Nama Yusuf, suami Maria sering muncul menjelang hari Natal sekalipun Yusuf hanya ditampilkan dalam matius dan lukas khususnya di dua pasal pertama dan satu kali saja ditulis dalam Injil Yohanes. Tulisan tentang Yususf lebih banyak ditampilkan dalam bahan bahan non kanonik di luar PB. Meskipun banyak ditampilkan dalam injil Matius dan Lukas namun dia tetap diam membisu. Penulis Injil memperkenalkan Yususf melalui: nama, status dan satu kali menurut niatnya. Selanjutnya pembaca harus menyimpulkan sendiri tentang Yusuf dari tindakan dan sikapnya. karena yusuf tidak sekalipun berbicara.
Karena penulis Injil "membuat yusuf bisu" maka kita wajib membuatnya bersuara termasuk mengungkap dilema, perasaan, pergulatan terlebih-lebih keutamaan-keutamaan yang dapat kita teladani yang didalamnya kita akan melihat Yusuf sebagai model bersikap dan bertingkah laku. Catatan Yusuf berdasarkan Kitab Injil:
- Catatan Injil Matius.
Orang tua Yesus dalam Matius 1-2 yang paling banyak berperan adalah Yusuf bukan Maria. Yosep transliterasi dari Ibrani mungkin dari YosifeYAH yang artinya TUHAN menambahkan (Kejadian 30:23-24). Dalam Matius 1:16 nama Yusuf disebutkan diakhir silsilah Yesus. Juga statusnya sebagai suami Maria. Tetapi berbeda dari pola sebelumnya dari rumusan aktif pria A mempunyai anak B menjadi rumusan pasif "Yakub mempunayai anak, Yusuf suami Maria. Dari Maria dilahirkan Yesus yang disebut Kristus. Yusuf "dinon-aktifkan" berkaitan dengan kelahiran Yesus. Yesus dilahirkan dari Maria. Pesan teologis / semitis menunjuk pada peran Allah sendiri. Bagaimana? dijelaskan dalam perikop berikutnya!
Dalam Matius 1:18-25 peran Yusuf cukup besar. Maaikat nenampakkan diri kepadanya dan menyapanya sebagai "anak Daud". Asal usul / identitas Anak dalam kandungan Maria dijelaskan kepadanya oleh malaikat dari Roh Kudus bukan dari Maria. Identitas Yesus hanya dapat dipahami jika ada pewahyuan dari ALLAH. Yusuf taat pada dua peintah malaikat yaitu menerima Maria menjadi istri dan memberi nama Yesus kepada si Bayi, sehingga Yesus diadopsi menjadi keturunan Daud. Yusuf secara legal menjadi ayah Yesus. Padahal Yusuf telah berencana menceraikan Maria, sesuai hukum Taurat. Yusuf taat meski diluar nalar, dan pasti tidak diterima rasa!
Matius 2:13-23, malaikat menampakkan diri kepada Yusuf tiga kali lagi, tetapi selalu demi keamanan ibu dan anak. Dalam ketiga mimpi itu ada tiga perintah malaikat yang ditaati Yusuf sepenuhnya. (Bahkan ketaatan itu ditampilkan secara harafiah oleh Matius)
Yusuf hanya sekali tampil pada masa karya Yesus, hanya disebut pekerjaannya. Orangorang di Nazaret menolak Yesus karena tahu keluargaNya. Matius 13:55 bukankah IA ini anak tukang kayu? - Catatan Injil Lukas.
