-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Tuhan Tempat Pengungsian

Selasa, 25 Mei 2021 | Mei 25, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-18T06:24:43Z
TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya Nahum 1:7

Mengungsi adalah suatu tindakan berpindah tempat dari tempat yang kurang aman atau berbahaya ke tempat yang lebih aman dengan tujuan agar terhindar dari bencana yang menimpa. Menurut Konvensi Pengungsi PBB 1951 mendefinisikan "pengungsi" (dalam Pasal 1.A.2) sebagai setiap orang yang: "karena rasa takut yang beralasan dianiaya karena alasan ras, agama, kebangsaan, keanggotaan kelompok sosial atau pendapat politik tertentu, berada di luar negara kebangsaannya dan tidak dapat atau, karena ketakutan tersebut, tidak bersedia memanfaatkannya dirinya sendiri dari perlindungan negara itu; atau yang, tidak memiliki kewarganegaraan dan berada di luar negara dari tempat tinggalnya yang biasa sebagai akibat dari peristiwa tersebut, tidak dapat atau, karena ketakutan tersebut, tidak bersedia untuk kembali ke sana.

Badan Pengungsi PBB (UNHCR) merilis laporan tahunan Global Trends 2019. Laporan yang dirilis pada Kamis (18/6/2020) itu menyebutkan ada sekitar 79,5 juta pengungsi di seluruh dunia atau 1 pengungsi dari setiap 97 penduduk bumi pada akhir 2019. Pengungsi ini dihasilkan dari konflik bersenjata yang berkepanjangan, pertikaian internal dan berbagai persoalan dalam negeri lainnya sehingga pindah cari aman ke luar negeri. Jika ditambah dengan orang yang mengungsi akibat bencana alam (tsunami, tanah longsor, gempa bumi) atau ulah manusia seperti kebocoran nuklir sehingga terjadi relokasi tempat tinggal maka angka pengungsi akan semakin melonjak.

Arus pengungsi diduga dapat meningkat di tahun-tahun mendatang sebagai wujud dari pengenapan tanda-tanda kedatangan Yesus kedua semakin mendekat. Alkitab menyatakan bahwa bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Matius 24:7 Saat ini yang menjadi pengungsi di negara lain sudah lebih dari 1% dari penduduk dunia... Kita tidak tahu masa depan keturunan terutama keturunan kita; Apakah mereka akan menjadi pengungsi karena meluasnya kesusahan dalam tempat tinggal yang didiami? Kesusahan dapat terjadi baik karena faktor alam maupun ulah manusia. Saat ini sangat sulit untuk memperjuangkan hak asasi manusia bagi kaum pengungsi sekalipun daya, dana dan doa sudah banyak diberikan.

Dalam situasi meningkatnya pengungsi di dunia yang memaksa sejumlah orang tinggal di kamp pengungsi... TUHAN menyatakan bahwa DIA adalah tempat pengungsian yang baik sebab Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya. Contoh yang ekstrim dapat dilihat kehidupan Yesus dalam kemanusiaan-Nya saat meminum cawan dengan sikap bukan kehendak-Ku yang jadi melainkan kehendak Bapa. Yesus yang berseru hingga keringatnya keluar darah mendapatkan kekuatan untuk memikul salib dan menyelesaikan misi penebusan dosa manusia dengan sempurna dan tuntas. Yesus menang atas penderitaan jasmani hingga kutuk dosa. Dia mati disalibkan tetapi bangkit menang atas maut. Bapa sekalipun memalingkan wajah-Nya saat Yesus disalib... tetapi TUHAN menang atas kesengsaraan yang melampaui kompleksitas penderitaan pengungsi yang ada di kamp penampunan.

Saat menghadapi kesusahan, cenderung menaruh harapnya kepada manusia (Yesaya 2:22, Yeremia 17:5, Mazmur 118:8-9), kepada kenalan atau saudaranya yang kaya, yang kuat, yang pintar, yang dirasa mampu menolong persoalan kita. Jika ditanya, pasti kita menjawab pada Tuhan kita berharap. Tatapi hanya di bibir saja seperti yang dikatakan Markus 7:6, sesungguhnya hatinya tidak. Orang yang berada di kamp pengungsi berharap pengelola pengungsian memperhatikan dan mewujudkan keinginan, seperti pengungsi Myanmar, di Indonesia masih abu-abu. Tidak diterima kembali ke negara asal, namun sulit untuk diberangkatkan ke negara ketiga. Ia ada di Indonesia dikatakan musibah karena kapal nelayan (Aceh) menemukan mereka terombang-ombing di lautan... Indonesia bukan tujuan untuk mengungsi. Mereka berpikir dinegara luar Indonesia lebih terjamin!?.

Jika menjadikan TUHAN tempat pengungsian maka kita bukan hanya berdoa dan puasa dengan sungguh-sungguh, tetapi kita harus tetap hidup benar dihadapanNya. Hidup sesuai dengan Firman Tuhan seperti yang tertulis dalam Mazmur 119:143-145. Dalam kesusahan, Firman Tuhan tetap harus kita pegang seraya menyerahkan hidup kepada TUHAN mengatur hidup ini. Jika mengungsi tujuannya memenuhi hasrat hati dan kehidupan bukan puas terpenuhi kebutuhan dasar melangsungkan hidup... itu tindakan keliru memilih jadi pengungsi.

Daud, menantu raja Saul pernah mengungsi karena hendak dibunuh oleh raja sekaligus mertuanya, yaitu Saul. Ia menjadi pelarian politik yang kemudian menyeberang ke Filistin dan mendapat suaka disana. Saat hidup sebagai pengungsi, Daud harus mematuhi peraturan orang Filistin... tetapi tetap berseru kepada TUHAN sehingga menyimpulkan:

Allah, Dialah yang menjadi tempat pengungsianku yang kuat dan membuat jalanku rata; 2 Samuel 22:33

Daud setelah terbebas dari kejaran Raja Saul, ia menjadi raja di Hebron atas suku Yehuda.

