Hal paradoks muncul dalam pengajaran Yesus, jika ingin mendapatkan ketenangan maka haruslah mengizinkan Yesus mengambil kuk untuk dipasangkan dalam hidup kita setelah datang kepada-Nya. Dalam ayat sebelumnya Yesus berkata: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu."(Matius 11:28). paradoks adalah pernyataan yang seolah-olah bertentangan (berlawanan) dengan pendapat umum atau kebnaran, tetapi kenyataannya kedua pernyataan itu adalah benar. Kita acapkali setuju untuk menyerahkan beban berat kepada Yesus agar dapat kelegaan tetapi tidak mau memikul kuk yang dipasang oleh Yesus agar kita hidup dalam kelegaan tetapi Yesus mengatakan kelegaan adalah satu paket yaitu menyerahkan beban kepada Yesus dan bersedia menerima kuk dari Yesus.
Kuk berasal dari bahasa Yunani ζυγός / zugos dimana HELPS Word-studies menyatakan sebagai:
- sebatang kayu yang diletakkan di atas leher sepasang hewan sehingga mereka dapat menarik bersama-sama yang dapat mengambarkan apa yang menyatukan (bergabung) dua orang untuk bergerak (bekerja) bersama-sama sebagai satu.
- menyatukan dua elemen untuk bekerja sebagai satu unit, seperti ketika dua panci (pemberat) beroperasi bersama pada skala keseimbangan – atau sepasang lembu menarik sebuah bajak.
- Kuk adalah sepotong kayu besar yang biasanya dibentuk sedemikian rupa, untuk di taruh di bagian pundak hewan. Biasanya satu kuk akan dipasang pada sepasang hewan, dengan kuk tersebut mereka akan menarik beban, seperti menarik mata bajak, pengirik atau bahkan kereta pedati.
- Hewan yang dipasangi kuk harus spesies yang sama dan memiliki ukuran dan berat yang serupa atau tidak berbeda jauh. Contohnya, kuk dipasang pada sepasang kerbau, keledai, kuda atau sapi. Tidak bisa sapi disandingkan dengan kerbau dalam satu kuk.
Harus satu spesies sebab jika berbeda mereka tidak akan dapat bekerja sama dengan baik, dan sulit diarahkan. Selain itu jika ukuran dan berat mereka yang berbeda, kekuatan dan kecepatan mereka pun akan berbeda, sehingga tidak bisa maksimal dalam bekerja. - Kuk akan terhubung ke bagian belakang dengan sebilah kayu yang akan menarik beban dimana si gembala atau petani akan mengendalikan arah kemana hewan yang menarik akan pergi.
Kata "ζυγος – zugos" yang berarti kuk dalam Alkitab juga diterjemahkan dengan kata beban (1 Timotius 6:1), Sedangkan dalam Kitab Wahyu 6:5 kata "ζυγος – zugos", diterjemahkan dengan timbangan (LAI). Kuk ditafsirkan menjadi:
- Kuk dalam Perjanjian Lama adalah gambaran/ metafor dari hukum Taurat (lih. Yeremia 5:5, Kisah Para Rasul 15:10) sebab hukum Taurat adalah sesuatu yang dibebankan sejak muda. (Ratapan 3:27 Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya). Hal ini tergambar dalam upacara Bar-Mitsvah; seorang anak Yahudi yang berumur 12 atau 13 tahun wajib menjalani upacara ini untuk menjadi ‘anak hukum’.
- Bapa Gereja seperti Hieronimus, Yohanes Krisostomus hingga Gregorius; menghubungkan kuk dengan dosa manusia dan keterikatan kepada hal-hal duniawi. Semua manusia menanggung beban yang teramat berat: ialah dosa, yaitu beban yang tidak dapat ditanggung sendiri oleh manusia, hanya Yesus yang sanggup melalui pengorbanan-Nya di Kayu Salib dan memberi kelegaan dan kelepasan dari beban dosa!
Selain kuk ada yang disebut "tali kekang" atau 'tali les' yang biasanya dimasukkan ke dalam hidung binatang, atau berupa besi bergerigi yang dipasang pada bagian mulut yang terhubung dengan tali. Kuk dan tali kekang ini berbicara juga tentang campur tangan Tuhan untuk mengarahkan dan menuntun kita pada jalan-jalan yang dikehendaki-Nya, sebab jika tidak diarahkan atau dituntun maka cenderung memberontak, menempuh jalan yang salah, menyimpang ke kanan atau ke kiri karena lebih menuruti keinginan daging dari pada tunduk kepada kehendak Tuhan dan pimpinan Roh Kudus.
