Dalam artikel mengatasi kesepian disebutkan penyebab rasa kesepian diantaranya karena tidak ada pasangan (jomblo) serta meninggalnya pasangan hidup dan atau perceraian... tapi tidak ada saran mengatasi kesepian dengan menikah sekalipun kesepian adalah salah satu faktor utama yang mendorong seseorang untuk menikah. Kita sering berpikir bahwa setelah menikah, kesepian akan hilang. Harapan setelah menikah bisa saling bercanda, bercerita, mengobrol leluasa, menyampaikan apa saja kepada pasangannya. Dengan itu berbagai beban akan bisa terasa lebih ringan karena ada teman untuk menghadapi bersama. Namun, faktanya tidaklah demikian. Banyak suami dan istri bahkan yang telah bertahun-tahun menikah, tetap merasakan kesepian. Mengapa demikian? Karena pernikahan memang bukanlah alat untuk menghilangkan kesepian.
Guy Winch, Ph.D. seorang psikolog dalam The Squeaky Wheel berkata sekitar 60 persen orang yang kesepian adalah mereka yang sudah menikah. Lebih dari setengahnya orang merasa kesepian justru karena berkeluarga bukan saat masih terbebas dari ikatan pernikahan. Mengapa demikian?
- Kurang komunikasi suami istri
Pasangan Suami istri sebaiknya berkomunikasi sepanjang hari. Dengan ketrampilan berkomunikasi yang bermakna dalam pernikahan keluarga merasa bahagia jauh dari kesepian. Istri memiliki kebutuhan berbicara lebih banyak dibanding suami sehingga suami harus menyediakan waktu untuk mendengarkan apa yang dikatakan istri. - Terlalu sibuk
Pasangan dengan kesibukan dan aktivitas padat membuat sulit berjumpa dan melakukan kegiatan bersama sehingga harus mampu membagi waktu dan perhatian. Tanpa kebersamaan karena kesibukan dapat menjadikan hubungan menjadi sepi. - Adanya tekanan salah satu pasangan
Bila seorang merasa bahwa dirinya lebih berkuasa dan lebih tahu tentang segalanya, maka ia akan membuat pasangannya merasa kesepian. Sikap dominan bahkan cenderung diktator bisa mengakibatkan orang lain merasa tak punya suara, tak didengar, maupun ‘kalah’ dalam segalanya seolah eksistensinya tak ada. - Kurangnya aktivitas fisik
Sentuhan fisik suami istri memberi kesan dan kenyaman. Pelukan, belaian, gandeng tangan, ciuman dan lain sebagainya menciptakan kebersamaan yang menyenangkan dan membuat terhindar dari kesepian. - Sibuk dengan gadget
Saat bekumpul di rumah atau di luar rumah, jangan menyibukkan diri dengan aktivitas bersama gadget. Suami dan istri duduk berdua berdekatan di ruang keluarga atau di rumah makan, namun mereka tidak saling mengobrol satu dengan yang lainnya melainkan sibuk dengan gadget / gawai. Boykepers, berpendapat bahwa sosial media merampok sebagian waktu kita. Merampok waktu yang biasanya digunakan untuk menghabiskan waktu dengan keluarga. Ketegangan dan perceraian dapat disebabkan gadget / media sosial. Lihat Pengaruh Media Sosial Terhadap Pernikahan - Terpisah oleh jarak
Suami istri yang terpisah jarak, mudah dihinggapi kesepian. Karena tugas dalam waktu lama, atau tempat bekerja yang jauh dari keluarga, membuat suami dan istri terpaksa berpisah tempat tinggal. Suasana seperti ini tidak ideal, karena semestinyalah suami dan istri harus satu ranjang.
Jika terpisah jarak harus mengusahakan untuk selalu terhubung dengan berbagai cara, agar terhindar dari rasa kesepian. Harus ada jadwal bertemu yang rutin, harus ada komunikasi walau hanya melalui teknologi ( video call, telepon, Media sosial atau email), dan doa-doa dari kejauhan.
pernikahan LDR (Long Distance Relationship) sangat dibutuhkan saling percaya dan setia. Jangan membiarkan jarak memisahkan hati dan perasaan anda terhadap pasangan. - Merasa lakukan kompensasi
Sejumlah pasangan merasa sudah mengkompensasi ketidakhadirannya dengan materi. Ia merasa sudah memberi banyak uang agar pasangannya bisa bersenang-senang. Di rumah disediakan televisi, home teater, internet, gadget aneka jenis, bebagai majalah, koran, buku, motor, mobil dan berbagai sarana lainnya, agar menyenangkan. Namun itu semua hanya menghilangkan kesepian sementara.
Kehadiran anda tidak bisa dikompensasikan oleh apapun dan oleh siapapun. Pelukan anda kepada pasangan menjadi sesuatu yang sangat berarti, tidak bisa dikompensasikan dengan apapun juga.
Saat kesepian belajarlah saling mengerti, memahami dan mengampuni serta Kasih karunia Tuhan sanggup mempertahankan dan mempersatukan keluarga.
Beberapa ayat Alkitab agar hubungan suami istri baik antara lain:
- Efesus 5: 33 “Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.”
- Galatia 6:2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
- Efesus 4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
- Filipi 2: 14-15 “Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantah, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya….”
- Efesus 5: 21 “..dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.”
Kiranya Tuhan yang mempersatukan dalam pernikahan membawa kepada hubungan pernikahan suami istri tetap rukun, mesra dan harmonis dengan mentaati rambu rambu dalam pernikahan agar hidup berbahagia jauh dari rasa kesepian dalam berkeluarga.