuat tujuan jangka pendek dan jangka panjang, serta menentukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
- Adaptif : Bersikap terbuka terhadap perubahan dan kesempatan baru yang muncul, jangan terlalu keras pada rencana yang sudah anda buat, jangan segan untuk menyesuaikan rencana jika situasi berubah.
- Optimis : cobalah untuk melihat masa depan dengan sudut pandang yang positif dan percayalah bahwa Anda dapat mencapai tujuan Anda.
- Fokus pada masa kini : jangan terlalu terfokus pada masa depan, sehingga lupa menikmati hidup saat ini.
- Kembali ke rencana : selalu periksa kembali rencana anda, apakah anda masih dalam jalur yang benar atau perlu di revisi.
- Prioritisasikan kesehatan mental dan fisik: pastikan bahwa Anda menjaga kesehatan mental dan fisik Anda agar dapat mengatasi masalah-masalah yang mungkin timbul di masa depan.
Saat teks ditulis kondisi Paulus sudah tua dan berada di dalam penjara karena memberitakan Injil Kristus masih memiliki semangat yang menyala menyambut masa depan yang masih tersedia dalam sisa umurnya di dunia sebab dirinya belum mencapai sempurna dalam mengiring Yesus dan masih ada tujuan dari Allah dalam dirinya yang masih harus dikerjakan sebab tidak semua keinginan TUHAN telah dikerjakan. Dalam pekerjaan misi yang dilakukan, Paulus sering dimasukkan ke dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh pukulan kurang satu pukulan. Tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali aku mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung dalam laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak-pihak bukan yahudi, bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari saudara-saudara palsu.
Paulus yang merintis banyak jemaat TUHAN dan dianggap berhasil dalam aneka misi dan pelayanannya tidak menjadikan keberhasilan masa lampau menjadikan menjadi penghambat di masa depan. Lazimnya secara umum terjadi karena, misal:
- Ketergantungan pada keberhasilan masa lalu: Jika seseorang terlalu mengandalkan keberhasilan masa lalu sebagai sumber motivasi atau rasa aman, maka dapat menjadi sulit bagi mereka untuk mendorong diri mereka keluar dari zona nyaman dan mencari kesempatan baru.
- Cemas untuk mempertahankan keberhasilan: Jika seseorang sangat merasa senang dengan keberhasilan masa lalu mereka, maka mereka mungkin akan cemas untuk tidak dapat mempertahankan atau meningkatkan prestasi tersebut di masa depan. Ini dapat menyebabkan mereka ragu-ragu untuk mengambil risiko yang diperlukan untuk mencapai tujuan baru.
- Melekat pada rutinitas: Seseorang yang telah melakukan sesuatu dengan sukses di masa lalu, mungkin akan menjadi terlalu nyaman dengan rutinitas yang mereka lakukan dan kurang inovatif dalam mencari cara untuk mencapai tujuan baru.
- Menolak perubahan : karena merasa sudah cukup sukses dengan cara lama, seseorang mungkin enggan untuk mengubah cara yang telah mereka lakukan selama ini. Padahal, perubahan merupakan hal yang mutlak untuk mencapai tujuan di masa depan.
- Overconfidence: Keberhasilan masa lalu dapat memberikan seseorang perasaan overconfidence atau terlalu percaya diri yang dapat menyebabkan mereka menganggap bahwa mereka dapat mencapai tujuan tanpa usaha yang cukup.
Paulus yang hidup sesuai dengan panggilan surga hingga masuk ke dalam penjara tetap menyatakan masa depan tetap sepenuhnya berdasarkan panggilan surgawi yaitu kehidupan yang dipimpin oleh TUHAN yang memiliki visi dan misi dalam hidup anak-anak-Nya . Hal ini dapat dilakukan jika terus tumbuh secara rohani hingga waktu yang disediakan TUHAN di bumi selesai dan kita dipanggil pulang menghadap tahta kasih karunia Allah di surga. Dalam hal ini yang menjadi dasar adalah hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Agar tetap menghasilkan buah harus tetap melekat di pokok anggur yang benar dan dengan rendah hati tetap belajar untuk terus berakar dan bertumbuh di dalam DIA.
Puncak dari masa depan dari panggilan surga adalah mahkota dari Tuhan Allah dalam kerajaan-Nya. Karena Paulus dapat melupakan masa lalu dan menatap masa depan maka ia menyatakan bahwa aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
Masa depan yang sebenarnya dalam hidup manusia adalah saat tinggal dalam keabadian setelah alami kematian. Kristus memberi panggilan kepada setiap orang untuk datang dan mempercaya-Nya lalu tinggal dalam kehendak-Nya ada ada masa depan yang indah. Yesus telah pergi menyediakan tempat bagi kita dalam kerajaan-Nya di Surga. Beriman kepada-Nya dan tetaplah berakar dan bertumbuh di dalam-Nya hingga senantiasa berbuah maka masa depan yang dijanjikan-Nya akan dianugerahkan oleh-Nya.
Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih (Matius 22:14)