Dalam teks Habakuk di atas, terdapat yang sangat kontras antara kalimat "Bangsa-Bangsa Berlelah untuk Hal Sia-Sia" (Habakuk 2:13) dan "Bumi Penuh Pengetahuan akan Kemuliaan TUHAN" (Habakuk 2:14). Hal ini memberikan petunjuk bahwa usaha manusia alami kegagalan karena menjadi sia-sia (ayat 13) dan kemenangan akhir adalah kemuliaan TUHAN (ayat 14). Hal yang diungkap dalam Habakuk di atas adalah:
- "Bangsa-Bangsa Berlelah untuk Hal Sia-Sia" sebagai bagian dari "celaka" (hukuman) atas Babel (Habakuk 2:6-20). Babel (simbol kejahatan/kesombongan manusia) membangun kekuatannya melalui:
- Penindasan (ayat 6-8).
- Kekerasan (ayat 9-11).
- Penyembahan berhala (ayat 18-19).
Tetapi hasilnya semua usaha mereka akhirnya "dimakan api" (ayat 13) → tidak abadi. Yang dialami Babel seperti Menara Babel (Kejadian 11:1-9) atau kerajaan-kerajaan dunia yang runtuh (Daniel 2:31-35).
Hal ini memiliki makna bahwa usaha manusia tanpa Allah adalah sia-sia (Mazmur 127:1-2) dan juga kejayaan duniawi bersifat sementara (1 Yohanes 2:17). - "Bumi Penuh Pengetahuan Kemuliaan TUHAN" yaitu kenyataan bahwa sementara manusia berusaha untuk kehancuran (ayat 13), Allah bekerja untuk pemulihan (ayat 14) sehingga nyata kemuliaan TUHAN ALLAH. Kemuliaan TUHAN Allah dinyatakan melalui:
- Kedaulatan-Nya atas sejarah: Allah mengalahkan kejahatan Babel (Habakuk 2:17; Yesaya 14:22-23).
- Injil yang mengubah hati: Pengetahuan akan Allah menyebar melalui karya Roh Kudus (Yohanes 16:8-11).
- Kerajaan kekal Kristus: Tidak seperti kerajaan dunia, Kerajaan Allah tidak akan binasa (Daniel 7:14).
Hal ini memiliki makna bahwa hanya kemuliaan Allah yang abadi, bukan pencapaian manusia dan juga penderitaan dan kejahatan sementara, tetapi rencana Allah pasti menang. - Terdapat pertentangan antara "usaha manusia" vs. "rencana Allah" diantaranya:
- Manusia berlelah untuk kehancuran (ayat 13) → Allah bekerja untuk pemulihan (ayat 14). Misalnya "Salib Kristus" (kegagalan di mata dunia, tetapi kemenangan Allah – 1 Korintus 1:18-25).
- Peringatan agar jangan ikut dalam "kelelahan sia-sia" dunia (1 Yohanes 2:15-17) dan juga pengharapan dengan fokus pada kemuliaan Allah yang akan menggenapi segalanya (Wahyu 21:1-5).
Bumi diliputi dan mengalami kemuliaan TUHAN karena dipenuhi pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi laut merupakan Janji TUHAN kepada Habakuk yang akan digenapi sepenuhnya ketika Yesus Kristus datang kembali untuk yang kedua kalinya. Pada saat Tuhan Yesus kembali maka:
- Wahyu 11:15 – "Kerajaan dunia menjadi kerajaan Tuhan kita."
- Yesaya 11:9 – "Tidak ada lagi yang berbuat jahat di seluruh gunung-Ku yang kudus."
Aplikasi terhadap janji kedatangan-Nya kembali yang menjadikan bumi penuh kemuliaan TUHAN antara lain:
- Tetap setia dalam pengharapan akan kedatangan Kristus (1 Korintus 15:58).
- Bekerja untuk Kerajaan Allah sambil menanti penggenapan akhir.
Bumi penuh pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN adalah karya TUHAN ALLAH yang juga melibatkan peran individu dan gereja seperti:
- Pemberitaan Injil kepada Semua Bangsa karena "Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia... maka datanglah kesudahannya." (Matius 24:14). Misi pengabaran Injil adalah cara utama kemuliaan Allah dinyatakan kepada dunia. Contoh: Rasul Paulus berkeliling memberitakan Kristus (Roma 15:19-20) dan Gereja mula-mula bersaksi meski dianiaya (Kisah 8:4).