Dalam Lukas 1-2, Maria ditampilkan, Yusuf pun tampil, tetapi umumnya tidak berperan langsung. Lukas 1:26-27, penulis Lukas menyebutkan Yusuf sebagai tunangan Maria dan sebagai keturunan Daud. Selanjutnya berfokus kepada dialog antara malaikat Gibrael dengan Maria. Yusuf tidak lagi ditampilkan. Lalu di Lukas 2:4 saat sensus penduduk, nama Yusuf ditampilkan lagi dengan statusnya keturunan / keluarga Daud (maka harus ke Betlehem) dengan tunangan Maria. Juga dalam Lukas 2:16 nama Yusuf tampil lagi saat kunjungan para gembala tetapi disebutkan setelah Maria. Bayi Yesus disebutkan secara terpisah dari keduanya.
Nama Yusuf kemudian dua kali disebut dalam Lukas saat silsilah Yesus. (3:23) yang dianggap anak "Yusuf bin Eli" nama dan statusnya sebagai ayah angkat Yesus. Dalam Lukas 4:22 reaksi orang terhadap khotbah pertama Yesus: "Bukankah Dia anak Yusuf?" (kekeguman anak Yusuf koq bisa sehebat ini atau kritik hanya anak Yusuf koq ngomongnya seakan-akan nabi.) Yusuf tampil tanpa nama dalam dua teks lain, tetapi hanya disebut dalam statusnya sebagai ayah atau orang tua Yesus. Dalam Lukas 2:22-24 Yusuf bersama Maria ( Yunani:"mereka") tampil sebagai orang Yahudi yang taat melakukan pentahiran seorang ibu (Imamat 2:2-8) dan persembahan anak sulung (Keluaran 13; Bilangan 3:47)
Lukas 2:48-49 juga dalam konteks ketaatan aturan agama orang Yahudi (Berziarah Paskah ke Yerusalem) Yesus remaja usia 12 tahun tertinggal di Yerusalem. Yusuf dan Maria balik mencariNya. Tetapi Maria yang berbicara kepada Yesus. Yusuf hanya disebut sebagai "bapa" yang cemas mencari Yesus anaknya. (tetapi jawab Yesus: Bapak-Ku, jelas untuk mengambil jarak dengan Yusuf) - Catatan Dalam Injil Yohanes.
Yusuf hanya disebut satu kali. Tidak ada peran langsung! Reaksi pendengar tentang khotbah Yesus tentang roti hidup. Bukan ini Yesus anak Yusuf yang ayah dan ibunya kita kenal! Bagaimana sekarang Ia dapat berkata bahwa Aku telah turun dari surga? (Yohanes 6:42) - Catatan Dalam Injil Apokripa.
Yusuf banyak diceritakan dalam injil-injil non kanonik (apokripa) Yusuf menjadi tokoh penting dan utama dalam Injil masa kanak-kanak menurut Yakobus ( atau proto Injil Yakobus) dari petengahan abad ke-2 Masehi. lebih dari tiga puluh kali nama Yusuf disebut. Nama Yusuf pun disebut lebih dari tiga puluh kali dalam Injil Masa Kanak-Kanak Menurut Thomas dari pertengah abad ke-2 Masehi. Selanjutnya makin banyak riwayat Yusuf bahwa ia adalah orang yang taat Taurat, berusia 89 tahun saat menikahi Maria (Tampak dalam lukisan) wafat pada usia 111 tahun, dll. Kebenaran bahwa Yusuf berusia 89 tahun saat menikah dengan Maria sangat diragukan terlebih lebih berdasarkan Injil Apokripa di Proto Injil Yakobus 9:2a hanya tertulis; Namun Yusuf menolak, katanya: “Aku memiliki anak-anak. Lagipula aku seorang tua, sedangkan ia gadis muda. Aku khawatir akan menjadi olok-olok seluruh bani Israel....” (belum punya cucu)
Serangan terhadap keberadaan Yusuf pun terkadang disuarakan dengan adanya anggapan bahwa Yusuf suami Maria adalah tokoh fiktif bukan historis atau posisi ekstrim, Yusuf dianggap hanya tokoh fiktif / rekaan atau legenda saja. Yusuf dianggap hasil rekayasa berdasarkan paralelisme dengan tokoh Yusuf dalam Perjanjian Lama (mimpi di buang ke Mesir, selamatkan keluarga dll) Tetapi teknik tipologi dipakai Matius dalam Matius 1-2, juga berkaitan dengan Yesus; itu tidak berarti bahwa Yesus juga tokoh fiktif. Yesus tokoh yang real maka Yusuf harus diasumsikan tokoh real-historis.
