Filsafat pada umumnya yang dikenal manusia antara lain :
- Plato : Pengetahuan tentang segala yang ada.
- Aristoteles : Ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.
- Harry Hamersma : Pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan.
- Keheranan memiliki subjek.
- Keheranan memiliki Objek.
Socrates yang menyatakan bahwa “yang saya ketahui adalah saya tidak tahu apa-apa” Pandangan ini menjadi dasar berfilsafat akibat kesadaran bahwa dirinya itu sangat kecil dan lemah bila dibandingkan dengan alam semesta sekelilingnya (bdk. Mazm 8:5-6)
Manusia dalam Pandangan Filsafat dan Alkitab.
Salah satu studi filsafat tentang manusia, Plato adalah filsuf yang memberi perhatian besar terhadap manusia. Manusia di terdiri atas tubuh dan jiwa dengan tekanan kepada jiwa. Plato mengajarkan jiwa adalah sesuatu yang adikodrati, yang berasal dari dunia idea dan oleh karenanya bersifat kekal, tidak mati. Kelak setelah orang mati maka jiwanya akan menikmati kebahagiaan melihat idea-idea itu yang sebelumnya dipenjarakan. Plato membagi jiwa dalam dua alam :
- Alam cita : Kehidupan akal di dalam diri manusia.
- Alam keindraan yang lebih rendah: Kehidupan keindraan manusia. Karena jiwa itu terikat pada badan, ia dapat mengenal benda yang berubah melalui panca indra: Ia dapat melihat, mendengar dsb.
- Kemauan, yang tunduk pada akal.
- Hasrat yang bertentangan dengan akal.
- Akal, tempat dalam kepala.
- Kemauan, bertempat dalam dada.
- Nafsu, bertempat dalam perut.
- Metaphysics dengan pertanyaan dasar apakah real sesuai dengan realita?
- Epistemology dengan pertanyaan dasar apakah benar?
- Axiology yang mempertanyakan apakah bernilai? Dengan dua turunan utama dari axiology adalah masalah etik/ ethics dan aesthetics/estetika
- Upaya, proses, metode dan dambaan terus menerus mencari kebenaran hakiki.
- Upaya memahami ide-ide atau konsepsi pengetahuan.
- Penelitian kodrati yang mendalam.
- Pengetahuan yang dijiwai oleh pertanyaan terus menerus dengan harapan menemukan makna.
- Pandangan yang metodis, sistematis dan koheren yang merupakan akar dari pandangan-pandangan atau sikap sikap praktis
- Keseluruhan pengetahuan yang sasarannya luas, menyeluruh, total dan konperensif.
Manusia dengan filsafat yang dikembangkan untuk mengenal dirinya sendiri gagal memahami karena itu Firman menjadi berdaging dan menyampaikan kebenaran sejati kepada manusia agar manusia mengenal kebenaran termasuk di dalamnya kebenaran tentang dirinya sendiri, yakni kebenaran tentang manusia.
Masalah Metafisika / Metaphysics tentang manusia antara lain:
- Manusia diciptakan untuk memuliakan Tuhan
- Yesaya 43:7"Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi, semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku, yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang Kujadikan!"
- Efesus 1:11-12"Aku katakan 'di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan -- kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak- Nya -- supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya."
- Wahyu 4:11"Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendakMu semuanya itu ada dan diciptakan."
- 1 Korintus 10:31"Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah."
- Manusia diciptakan untuk menikmati persekutuan dengan Tuhan
- Mazmur 27:4"Satu hal yang kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini; diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati Bait-Nya."
- 1 Korintus 1:9"Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia."
- 2 Korintus 13:13"Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kami sekalian."
- Manusia diciptakan untuk melakukan kehendak-Nya
- Yohanes 14:21"Barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh BapaKu dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diriKu kepadanya."
- 1 Tesalonika 2:12"dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya."
- Wahyu 2:26"Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaanKu sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa- bangsa.
- Manusia itu terbatas dan berpribadi. ~ Tuhan menciptakan manusia dengan kehendak bebasnya.
- Manusia mulia tetapi jahat. ~ Tuhan menciptakan dengan amat sangat baik tetapi dosa telah merusak menjadi jahat. Melalui pemulihan oleh Yesus kristus semuanya menjadi ciptaan baru dan tinggal di suatu hari kelak dalam kerajaan sorga yang Maha Kudus. Dia telah memulihkannya di salib yang memperdamaikan segala sesuatu dengan Allah yang baik dan sempurna.