Tindakan misi pengabaran injil dilakukan seperti keberanian membagikan iman dalam lingkup sehari-hari (1 Petrus 3:15) dan juga mendukung misi penginjilan global (Roma 10:14-15). - Hidup yang Mencerminkan Kemuliaan Allah seperti pernyataan "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16) Perbuatan kasih dan kebenaran membuat orang mengenal Allah, Contoh: Jemaat mula-mula menarik banyak orang melalui kehidupan yang berbeda (Kisah 2:47) atau Pelayanan kasih (seperti memberi makan orang miskin) memuliakan Allah (Yakobus 2:14-17).
Tindakan praktis yang mencerminkan kemuliaan TUHAN ALLAH seperti "Hidup dalam kekudusan dan integritas (1 Petrus 1:15-16) dan melayani orang lain dengan tulus (Galatia 5:13). - Pemuridan dan Pengajaran Firman yaitu "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku... dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." (Matius 28:19-20) Pengetahuan akan Allah bertumbuh melalui pengajaran yang benar, contoh: Ezra mengajar umat Israel untuk memahami Taurat (Nehemia 8:8) atau Timotius dididik oleh Paulus untuk memimpin jemaat (2 Timotius 2:2).
Tindakan pemuridan antara lain memuridkan orang lain secara pribadi/komunitas atau belajar dan mengajarkan Alkitab dengan setia (2 Timotius 3:16-17). - Doa dan Ketergantungan pada Roh Kudus sebab "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, firman TUHAN." (Zakharia 4:6) Hanya Roh Kudus yang bisa membuka hati manusia untuk mengenal kemuliaan Allah, contoh: di hari Pentakosta, Roh Kudus mengubah 3000 orang dalam sehari (Kisah 2:1-41) atau Doa jemaat mendatangkan kuasa (Kisah 4:31).
Aplikasi tindakan berdoa dan ketergantungan kepada Roh Kudus misalnya "Berdoa untuk pencurahan Roh Kudus dalam gereja dan dunia dan hidup dipimpin Roh (Galatia 5:22-25).
Kondisi bumi penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN menghadirkan dua kondisi yang berbeda di bumi yaitu sekelompok manusia / orang yang hanya sebatas memiliki pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN dan juga orang yang melangkah lebih dalam sehingga mengalami kemuliaan TUHAN. kepada mereka yang memberi respon yang berkenan kepada TUHAN terhadap pengetahuan yang dikaruniakan TUHAN akan memiliki dampak yang transformatif baik secara pribadi, komunitas, maupun dunia. Dampaknya antara lain:
- Dampak bagi Kehidupan Pribadi yaitu:
- Transformasi Rohani: Mengenal kemuliaan Allah mengubah cara pandang, nilai hidup, dan tujuan seseorang (2 Korintus 3:18). Contoh: Rasul Paulus yang berubah radikal setelah bertemu kemuliaan Kristus (Kisah 9:3-6).
- Pengharapan di Tengah Penderitaan: Pengetahuan ini memberi keyakinan bahwa Allah berdaulat atas segala keadaan (Roma 8:18; Habakuk 3:17-19).
- Kerendahan Hati: Menyadari kebesaran Allah menghancurkan kesombongan (Yesaya 6:5; Ayub 42:5-6). - Dampak bagi Komunitas (Gereja/Umat Allah) yaitu:
- Persatuan dalam Penyembahan: Kemuliaan Allah mempersatukan orang percaya dalam ibadah dan misi (Wahyu 7:9-10).
- Kekuatan untuk Bersaksi: Gereja mula-mula dipenuhi kuasa saat menyaksikan kemuliaan Kristus (Kisah 4:33).
- Koreksi terhadap Kemunafikan: Pengetahuan akan kemuliaan Allah mendorong hidup yang kudus (1 Petrus 1:15-16). - Dampak bagi Dunia yaitu:
- Penggenapan Misi Injil: Habakuk 2:14 digenapi melalui pemberitaan Injil ke seluruh dunia (Matius 24:14).
