Okultisme hadir karena dua sifat dasar utama manusia yang membuat manusia jatuh dalam dosa, yaitu:
- Keinginan untuk berkuasa.
- Keinginan untuk mengetahui.
Yesus menolak bujukan Iblis saat dicobai di padang gurun.
Adam dan Hawa digoda untuk berkuasa seperti Allah dan juga digoda untuk mengetahui hal yang baik dan jahat. Sifat yang mendasari semangat bentuk bentuk okultisme sangat mengoda manusia sejak awal manusia hadir di bumi, sehingga hanya oleh kasih karunia Tuhan saja manusia dapat bertahan dari cobaan untuk masuk dalam praktek okultisme.
A. Bentuk bentuk okultisme yang mengoda manusia untuk berkuasa, diantaranya:
- Benda-benda aneh dan memiliki kekuatan magis.
- magic, sihir dan tenaga supra natural.
- Ilmu kekebalan
- Mengendalikan perilaku dan pikiran orang lain
- Mantra-mantra yang mendatangkan kuasa dan kekuatan.
- Spiritisme (ilmu roh-roh)
- Ilmu rasa
- hyperaestesia.
- telepati.
- Ilmu Ramal / Mantik.
Allah adalah Mahakuasa dan Mahatahu. Dia melampaui segala sesuatu bentuk okultisme, namun diperlukan kasih karunia untuk membedakan mana kuasa dan pengetahuan dari Tuhan Allah mana yang berasal dari okultisme.
Situs http://misi.sabda.org menyatakan perbedaan dari Tuhan dan dari okultisme antara lain:
- Dalam Praktik Penyembuhan
- Penyembuhan dari Iblis Bersandar pada kekuatan si penyembuh, benda, atau jimat yang sudah diberi mantra. Penyembuhan hanya dapat dilakukan pada jam-jam tertentu. Nama dewa-dewa atau roh-roh jahat disebut dalam doa kesembuhan.
- Penyembuhan dari Tuhan Bersandar pada kuasa Kristus sebagai Tabib dari segala tabib. Penyembuhan dapat terjadi setiap saat Tuhan kehendaki. Hanya nama Yesus yang disebut sebagai Penolong kesembuhan.
- Dalam Berbahasa Roh
- Bahasa dari Iblis Melakukan meditasi/semedi sampai kesurupan (trance), selanjutnya iblis berkata-kata melalui orang tersebut. Tujuan agar roh dapat memberi analisa atau petunjuk tentang permasalahan. Bahasa yang keluar merupakan bahasa manusia atau roh yang dapat dimengerti setiap yang mendengar.
- Bahasa dari Allah Ketika berdoa, Tuhan ingin menyatakan dan mengaruniakan sesuatu kepada manusia melalui bahasa lidah. Tujuannya agar iman orang tersebut dibangun dan lebih dekat dengan Kristus. Bahasa antara roh manusia dan Roh Allah hanya dimengerti oleh orang yang diberi karunia menafsirkan.
- Dalam Memberi Ramalan atau Nubuatan
- Ramalan dari Iblis Bergantung pada petunjuk benda-benda keramat (bola, tongkat, keris) dan roh yang masuk. Tujuannya agar manusia percaya dan menyembah Iblis.
- Nubuatan dari Tuhan Bergantung pada penyataan Roh kudus, melalui orang yang bernubuat dalam keadaan sadar sepenuhnya (tidak trance). Tujuannya agar manusia mengerti kehendak Allah dan bersedia menaatinya.
- Dalam Memberi Visi
- Visi dari Iblis Diperoleh saat orang tersebut dalam keadaan trance. Tujuannya supaya manusia melakukan kemauan iblis seperti visi yang dilihatnya.
- Visi dari Tuhan Diperoleh dalam keadaan terjaga dan sadar sepenuhnya. Bukan upaya manusia, tetapi anugerah Allah supaya manusia mengerti kehendak Kristus dan menaatinya.
Berdasarkan Kisah Para Rasul 13:6-10 ada beberapa karakteristik dari mereka yang terlibat dalam okultisme, diantaranya:
- Mereka adalah nabi-nabi palsu (ayat 6) yang menolak doktrin-doktrin dasar Kekristenan.
- Mereka berusaha untuk mempengaruhi orang, terutama mereka yang memiliki posisi yang berkuasa agar berpaling dari iman mereka (ayat 6-7)
- mereka sekuat tenaga mencegah penyebaran Injil Kristus; yang penuh kebenaran. Mereka juga berusaha menentang para hamba-Nya di setiap kesempatan (ayat 8)
Okultisme salah satu cara pencapaian tujuan akhir si iblis – yaitu kebinasaan jiwa kita – dan menyerang balik dengan mengenakan "perlengkapan senjata Allah" (Ef 6:10-18). Barulah kemudian kita dapat berdiri teguh dan memadamkan "panah api" dari si jahat.
Alkitab menyatakan kalau Allah membenci okultisme dan memperingatkan bangsa Israel agar tidak terlibat dengan hal tersebut. Bangsa-bangsa penyembah berhala yang mengelilingi Israel juga mendalami okultisme – ramalan, ilmu sihir, praktik sihir, spiritisme. Ini menjadi salah satu alasan mengapa Allah memberi wewenang kepada umat-Nya untuk mengusir mereka dari negeri itu (Ulangan 18:9-14).
Tuhan Yesus datang agar orang yang tertawan termasuk oleh okultisme dibebaskan. (Mat 10:1; Mrk 16:17; Yoh 21:21-23; Luk 4:19; Yoh 8:34-36)
Hal yang terutama dalam pelayanan ini bersifat pribadi yang menuntut persyaratan waktu, peduli dan kasih dalam kuasa Roh Kudus, tanpa hal ini maka pelayanan sesuatu yang sia-sia yang diikuti pengakuan dan pemutusan hubungan yang dilanjuti dengan penyangkalan yang membebaskan tertawan yang disertai kepada penyerahan kepada Tuhan Allah Trinitas sehingga kuasa dari Tuhan sendirilah yang memagari dan melakukan pekerjaan ini sebab hanya Tuhan Allah yang lebih kuat dan berkuasa yang mampu melakukan aneka tindakan pertolongan, pembebasan, pemulihan.
Segala tindakan harus dalam kuasa Tuhan dan dalam nama Tuhan sebab "segala kuasa yang ada di langit dan di atas bumi dan di bawah bumi akan bertekuk lutut dihadapan Yesus Kristus Tuhan. Tidak ada seorang manusia dapat melakukannya, hanya karena kasih karunia dan anugerah-Nya serta kewibawaan yang berasal dari Roh Kudus semata maka terjadi pelepasan dan pemutusan dari bentuk okultisme.
Hanya anugerah membuat terluput dari keinginan terlibat okultisme. Hanya oleh pagar perisai anugerah dan iman terlindungi dan hanya karena Tuhan semata maka terjadi pelepasan.