Diduga serangan terhadap Yusuf karena dia kurang ditampilkan di Perjanjian Baru. Mengapa? Para sejarawan umumnya sepakat dengan jawaban klasik sejak abad pertengahan yaitu Yusuf meninggal pada zaman Yesus berkarya. Dasar lainnya adalah:
- Petunjuk / evidensi dari Perjanjian Baru sendiri. Yusuf muncul paling akhir di Perjanjian Baru saat Yesus berusia 12 tahun. (Lukas 2:41-52) Lalu Yesus mulai berkarya pada usia 30 tahun (Lukas 3:23) Yusuf tidak pernah tampil lagi pada masa karya Yesus. Ini berkembang menjadi asumsi bahwa Yusuf sudah wafat (atau pergi) setelah Yesus berusia 12-30 tahun. Informasi yang minim ini diisi dan dilengkapi oleh tulisan tulisan Kristen pada abad ke-2 Masehi dst seperti di atas.
- Markus 6:3 (pada masa Yesus mulai berkarya) ada pertanyaan restoris dari para pendengarNya, bukankah Ia tukang kayu, anak Maria..? terasa aneh kalau Yusuf masih hidup. (sebab anak biasanya dikaitkan dengan ayahnya)
- Tradisi lukisan tentang kematian Yusuf disekitar jenazahnya ada Maria dan Yesus yang masih remaja (12 tahunan) atau yang sudah dewasa (akhir 20-30 tahun)
Yusuf adalah pekerja tukang bangunan atau kontruksi dengan spesialisasi di bidang kayu. Di daerah Palestina bangunan umumnya dari batu tetapi hal itu membutuhkan tukang yang trampil untuk bangunan dan perabot kayu (untuk rumah tangga, pertanian: kuk, alat bajak dll) ini posisi yang penting dalam masyarakat (Matius 13:55) jadi tidak miskin! Sejelas secara jelas hal ini tergambar dalam sebutkan kepada Yesus, sang anak secara legal dari Yusuf juga disebut "tukang kayu" (Markus 6:3) Tampaknya Yesus melanjutkan pekerjaan Yusuf sebelum berkarya diusia 30 tahun. Yesus belajar dari Yusuf tentang nilai, martabat dan sukacita tentang pekerjaan. Mungkin Ia ikut juga sebagai buruh pelbagai bangunan ala Yunani di kota Seforis, sekitar 6 Km dari kota Nazaret. Dari Yusuf dapat dilihat sebagai teladan/model semua pekerja. Setiap pekerjaan adalah bagian dari karya Allah di dunia, cara kita melayani masyarakat, keluarga, gereja/komunitas dan menciptakan persaudaraan. Pekerjaan adalah cara pemenuhan diri (realisasi bakat dan kemampuan) dan pemenuhan kebutuhan keluarga.
Yusuf dalam Injil Matius 1:19 TB1 "Tulus hati" (seorang yang benar TB2) Yunani = dikaios, Ibrani "tsadiq" artinya orang yang taat Taurat. Hidup dan tingkah lakunya sesuai dengan hukum Taurat. (= kehendak Allah). Dalam konteks Yahudi, Orang Yahudi melakukan Taurat bertujuan agar tetap ada dalam relasi perjanjian (keselamatan). Taurat menjamin relasi yang benar - tepat dengan TUHAN. Jadi bukan taat hukum supaya diselamatkan. (itu stereotif orang Kristen tentang orang Yahudi) Ingat Eodus: (pembebasan / kasih dari ALLAH ) itu lebih dahulu dari Sinai. ( Taurat yang mengatur perbuatan/ tingkah laku manusia.)
