Janganlah terikat dengan orang-orang yang tidak percaya pada Yesus. Karena orang yang hidupnya benar tidak bisa bekerjasama dengan orang yang hidupnya tidak benar. Sama seperti kuasa gelap tidak bisa bersatu dengan kuasa terang. 2 Korintus 6:14 - TSI
Terikat dalam pengertian 2 Korintus 6:14 berasal dari kata ἑτεροζυγοῦντες yang kata dasarnya adalah ἑτεροζυγέω dengan pengertian berbagai jenis orang bergabung bersama tetapi tidak seimbang ; karenanya "tidak seimbang" (tidak tepat jika digabungkan). heterozygéō ("tidak cocok") digunakan secara kiasan bagi orang Kristen yang salah berkomitmen pada pasangan yang memiliki nilai-nilai yang sangat berbeda ( prioritas ), yaitu yang bertentangan dengan iman ( kerajaan Allah ). Terikat disini menggambarkan dua hewan penarik dengan kekuatan, ukuran, atau temperamen berbeda yang dipaksa menarik bajak yang sama karena terikat dipasangkan kuk secara bersamaan. Ketidakcocokan ini menciptakan ketegangan, inefisiensi, dan pada akhirnya merugikan kedua hewan tersebut dan ladang yang mereka garap.
Dalam Perjanjian Lama di Ulangan 22:10 melarang membajak dengan lembu dan keledai secara bersamaan. Hukum Taurat juga melarang mencampur benih ( Imamat 19:19 ), kain ( Ulangan 22:11 ), dan bahkan spesies hewan yang berbeda ( Imamat 19:19 ). Ketetapan-ketetapan ini mengajarkan Israel untuk memelihara perbedaan-perbedaan yang ditetapkan oleh Allah dan berfungsi sebagai perumpamaan konkret tentang kekudusan. Ezra 9:1-2 dan Nehemia 13:23-27 mencatat bencana rohani yang mengikuti perkawinan campur Israel dengan bangsa-bangsa di sekitarnya, yang mengarah pada penyembahan berhala dan kelemahan nasional. Gambaran tentang kuk juga digunakan secara negatif ketika Israel mengikatkan diri kepada berhala-berhala asing ( Yeremia 2:20 ) dan secara positif ketika tunduk kepada Tuhan ( Ratapan 3:27 ).Kuk yang membuat ada beban yang mengikat dengan orang yang tidak percaya terjadi disebabkan:
• Pernikahan: Kuk utama dan seumur hidup. Paulus berasumsi bahwa orang percaya bebas menikah “hanya di dalam Tuhan” ( 1 Korintus 7:39 ).
• Kemitraan bisnis: Kontrak yang mengikat hati nurani dan sumber daya dengan perusahaan yang dikendalikan oleh orang yang tidak percaya mengundang benturan etika dan rohani.
• Aliansi pelayanan: Mimbar bersama, ibadah bersama, atau usaha misi dengan mereka yang menyangkal kebenaran inti Injil berisiko mendukung kesalahan dan membingungkan jemaat (2 Yohanes 10-11 ).
• Persahabatan: Sementara orang percaya harus melibatkan tetangga yang tidak percaya, ikatan intim yang membentuk pandangan dunia membutuhkan kesatuan rohani ( Amsal 13:20 ).
Paulus memandang adanya kuk yang mengikat orang percaya di jemaat Korintus sehingga turut bersama-sama hidup dengan orang yang tidak percaya. Di Korintus pada abad pertama dipenuhi dengan serikat-serikat yang mengabdikan diri kepada dewa-dewa pelindung. Keanggotaan sering kali mencakup perjamuan ritual di kuil-kuil berhala ( 1 Korintus 10:19-22 ). Orang-orang yang bertobat berisiko mengalami kerugian sosial dan ekonomi jika mereka mengundurkan diri, tetapi Paulus menegaskan bahwa kesetiaan kepada Kristus lebih penting daripada kenyamanan budaya. Sepanjang sejarah gereja, dari keterlibatan politik Konstantinus hingga gerakan ekumenis modern, doktrin kuk yang tidak setara telah melindungi gereja dari sinkretisme dan kendali negara.
