Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Minggu, 15 April 2018

Teror Dan Kerajaan Allah

Lukas 17:20 Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah

Yesus, Firman yang mengenakan daging dalam rupa manusia yang sempurna memberikan penjelasan bahwa Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah.
Penjelasan ini diberikan kepada orang-orang farisi yang berdasarkan pola penafsiran mereka bahwa Kerajaan Allah hadir melalui terbentuknya kerajaan Israel yang merdeka dari penindasan bangsa asing dengan ditandai dengan hadirnya Mesias.

Orang Farisi - Ini adalah soal yang sangat penting bagi mereka, dan mereka telah mengajarkan bahwa hal itu akan datang dengan parade dan kemegahan. Hal ini tidak mungkin bahwa mereka menanyakan hal ini hanya dalam "penghinaan," dan untuk tujuan menarik keluar sesuatu yang akan mengekspos dirinya untuk mengolok-olok.

Hal pernyataan Yesus bahwa Kerajaan Allah tidak datang dengan tanda-tanda lahiriah maka Yesus menolak untuk dijadikan raja karena aneka perbuatan Yesus yang penuh mujizat yang melampaui Musa saat membebaskan Israel dari Mesir.
Yesus yang sanggup memberi makan lima ribu orang laki-laki belum termasuk perempuan dan anak-anak dengan hanya lima roti dan dua ekor ikan. (Yohanes 6:15 Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri)

Yesus adalah Raja dalam Kerajaan Allah yang datang sehingga kerajaan Allah itu hadir dibumi. Hal ini kemudian ditegaskan kembali dalam surat kepada jemaat di Korintus. (2 Korintus 4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal)

Dengan penolakan Yesus dinobatkan jadi raja maka tidak membuka celah kepada para murid dan atau pengikut-Nya untuk melakukan rangkaian teror atau kudeta atau menbinasakan bangsa Romawi dengan tanda-tanda ajaib seperti yang terjadi saat Musa keluar dari Mesir.

Kerajaan Allah dalam pengertian Yesus bukanlah kerajaan yang kelihatan serta ditegakan berdasarkan ajaran agama, sehingga melalui agama maka Allah menyatakan hukum-Nya. Yesus tidak mendirikan agama, dan Kristen adalah sebutan masyarakat di Antiokhia yang kemudian sebutan itu menyebar dan dikategorikan penganut agama Kristen yang sebenarnya adalah orang yang menerima Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Allah Sang Penyelamat serta menjadikan Kristus Yesus sebagai raja dalam kehidupannya berdaulat sebagai penguasa satu-satunya dalam kehidupannya. ( Kisah Para rasul 11:26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen)

Mengutip pernyataan Calvin yang berbunyi :" Tanpa dosa dalam dunia tidak akan ada tatanan penguasa negara. Tidak ada sistem pengadilan, polisi dan ketentaraan yang diberlakukan dalam dunia yang tanpa dosa. Tanpa dosa dalam dunia akan terwujud pemerintahan teokratis, dimana Allah memerintah langsung umat-Nya. Dosa yang menyebabkan keterpisahan dari TUHAN ALLAH menjadikan manusia berusaha mencapai kehidupan mandiri menimbulkan kebutuhan suatu tatanan dunia merdeka dan berdaulat" maka jelaslah Yesus yang tidak berdosa yang adalah Raja dalam Kerajaan Allah tidak tertarik dengan kerajaan seperti yang dipegang para rezim pemerintahan Romawi atau bangsa bangsa lain di dunia.

Sekalipun Yesus tidak melakukan kegiatan yang menganggu kerajaan Romawi sebab kerajaan Allah berbeda dengan kerajaan bangsa-bangsa yang ada di dunia saat ini namun Majelis agama Yahudi melakukan kegiatan teror dan rekayasa politik sehingga Yesus disalibkan dan alasan penyaliban adalah sebab Dia adalah seorang Raja. (Matius 27:37 Dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum: "Inilah Yesus Raja orang Yahudi.") Yesus disalibkan sekalipun tidak ada kesalahan dan Pilatus tidak menemukan bukti Dia akan mendirikan kerajaan yang menyingkirkan Romawi (kerajaan Allah bukanlah hal lahiriah) (Markus 15:14 Lalu Pilatus berkata kepada mereka: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak: "Salibkanlah Dia!")