Kondisi Maria hamil sebelum mereka tidur bersama (Matius 1:18). Bagi semua orang, apalagi bagi Yusuf: Maria jelas tidak setia (berzinah). Itu logika manusia yang normal. Jelas Yusuf marah, itu emosi yang wajar. Ada dua proses hukum yang dapat Yusuf tempuh:
- Pertama mengadukan tunangan itu dihadapan umum, dan meminta pengadilan publik untuk meneliti apakah Maria secara bebas atau dipaksa (bandingkan 22:23-27). Kalau solusi ini yang dipilih Yusuf: jelas Maria dan seluruh keluarga besarnya, sangat dipermalukan dan juga Yusuf sendiri. Maria juga dapat dihukum mati, kalau melakukan hal itu seara bebas.
- Kedua menulis surat cerai dan meneraikan Maria begitu saja, tanpa membawanya ke pengadilan publik (Ulangan 24:1). Kemungkinan yang kedua inilah yang dipilih Yusuf.
Inilah rencana tidakan Yusuf, sehingga Yusuf disebut "orang benar. Yusuf taat terhadap hukum Taurat sekaligus tetap amat manusiawi. Ketaatan kepada hukum ditempatkannya dalam konteks cinta kasih kepada Maria, tunangannya. Ia tetap menghormatinya sebagai pribadi. Ia tetap tenggang rasa dan tidak ingin mempermalukannya.
Sikap Yusuf saat mengetahui Maria hamil, memiliki hal penting yaitu:
- Pertama keseimbangkan bahwa dirinya memiliki ketaatan kepada hukum (aspek formal) dan cinta kasih (Aspek personal) dalam komunikasi dan pengambilan keputusan.
- Kedua, sikap respek / hormat dan sensitif. Segi ini amat relevan dalam konteks pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan yang semakin marak dewasa ini.
Yusuf menjadi teladan pria terhormat, yang menghormati dan menjunjung tinggi martabat perempuan.
Niat pribadi Yusuf meski taat kepada hukum dan di dasarkan cinta kasih, tetap saja belum cukup. Rencana Allah ternyata berbeda. Intervensi Allah lewat malaikat dalam mimpi Yusuf (seluruhnya ada empat mimpi dalam Matius 1-2). Mimpi mimpi dalam Perjanjian Lama membutuhkan interprestasi/ penafsiran, tidak jelas dengan sendiri, bukan peritah langsung. Versi Matius dalam mimpi sudah jelas. Perintah dan kehendak Allah harus dijalankan. Tidak perlu ditafsirkan lagi. Yusuf hidup dalam ketaatan total amat harafiah, Yusuf melaksanakan perintah / rencana Allah. Tetapi bukan ketaatan buta: malaikat memberitahu alasan penyebab kehamilan Maria yaitu dari Roh Kudus. Jangan takut adalah standar dari Teofani Perjanjian Lama. Malaikat memberi jaminan dan kepastian bahwa Yusuf tidak perlu ragu-ragu mengambil Maria menjadi istrinya. Malaikat menyingkirkan prasangka ketidaksetiaan Maria terhadap Yusuf. Sesuai perintah malaikat (Allah) Yusuf bangun mengambil Maria sebagai istrinya (tahap kedua dalam perkawinan Yahudi) dan memberikan nama "Yesus" bagi sang bayi. Ini jawaban Ya dari Yusuf seperti jawaban Ya Maria versi Lukas. Jawaban Ya tanpa kata-kata tetapi lewat perbuatan. Seperti Maria (versi Lukas) Yusuf juga siap sedia dan menjawab Ya atas rencana Allah yang membinggungkan dan menyakitkan.Ia hanya berserah dan melibatkan diri dalam sejarah keselamatan yang penuh misteri.