Ayat di atas bersentuhan dengan konsep teologi pemisahan dan teologi persekutuan selain kenyataan bahwa Kitab Suci menyeimbangkan dua panggilan antara panggilan bersaksi bagi yang terhilang ( Matius 28:19 ) dan panggilan kemurnian ibadah ( 1 Petrus 1:15 ). Pasangan yang tidak setara atau tidak seimbang tetapi terikat secara hukum melewati batas ketika asosiasi menjadi persatuan—ketika orang percaya dan orang yang tidak percaya diikat untuk tujuan yang sama di bawah kewajiban bersama. Aliansi semacam itu mengancam untuk merusak doktrin ( Galatia 1:6-9 ), mengkompromikan moral ( 1 Korintus 15:33 ), dan memadamkan kuasa rohani ( Yosua 7:1-12 ). Namun, pemisahan tidak pernah berarti isolasi; orang percaya tetap menjadi terang di dunia ( Filipi 2:15 ) sementara menolak persekutuan dengan kegelapan ( Efesus 5:11 ).
Bila antara orang percaya dan yang tidak percaya memiliki kuk yang sama sehingga memiliki tujuan dan kewajiban yang sama dalam suatu ikatan maka dalam rangka pencapaian tujuan dan menjalankan kewajiban dapat menyebabkan konflik dan kompromi dalam iman Kristen. Oleh karena itu, orang Kristen disarankan untuk memilih pasangan hidup atau mitra bisnis yang memiliki iman yang sama.
Alat bantu dalam mempertimbangkan jika hendak mengikatkan diri antara orang percaya dengan orang tidak percaya dalam ikatan pernikahan dan atau mitra bisnis misalnya dengan mengajukan sejumlah pertanyaan untuk bahan perenungan, yaitu:
1. Apakah aliansi yang diusulkan ini mengharuskan saya untuk menekan atau mengencerkan kebenaran Alkitab?
2. Apakah ini akan menempatkan saya di bawah otoritas yang menolak ketuhanan Kitab Suci?
3. Dapatkah saya memuliakan Kristus sepenuhnya dan secara terbuka di bawah kuk ini?
4. Apakah kemitraan ini memajukan atau menghalangi kesaksian saya kepada mereka yang terlibat?
Ada peringatan dan janji dalam memilih suatu ikatan kemitraan yang sah secara hukum dihadapan TUHAN. Kekeliruan dalam memilih suatu ikatan dalam menjalani hidup dapat berdampak terhadap kegiatan ibadah yang tercemar ( Keluaran 32:1-6 ), kekeringan rohani ( Mazmur 106:35-36 ) dan disiplin ilahi ( Hakim-hakim 2:2-3 ). Bila ikatan itu selaras dengan prinsip Kerajaan Allah terdapat janji-janji TUHAN Allah seperti kehadiran Allah yang tinggal di antara umat yang terpisah ( 2 Korintus 6:16 ), pemeliharaan kebapakan (“Aku akan menjadi Bapamu,” 2 Korintus 6:18 ), dan penyempurnaan kekudusan dalam takut akan Allah ( 2 Korintus 7:1 ).
Sekalipun ayat di atas tidak secara eksplisit melarang pergaulan dengan orang tak percaya, namun ia mengingatkan orang Kristen untuk menjaga diri dari pengaruh negatif yang dapat merusak iman mereka. Orang Kristen dipanggil untuk hidup dalam terang dan tidak terlibat dalam praktik-praktik yang bertentangan dengan ajaran Kristen. Pergaulan yang bersifat persahabatan yang erat dianggap berpengaruh negatif terhadap orang percaya antara lain:
- Pergaulan dengan orang yang mengajarkan paham sesat atau doktrin yang bertentangan dengan ajaran Kristen dapat mempengaruhi iman seseorang. Misalnya bergaul dengan orang yang mengajarkan ajaran-ajaran yang menyimpang dari Alkitab, seperti ajaran-ajaran yang menyangkal kebangkitan Yesus, keilahian Yesus, atau ajaran-ajaran yang bertentangan dengan moral Kristen. Pengaruhnya dapat menyebabkan keraguan dalam iman, kebingungan, dan bahkan kehilangan keyakinan.