Yesus yang menghadirkan Kerajaan Allah di bumi alami teror dari sejumlah orang di Mahkamah Agama dan kemudian teror itu dialihkan kepada Pilatus yang mengadili Yesus sehingga Pilatus menjatuh hukuman salib kepada Yesus yang sebenarnya telah dinubuatkan dalam kitab Taurat dan para nabi.

Teror yang dilakukan menyebabkan hadirnya kondisi takut yang sangat nyata tergambar jelas dalam wawasan cara pandangan Pilatus terhadap dirinya sehingga menimbulkan perasaan luar biasa akan bahaya yang akan terjadi sehingga menambil keputusan yang keliru dengan menyesah Yesus lalu berharap dapat membiarkan bebas, menyuruh memilih salibkan Yesus atau Barabas .... karena bentuk teror yang dilancarkan kepada Pilatus melampaui kemampuan Pilatus keluar dari permasalahan.
Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan. Teror bertujuan menghadirkan ketakutan bahkan disertai kegelisahan karena hadirnya persepsi ancaman yang tidak dapat dikendalikan atau dihindari sehingga dapat memaksa menerima tawaran dan syarat-syarat atau tuntutan yang disampaikan bahkan dapat berakhir dengan pengulingan kekuasaan sebagai dampak adanya kekacauan dan aneka kekerasan terlebih lebih bila disertai tindakan dalam bentuk terorisme.

Ditegaskan kembali, Bangsa Israel dengan menjadikan Yesus sebagai raja, mereka mengharapkan Dia tampil seperti Musa dengan mujizat dari Bapa, melakukan seperti mengalahkan bangsa Mesir tanpa peperangan seperti menghadirkan peristiwa yang sejajar dengan menengelamkan pasukan Firaun di laut Merah, bukannya menciptakan kengerian untuk menyingkirkan rezim lama (Romawi) dan mendirikan kerajaan Mesias.
Bentuk teror sesuatu yang tidak masuk dalam pikiran para murid-murid seperti usaha intimidasi dan kekerasan, contoh seperti yang terjadi dalam Revolusi Perancis dengan istilah Terreur rouge (Juni 1793 sampai Juli 1794).

Yesus menyatakan Kerajaan Allah sesungguhnya bukanlah demikian. Yesus yang datang sehingga Kerajaan Allah ada diantara manusia, dilenyapkan oleh para tokoh agama dengan mengunakan kekuasaan negara yang dipenuhi aneka teror. Yesus yang disalibkan, Dia bangkit, Naik Kesorga dan membaptis dengan Roh Allah di hari Pentakosta dan melahirkan gereja dibumi.

Gereja yang didirikan atas batu arang yang teguh dan kekal, Dia kepala alami aneka peristiwa aniaya dan kekerasan. Firman Allah menegaskan sebagaimana Yesus yang alami aneka teror maka gereja sebagai duta Kristus bagi kerajaan Allah di bumi mengalami peristiwa, antara lain menurut Kitab Injil Matius:
  • 24:6 Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.
  • 24:7 Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.
  • 24:8 Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.
  • 24:9 Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku,
  • 24:10 dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci.
Kerajaan Allah telah dinyatakan akan mengalami aneka teror dan menjelang akhir zaman akan menghadirkan hukuman Allah yaitu tibanya cawan murka ALLAH diturunkan ke bumi sebelum lenyapnya langit dan bumi saat ini dan hadirnya langit dan bumi yang baru dimana TUHAN ALLAH bertahta dan berdaulat sepenuhnya dan umat-nya akan menjadi raja-raja dan imam-imam dalam kerajaan-Nya yang semarak dengan kegemilangan sorgawi yang kekal.

Bila memperhatikan aneka teror yang terjadi, Teror atas nama agama adalah teror yang senantiasa hadir sampai saat ini dan sangat sulit dibendung sebab melahirkan pahlawan jihad yang dihormati dan dipuja sehingga jadi idola sekaligus jadi teladan yang menarik untuk ditiru dan melahirkan kaum atheis disebabkan teror melahirkan penderitaan.
C.S Lewis pernah mengatakan bahwa “masalah penderitaan” merupakan senjata yang ampuh bagi kaum atheis untuk menyerang iman Kristen. Jika kita mengerti akan kebenaran ilmu pengetahuan dan sejarah, kita akan tahu bahwa semuanya itu mendukung fakta bahwa Tuhan ada. Seperti tertulis dalam Alkitab, "Orang bebal berkata dalam hatinya: 'Tidak ada Allah.'" (Mazmur 14:1).

