Agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula di untukkan bagimu sebagai Kristus (Kisah Para Rasul 3:20 -TB1)
Providensia (bahasa Latin: providentia Dei) adalah pemeliharaan dan pengaturan Allah terhadap seluruh ciptaan-Nya agar semua yang terjadi berlangsung sesuai rencana dan tujuan-Nya. Secara sederhana, providensia berarti “Allah tetap berkuasa, merawat, dan mengarahkan sejarah serta kehidupan setiap orang”. Unsur dari providensia terdiri atas:
- Orang yang tepat
- Di tempat yang tepat
- Pada waktu yang tepat
- Dalam peristiwa yang tepat.
Tiga bentuk utama providensia Allah
| Bentuk | Pengertian | Contoh Penerapan |
|---|---|---|
| Preservation | Allah mempertahankan keberadaan dan fungsi seluruh alam semesta; tanpa dukungan-Nya segala sesuatu akan berhenti ada. | “Dia berfirman dan semua menjadi; Ia memerintahkan dan semuanya tetap berdiri.” (Mazmur 33:9) |
| Government | Allah mengatur dan mengendalikan jalannya sejarah, bangsa, alam, maupun hidup individu agar tujuan-Nya tercapai. | Penjagaan terhadap bangsa Israel di padang gurun; peristiwa pembalikan Yusuf dari budak menjadi pembesar Mesir. |
| Concurrence (Co-operation) | Allah bekerja bersamaan dengan tindakan manusia—baik yang baik maupun yang jahat—agar hasil akhirnya tetap sesuai rencana-Nya. | Paulus hendak menangkap orang Kristen di Damaskus, tetapi Tuhan menahannya di jalan, membalikkan niatnya, lalu menjadikannya rasul bangsa-bangsa. |
Kisah Para Rasul 3:20 dalam Yunani: "τὸν προκεχειρισμένον ὑμῖν χριστὸν Ἰησοῦν, ton prokecheirismenon hymin Christon Iēsoun – „Yesus, Kristus, yang telah dipilih-Nya/ditentukan-Nya bagi kamu“). Dalam satu frasa ini tersimpul tiga benang providensia: Ketetapan pra-sejarah (pre-destination).
Verbum prokecheirismenon berasal dari pro-cheirizō = „mengangkat/memilih terlebih dahulu, menetapkan sebelum waktunya“. Hal ini meliputi:
→ Tuhan tidak baru menetapkan setelah kejadian; la telah „menandatangani kontrak“ sebelum dunia dijadikan. Ini memenuhi providensia sebagai government: Allah memerintah jalannya sejarah dengan skenario yang sudah ditulis-Nya.
Ketetapan bersifat personal („bagi kamu“)
Providensia bukan konsep abstrak; ia menyasar entitas konkret – bangsa Israel, para pendengar Petrus, bahkan kita yang membaca hari ini.
→ Menunjukkan preservation (Allah memelihara janji-Nya turun-temurun) sekaligus concurrence (ketika waktunya tiba, semua faktor – malaikat, Maria, Herodes, palungan, salib – berkonvergen di titik yang sudah ditentukan).
Ketetapan akan di-actualisasi di masa depan
„Allah akan mengirimkan…“ – Petrus sedang menegaskan: meskipus para pendengar baru saja menolak dan menyalibkan Yesus, Ia akan kembali (parousia) karena rencana itu belum selesai.
→ Providensia bersifat linear dan terbuka: peristiwa sudah dijamin, namun masih berjalan menuju konsumasi akhir. Manusia dipanggil bertobat (metanoesate, v.19) supaya turut menjadi „aktor“ yang sejalan dengan skenario ilahi.