Kelegaan terjadi saat kuk dari Yesus Kristus diletakkan / dibebankan dalam hidup ini diterima dengan lemah lembut dan rendah hati. Lemah lembut berasal dari kata πραΰς yang berarti kelembutan bermakna ringan dan lembut. HELPS Word-studies menunjuk kepada kuasa tanpa kekerasan yang tidak semestinya. Sedangkan Aristoteles mendefinisikan sebagai sikap seseorang yang marah hanya pada saat yang tepat dan tidak pernah marah pada saat yang tidak tepat atau untuk menyebut binatang yang telah dijinakkan dan berada di bawah kendali tuannya. Jadi kelembutan adalah pengendalian diri kita yang dapat dikendalikan oleh Kristus saja. Yesus sekalipun berkuasa tapi tidak mengunakan kekerasan melainkan dengan kelembutan.
Kuk berupa hukum kasih menjadikan "jinak" dapat dikendalikan yang berdampak mendatangkan kelegaan bagi diri sendiri dan sesama manusia. Hukum kasih sebagai kuk yang diberikan oleh Yesus harus dipikul semua anak-anak TUHAN dalam hidupnya selama di dunia sebab menjadi cermin Kristus Yesus ditengah dunia yang mengalami kesulitan, kesukaran dan kesusahan. Yesus ingin manusia hidup dalam kelegaan dalam hidup di dunia yang bergejolak.
Dalam Perjanjian Lama ada kisah Yunus. Yunus seorang Ibrani yang takut akan TUHAN ketika diperintahkan ke Niniwe, ia melarikan diri ke Tarsis menuruti hatinya. TUHAN menaruh 'kuk' kepada Yunus dalam bentuk angin badai dan ikan besar untuk menyadarkan Yunus dari kesalahan yang telah diperbuatnya. Yunus kembali kepanggilannya dan pergi ke Niniwe. Adakalanya TUHAN memasang kuk dan tali kekang agar melakukan kehendak-Nya dan tidak menyimpang.
Kuk dikenakan untuk sepasang hewan, misalnya sebuah kereta dengan 2 ekor kuda, satu kuda adalah kita dan satu kuda di sebelahnya yang adalah adalah TUHAN Yesus. Sang kusir kereta mengendalikan kereta dengan tali yang dihubungkan dengan "kuk," Sang kusir mengendalikan keretanya ke kanan dan ke kiri, kapan melaju dan kapan berhenti. Namun sang Kusir itu tidak hanya memberikan perintah, tetapi Ia juga memberikan bimbingan sebab Sang Kusir itu juga sebagai "kuda" yang ada di sebelah kita, inilah maksud dari perkataan Kistus "Pikullah kuk-Ku", yaitu Dia memikul tuntutan hukum itu bersama-sama dengan kita! Yang diminta Yesus saat menerima kuk adalah berjalan dalam langkah yang selaras dan seirama dengan Yesus Tuhan agar hidup dalam kelegaan.
Selain kelembutan, kuk dari Tuhan Yesus juga harus diterima dengan sikap rendah hati sebagaimana DIA adalah rendah hati. Dengan hati yang lembut dan rendah hati maka kita dapat bergerak serasi dengan Yesus dan mengikuti teladan dan ajaran-Nya. Rendah hati menerima kuk yang diberikan dapat terjadi jika beban dosa dan keinginan kedagingan diserahkan kepada-Nya dan memikul apa yang diletakkan oleh-Nya dimana Yesus pun ikut serta bersama kita mengerjakan apa yang menjadi kuk tersebut.
Kuk dari Yesus adalah ringan dan enak telah ditawarkan dan kita diundang untuk menerima dan memikulnya. Paradoks tetapi sungguh ajaib yang ditawarkan dalam mengarungi kehidupan di dunia yang bergelora. Dia ingin kita mendapatkan kelegaan dalam pelbagai situasi dan peristiwa selama di dunia.
- Tulisan lainnya:
- Letih Lesu Dan Empati Yesus
- Mari Ikutlah AKU
- Menjadi Murid dan Memikul Salib
- Lemah Lembut Berdasarkan Injil Matius dan Perjanjian Lama
- Yesus Itu Rendah Hati