Dampak yang sangat digemari oleh penguasa kegelapan, hadir dampak multi dimensi yang merusak hadirnya damai di bumi, damai di hati dan semua atas nama atau dianggap kelalaian Tuhan. Yesus yang menang hadapi teror, Dia datang untuk memikul dosa manusia dengan sempurna dilakukan sekalipun alami aneka teror hingga titik kulminasi di Salib dengan menyerukan pengampunan sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Dia tetap seorang raja yang memiliki nilai-nilai yang tidak dapat hilang dalam segala keadaan. Dia tetap menyatakan kebaikan, kasih, kesetiaan, pengampunan dan tidak ada kata-kata kotor, sumpah serapah yang keluar dari mulut-Nya.
Dia bangkit mengalahkan kutuk dosa dan sengat maut. Dia adalah Raja yang senantiasa menang. Dia Sang Pemenang berjanji menberikan kita kemenangan. (Roma 8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.)

Kerajaan Allah yang menang atas segala sesuatu, yang kekal itu dianugerahkan kepada umat-Nya saat alami teror bila menjadikan Yesus Kristus menjadi Raja dalam kehidupan kita yang memiliki kedaulatan penuh menentukan langkah hidup kita sehingga kita disebut umat kerajaan Allah. Jika tetap berdiri teguh dalam bimbingan dan otoritas kehendak Allah kemenangkan adalah sesuatu yang nyata terwujud menjadi umat pemenang.
Terhadap apakah kita diberikan hak untuk menang dengan menjadikan Yesus TUHAN menjadi Raja dalam hidup kita? Menang atas penindasan, kesesakan, aniaya, kelaparan, ketelanjangan, bahaya dan pedang dan semua yang dianggap lebah kekelaman atau bayang-bayang maut. (Roma 8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang dan atau Mazmur 23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.)
Dia Raja dalam Kerajaan Sorga memberikan kemenangan dengan mengedepankan nilai-nilai kerajaan. Seperti Yusuf yang diperlakukan tidak adil oleh banyak pihak. Jika menjadikan Dia menjadi Raja dalam hidup maka akan mengalahkan kejahatan dengan kebaikan.

Dalam hadapi teror akan menampilkan nilai-nilai kebangsawanan kerajaan sorga sesuai dengan penciptaan manusia yang segambar dan serupa dengan-Nya sehingga dibekali moral yang menjadikan makhluk bermoral.
Moral Kerajaan yang sepatutnya ditampilkan sebagai bangsawan kerajaan Allah tetap hadir saat alami tekanan/teror, antara lain: menberikan komentar dalam status manusia makhluk moral hal antara lain:
  • Tetap mengekspresikan altruisme (sifat mementingkan kepentingan orang lain)
  • Tetap mengekspresikan belas kasihan
  • Tetap mengekspresikan pengampunan.
  • Tetap mengekspresikan ketulusan.
  • Tetap mengekspresikan kebaikan.
  • Tetap menjaga hati.
  • Tetap mengekspresikan kasih.
  • Tetap mengekspresikan kelemahlembutan.
  • tetap mengekspresikan kemurahan hati.
Dalam tekanan yang mengakibatkan kedongkolan, hanya karena pekerjaan Allah yang ada di dalam kita kerena kita telah menjadi warga kerajaan itu membantu untuk tetap memandang DIA sebagai Raja Sang Pemenang mampu memberikan dan menjadikan kita seorang pemenang karena anugerah semata-mata dan dapat merayakan kemenangan terus menerus yang tidak terlupakan bersama-Nya terlebih-lebih di Kerajaan-Nya kelak.
Kemenangan Sang Raja yang telah menghadirkan KerajaanAllah di bumi akan membawa kita memerintah bersama-Nya dalam kekekalan saat hadirnya langit baru dan bumi baru.

Teror akan lenyap dengan lenyapnya langit dan bumi yang ditempati saat ini. Kerajaan-Nya kekal yang tidak akan tergoncangakan akan hadir kelak dan kita akan bersama Dia penguasa Tunggal dalam hidup ini, Yesus Kristus bila kita menempatkan Yesus Kristus sesuai dengan kodrat-Nya Sang Pencipta Yang Mahakuasa yang memerintah dulu, sekarang dan sampai selamanya.

Datanglah kerajaanMu dan jadilah kehendakMu dalam kami. Sungguh hal ini dapat terwujud jika TUHAN YESUS menjadi penguasa tunggal dalam hidup kita secara utuh dan hidup dalam jalan-jalan-NYA yang sempurna yang Dia sediakan. -

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)