-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Lenyapnya Kedamaian Dunia

Jumat, 08 September 2023 | September 08, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2024-03-13T17:59:46Z
Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar. Wahyu 6:4

Ayat di atas menceritakan saat meterai ke dua dibuka maka bumi kehilangan damai sejahtera. Dalam sejarah manusia tercatat sejumlah peristiwa dimana manusia kehilangan damai sejahtera hingga saling membunuh. Jika diasumsikan saling membunuh adalah peristiwa perang, maka tercatat peristiwa:
  • Perang Dunia I menyebabkan kematian lebih dari 16 juta orang dan cedera lebih dari 20 juta orang. Perang ini juga menyebabkan kehancuran besar-besaran pada infrastruktur dan properti di Eropa.
  • Perang Dunia II menyebabkan kematian lebih dari 60 juta orang dan cedera lebih dari 100 juta orang. Perang ini juga menyebabkan kehancuran besar-besaran pada infrastruktur dan properti di Eropa, Asia, dan Afrika.
  • Perang dunia ke dua kejadian peristiwa saling membunuh tidak meliputi seluruh dunia sebab benua Amerika dan Australia relatif stabil dan tidak terjadi perang sebab yang terdampak akibat perang yang dirasakan USA hanyalah di pelabuhan Pearl Harbour pulau Oahu - Hawai - Samudra Pasifik.
  • Bila peristiwa saling bunuh adalah kelanjutan dari suatu konflik. Perhatikan tabel di bawah ini.
    Spektrum Tanggapan Terhadap Konflik
    Bunuh diriMelarikan diriMeyangkalAbaikanDiskusiNegoisasiMeditasiperantaraPemuridan KristenProses PengadilanSerangBunuh
    Tanggapan Melarikan diri
    Tanggapan Perdamaian
    Tanggapan Penyerangan

    Membunuh adalah suatu tanggapan penyerangan yang diakibatkan konflik sebagai kebalikan dari tanggapan melarikan diri yang berpuncak tindakan bunuh diri sehingga dalam melihat apakah peristiwa konflik yang dihadapi manusia sangat ekstrim dan tidak dapat diselesaikan dapat dilihat melalui penjumlahan angka pembunuhan dan angka bunuh diri.

    Konflik dapat menyebabkan kecemasan karena dapat mengancam rasa aman dan kesejahteraan seseorang. Konflik yang ringan dapat menyebabkan perasaan cemas yang ringan, seperti perasaan cemas, gelisah, atau takut. Konflik yang sedang dapat menyebabkan perasaan cemas yang sedang hingga berat, seperti kesulitan tidur, kesulitan berkonsentrasi, atau kesulitan bersosialisasi. Konflik yang berat dapat menyebabkan gejala kecemasan yang parah, seperti serangan panik, agorafobia, atau gangguan obsesif-kompulsif.

    Contoh pengaruh konflik terhadap kecemasan yang menyebabkan kedamaian terganggu:
    • Konflik dengan pasangan dapat menyebabkan perasaan cemas tentang hubungan, seperti ketakutan akan perceraian atau perpisahan.
    • Konflik di tempat kerja dapat menyebabkan perasaan cemas tentang pekerjaan, seperti ketakutan akan kehilangan pekerjaan atau dikucilkan.
    • Konflik di sekolah dapat menyebabkan perasaan cemas tentang sekolah, seperti ketakutan akan nilai yang buruk atau diintimidasi.
    • Konflik di keluarga dapat menyebabkan perasaan cemas tentang keluarga, seperti ketakutan akan perselisihan atau kehilangan anggota keluarga.
    • Konflik di masyarakat dapat menyebabkan perasaan cemas tentang keamanan, seperti ketakutan akan tindak kejahatan atau bencana alam.
    Akumulasi konflik dapat menyebabkan pembunuhan melalui beberapa jalur. Pertama, konflik dapat menyebabkan perasaan negatif, seperti kemarahan, kebencian, dan rasa tidak berdaya. Perasaan-perasaan ini dapat menyebabkan seseorang kehilangan kontrol atas emosinya dan bertindak secara impulsif. Kedua, konflik dapat menyebabkan seseorang merasa bahwa kekerasan adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah. Ketiga, konflik dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih rentan untuk terlibat dalam kekerasan, baik sebagai korban maupun pelaku.