Ayat di Kisah Para Rasul memiliki implikasi teologis berupa "Janji Natal (kelahiran) dan janji Parousia (kembalinya)" adalah satu paket providensia; keduanya sudah „ditentukan“. Penolakan manusia (termasuk pembunuhan Yesus) tidak membatalkan, melainkan menjadi bagian dari skenario – cocok dengan konsep „concurrence“: tindakan jahat tetap berada di bawah kuasa Allah dan justru dipakai untuk keselamatan. Petrus menawarkan „jendela waktu“ (kronos) untuk bertobat, sebab ketika Sang „yang telah ditentukan“ datang kembali, pintu keselamatan bisa tertutup – menekankan bahwa providensia berjalan bersama tanggung-jawab manusia. Dalam tulisan ini membatasi dengan providensia kelahiran Yesus
Providensia terjadi bagi orang orang yang tepat yaitu orang pilihan TUHAN, kaum yang hidupnya berkenan kepada TUHAN sehingga semua orang yang terlibat dalam pemeliharaan yang di atur TUHAN saat kelahiran Bayi Yesus adalah hasil dari ketetapan TUHAN sendiri. Yusuf dan Maria sebagai orang tua secara legal berdasarkan hukum di bumi adalah hasil dari pilihan TUHAN yang tepat. Demikian juga yang turut mendapatkan anugerah menjadi saksi kelahiran Yesus, yaitu para gembala di padang dan juga orang majus serta yang lainnya seperti Elisabet (Lukas 1:40-45) juga Simeon dan Hana (Lukas 2:21-40). Orang yang mendapatkan providensia dipastikan orang yang menjawab "Ya" dan melaksanakan tugas dan misi yang TUHAN tetapkan sesuai dengan rencana-NYA sehingga hidup mereka yang diatur oleh TUHAN lalu mendapatkan anugerah dari TUHAN.
Providensia kelahiran Yesus tidak hanya tampak pada "siapa" yang lahir, tetapi juga pada ruang (tempat) dan waktu persisnya. Berikut faktor-faktor providensia yang menyelimuti kedua dimensi itu:- Tempat: Betlehem – kota kecil yang sudah ditentukan.
Pemenuhan nubuat 700 tahun sebelumnya. Nabi Mikha menulis: "Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata… daripadamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel" (Mikha 5:2). Allah memastikan Mesias lahir di kota Daud, bukan di Nazaret, Yerusalem, atau Aleksandria. Dekrit dari Sensus Kaisar Agustus dimana Kaisar menuntut setiap kepala keluarga kembali ke "kota asal". Yusuf, keturunan Daud, harus berangkat dari Nazaret ke Betlehem tepat pada masa Maria akan melahirkan (Lukas 2:4). Tanpa perintah sekuler ini Maria dan Yusuf tak akan menempuh 120 km ke selatan . Kepadatan akibat sensus. Providensia hal Government menyentuh dalam proses kelahiran Yesus. Betlehem mendadak penuh, sehingga tidak ada tempat di rumah penginapan; Maria melahirkan di kandang/gua dekat kota. Keadaan tampak menyedihkan, tapi justru memenuhi gambaran nubuat bahwa Sang Raja akan muncul sebagai Anak domba (perhatikan. Yohanes 1:29) – palungan menjadi simbol providensia ilahi.
Beberapa sarjana menunjukkan palungan itu ada di Menara Kawanan Domba (Migdal-Eder) khusus bagi domba korban. Jika benar, maka tempat lahir Yesus sudah dikonsekrasikan untuk domba-dombanya Bait Suci, memperkuat identitas-Nya sebagai "Domba Allah yang menghapus dosa dunia".
Providensia tempat: Betlehem yang kecil, rumah roti (simbol perjamuan keselamatan), dipilih lewat campur tangan politik Roma dan silsilah Daud - Waktu: sekitar akhir masa Herodes + muatan teologis hari raya - tepat menjelang kematian Herodes (± 4 SM)
Allah menurunkan Juruselamat pada momen kekerasan politik puncak; keluarga suci segera dibawa melarikan diri ke Mesir, lalu kembali setelah Herodes mati – semua memenuhi nubuat Hosea 11:1 "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku".
Potongan kalender Yahudi: Kislev/Tishri (sekitar September-Desember). Bila sensus digabung dengan hari raya Sukkot (Kemah Suci), maka Yoh 1:14 "Firman… diam (eskēnōsen) di antara kita" memainkan kata "kemah", menunjukkan Allah "berkemah" manusia pada hari raya tabernakel-Nya sendiri . Jika kelahiran dipasangkan 25 Kislev (perayaan pembaharuan Bait Allah oleh Yudas Makabeus), maka Natal menjadi "pembaharuan" sejati Bait Suci yang baru: Tubuh Yesus (Yoh 2:19-21).
Waktu usia Yesus 2 tahun ke bawah keluar keputusan Herodes memerintahkan membunuh anak ≤ 2 tahun (Matius 2:16), menandakan kisah ini berlangsung rapat dengan datangnya orang Majus. Allah mengatur agar Yesus baru berusia kanak-kanak ketika ancaman muncul, sehingga luput dari pedang.
Providensia waktu: akhir masa Herodes, berpotongan dengan hari raya Kemah Suci/puncak Kislev, agar bayu keselamatan tiba pada detik kekerasan dan harapan bangsa Israel paling akut.
