Tuhan Pencipta menciptakan segala sesuatu dengan tujuan-Nya dan mengetahui benar dampak dari ciptaan-Nya sebab semuanya berada dalam kekuasaan dan kedaulatan-Nya. Ciptaan-Nya diciptakan dalam keteraturan mengigat Allah mengatur agar teratur dan tertib semuanya dengan bijaksana sehingga berjalan menurut ketetapan-Nya meskipun kepada makhluk ciptaan-Nya yang mulia yaitu malaikat dan manusia diberi hak kebebasan (free will) yang mendapat membuat melakukan sesuatu secara mandiri.
Dalam kemurahan-Nya kepada manusia ciptaan-Nya yang mendapat mandat mengelola bumi, Tuhan memberitahukan segala sesuatu yang diciptakan-Nya kepada manusia. Teks di atas menyatakan bahwa TUHAN telah memberitahukan akhir sesuatu sejak awal dan hal-hal yang belum terjadi diberitahukan sejak zaman dahulu sebab TUHAN penentu masa depan melibatkan ciptaan-Nya dalam Sidang Ilahi dimana mereka semua mengetahui apa rencana yang dikehendaki dan dikerjakan TUHAN.
Benson Commentary menyatakan secara akurat jalannya peristiwa di masa depan diketahui oleh TUHAN (YHWH) sebab DIA adalah satu-satunya Tuhan yang benar dan membuktikan:
- Tuhan memiliki tujuan/rencana berurusan dengan manusia. Jika tidak, dia tidak dapat memprediksi peristiwa masa depan.
- Agar rencana Tuhan tidak gagal. Dia memiliki kekuatan yang cukup untuk mengamankan pelaksanaan rencananya, dan dia akan mengerahkan kekuatan itu agar semua rencananya dapat tercapai. (Ini terlaksana karena memiliki kedaulatan)
- Kedaulatan Tuhan atas segala sesuatu - Tuhan dianggap memiliki kendali dan takdir atas segala sesuatu yang terjadi dalam dunia, termasuk kejadian, tindakan manusia, dan hasil akhir.
- Kedaulatan Tuhan atas takdir manusia - Tuhan dianggap memiliki kendali atas takdir manusia, termasuk rencana Tuhan untuk hidup mereka, tujuan dan tugas spesifik.
- Kedaulatan Tuhan atas alam semesta - Tuhan dianggap memiliki kendali atas alam semesta, termasuk matahari, bulan, bintang, dan planet.
- Kedaulatan Tuhan atas manusia - Tuhan dianggap memiliki kendali atas manusia, termasuk pikiran, perasaan, dan tindakan manusia.
- Allah berdaulat, Dia melakukan apa yang Dia inginkan dan mencapai semua tujuan-Nya. Tidak ada yang bisa menghentikan Allah melakukan kehendak-Nya. Mazmur 115: 3 menyatakan dengan jelas, "Allah kami ada di surga, Dia melakukan semua yang disukai-Nya."
- Allah berdaulat, Dia mengendalikan urusan dunia ini. Daniel 2:21 berkata bahwa "Dialah yang mengubah waktu dan masa; Dia memecat raja dan mengangkat raja. Dialah yang memberi hikmat kepada orang-orang bijaksana dan akal budi diberitahukan-Nya kepada orang yang memahami pengertian."
- Allah dengan berdaulat memilih kita untuk memperoleh karya penebusan di dalam Kristus, terlepas dari (kehendak) diri kita sendiri, Dia telah memilih umat untuk diri-Nya sendiri "sebelum dunia dijadikan." (Efesus 1: 4).
- Allah berdaulat, Dia tetap memegang kendali bahkan dalam menghadapi kejahatan, penderitaan dan ketidakadilan. Kisah Para Rasul 2:23 menyatakan, "Yesus ini, yang diserahkan menurut rencana yang sudah ditentukan dan pengetahuan Allah sebelumnya, kamu bunuh dengan menyalibkan-Nya melalui tangan orang-orang durhaka." Pandangan mengenai TUHAN berdaulat terhadap manusia terdapat dua pandangan utama, yaitu: kompatibilisme dan determinisme - kedua-duanya mempertimbangkan peran Tuhan dalam mempengaruhi peristiwa dan masa depan. meskipun terdapat perbedaan, yaitu:
- Kompatibilisme adalah keputusan bebas manusia dan takdir Tuhan dapat coexist (bersama-sama atau bersamaan ada) dan bekerja secara bersama-sama. Kompatibilis berpendapat bahwa Tuhan memiliki pengetahuan tentang masa depan dan memiliki kekuatan / kekuasaan untuk mempengaruhi peristiwa, namun manusia masih memiliki bebas pilih dan bebas keputusan.
