-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Melahirkan dan memperoleh Anak Dalam Tradisi Yahudi dan Tips Masa Kini.

Minggu, 08 April 2018 | April 08, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-08T20:09:55Z
Kejadian 1:28 >> Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Dalam tradisi kuno Yahudi dikatakan "Apabila seseorang tidak beranakcucu, itu seolah-olah ia menumpahkan darah atau merendahkan gambar Allah." sebab perintah Allah dalam Kej. 1:28 dipandang sebagai suatu hak istimewa dan berkat yang besar sebagai umat pilihan Allah sehingga Abraham sekalipun usia lanjut dan mandul mendapatkan keturunan.

Melahirkan yang didahului peristiwa hamil atau pembuahan sel telur oleh sperma sesuatu yang istimewa sehingga Yesaya kepada Raja Ahas, menyatakan sebuah nubuat yang sangat penting yang dikaitkan peristiwa melahirkan namun tanpa keinginan laki-laki termasuk sperma dari pria. "Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel" (Yes. 7:14). Kemudian ada pemberitahuan yang paling ajaib dari semuanya yang disampaikan kepada Perawan Maria, "Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus" (Luk. 1:31). Menjadi peristiwa besar dalam sejarah, sel telur karena TUHAN berkehendak hadirkan keturunan Anak sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.

Keluarga Yahudi menginginkan anak. Anak-anak dianggap sebagai tujuan utama pernikahan. Suami istri itu ingin diingat; hal ini terjamin hanya melalui keturunan mereka. Meninggal dunia tanpa mempunyai keturunan mungkin akan memusnahkan seluruh keluarga itu, mereka akan dilupakan selama-lamanya. Di II Samuel 14:4-7 kita membaca tentang seorang janda dengan dua anak laki-laki. Anak-anak itu bercekcok dengan sengit dan seorang terbunuh oleh saudaranya. Anak laki-laki yang bersalah itu dihukum karena kejahatannya, para kerabatnya mendesak agar dia dihukum mati. Tetapi ibunya memohon agar nyawanya diselamatkan. Ia memohon di depan raja, "Mereka hendak memusnahkan keturunanku yang masih tersisa itu dengan tidak meninggalkan nama atau keturunan bagi suamiku di muka bumi" (II Sam. 14:7). Bahkan dewasa ini banyak orang di Timur Dekat menganggap hidup ini tidak wajar tanpa anak.

Mengigat dalam tradisi pentingnya kehadiran anak dalam pernikahan, maka sebelum menikah telah membicarakan anak-anak yang nanti akan dilahirkan dalam sebuah pernikahan. Alkitab mencatat dari prosesi pernikahan Ribka, maka Keluarga mempelai perempuan berkumpul untuk mengucapkan berkat ke atas mempelai perempuan, serta menyatakan harapan mereka agar ia dikaruniai banyak anak.Kej. 24:60 Setelah Ribka memutuskan memilih bersedia menjadi isteri Ishak, dan melakukan perjalanan ke Kanaan, sebelumnya ada proses pelepasan masa perawan menjadi seorang isteri maka keluarganya berkumpul di sekelilingnya untuk mengucapkan berkat di atasnya, yaitu "Saudara kami, moga-moga engkau menjadi beribu-ribu laksa, dan moga-moga keturunanmu menduduki kota-kota musuhnya." Berkat yang serupa diberikan kepada Rut sebelum pernikahannya dengan Boas (Rut 4:11-12).

Keluarga Yahudi berharap bahwa setiap anak yang lahir akan menjadi anak laki-laki, tetapi dengan senang hati mereka menerima anak laki-laki atau anak perempuan. Pasangan suami istri Yahudi mengetahui bahwa anak-anak adalah karunia Allah kepada suami istri itu, "milik pusaka daripada Tuhan" (Mzm. 127:3). Seperti yang dikatakan oleh Pemazmur, itulah Tuhan, Allah kita, "yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi; ... Ia mendudukkan perempuan yang mandul di rumah sebagai ibu anak-anak, penuh sukacita" (Mzm. 113:5-6, 9). Alkitab memakai banyak kiasan yang menarik untuk menggambarkan sebuah keluarga. Sang ibu adalah seperti "pohon anggur yang subur" (Mzm. 128:3). Anak-anak adalah seperti tunas pohon zaitun sekeliling induk pohon (Mzm. 128:3). Anak-anak laki-laki adalah seperti anak panah di tangan pahlawan (Mzm. 127:4). Kisah Rahel dan Lea (istri-istri Yakub) melukiskan betapa pentingnya bagi seorang wanita untuk melahirkan anak laki-laki untuk suaminya (Kej. 30:1-24).