Yusuf menjadi teladan karena terbuka terhadap misteri rencana Allah. Terkadang rencana Allah menyakitkan dan tidak dapat dicerna oleh akal. Harus percaya rencana Allah adalah yang terbaik bagi kita, kendati menyakitan, absurd dan tidak dapat diterima akal. Percaya kendati marah dan tidak masuk akal! Lompatan iman! Sikap berserah dan menerima rencana Allah akan mengubah pengalaman-pengalaman pahit, sedih dan misteri dll menjadi bagian dari rencana Allah yang lebih besar dan menyelamatkan banyak orang.
Dalam tulisan kitab Injil, Yusuf tidak pernah sekalipun berbicara. Tentu ini sesuai dengan teologi Injil Matius dalam Matius 1-2. (Semua kejadian telah diatur dan ditentukan oleh ALLAH) Akan tetapi dalam Injil Lukas, Yusuf tidak berbiara satu kata pun! Maria yang aktif: Bertanya, menjawab, berpergian dan juga bernyanyi. dll. Yusuf diam tetapi berbuat. Tidak berbicara tetapi menentukan. Dia eksekutor sejati. Dalam Matius 2:13-23; 3 kutipan Perjanjian Lama, 3 mimpi dan tiga komando malaikat semuanya ditujukan kepada Yusuf demi Yesus dan Maria! Ia pelindung keluarga! Yusuf tampil saat ada bahaya bagi keluarganya. Saat happy (dikunjungi orang Majus) Yusuf tidak ditampilkan, hanya Anak dan ibu-Nya perhatikan selalu urutan itu) Sebelum Yesus lahir Yusuf mengambil Maria sebagai istrinya. Dengan itu ia menjaga kesatuan dengan Maria dan mengamankan dari hukuman, sekaligus mengamankan rencana Allah. Setelah Yesus lahir, Yusuf dua kali mengambil Anak dan ibu-Nya (Untuk mengungsi ke Mesir dan kembali dari sana): Yusuf memberikan perlindungan dan keamanan bagi keluarganya. Kesatuan keluarga ia pertahankan meskipun berat dan penuh tantangan.
Yusuf yang bermimpi ini mengingatkan kepada Yusuf si tukang mimpi dalam Perjanjian Lama (Kejadian 37-50) Ayah mereka berdua sama namanya Yakub (versi Matius) Keduanya berpindah ke Mesir, dan keduanya tidak berhubungan dengan perempuan yang sudah menjadi milik pihak lain (Bandingkan Matius 1:25) Keduanya menyelamatkan keluarganya dari bahaya maut (kelaparan/pembunuhan). Keduanya teladan dalam integritas moral dan kesetiaan.
Yusuf "melakonkan" peran Bapa di surga terhadap Yesus Anak-Nya. Ia membawa keluarganya ke Mesir, seperti dahulu Allah menghantar cikal-bakal anakNya (11 anak Takub, Israel) ke Mesir melalui Yusuf. Selanjutnya Yesus dan Maria dipanggil lagi dari Mesir ke Tanah Perjanjian. Yusuf sekali lagi diberi peran: "Bangun ambillah Anak itu dan ibuNya" Dengan bantuan Yusuf, Bayi Yesus itu mengulangi perjalanan dan pengalaman umat Allah (Israel) dalam Perjanjian Lama, yang dijaga dan dituntun Allah. Yusuf melakukan "peran bayangan" Bapa di Surga terhadap Anak-Nya: menjaga, menuntun, memberi perlindungan dan keamanan sebelum Ia menjadi dewasa. Semuanya dilakukan dalam diam. Diam itu emas jika berfokus kepada rencana Allah, demi melindungi, menjaga kesatuan dan kelestarian (keluarga, jemaat, alam / lingkungan), dan tidak mempermalukan sesama. Itulah diam yang berbuah dan mengubah.