Providensia kelahiran Yesus terdiri dari berbagai peristiwa berarti melihat rangkaian kejadian (kejadian A → B → C …) sebagai rantai sebab-yang-disusun-Allah agar Sang Mesias lahir tepat pada waktunya, tempatnya, dan dengan identitas yang sudah dijanjikan. Faktor-faktor peristiwa itu dapat dikelompokkan sebagai berikut:
- Peristiwa “mimpi Yusuf ke-1 – malaikat menasihati tidak menceraikan Maria” yang terjadi sebelum sensus, Yusuf berniat menceraikan secara diam-diam. Efeknya terjadi providensia yang mencegah pembuangan Maria; memastikan ada kepala keluarga yang kemudian mau membawa istri dan anak ke Betlehem lalu lari ke Mesir.
- Peristiwa “sensus Caesar” – pemicu perjalanan. Kaisar Agustus menulis dekret pajak (Luk 2:1-3) → seluruh dunia Romawi (termasuk Yudea) terguncang. Efeknya terjadi providensia dimana Allah memakai kebijakan sekuler untuk menggerakkan Yusuf dan Maria 120 km dari Nazaret ke Betlehem; tanpa sensus tidak ada alasan hukum menempuh perjalanan berbahaya saat Maria 9 bulan hamil. Dan Allah membuat perjalanan Yusuf dan Maria berhasil melalui rintangan tersebut.
- Peristiwa “tidak ada kamar” – penentuan lokasi lahir. Kepadatan pendatang sensus memaksa pasangan suci berhenti di gua/kandang; palungan menjadi tempat bersalin. Efeknya terjadi providensia yang menjadikan Sang Raja lahir dalam kerendahan; sekaligus memenuhi gambaran nubuat “Domba Allah” (Yohanes 1:29) – tempat domba korban.
- Peristiwa “kelahiran saat malam Sukkot / musim dingin domba” – peneguhan identitas teologis yaitu terjadi September-Desember, para gembala sedang menggembalakan domba-dombanya Bait Suku di dekat Betlehem. Efeknya terjadi providensia sehingga para gembala menjadi saksi pertama; domba yang kelak dipakai korban Paskah didengar kabar bahwa “Domba sejati” baru lahir.
- Peristiwa “pengumuman malaikat kepada gembala” – publikasi pertama Injil. Di padang saat malam itu malaikat memberi tanda: “bayi berbalut lampin, terbaring di palungan.” Efeknya terjadi providensia yaitu orang miskin dan orang-orang “tidak penting” jadi pewarta resmi; menunjukkan kasih Allah melampaui strata sosial.
- Peristiwa “bintang di langit Timur” – pemanggilan bangsa-bangsa. Ahli astrologi Majus melihat “bintang” (kemungkinan konjungsi planet, komet, atau peristiwa supranatural) dan menempuh ribuan km. Efeknya terjadi providensia karena bintang bergerak dan “berhenti di atas rumah” (Matius 2:9); menuntut orang pagan datang menyembah, memenuhi nubuat “bangsa-bangsa akan datang terangmu” (Yesaya 60:3).
- Peristiwa “hadiah emas, kemenyan, mur” – perlengkapan pelarian dan profil Mesias. Hadiah mahal membiayai kehidupan di pengasingan Mesir; sekaligus melambangkan raja (emas), imam (kemenyan), korban (mur). Efeknya terjadi providensia yaitu Allah menyiapkan dana dan simbolologi identitas Yesus sebelum para pengasuhnya sadar.
- Peristiwa “mimpi Yusuf ke-2 – perintah lari ke Mesir” Setelah kunjungan Majus, malaikat memerintah “bangun, larikan anak dan ibunya ke Mesir.” Efeknya terjadi providensia yaitu menghindarkan pembunuhan anak-anak lelaki; memenuki Hosea 11:1 “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.”
- Peristiwa “pembantaian anak-anak lelaki Betlehem” – validasi nubuat dan penegasan waktu kembali. Herodes membunuh anak ≤ 2 tahun; memperlihatkan bahwa Yesus sudah berusia di bawah ambang itu. Efeknya terjadi providensia yang memperkuat profil Herodes sebagai “raksasa” yang akan dihancurkan oleh Mesias (badingkan. Yeremia 31:15), sekaligus memaksa keluarga suci tetap di Mesir sampai Herodes mati.