    Kitab Wahyu di atas tertulis adanya sebilah pedang yang besar yang menandakan kehadiran suatu senjata untuk membunuh saat meterai kedua dibuka. Hal ini menunjukkan bahwa konflik sudah bergerak dari perang mulut (perang verbal) menjadi perang kekerasan fisik bersenjata. Hal ini menunjukkan adanya perubahan tahapan konflik, yaitu:
    1. Terjadinya Pertikaian verbal. Perang mulut dimulai dengan pertikaian verbal antara dua pihak atau lebih. Pertikaian ini dapat dipicu oleh berbagai hal, seperti perbedaan pendapat, persaingan, atau kebencian.
    2. Peningkatan intensitas. Pertikaian verbal dapat meningkat intensitasnya jika kedua pihak tidak dapat mengendalikan emosinya. Hal ini dapat menyebabkan pertikaian menjadi lebih panas dan tidak terkendali.
    3. Pelanggaran wilayah. Pertikaian verbal dapat berkembang menjadi kekerasan fisik jika salah satu pihak melanggar wilayah atau batasannya. Misalnya, jika seseorang mengeluarkan kata-kata yang menyinggung atau menghina, orang yang dihina tersebut dapat merasa terintimidasi dan bertindak agresif.
    4. Penggunaan senjata. Jika kekerasan fisik tidak dapat diselesaikan dengan cara lain, salah satu pihak dapat menggunakan senjata. Penggunaan senjata dapat membuat konflik semakin parah dan sulit untuk diselesaikan.

    Sekalipun penafsir Alkitab cenderung beranggapan bahwa yang menyebabkan hilangnya damai di bumi disebabkan perang karena mengunakan kata pedang μάχαιρα -machaira. Kata μάχαιρα pedang yang dipakai oleh tentara Yunani sedangkan saat kitab Wahyu di tulis yang berkuasa adalah pasukan Romawi yang mengunakan "Gladius" sehingga ada anggapan pedang yang dimaksud adalah gladius. Untuk lebih jelasnya lihat tabel perbedaan antara gladius dan machaira:
    KarakteristikGladiusMachaira
    AsalRomawi kunoYunani, Asia Kecil
    BentukBilah lurus, tajam di kedua sisiBilah melengkung, satu sisi tajam
    UkuranPanjang 60-75 cm, lebar 4 cmPanjang 60-90 cm, lebar 3-4 cm
    Berat1-1,5 kg1,5-2 kg
    PenggunaanPertempuran jarak dekatPertempuran jarak menengah
    Terlepas apa jenis pedang yang dimaksudkan oleh penulis Wahyu, pedang tetaplah menunjuk kepada alat persenjataan untuk membunuh baik saat terjadi di medan perang atau konflik senjata di luar medan perang atau pertempuran, contoh saat pembantaian oleh yang bersenjata terhadap yang tidak bersenjata termasuk pembantaian militer. Pembantaian militer adalah tindakan kekerasan sistematis yang dilakukan oleh pasukan bersenjata terhadap warga sipil atau tawanan perang. Pembantaian ini sering dilakukan sebagai bentuk pembalasan atau intimidasi, dan dapat mengakibatkan kematian massal. Contoh pembantaian militer yang terjadi selama perang adalah pembantaian Nanjing, yang terjadi pada tahun 1937, adalah salah satu pembantaian militer paling terkenal dalam sejarah. Pasukan Jepang membunuh lebih dari 300.000 warga sipil dan tawanan perang Tiongkok di Nanjing, ibu kota Tiongkok saat itu.