Yusuf menjaga "Anak dan ibu-Nya", dua kelompok yang lemah dan rentan dalam masyarakat zaman itu. Dengan itu Yusuf menjadi teladan bagi kita selalu menjaga, melindungi dan memperhatikan kelompok-kelompok yang lemah kecil dan tidak berdaya dalam jemaat dan masyarakat. (termasuk alam yang tidak dapat membela diri dari kerakusan kita.) Kita sebagai jemaat, gereja, keluarga juga wajib untuk selalu menjaga dan melindungi iman kita, Iman akan sang Anak Allah yang pada saat natal ini datang sebagai Bayi yang lemah dan tidak berdaya.
Lukas 2:1-5: Sensus penduduk (apapun bobot historis) Yusuf dan keluarganya ikut menderita akibat program ambisius program penguasa. Harus pindah karena satu dekrit kaisar yang mau menghitung wajib pajaknya! Lalu berdasarkan Matius 2: Yusuf membawa keluarganya mengungsi ke Mesir karena ancaman penguasa. Dari Mesir, ia dan sekeluarga harus pindah ke Nazaret juga karena takut penguasa Yehuda. Yusuf terlibat dalam perjalanan dan "pengungsian" Bayi Yesus yang tengah mengulangi dan mengalami (senasib) dengan umat-Nya dahulu - kini yang diancam, ditindas, dibuang, diusir dari tanah milik mereka.
Saat Yesus remaja 12 tahun. Mulai ada ketegangan dan beda prioritas.(Lukas 2:41-52). Yusuf dan Maria melibatkan Yesus dalam ziarah dan aktivitas agama. Memberi yang terbaik untuk anak juga dalam bidang keagamaan / spiritual, bukan saja jasmani, pendidikan dan materi. dll. Yesus tertinggal. Mereka memberikan kebebasan bagi Yesus untuk tumbuh kembang dan bersosialisasi. Pelajaran bagi kita adalah berhenti untuk mencari Yesus. Tidak berjalan terus dalam kesibukan. Harus berhenti dan merefleksi diri: "Masihkah saya dan kelurga serta komunitas saya berjalan bersama Yesus? ataukah Ia sudah lama hilang dan tertinggal entah dimana.
Begitu menemukan Yesus, ibuNya meminta penjelasan. Yusuf diam tetapi pasti ada disana. Sang ANak ternyata mempunyai prioritas hidupNya sendiri. Berdiam di dalam rumah Bapa-Ku.Menyibukkan diri dengan urusan dan program Bapa di Surga. Tidak ada kemarahan. Keduanya diam. Meski tidak paham Yusuf dan Maria sabar menunggu. Tidak marah atau menghakimi. Mereka pulang bersama. Pokoknya Yesus telah ditemukan dan kembali di tengah mereka. Itulah pesan untuk kita: Selalu mencari Yesus, bersatu dan berjalan bersama-Nya.
Bagi umat TUHAN, jejak Yusuf, suami Maria memberikan kontribusi yang besar sekalipun hanya sedikit informasi yang tersedia. Masalah mengenai usia Yusuf tidak relevan karena tidak disebutkan di dalam Alkitab dan tidak ada hubungannya dengan apakah dia seorang duda atau tidak. Yusuf dipilih TUHAN untuk melakukan visi dan misi yang TUHAN tetapkan bagi dirinya dan dia melakukan dengan kesungguhan hati.
- Tulisan lainnya di werua.blogspot:
- Gembala Saat Kelahiran Yesus
- Perjumpaan Orang Majus Dengan Yesus
- Bintang Natal
- Kehendak TUHAN Dalam Maria
- Yesus Tukang Kayu
- Yesus Lahir, Berita Kesukaan Besar
- Allah Menjanjikan Keturunan Kepada Perempuan
- Diantara Nama Yesus dan Isa
- Kelahiran Yesus Dan Keadilan Sosial
- Kristen Dan Ajaran Reinkarnasi