- Pergaulan dengan orang yang terbiasa melakukan dosa seperti kecanduan alkohol, narkoba, perilaku seksual yang tidak sesuai dengan ajaran Kristen, atau perilaku kekerasan. Misalnya bergaul dengan orang yang sering terlibat dalam pesta pora, penggunaan narkoba, atau perilaku seksual yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Kristen. Pengaruhnya dapat menyebabkan orang percaya terpengaruh untuk melakukan dosa yang sama, atau setidaknya menjadi lebih toleran terhadap perilaku tersebut.
- Pergaulan dengan orang yang memiliki nilai moral rendah, seperti sering berbohong, mencuri, atau tidak menghormati orang lain. Misalnya bergaul dengan orang yang sering berbohong untuk keuntungan pribadi, atau orang yang tidak menghormati hak orang lain. Pengaruhnya dapat menyebabkan orang percaya menjadi lebih materialistis, tidak menghormati orang lain, atau menjadi lebih egois.
- Pergaulan dengan orang yang mengajarkan nilai-nilai dunia seperti materialisme, kesuksesan yang diukur dengan harta dan kedudukan, atau nilai-nilai yang mengutamakan kesenangan duniawi. Misalnya bergaul dengan orang yang sangat materialistis, atau orang yang menganggap kesuksesan hanya ditentukan oleh harta dan kedudukan. Pengaruhnya dapat menyebabkan orang percaya menjadi lebih fokus pada dunia daripada pada Allah, dan dapat mengurangi komitmen mereka terhadap iman Kristen.
- Pergaulan dengan orang yang sering menghina atau mengkritik iman Kristen, atau orang yang tidak menghormati kepercayaan orang lain. Misalnya bergaul dengan orang yang sering mengolok-olok Alkitab atau menghina Yesus. Pengaruhnya dapat menyebabkan orang percaya merasa terintimidasi atau ragu dengan iman mereka, dan dapat mengurangi keberanian mereka untuk bersaksi tentang iman mereka.
- Pergaulan dengan orang yang egois dan tidak peduli dengan kebutuhan orang lain, atau orang yang hanya fokus pada kepentingan pribadi. Misalnya bergaul dengan orang yang tidak pernah membantu orang lain, atau orang yang hanya fokus pada kepentingan pribadi mereka sendiri. Pengaruhnya dapat menyebabkan orang percaya menjadi lebih egois dan kurang peduli dengan kebutuhan orang lain, yang bertentangan dengan ajaran Kristen tentang kasih dan pelayanan.
- Pergaulan dengan orang yang mengajarkan paham anti-Kristen atau yang menentang ajaran Kristen secara terbuka. Misalnya bergaul dengan orang yang aktif dalam gerakan anti-Kristen atau yang menentang ajaran Kristen. Pengaruhnya dapat menyebabkan orang percaya terpengaruh oleh paham tersebut, atau menjadi lebih ragu dengan iman mereka.
Bila dalam bergaul saja yang bersifat persahabatan pun dapat memungkinkan merusak nilai-nilai Kristen terlebih-lebih jika karena suatu hal memiliki keterikatan yang erat dan secara hukum menjadi suatu kesatuan baik karena pernikahan dan kegiatan bisnis dan hal-hal lainnya. Orang Kristen dipanggil untuk hidup dalam terang dan menjaga diri dari pengaruh negatif. Bila memiliki keyakinan bahwa iman yang ada dalam diri kita kuat dan teruji tetap harus berhati-hati sebab ikatan kuk akan memiliki pengaruh yang signifikan bagi mitra pasangan atau suatu team work. Perlu petunjuk TUHAN atau setidak-tidaknya doa agar Allah memberikan petunjuk dalam setiap pergaulan terlebih-lebih suatu ikatan yang dijalani.