Banyak suami istri Israel tidak dapat melahirkan anak. Kemajuan pengetahuan medis dan kedokteran menyebabkan kita tahu bahwa suami istri tidak dapat melahirkan anak dapat disebabkan masalah antara lain: kemandulan suami atau istri, masalah psikologis, masalah penyakit lain, virus, ketidak normalan organ tubuh tertentu yang menghambat pertemuan sprema dan sel telur. Dalam tradisi kuno, zaman Alkitab menyalahkan hanya istri untuk masalah ini. (Sebagai kekecualian lihat Ul. 7:14). Seruan Rahel, "Berikanlah kepadaku anak; kalau tidak, aku akan mati" (Kej. 30:1), mengungkap perasaan setiap mempelai perempuan. Dan sudah pasti banyak suami yang risau menyetujui jawaban Yakub, "Akulah pengganti Allah, yang telah menghalangi engkau mengandung?" (Kej. 30:2).

Betapapun, kemandulan bukanlah sekadar suatu masalah fisik atau sosial. Berbagai arti yang dalam secara rohani juga dikaitkan dengan masalah ini. Musa memberikan janji berkat keturunan kepada umat Allah bahwa apabila mereka menaati Tuhan, berkat akan menyusul, "Engkau akan diberkati lebih daripada segala bangsa: tidak akan ada laki-laki atau perempuan yang mandul di antaramu, ataupun di antara hewanmu" (Ul. 7:14). Maka kemandulan dianggap sebagai akibat dari ketidaktaatan kepada Allah yang seharusnya ketidak mandulan adalah karya TUHAN yakni mujizat menyertai umat pilihan-Nya bukan sebatas ketidaktaatan.

Gagasan ini terlihat sepanjang sejarah Israel. Misalnya, Abraham secara berulang terus terang menyatakan kepada Firaun dan Abimelekh bahwa Sara adalah saudara perempuannya. Akan tetapi, Allah menyatakan kepada Firaun dan Abimelekh dalam sebuah mimpi bahwa Sara sudah menikah. Ketika raja mengembalikan Sara kepada suaminya, Abraham memohon kepada Allah untuk mengaruniai anak-anak kepadanya sebagai ganjaran. "Sebab tadinya Tuhan telah menutup kandungan setiap perempuan di istana Abimelekh karena Sara, istri Abraham itu" (Kej. 20:18) sedangkan untuk Firaun adalah tulah (kej 12:17) Bagian Alkitab ini menggambarkan kemandulan yang hanya bertahan selama waktu yang singkat. Akan tetapi, keadaan ini bisa bersifat permanen (bdg. Im. 20:20-21). Akan tetapi, entah itu bersifat sementara atau permanen, kemandulan dianggap sebagai kutukan Allah.

Wanita yang menikah tidak dapat beranak maka secara spiritual ia bingung, secara sosial ia malu, dan secara psikologis ia tertekan. Ia telah menikah dengan seorang suami yang ingin mempunyai anak untuk menjamin kesinambungan garis keluarganya. Suami itu mungkin terus mencintai dia, tetapi ia tidak merasa terhibur olehnya (bdg. I Sam. 1:6-8). Sebenarnya itu suatu rahmat besar karena suami yang merasa sebab dapat menjadikan hidupnya tak tertahankan.

Suami istri yang mandul menghabiskan banyak waktu untuk memeriksa kegagalan mereka pada masa lalu untuk melihat apakah ada dosa yang tidak diakui. Melalui air matanya sang istri bertobat dari semua dosa yang diketahuinya. Kemudian sang suami mempersembahkan korban yang patut untuk menutup dosa yang diperbuatnya "tidak dengan sengaja" (bdg. Im. 4:2). Kemandulan menjadi pokok utama dari doa-doa suami istri ini. Perhatikan bagaimana Ishak memohon kepada Tuhan untuk membiarkan istrinya mengandung (Kej. 25:21). Hana menangis tersedu-sedu di depan Tuhan dan berjanji jikalau Tuhan mengaruniai seorang anak laki-laki kepadanya, ia akan menyerahkan dia untuk melayani Tuhan (I Sam. 1:11)

Ketika dosa dikesampingkan sebagai penyebab masalah itu, maka yang dilakukan antara lain :
  • Obat, istri mengunakan bermacam-macam obat seperti obat pekasih atau minuman pembangkit cinta berahi yang ternyata telah membantu mereka. Salah satu makanan seperti itu disebut di Alkitab: Rahel meminta "buah dudaim" dari Lea, saudaranya (Kej. 30:14-16). Orang percaya bahwa tanaman dudaim dapat menghasilkan kesuburan; sering kali buahnya dipakai sebagai pemikat kasih.
  • Mengubah makanan mereka. Buah apel dan ikan dianggap dapat menjadikan orang kuat secara seksual hingga mendapat anak.
Minta pertolongan kepada dewi kesuburan. Penggalian arkeologi belakangan ini menemukan banyak arca kesuburan dari tanah liat. Arca-arca tersebut seharusnya membantu seorang wanita menjadi hamil oleh "daya sihir yang responsif." Tiap patung itu dibentuk untuk kelihatan seperti wanita hamil. Pada waktu wanita yang mandul itu memegang-megangnya dan menyimpannya di dekatnya, ia berharap akan menjadi seperti patung perempuan yang hamil itu. Hal itu sejajar dengan, antara lain: (Yer. 44:17-19; bdg. Yer. 7:18). "Ratu" yang disebut dalam ayat-ayat ini mungkin Asytoret (Astarte), dewi asmara, kehamilan, dan kesuburan yang merupakan kekejian dimata TUHAN.
Mengawani wanita lain, dapat seorang isteri lain atau memakai seorang budak perempuan untuk melahirkan anak-anak dengan namanya. Ini sebabnya Sara memberi hambanya Hagar kepada Abraham (Kej. 16:2) dan Rahel meminta suaminya, Yakub, mempunyai anak dengan budak perempuannya, Bilha (Kej. 30:3).