- Keadilan dan Perdamaian: Ketika manusia mengenal Allah, kejahatan akan dikalahkan (Yesaya 11:9; Mikha 4:3).
- Pemulihan Ciptaan: Kemuliaan Allah membawa restorasi atas bumi yang rusak (Roma 8:21; Wahyu 21:1-5).
Bila yang sebatas pengetahuan saja mengenai hal-hal tentang kemuliaan Tuhan tetapi tidak alami perubahan yaitu tetap melakukan kejahatan seperti yang tersirat dalam Kitab habakuk, hal ini terjadi berdasarkan Kitab Roma disebabkan karena:
- Penyerahan kepada Hawa Nafsu: Dalam Roma 1:24-28, dikatakan bahwa Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan karena mereka tidak mengakui Allah. Ini menunjukkan bahwa ketika manusia menolak untuk mengenal dan menghormati Tuhan, mereka akan terjerumus dalam perilaku yang tidak pantas.
- Pikiran yang Terkutuk: Ayat 28 menyatakan bahwa karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk. Hal ini mengindikasikan bahwa penolakan terhadap Tuhan dapat mengakibatkan kebingungan moral dan perilaku yang menyimpang.
- Kejahatan yang Meluas: Roma 1:29-31 menggambarkan berbagai bentuk kejahatan yang dilakukan manusia, seperti kelaliman, kebusukan, dan tidak mengenal belas kasihan. Meskipun mereka mengetahui hukum Allah, mereka tetap melakukannya dan bahkan setuju dengan orang lain yang melakukan hal yang sama (Roma 1:32).
- Kekayaan Kemurahan Allah: Dalam Roma 2:4, Paulus menekankan bahwa kemurahan Allah seharusnya menuntun manusia kepada pertobatan. Namun, banyak yang menganggap sepele kemurahan ini dan tetap terjebak dalam kejahatan.
- Kondisi Manusia: Roma 3:10-12 menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang benar, dan semua telah menyeleweng. Ini menunjukkan bahwa sifat dosa adalah bagian dari kondisi manusia yang jatuh.
Iblis adalah contoh dari misteri terbesar dalam teologi Kristen - mengapa Iblis (atau Lucifer), yang pernah mengalami kemuliaan Allah secara langsung, justru memilih memberontak? Apakah pengetahuan tentang gambaran kemuliaan TUHAN tidak menjadikan hidupnya penuh penghormatan kepada TUHAN? Pengetahuan tentang TUHAN tetap saja tidak berpengaruh melainkan berkeras hati hendak melawan TUHAN, mengapa hal itu terjadi?
- Pengetahuan tidak sama dengan Ketaatan. Iblis memiliki pengetahuan intelektual tentang kemuliaan Allah, tetapi tidak memiliki penyerahan hati. Yakobus 2:19 menunjukkan bahwa sekadar "percaya" Allah ada tidak cukup: "Engkau percaya bahwa hanya ada satu Allah? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar." Pengetahuan Iblis tentang Allah tidak diiringi dengan kasih atau penyembahan yang benar.
- Keangkuhan dan Keinginan untuk Menyamai Allah. Yesaya 14:12-14 (sering dikaitkan dengan kejatuhan Lucifer) menggambarkan motivasi pemberontakannya: "Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah..." Ia menginginkan kemuliaan yang hanya menjadi hak Allah. Yehezkiel 28:12-17 (metafora tentang raja Tirus yang juga merujuk pada Iblis) menyebutkan: Ia diciptakan sempurna, penuh hikmat, dan indah. Tetapi keangkuhan muncul karena kecantikannya, dan ia menginginkan penyembahan yang bukan haknya.
- Kebebasan Kehendak yang Disalahgunakan. Allah menciptakan malaikat (termasuk Lucifer) dengan kehendak bebas tetapi Iblis memilih untuk memberontak meskipun ia mengenal kebenaran. Yudas 1:6 menyebut malaikat yang "tidak taat" dan kehilangan tempat mereka.
- Penipuan Diri Sendiri dengan berusaha dapat mengalahkan Allah. 1 Yohanes 3:8 mengatakan bahwa Iblis berbuat dosa "dari mulanya" - menunjukkan pilihan yang disengaja untuk melawan Allah.
