Mazmur 120:7 memiliki 2 kata yang sangat kontras yaitu kata שָׁלֹום dengan לַמִּלְחָמָה.
Kata שָׁלֹום mengandung konotasi sebagai :dekat, kemudahan, menguntungkan, teman, bersahabat, salam, menyambut / disambut, kesehatan, bagaimana, perdamaian, damai , kedamaian yang sempurna, kemakmuran, naik, aman, keamanan, negara , terpercaya, kesejahteraan, baik, kesejahteraan, yang damai, seluruhnya.
Kata לַמִּלְחָמָֽה memiliki konotasi : menyerang, pertempuran, pertempuran, melawan, militer , serangan , tentara, waktu perang, upah perang, perang, pejuang, prajurit, perang, senjata perang.
Dari kontas kata dapat dimaknai pertentangan dari persahabatan dengan permusuhan / pertikaian yang menjadi dasar untuk hidup dalam damai dengan kata perang.
Kata שָׁלֹום yang berarti damai, bersahabat tidak dapat dilepaskan dari aman, nyaman dan kepercayaan yang diwarnai hadirnya perhatian dan kasih yang berbeda dengan kata perang yang berada dalam kondisi pertikaian dan pengunaan kekerasan untuk mencapai tujuannya. Kekerasan baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
Pelaku kekerasan bila dilihat dari pendidikan usia dini berdasarkan situs keepkidshealthy disebabkan oleh:
- Keluarga yang terisolasi dan tidak memiliki teman, saudara atau sistem pendukung lainnya.
- Orangtua yang pernah mengalami penyiksaan di waktu anak-anak.
- Orangtua yang kerap mengalami krisis seperti masalah keuangan atau sering pindah tempat
- Orangtua yang mengunakan obat-obatan atau alkohol.
- Orangtua yang sangat mengkritik anak-anaknya.
- Orangtua yang terlalu kaku dalanm mendisiplinkan anak-anaknya.
- Orangtua yang menunjukkan terlalu banyak atau terlalu sedikit perhatian bagi anaknya.
- Orangtua yang merasa mereka memiliki anak yang menyulitkan.
- Orangtua yang berada di bawah tekanan stres.
- Orangtua yang memiliki anak cacat atau dengan perilaku yang menyulitkan.
- Konflik pernikahan.
- Budaya tertentu juga dapat menyebabkan tindakan kekerasan, seperti keyakinan bahwa anak adalah hak milik orang tua.....
Tindakan kekerasan terhadap anak dalam berakibat:
- Anak menjadi pembohong, penakut, daripada seharusnya menyayangi dan dipercaya.
- Anak akan menjauhkan diri dari orang tua dan keluarga.
- Anak akan memiliki rasa percaya diri yang rendah dan cenderung merusak diri.
- Saat dewasa anak dapat melakukan tindakan kekerasan yang sama terhadap anaknya kelak.
- Saat dewasa anak dapat menyingkirkan orang tua dan keluarga dari kehidupannya
Roma 12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!
Tetap berbuat baik tidak terpancing kekerasan adalah hasil proses kehidupan sejak dini yang mengajarkan untuk tetap bersahabat dan berbuat baik dengan wawasan yang bertumbuh sehingga berbuat baik diimbangi dengan kebijaksanaan, ketulusan dan pertolongan Tuhan sebab Dialah Sang Kasih Agape yang aktif senantiasa berbuat baik walaupun .....
Menjalin persahabatan atasi pertikaian adalah suatu misi yang sangat mustahil dan berbahaya, namun Yesus memintakan hal itu kepada kita karena Dia inginkan kasihi musuhmu! atau setidak-tidaknya berdoa / bergumul agar dapat bersahabat kembali seperti yang dilakukan Yakub terhadap Esau.
Pola lingkaran kekerasan melahiran sakit hati, kecewa dan kepahitan. Pemutusan terhadap mata rantai kekecewaan, sakit hati, akar pahit adalah sesuatu yang harus dilakukan sebagai langkah strategis mengatasi pertikaian dan hidup berkenan kepada Tuhan.
Amsal 16:7 Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itu pun didamaikan-Nya dengan dia.
Setelah pemutusan mata rantai akar kepahitan maka Firman Tuhan menyarankan agar hidup sesuai dengan Firman Tuhan dengan segenap hati dan kekuatan kita sehingga kita berkenan kepada-Nya dan Janji Tuhan bila hidup kita berkenan kepada-Nya dimana kita menjadi pelaku Firman-Nya maka selanjutnya urusan Tuhan yang memperdamaikan orang yang bertikai dan atau yang memusuhi kita sehingga kita dapat menjalin persahabatan kembali karena tetap berbuat baik sekalipun mengalami tindak kejahatan.Berbuat baik bukanlah berarti mentaati tekanan dan aneka tindakan kekerasan, diskriminasi dan atau tipu daya namun memberikan pengampunan dan meminta Tuhan ikut turun tangan menyelesaikan permasalahan dengan cara dan waktu Tuhan.
Berbuat baik saat mengalami tekanan harus dilakukan dalam ketulusan seperti merpati dan sikap waspada/cerdik seperti ular.
Menjalin persabahatan atasi pertikaian hanya dapat terjadi bila hidup berkenan kepada Allah dan kita mengambil sikap memutuskan lingkaran kekerasan sambil menantikan Tuhan sendiri bertindak memperdamaikan dengan cara-Nya di dalam waktu Tuhan bertindak.