- Determinisme menyatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi sudah ditentukan sejak awal oleh Tuhan dan manusia tidak memiliki bebas keputusan sama sekali..
- Kemampuan mempengaruhi peristiwa: Kompatibilisme menganggap bahwa baik Tuhan dan manusia memiliki kemampuan untuk mempengaruhi peristiwa, sementara determinisme menganggap bahwa hanya Tuhan yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi peristiwa.
- Konsekuensi moral: Kompatibilisme menganggap bahwa manusia masih memiliki tanggung jawab moral atas tindakan mereka, sementara determinisme menganggap bahwa manusia tidak memiliki tanggung jawab moral karena segala sesuatu sudah ditentukan.
- Contoh tokoh teologi penganut kompatibilisme St. Augustine dan Thomas Aquinas sedangkan determinisme Martin Luther dan Jonathan Edwards
- Beberapa peristiwa dalam Alkitab yang dapat dilihat sebagai menunjukkan kompatibilisme antara bebas keputusan manusia dan takdir Tuhan meliputi:
- Kebangkitan Yesus - Tuhan membangkitkan Yesus dari antara orang mati, tetapi manusia memiliki bebas pilih untuk mempercayai atau tidak mempercayai Yesus sebagai Mesias.
- Pemilihan Saul menjadi raja - Tuhan memilih Saul menjadi raja Israel, tetapi Saul memiliki bebas pilih untuk menuruti atau tidak menuruti Tuhan.
- Pertobatan Saulus menjadi Paulus - Saulus memiliki bebas pilih untuk menentang atau menerima Yesus sebagai Tuhan.
- Kejadian pada taman Getsemani - Yesus memiliki bebas pilih untuk memenuhi takdir Tuhan atau tidak ketika Ia berdoa di Getsemani.
- Beberapa contoh Alkitab yang dianggap menunjukkan adanya determinisme adalah:
- Kejadian 50:20 - Yasuf mengatakan bahwa Tuhan bekerja melalui peristiwa-peristiwa yang buruk untuk membawa kebaikan.
- Roma 8:28 - Paulus menulis bahwa Tuhan bekerja melalui aneka peristiwa untuk membawa kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan.
- Kisah Para Rasul 2:23 - Petrus mengatakan bahwa Yesus mati karena takdir Tuhan dan bukan karena tindakan manusia.
- Amsal 19:21 - Firman Tuhan mengatakan bahwa takdir manusia ditentukan oleh Tuhan.
- Tulisan lainnya:
- Kebebasan Manusia Dalam Rancangan Tuhan
- Langkah Manusia Bergantung Pada Allah
- Mari Ikut AKU
- Berserah Kepada TUHAN
- Penundukan Diri Terhadap TUHAN
Bila menjadi umat kesayangan TUHAN ada pengharapan saat merenungkan kedaulatan Tuhan karena keyakinan bahwa Tuhan adalah penguasa yang penuh kasih dan adil yang mengawasi ciptaan-Nya dan membimbingnya menuju kebaikan tertinggi. Ini memberikan kenyamanan di saat-saat sulit dan kepastian bahwa pada akhirnya, semua hal bekerja menuju tujuan yang lebih besar. Selain itu, percaya pada kedaulatan Tuhan dapat mengarah pada rasa kerendahan hati, penyerahan, dan kepercayaan yang lebih besar pada rencana-Nya untuk hidup seseorang.
Tuhan mengatur bumi dan berdaulat atas segala sesuatu karena Mahakuasa meskipun terkadang Ia bersikap kompatibilisme mengikut sertakan peserta Sidang Ilahi dan mungkin iblis dan juga manusia pilihan-Nya dalam menjalankan kedaulatan-Nya. Contoh seperti saat Ayub diuji oleh TUHAN tetapi sekaligus dicobai oleh iblis. Sebagai Pencipta Dia berhak menerima segala sesuatu yang menjadi bagian-Nya tetapi DIA turut merasakan segala penderitaan manusia yang melebihi penderitaan Ayub sebab Firman itu pernah mengambil rupa manusia yang dikenal dengan sebutan Yesus Kristus sebab DIA bertanggung jawab terhadap kedaulatan yang dimiliki-Nya.
TUHAN ALLAH yang Kudus dan Mahakuasa, Dialah yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang tetap berdaulat atas segala sesuatu hingga semua rencana-Nya terlaksana menurut waktu dan cara-Nya yang Ajaib dan tidak ada satu makhluk pun yang dapat meragukan dan mempertanyakan keputusan-Nya karena semuanya Adil dan Benar dan tepat segala jalan-Nya. Surga dan bumi layak menyembah DIA yang berdaulat.