Bila terlanjur ada ikatan berupa kuk yang harus dijalani bersama dengan orang yang tidak seimbang misalnya berbeda keyakinan maka perlu usaha agar iman tetap kuat dalam situasi yang penuh dengan pengaruh negatif. Langkah yang disarankan antara lain:
- Membaca dan mengkaji Alkitab secara teratur dapat membantu Anda memperkuat iman dan memperjelas nilai-nilai Kristen. Buatlah waktu khusus setiap hari untuk membaca Alkitab. Anda juga dapat bergabung dengan kelompok Bible Study untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
- Berdoa dan pujilah TUHAN setiap hari, ini adalah cara untuk berkomunikasi dengan Allah dan mendapatkan kekuatan dari-Nya. Kita dapat berdoa kapanpun termasuk merasa tergoda atau terpengaruh oleh hal-hal negatif. Pujian juga dapat membantu Anda merasa lebih dekat dengan Allah.
- Bergaul dengan orang percaya yang memiliki iman kuat dapat memberikan dukungan dan dorongan bagi Anda. Bergabunglah dengan gereja atau kelompok Kristen yang aktif. Ikutlah dalam kegiatan seperti persekutuan, retret, dan seminar Kristen.
- Mendengarkan pengkhotbah dan mencari bimbingan spiritual dapat membantu Anda memperkuat iman. Dengarkan khotbah-khotbah Kristen yang menginspirasi. Anda juga dapat mencari bimbingan dari pendeta atau pemimpin gereja jika Anda merasa ragu atau tergoda.
- Menghabiskan waktu untuk meditasi dan renungan dapat membantu Anda merenungkan nilai-nilai Kristen dan memperkuat iman. Buatlah waktu untuk merenungkan ajaran-ajaran Kristen dan bagaimana Anda dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Mengabdikan diri dalam pelayanan dapat membantu Anda merasa lebih dekat dengan Allah dan memperkuat iman. Ikutlah dalam pelayanan gereja, seperti pelayanan sosial, pelayanan anak, atau pelayanan lainnya yang Anda minati.
- Menghindari pergaulan yang merusak dan memilih pergaulan yang sehat dapat membantu Anda menjaga iman. Evaluasilah pergaulan Anda termasuk ikatan yang mengikat dari orang-orang yang memiliki dampak negatif.
- Mengingat kemenangan Yesus atas dosa dan kematian dapat memberikan Anda harapan dan kekuatan. Ingatlah bahwa Yesus telah mengalahkan dosa dan kematian. Anda dapat mengatasi segala penggodaan dengan kekuatan-Nya.
- Berdoa agar Allah memberikan Anda kekuatan dan perlindungan dari pengaruh negatif. Berdoa setiap hari agar Allah memberikan Anda kekuatan untuk menolak godaan dan perlindungan dari pengaruh negatif.
- Memperkuat karakter Kristen seperti kasih, pengampunan, kesabaran, dan kejujuran dapat membantu Anda tetap teguh dalam iman. Usahakan untuk menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari dan mintalah bantuan Allah untuk memperkuat karakter Anda.
Langkah yang ditulis di atas mungkin sulit dilakukan jika pasangan atau mitra Anda melakukan sikap yang menentang sehingga dapat menimbulkan konflik. Menghadapi konflik karena perbedaan iman dan nilai hidup dampak adanya suatu ikatan terjadi karena mengabaikan nasihat di Korintus 6:14 akan menjadi masalah dan tantangan yang umum dialami karena tidak taat terhadap nasihat Firman TUHAN, terutama bila berada lingkungan yang pluralistik. Umumnya akan mendengar nasihat yang menekankan perlunya kesabaran, pengertian, dan komunikasi yang baik. Dengan menghormati perbedaan, berkomunikasi dengan baik, dan tetap tegas dalam iman Anda, Anda dapat menghindari konflik dan membangun hubungan yang lebih harmonis dengan orang lain. Namun apakah hal itu mudah dilakukan?
Kesulitan hidup yang tidak perlu karena keliru memilih pasangan hidup atau mitra bisnis sesuatu yang menambah beban hidup. Dalam keadaan seperti ini, cenderung diharapkan untuk bersikap antara lain:
- Tetap tegas dalam iman dan nilai hidup Anda sambil menghormati perbedaan. Jangan takut untuk menjelaskan dan mempertahankan iman Anda dengan sopan dan bijak. Jika perlu, berikan alasan mengapa Anda memegang nilai tersebut.