- Peristiwa “mimpi Yusuf ke-3 – kembali ke Nazaret”. Setelah Herodes wafat mereka hendak pulang; namun Arkhelaus berkuasa, maka malaikat arahkan ke Galilea. Efeknya terjadi providensia yang menempatkan Yesus tumbuh di kota yang bukan pusat agama, memenuki prediksi “disebut orang Nazaret” (Matius 2:23), serta menjauhkannya dari radar aristokrasi Yerusalem.
Providensia terhadap berbagai peristiwa menunjukkan bahwa Allah berdaulat memakai: dekrit kaisar, keserakahan tiran, rute bintang, hingga mimpi tukang kayu—agar janji “Imanuel, Allah menyertai kita” terwujud secara konkret, tak terlupakan, dan tak dapat ditiru dengan rantai sebab-yang-disusun: sensus → perjalanan → palungan → gembala → Majus → lari → kembali. Setiap “insiden” memiliki dua lapisan, yaitu:
a) lapisan sejarah (politik, sosial, astronomi);
b) lapisan teologis (pemenuhan nubuat, perlindungan bayi, publikasi identitas).
Dalam providensia kelahiran Yesus terjadi pemenuhan beruntun nubuat Perjanjian Lama yang menunjukkan seluruh rangkaian peristiwa di atas membuktikan bahwa providensia Allah tidak hanya menjaga, tetapi juga menghubungkan sejarah, politik, alam, dan mimpi manusia agar semua firman-Nya tentang Sang Mesias terbukti benar, seperti:
– Anak dara akan mengandung (Yesaya 7:14)
– Lahir di Betlehem (Mikha 5:1)
– Dihormati dengan hadiah emas dan kemenyan (Yesaya 60:6)
– Hadirnya perlindungan dari pangeran kegelapan (Mazmur 72:14).
Providensia Natal memberi pesan bahwa Allah tidak “hanya” menopang; Ia mengawal setiap detail—sensus pajak, rute perjalanan, cuaca, posisi bintang, bahkan mimpi tidur—supaya Imanuel benar-benar “Allah menyertai kita” dalam daging. Karena itu Natal pertama menjadi bukti nyata bahwa providensia-Nya mencakup preservation (mempertahankan hidup Yesus), government (mengarahkan sejarah dunia), dan concurrence (menggunakan tindakan manusia, baik gembala maupun kaisar, untuk menyelamatkan umat-Nya)
Bila mengutip sudut pandang Reformed / Calvinis maka disimpulkan segala peristiwa—termasuk penderitaan, kegagalan, bahkan dosa—termasuk dalam rencana terkabul Allah (predestinasi). Manusia bertanggung jawab atas perbuatannya, namun Allah tetap berdaulat menentukan akhir cerita.
Karena itu orang percaya diajak berserah diri (resignatio ad divinam voluntatem) sambil tetap berusaha secara aktif yang memberikan pesan untuk bertindak secara praktis bagi orang percaya dalam hal:
- Tenteram: Allah tidak pernah “tidak hadir”; bahkan krisis pun terkandung tujuan-Nya.
- Bersyukur dalam berkat, bersabar dalam cobaan, karena keduanya bagian dari providensia.
- Berusaha dan berdoa: kerja keras manusia tidak membatalkan providensia, melainkan menjadi saluran di mana Allah menjalankan rencana-Nya.
- Menghindari fatalisme: keyakinan bahwa “semua sudah ditentukan” bukan alasan untuk malas, sebab Allah memakai sebab-akibat (ilmu, perencanaan, etika) dalam penyelenggaraan-Nya.
Providensia dimana peran Allah dalam mengatur segala sesuatu dalam iman Kristen bukan sekadar “keberuntungan” atau “kodrat,” melainkan keyakinan teologis bahwa Allah yang Mahatahu dan Mahakuasa secara aktif merawat, membimbing, dan memakai segala hal—baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan—untuk menyelamatkan, membentuk, dan memuliakan umat-Nya yang tunduk kepada otoritas TUHAN ALLAH
- Tulisan lainnya di werua.blogspot:
- Gembala Saat Kelahiran Yesus
- Perjumpaan Orang Majus Dengan Yesus
- Bintang Natal
- Kehendak TUHAN Dalam Maria
- Jejak Yusuf, Suami Maria
- Yesus Lahir, Berita Kesukaan Besar
- Allah Menjanjikan Keturunan Kepada Perempuan
- TUHAN Berdaulat Terhadap Manusia
- TUHAN Penentu Masa Depan
- Langkah Manusia Bergantung Pada Allah