- Kontras dengan Kerendahan Hati Kristus. Filipi 2:5-8 menunjukkan bagaimana Yesus, meskipun setara dengan Allah, merendahkan diri sedangkan Iblis melakukan sebaliknya: ia yang adalah ciptaan, ingin menjadi seperti Pencipta.
Bumi penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN sebab TUHAN tidak menghendaki manusia binasa karena kurang pengetahuan tentang TUHAN seperti yang tertulis dalam Hosea 4:6. Pengetahuan tidak menyelamatkan tetapi dapat menuntun kepada pertobatan, bila pengetahuan tentang TUHAN tidak membuat bertobat tetapi bersikap seperti bangsa Israel zaman Habakuk mengeraskan hati tidak setia dan atau bangsa Babel yang didatangkan TUHAN seperti Daniel namun jika tetap tidak berubah menjadi bertobat dan taat akan akan alami hal-hal seperti yang dialami oleh Iblis, dibuang dari hadirat TUHAN.
Bumi penuh kemuliaan TUHAN seharusnya mendorong kita untuk memuliakan TUHAN bukan seperti Iblis yang justru mengejar kemuliaan bagi dirinya sendiri bahkan hendak menyamai kemuliaan TUHAN yang adalah milik TUHAN Pencipta segala sesuatu. Pengetahuan seharusnya tidak menjadikan suatu keangkuhan sebab keangkuhan atau kesombongan adalah akar kejatuhan bagi Iblis maupun manusia (Amsal 16:18).
Pada zaman akhir, TUHAN akan mendirikan kerajaan-Nya di bumi yang baru dan langit yang baru. Bumi yang ada saat ini akan lenyap sebab bumi yang telah penuh pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN memilih menolak untuk memuliakan TUHAN dengan tunduk dan taat kepada TUHAN sekalipun memiliki pengetahuan yang cukup tentang kemuliaan TUHAN. Bumi akan lenyap karena manusia memilih seperti iblis yang mengejar kemuliaan bagi dirinya bukan hidup dalam ketaatan dan kerendahan hati karena dikaruniakan mengenal dan mengetahui kemuliaan TUHAN.
Yesus akan datang kembali setelah Injil kerajaan Allah diberitakan di seluruh bumi bukan setelah seluruh bumi percaya dan bertobat mendengar berita Injil. Berita Injil telah diberitakan dan dapat dikatakan bahwa bumi telah mendengar berita Injil baik melalui internet / daring atau secara luring. Hal yang patut diperhatikan "Bukan seberapa banyak kita tahu tentang Allah, tetapi seberapa dalam kita mengasihi dan menaati-Nya." Jika memilih tidak percaya dan tidak taat maka berarti menjadi sia-sia dan hati menjadi gelap yang berakibat melakukan hal-hal kecemaran. (Roma 1:19-32)
Janji TUHAN kepada Habakuk dipenuhi. Penggenapan bumi penuh pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN terlaksana, berarti pilihan manusia hanya dua antara seperti Kristus Yesus yang taat dan rendah hati serta memuliakan Bapa Surgawi hingga mati disalibkan atau seperti Iblis yang tidak taat, sombong dan mencari kemuliaan bagi dirinya sendiri dalam mengunakan hak kebebasannya bahkan bercita-cita ingin seperti Allah Pencipta tetapi akhir hidupnya dalam lubang yang tidak terduga dalamnya di lautan api kekal. Bila kita telah memiliki pengetahuan tentang TUHAN melalui pemberitaan Injil dan dengan rela hati menerima TUHAN berdaulat dan hidup memuliakanNya sebagai Pencipta dengan percaya dan taat kepada TUHAN maka kita akan mewarisi Kerajaan Surga sehingga dapat memuliakan TUHAN selama-lamanya dalam kekekalan.
- Tulisan lainnya di werua blog:
- Kurang Pengetahuan Menjadi Binasa
- Pengangkatan Gereja
- Kebenaran Yang Memerdekakan
- Kebenaran Dan Ilusi Pengetahuan
- Ilmu Pengetahuan Dan Mujizat Yesus Kristus
- Alkitab Menjawab Filsafat Keberadaan Manusia
- Hikmat Dalam Amsal Salomo
- Pandangan Akal Manusia Dalam Kristen
- Pemikiran Terhadap Free Thinker
- Karunia Keterbatasan Suatu Kebaikan