    Dalam kasus terjadi perang dimana perang adalah konflik bersenjata yang terjadi antara dua atau lebih pihak. Perang dapat terjadi antara negara, kelompok etnis, atau kelompok agama. Perang dapat memiliki dampak yang sangat besar, baik secara fisik maupun psikologis. Contoh:
    • Kematian dan cedera. Perang adalah penyebab utama kematian dan cedera di dunia. Perang dapat mengakibatkan kematian massal, baik di kalangan tentara maupun warga sipil.
    • Kehancuran harta benda. Perang dapat menyebabkan kehancuran besar-besaran pada infrastruktur dan properti. Hal ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.
    • Ketidakstabilan politik. Perang dapat menyebabkan ketidakstabilan politik dan sosial. Hal ini dapat mengarah pada konflik berkepanjangan, kekerasan, dan pelanggaran hak asasi manusia.
    • Trauma psikologis. Perang dapat menyebabkan trauma psikologis yang mendalam pada para korban dan saksi mata. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti stres, kecemasan, dan depresi.
    Senjata pembunuh tidak mutlak dipergunakan saat terjadinya perang maka dapat juga ditafsirkan lenyapnya kedamaian dunia tidak harus melalui jalan perang. Data statistik tahun 2017 berdasarkan laporan United Nations Office on Drugs and Crime menunjukkan bahwa aktivitas kriminal menyebabkan lebih banyak kematian dibandingkan gabungan konflik dan terorisme. Jumlah korban pembunuhan yang berjumlah 464.000 orang ini melampaui jumlah korban tewas dalam konflik bersenjata yang berjumlah 89.000 orang dan 26.000 korban fatal akibat kekerasan teroris sedangkan laporan dari WHO tahun 2018 akibat bunuh diri adalah 800.000 atau terjadi setiap 40 detik. Saat ini bunuh diri lebih tinggi dari tindakan kriminal pembunuhan yang memberi sinyal bahwa kehidupan manusia sangat rentan dan damai sejahtera sesuatu yang berharga.

    Tanggapan melarikan diri saat ini lebih besar dari tanggapan penyerangan saat terjadinya konflik berbeda dengan yang dituliskan dalam Wahyu 6:4 yang menekankan aspek tanggapan penyerangan melakukan pembunuhan maka diduga meterai kedua belum dibuka tetapi menunggu pengenapan. Berdasarkan laporan dari UNODC menunjukan bahwa tujuan Pembangunan Berkelanjutan (“mengurangi segala bentuk kekerasan secara signifikan”) tidak berjalan sesuai rencana. Program pencegahan kejahatan dan kekerasan untuk mencapai target tersebut pada tahun 2030, dengan faktor utama sulitnya mengatasi kejahatan terorganisir. Usaha manusia tidak dapat keluar dari ketentuan yang telah ditetapkan yaitu hadirnya "kuda merah". UNODC pun membatasi hanya kasus pembunuhan yang disengaja dengan kriteria:
    1. Pembunuhan seseorang oleh orang lain (unsur objektif)
    2. Niat pelaku untuk membunuh atau melukai korban secara serius (unsur subjektif)
    3. Tidak sahnya pembunuhan (unsur hukum)

    Lenyapnya kedamaian dunia akibat saling membunuh belum mencapai tingkat yang digambarkan dalam Wahyu 6:4 tetapi nubuatan akan digenapi. Konflik yang terjadi saat ini umumnya hanya menyebabkan kecemasan karena dapat mengancam rasa aman dan kesejahteraan seseorang dengan tingkatan yang bervariasi, yaitu:
    1. Konflik yang ringan dapat menyebabkan perasaan cemas yang ringan, seperti perasaan cemas, gelisah, atau takut.
    2. Konflik yang sedang dapat menyebabkan perasaan cemas yang sedang hingga berat, seperti kesulitan tidur, kesulitan berkonsentrasi, atau kesulitan bersosialisasi.
    3. Konflik yang berat dapat menyebabkan gejala kecemasan yang parah, seperti serangan panik, agorafobia, atau gangguan obsesif-kompulsif.