Adopsi, cara praktis atasi kemandulan seorang istri. Suami istri yang tidak mempunyai anak dapat mengangkat seorang bayi ataupun seorang dewasa sebagai anak mereka sendiri. Eliezer dari Damsyik adalah seorang laki-laki dewasa, tetapi Abraham memberi tahu Allah bahwa ia akan menjadi ahli warisnya (Kej. 15:2). Anak Bilha dilahirkan, ia diletakkan dalam pangkuan Rahel. Perbuatan ini adalah bagian inti dari upacara adopsi. Bayi itu diadopsi oleh Rahel sebagai bayinya sendiri (bdg. Kej. 30:3). Acuan-acuan lain kepada adopsi terjadi di lingkungan negara asing: puteri Firaun mengadopsi Musa (Kel. 2: 10 - Mesir) dan Mordekhai mengadopsi Ester (Est. 2:7, 15 - Persia).

Wanita hamil setelah menunggu selama bertahun-tahun, dianggap adalah wanita yang paling bahagia seperti kisah Elisabet yang melahirkan Yohanes Pembaptis. "Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia" (Luk. 1:58). Ketika akhirnya Rahel mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, ia berseru, "Allah telah menghapuskan aibku" (Kej. 30:23). Karena berharap bahwa anak ini tidak akan menjadi anak tunggal, ia menamai dia Yusuf yang berarti "Ia menambah," sambil berkata, "Mudah-mudahan Tuhan menambah seorang anak laki-laki lagi bagiku" (Kej. 30:24).

Lalu bagaimanakah pandangan pengetahuan modern untuk menjadi hamil dan melahirkan anak? Tip itu diantaranya adalah :
  • Dengarkan musik yang Anda sukai, membaca buku, atau berjalan-jalan dengan santai usahakan agar rileks semaksimal mungkin.
  • Melakukan hal-hal yang positif sehingga pikiran Anda selalu positif
  • Jangan emosi, sedih, marah dll atau merasa tertekan karena tuntutan keluarga agar Anda cepat hamil
  • Kehamilan dan gizi adalah 2 faktor yang tidak dapat dipisahkan. Perhatikan asupan gizi seperti zat besi.
Sebagai umat Allah, kaum beriman tentu saja kita harus memohon kepada TUHAN agar dikaruniakan keturunan.
Dalam masa hamil harus menjaga diri agar tidak mengalami keguguran. Beberapa catatan Alkitab antara lain :
  • Karena baru saja kehilangan keluarga, kesehatan, dan harta miliknya, Ayub menginginkan menjadi "seperti anak gugur yang disembunyikan, seperti bayi yang tidak melihat terang" (Ay. 3:16). Dengan rasa getir Nabi Yeremia berkata bahwa akan lebih baik seandainya ia telah mati dalam kandungan ibunya dan tidak pernah dilahirkan (Yer. 20:17-18).
  • Kaum wanita pada zaman Alkitab tidak akan menggunakan istilah-istilah pengobatan modern untuk menggambarkan keguguran. Mereka akan berusaha menjelaskan keguguran dengan memakai kata-kata lain. Mungkin mereka akan menyusut masalah itu kepada makanan yang telah dimakan atau sesuatu yang telah diminum. Misalnya, pada masa Nabi Elisa, kaum wanita di Yerikho yakin bahwa air dari sebuah mata air di dekat kota itu telah menyebabkan mereka keguguran (II Raj. 2:19-20).
Dengan kemajuan pengetahuan maka kita mengerti keguguran dapat disebabkan banyak penyebab, antara lain:
  • Kelainan janin, Kelainan kromoson.
  • Kelainan sistem hormonal pada ibu, kelainan pada rahim
  • Ada virus tertentu dalam tubuh ibu.
  • Gaya hidup yang keliru, rokok, minuman keras.
  • Usia calon ibu, adanya riwayat penyakit kronis tertentu,
  • Masalah genetika dan kegemukan
  • Masalah yang disebabkan konsumsi obat yang merusak janin/kandungan, racun di sekeliling anda, seperti polusi bahan kimia.
Jika tujuan pernikahan adalah memiliki keturunanan maka alangkah baiknya sebelum melangsungkan pernikahan melakukan tes kesehatan pranikah di poliklinik agar dapat mengurangi resiko perceraian karena tidak memiliki keturunan.
Tuhan kiranya memberkati keluarga Anda dengan hadirnya sosok anak idaman.
×
Berita Terbaru Update