- Cari solusi bersama sebagai cara yang efektif untuk mencapai kesepakatan. Diskusikan masalah dengan orang lain dan cari solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Misalnya, jika ada perbedaan dalam kegiatan sosial, cari kegiatan yang dapat dinikmati bersama tanpa melanggar nilai masing-masing.
- Menghindari debat yang tidak produktif sebab debat tentang perbedaan iman dan nilai hidup dapat menjadi tidak produktif dan hanya memperburuk situasi. Jika Anda merasa bahwa diskusi menjadi tidak produktif atau mengarah ke konflik, Anda dapat menghentikan pembicaraan dengan sopan. Katakan bahwa Anda menghormati perbedaan dan tidak ingin terlibat dalam perdebatan yang tidak membantu.
- Dalam beberapa kasus, melibatkan pihak ketiga yang netral dapat membantu menyelesaikan konflik. Jika konflik sulit diselesaikan sendiri, Anda dapat mencari bantuan dari orang yang dipercaya, seperti pendeta, konselor, atau pemimpin komunitas. Mereka dapat membantu mediasi dan mencari solusi yang adil.
- Berdoa dan bertumpu pada Allah sebagai sumber kekuatan dan ketenangan dalam menghadapi konflik. Berdoa agar TUHAN Allah memberikan Anda kebijaksanaan, kesabaran, dan kasih dalam menghadapi perbedaan. Mintalah bantuan-Nya untuk tetap tenang dan bijak dalam setiap situasi.
- Pengampunan dan rekonsiliasi adalah bagian penting dari mengatasi konflik. Jika Anda merasa telah terluka atau salah, berikan kesempatan untuk memaafkan dan merekonsiliasi. Pengampunan tidak hanya membantu Anda tetapi juga dapat memperbaiki hubungan Anda dengan orang lain.
- Sadarilah dalam Alkitab banyak ditemukan para martir yang tetap setia dalam iman kepada TUHAN hingga maut menjemput. Kekeliruan memilih pasangan hidup dan mitra dalam suatu kegiatan disebuah lembaga ekonomi dan atau lainnya karena kurang peka terhadap Roh Kudus yang ingin membimbing hidup umat-Nya sehingga menjadi martir adalah resiko terburuk akibat salah dalam membuat keputusan masa lalu namun tetap menjadi warga kerajaan surga adalah pilihan hidup yang harus dipilih.
Jika dalam hidup ada "tali yang mengikat" atau "perangkat yang digunakan untuk mengikat dua hewan bersama-sama dalam membajak" maka ada dua pilihan yang berat bila usaha menemui "kegagalan", yaitu siap menjadi martir dan atau berusaha memutuskan tali yang mengikat yang terikat dimana pasangan atau mitra dalam "membajak ladang" tidak seimbang. Keputusan ada di tangan Anda namun Anda lebih bernilai dari pada hewan. Bukankah dalam Ulangan 22:10 seekor sapi dan seekor keledai tidak boleh digabungkan dalam satu "yoke / ikatan" karena perbedaan fisik dan kekuatan mereka, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan ketidakberesan dalam pekerjaan membajak. Bukankah terdapat perbedaan mendasar dalam nilai, tujuan, dan pandangan hidup antara orang percaya dan orang tak percaya.
Sebaiknya pilihlah mitra yang seimbang terutama dalam nilai hidup, tujuan hidup dan pandangan hidup dalam menjalani kemitraan dalam suatu ikatan yang hendak dibangun terutama kemitraan dalam pernikahan sebagai sesuatu yang dapat mengikat seumur hidup di dunia. Jika pandangan hidup setuju dengan yang terdapat dalam Alkitab maka mitra kita pun juga sebaiknya dari kalangan yang setuju dengan prinsip yang tercantum dalam Alkitab.
- Tulisan lainnya di werua blog:
- Siapakah Jodoh / Pasangan Hidup Anda
- Suami Istri Yang Kesepian
- Kekasihku Berlakuan Seperti Kijang
- TUHAN Peihara Perkutut-Mu
- Lenyapnya Kedamaian Dunia
- Permasalahan Orang Penyendiri
- Manusia Dan Konflik Suatu Pengantar
- Sembuh Luka Batin Sebab Roh Kudus
- Komunikasi Bisnis Dalam Alkitab
- Perempuan Penolong Laki-Laki