- Tidak ada logika, yaitu jawaban yang masuk akal, segala sesuatu dianggap chaotic, irrasional dan absurb namun dalam dunia ini teratur mengikuti hukum hukum yang teratur misalnya hukum alam. Dalam pikiran kacau dianggap tidak mungkin ada komunikasi padahal selalu ada komunikasi.
- Ada jawaban logis, masuk akal dan dapat dipertahankan serta dikomunikasikan, misal:
- Sartre, sesuatu itu ada karena sesuatu itu tidak ada. Jawab ini tidak logis sebab tidak ada yang tidak ada itu, segala sesuatu mulai dari yang ada.
- Adanya sesuatu itu dimulai dari yang impersonal (tidak pribadi). Kalau ini diterima berarti ada reduksionisme. Manusia dianggap sebagai sesuatu yang bagian yang sama dengan bagian bagian yang lain, manusia itu impersonal, waktu dan kesempatan. Bila pernyataan bahwa sesuatu dimulai yang impersonal adalah paham pantheisme maka panteisme hanyalah konotasi sebab lebih cocok disebut everythingisme. Pan everythingisme memberi jawab keesaan tetapi tidak menjawab keragaman dan kebebasan serta moral. Panteisme tidak memberi jawab terhadap kepribadian dan kemanusiaan.
- Anggapan bahwa segala sesuatu dimulai dengan adanya sesuatu yang pribadi. Kekeristenan mulai dari presuppososi dimulai denan adanya ALLAH yang maha pribadi dan tidak terbatas yang membuat manusia sesuai dengan gambar dan rupa-Nya. Dialah yang membuat manusia mampu berhubungan secara horizontal. Dialah Allah yang tidak terbatas dalam Trinitas yang dapat berkomunikasi. Oleh karena dimulai dengan demikian maka haruslah Allah yang Mahapribadi dan Allah yang Esa dan tritungal, artinya dalam Allah terdapat keesaan dan keanekaragaman. Allah yang menjadikan kita sebagai pribadi adalah Allah yang Mahapribadi, tidak terbatas. Dalam diriNya ada keesaan dan kejamakan. Karena Ia sendiri Mahapribadi yang tidak terbatas adalah dasar filasafat Kristen adalah He is There. He really exists. Allah itu tidak terbatas sedangkan manusia terbatas. Allah Maha Pribadi manusia berpribadi. Manusia diciptakan menurut peta Allah.
i. Saling mengasihi sebelum dunia ini ada. ii. Saling berkomunikasi sebelum dunia ini ada. Persoalan epistemologi berdasarkan Allah Trinitas itu berakal-budi, sehingga kita dapat mengerti kebenaran alam semesta dengan akal budi yang menghasilkan:
- Adanya Allah yang Mahapribadi tidak terbatas yang menjadikan manusia.
- Manusia adalah ciptaan Allah, dan hidup dalam semesta ini.
- Alkitab yang Allah berikan kepada manusia, menceritakan tentag alam semesta ini, dan pernyataan diri sendiri kepada kita. Dengan demikian kita tidak perlu heran adanya kesatuan diantaranya.
- Kita dapat menjelaskan bahwa memang manusia kejam, tanpa percaya bahwa Allah itu jahat.
- Kita dapat mengharapkan sesuatu pemecahan terhadap masalah moralitas yang tidak menyangkut ‘kemanusiaan’ manusia (intrinsik). Jika kekejaman manusia itu hakiki, maka tidak ada harapan lagi untuk memecahkan masalahnya, tetapi jika kekejaman merupakan unsur abnormal memang ada harapan. Dalam hal inilah kematian Yesus sebagai penganti dan pendamai tidak lagi menjadi konsep yang tidak dapat dimengerti.
- Dengan dasar inilah ada alasan bagi kita untuk melawan kejahatan dan ketidakadilan sosial dengan tetap berbuat baik tanpa harus marah kepada ALLAH atau marah kepada hal yang normal.
- Kita memiliki moral yang nyata dan mutlak sebab ada Allah yang pribadi dan tidak terhingga, yang tanpa noda kejahatan, pekerti-Nya adalah dasar moral mutlak di alam raya.
Kebijaksanaan dalam penciptaan alam semesta tidaklah berkurang akibat kemajuan teknologi, justru teknologi makin menceritakan bahwa manusia hanya dapat menghasilkan produk teknologi yang baik dan bermutu bila turut mengaplikasikan kebijaksanaan Tuhan dalam penciptaan dalam bekarya menerapkan rekayasa teknologi saat ini. Kebajikan dan kebijaksanaan-Nya membuat manusia dapat menikmati kehidupan yang lebih baik