    Lenyapnya kedamaian besar terutama akibat konflik fisik mengunakan senjata kemungkinan dapat mengalami Gangguan stres kompleks (CPTSD). Gejala CPTSD meliputi:
    • Ingatan yang mengganggu. Orang dengan CPTSD sering mengalami ingatan yang mengganggu tentang peristiwa traumatis yang mereka alami. Ingatan ini dapat muncul secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan berbagai emosi, seperti ketakutan, kemarahan, dan kesedihan.
    • Mimpi buruk. Orang dengan CPTSD sering mengalami mimpi buruk tentang peristiwa traumatis yang mereka alami. Mimpi buruk ini dapat sangat mengganggu dan dapat membuat seseorang sulit untuk tidur.
    • Kecemasan. Orang dengan CPTSD sering mengalami kecemasan. Kecemasan ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti perasaan cemas, gelisah, atau takut.
    • Kewaspadaan yang berlebihan. Orang dengan CPTSD sering merasa waspada dan terancam. Mereka mungkin merasa seperti mereka harus selalu siap untuk menghadapi bahaya.
    • Penghindaran. Orang dengan CPTSD sering menghindari hal-hal yang mengingatkan mereka pada peristiwa traumatis yang mereka alami. Mereka mungkin menghindari tempat, orang, atau aktivitas tertentu.
    • Perubahan dalam pikiran dan perasaan. Orang dengan CPTSD sering mengalami perubahan dalam pikiran dan perasaan mereka. Mereka mungkin merasa terputus dari orang lain, tidak berdaya, atau bersalah.
    • Perubahan dalam perilaku. Orang dengan CPTSD sering mengalami perubahan dalam perilaku mereka. Mereka mungkin menarik diri dari orang lain, menyalahgunakan zat, atau terlibat dalam perilaku berisiko.
    Saat terjadi konflik, apalagi menjurus kepada perang dapat menyebabkan gangguan relasi dengan TUHAN disebabkan timbulnya berbagai emosi negatif, seperti kemarahan, kebencian, dan rasa tidak berdaya. Emosi-emosi negatif ini dapat membuat seseorang merasa jauh dari Tuhan, dan bahkan menyalahkan Tuhan atas konflik yang terjadi. Beberapa hal yang dapat menyebabkan gangguan relasi dengan Tuhan saat mengalami konflik dengan sesama:
    • Persepsi bahwa Tuhan tidak adil. Ketika seseorang mengalami konflik yang tidak adil, ia mungkin merasa bahwa Tuhan tidak adil kepadanya. Hal ini dapat menyebabkannya merasa marah dan kecewa pada Tuhan.
    • Perasaan bersalah. Ketika seseorang terlibat dalam konflik, ia mungkin merasa bersalah atas apa yang telah terjadi. Perasaan bersalah ini dapat menyebabkannya merasa tidak layak untuk menerima kasih dan pengampunan Tuhan.
    • Keputusasaan. Ketika konflik tidak dapat diselesaikan, seseorang mungkin merasa putus asa dan tidak tahu harus berbuat apa. Perasaan putus asa ini dapat menyebabkannya merasa tidak berdaya dan menyerah pada Tuhan.
    Contoh beberapa tips untuk mengatasi gangguan relasi dengan Tuhan saat mengalami konflik dengan sesama:
    • Bicaralah dengan Tuhan tentang konflik dan perasaan yang Anda alami. Tuhan mengerti perasaan Anda, dan Ia mengasihi dan rindu menolong maka TUHAN akan selalu ada untuk Anda.
    • Berdoalah untuk memohon pertolongan Tuhan untuk menyelesaikan konflik atau melewati konflik tersebut dengan cara yang sehat. Tuhan akan memberikan kekuatan dan hikmat kepada Anda untuk menghadapi konflik tersebut.
    • Cari bantuan dari orang lain yang Anda percayai dapat membantu Anda untuk lebih memahami konflik yang Anda alami. Orang lain juga dapat memberikan dukungan dan nasihat kepada Anda.
    • Lakukan introspeksi diri Anda. Pahami apa peran Anda dalam konflik tersebut. introspeksi diri dapat membantu Anda untuk belajar dari kesalahan dan menjadi pribadi yang lebih baik.
    Dalam Alkitab ada perkataan Yesus yang perlu diperhatikan dalam kondisi dunia kehilangan kedamaian, diantaranya:
    1. Lukas 2:14 - "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
    2. Yohanes 14:27 - Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
    Berdasarkan perkataan Yesus Kristus maka damai sejahtera yang sesungguhnya hanya dialami bila Yesus memberikan kedamaian dimana kedamaian Yesus berbeda dengan rasa damai yang ditawarkan dunia. Kedamaian bersifat eksklusif yaitu bila hidup kita berkenan kepada TUHAN terlebih lebih saat meterai dibuka jelang kedatanganNya kembali. Sebelum semuanya terjadi, binalah relasi hubungan dengan TUHAN dengan belajar melakukan nasihat Firman TUHAN yaitu: Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Roma 12:1.

    Hidup yang berkenan di hadapan TUHAN adalah jalan keluar saat kedamaian di dunia di ambil oleh "kuda merah dan penunggangnya". Ditengah kekacauan dunia, TUHAN dapat memelihara orang yang berkenan kepadaNya.



    Tulisan lainnya:
    Manusia Dan Konflik
    Kedamaian Tetapi Pedang
    TUHAN Tempat Pengungsian
    Damai Menurut Injil Yohanes
    Menjalin Persahabatan Atasi Pertikaian
    Berkenan Kepada Allah



×
Berita Terbaru Update