Meskipun menjadikan TUHAN tempat pengungsian dimana saat ada ancaman bahaya berlari kepada TUHAN... tetap dalam hidup tidak dapat menghindar dari hidup yang dihimpit oleh musuh. Dalam Mazmur ditulis: " Sebab Engkaulah Allah tempat pengungsianku. Mengapa Engkau membuang aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?" Mazmur 43:2 Yesus juga berseru kalau boleh "cawan ini lalu" tapi kehendak Bapa yang jadi! TUHAN punya rencana terbaik buatmu sehingga jika harus mengungsi sebab bukan karena perbuatan dosa maka posisi tempat pengungsian adalah tempat terbaik yang diberikan TUHAN dalam memproses kehidupan kita.

Sebagai pengungsi, Daud mengalami kesesakan dan kesusahan tetapi TUHAN mengetahui orang yang berlindung pada-Nya. (Mazmur 119:143 Aku ditimpa kesesakan dan kesusahan, tetapi perintah-perintah-Mu menjadi kesukaanku.) Orang yang berlindung kepada-Nya... sekalipun dalam kesesakan dan kesusahan tetaplah mengikuti perintah-perintah-Nya dengan hukum terutama mengasihi TUHAN dan sesama manusia seperti kepada diri sendiri.

Tuhan tempat pengungsian sebab DIA memperhatikan orang lemah yang tertindas sampai memutuskan untuk mengungsi agar selamat. Yesaya menulis "Sebab Engkau menjadi tempat pengungsian bagi orang lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakannya, perlindungan terhadap angin ribut, naungan terhadap panas terik, sebab amarah orang-orang yang gagah sombong itu seperti angin ribut di musim dingin, (Yesaya 25:4)" Yesaya mengajarkan untuk tidak takut, manakala kita lemah. Janganlah kita kuatir, ketika kita miskin. Jangan pula kita gamang, ketika dalam kesesakan. Bersukacitalah! Bergembiralah! Sebab kita mempunyai tempat pengungsian yang aman dan nyaman. Tuhan adalah tempat pengungsian kita, ketika kita dalam kesusahan. Tuhan sangat mengenal pada orang-orang yang berlindung kepada-Nya.

Menjadi orang lemah sepantasnya tidak membangkitkan amarah penguasa agar tidak ada alasan penguasa melampiaskan amarahnya dihadapan tahta pengadilan TUHAN sehingga jika penguasa bertindak anarkis dapat dibawa dalam pengadilan Allah. Jika penguasa diputuskan bersalah dan tidak bertobat akan berhadapan dengan TUHAN Semesta Alam Yang Mahakuasa. Jika yang lemah cari gara-gara maka itu kebodohan sebab TUHAN tahu orang yang benar-benar berlindung kepada-Nya.

Menjadi pengungsi dapat juga disebabkan dosa yang diperbuatnya sendiri. Orang Israel pernah mengungsi ke Mesir saat negaranya dihancurkan oleh Raja Babel meski TUHAN melalui Yeremia melarang sebab di Mesir. Di Mesir saat itu kaum pengungsi justru lebih giat melakukan tindakan yang menyebabkan diserahkan kepada Babel, yaitu melakukan penyembahan berhala. (Yeremia 44:14 sehingga dari sisa Yehuda, yang telah pergi ke tanah Mesir untuk tinggal sebagai orang asing di sana, tidak ada seorangpun yang terluput atau terlepas untuk kembali ke tanah Yehuda, ke mana hati mereka sangat rindu untuk diam di sana lagi; sungguh, mereka tidak akan kembali, kecuali beberapa orang pengungsi.") Tidak selamanya tindakan mengungsi ke tempat tujuan yang diperkirakan aman dan selamat berkenan dihadapan TUHAN sebab mengandalkan pemikirannya sendiri dan tidak tinggal dalam kebenaran.

Tuhan adalah tempat pengungsian adalah berita yang akan yang up to date dengan situasi sepanjang masa terlebih-lebih di zaman akhir. Dia ingin menunjukkan kebaikan-Nya bagi mereka yang mengalami kesesakan dan kesusahan sampai harus mengungsi. Datanglah kepada TUHAN dan serahkan kehidupanmu kepada-Nya sebab Dia akan bertindak memelihara kamu dengan cara dan waktu yang ditentukan oleh-Nya. Jika mendapatkan tempat pengungsian ... bersyukurlah sebab masih diberi kesempatan menjalani kehidupan. TUHAN memiliki rencana bagi hidup kita sehingga masih diberikan rakmat-Nya... Daud seorang raja terkenal, pernah menjadi pengungsi maka masih ada harapan selama masih bisa hidup terlebih-lebih jika mengandalkan TUHAN dan hidup dalam peraturan dan ketentuan-Nya.

Menjadikan TUHAN tempat pengungsian sebenarnya bukan saja berguna saat hidup didunia melainkan juga berdampak saat kita dipanggil pulang ke rumah Bapa di surga. Di sana kita menikmati kesempurnaan hidup yang benar-benar terlepas dari kesesakan dan kesusahan untuk selamanya. Untuk menjadi warga negara surga, Yesus telah melakukan penebusan sehingga melalui DIA segala sesesakan dan kesusahan telah dipikulnya. TUHAN adalah sungguh amat baik, Penolong sejati!


Tulisan lainnya:
Manajemen Pengungsi Perang di Jerman.
Alami Kesusahan?
Rusa Melukiskan Orang Percaya
Tuhan Sang Pelindung
Bahagia Lewati Pencobaan




×
Berita Terbaru Update