Yesus dan anak-anak memiliki hubungan khusus sebab Yesus memperhatikan anak-anak kecil. Hal ini memberikan inspirasi bagi pemerhati kanak-kanak agar berusaha memahami situasi yang dialami anak-anak dari generasi kepada generasi. Setiap anak yang lahir dapat memiliki ciri khas sesuai dengan generasinya. Generasi saat ini adalah generasi Alpha yang sebentar akan berlalu digantikan dengan generasi selanjutnya yang merupakan keturunan dari generasi Alpha.
Generasi alpha adalah anak-anak yang terlahir dari tahun 2010 hingga 2025. Istilah ini dicetuskan oleh Mark McCrindle seorang yang menekuni dan pakar analis sosial dan demografi juga futurist berdasarkan survey online yang dilakukan tahun 2008. Analisa McCrindle akan bertambah 2,5 juta generasi alpha yang dilahirkan setiap minggu sehingga dipenutupan generasi ini di tahun 2025 akan ada 2 miliar orang. Generasi ini adalah penerus generasi Z. Generasi ini tumbuh dengan smartphone dan ipad di tangan mereka sehingga menguasai teknologi dalam pengertian menjadi digital native
Ciri lain dari generasi alpha adalah seperti:
- Dianggap cenderung dapat menerima keberagaman yang berpotensi membawa pembaharuan
- Cendrung independen karena memiliki opini dan pemikirannya sendiri dengan teguh
- Banyak berinteraksi lewat media sosial dengan kecendrungan menyukai format visual seperti video
- Dianggap cenderung tidak suka dibatasi aturan dan lebih sulit diprediksi
- Kecenderungan berinovasi karena ilmu pengetahuan berkembang progresif yang memaksa berpikir inovatif
- Kecerdasan buatan / artificial intelligensi mempengaruhi kehidupan mereka
- Sistem pendidikan menuju pendidikan 4.0 yang lebih personal
- Kecenderungan berpikir untuk hidup hari ini dan fokus kenyamanan hidup serta gaya hidup sedangkan hari esok tidak dipusingkan
- Gaya otoriter dari orang tua sudah sulit diterima anak, ajaklah diskusi dengan dinamis dan kreatif
- Ashley menyatakan keterampilan hidup yang diperlukan adalah:
* Ketrampilan bidang STEM yaitu sains, teknologi, teknik dan matematika
* Ketrampilan kewirausahaan
* Ketrampilan berkoordinasi
* Literasi keuangan
* Ketrampilan berinovasi. - Meningkatnya risiko cyberbullying sehingga kebutuhan menjalin hubungan sosial yang sehat dengan hadirnya kasih sayang dari orang tua dan harus diperhatikan disamping perlunya aturan pengunaan gadget
- Perhatikan konten yang dilihat oleh anak sekalipun lebih cenderung menyukai film/video atau musik sambil mempertajam emosi dan perasaan sebagai ciptaan Tuhan yang perlu mengasihi sesama
- Bangun hubungan yang baik dengan anak terlebih-lebih jika dapat usahakan menjadi teladan dalam hal-hal yang mulia
Peningkatan kelompok masyarakat dengan orang tua tunggal, tempat tinggal bersama dengan berkembangnya hubungan sesama jenis dalam multi generasi tumbuh signifikan. Anak tidak tinggal dengan orang tua kandung bertambah juga meningkatnya risiko kekerasan dan pelecehan dalam rumah tangga. Anak generasi alpha tidak pernah atau sulit mengerti kehidupan keluarga yang dialaminya yang menjadi tantangan bagi gereja untuk menjangkaunya. Pelayanan anak-anak dalam gereja akan menjadi lebih sulit terlebih jika orang tua tidak secara teratur datang beribadah di gereja sebab ada mungkin prioritas lain yang dikejar oleh orang tua.
Gereja dalam hadapi generasi alpha harus memberi ruang lebih besar untuk berkreasi dengan kreatif terhubung dengan internet serta aneka media sosial sebab mereka dapat menjadi pencipta teknologi bukan sekedar konsumen dari teknologi digital. Kebutuhan digital generasi alpha lebih besar dibandingkan dengan generasi Z dan atau sebelumnya terutama mereka alami dampak dari pandemi COVID menjadikan mereka familiar dan memiliki kebutuhan dengan teknologi informasi dan komunikasi disamping sistem pendidikan mengarah kepada pemanfaatan pendidikan virtual atau hybrid. Sebagai pencipta teknologi maka banyak anak-anak yang dapat bekerja dipekerjaan sebagai orang dewasa yang bahkan sesuatu yang baru / belum ada.
Mel Walker menyatakan Generasi Alpha tumbuh dalam budaya di mana gereja kurang menjadi prioritas daripada generasi sebelumnya. Kenyataan ini akan berarti bahwa para pemimpin gereja akan dipaksa untuk menunjukkan bahwa fungsi gereja sangat penting bagi semua generasi. Perbedaan yang paling mencolok dari Generasi Alpha adalah bahwa mayoritas dari kelompok itu tidak akan memiliki hubungan dengan gereja sama sekali. Seperti yang telah disebutkan, anggota generasi ini umumnya adalah anak-anak Milenial, generasi pertama yang meninggalkan “agama, dan tidak akan kembali" Gereja didorong melakukan strategi baru dan berbeda agar dapat efektif menjangkau mereka disamping pelayanan lintas budaya yang penting bagi generasi sekarang.
Saat ini nyaris tidak ada perbedaan antara anak-anak gereja dengan yang lain. Kanak-kanak di gereja mendengar musik yang sama, menonton film yang sama dan acara televisi yang sama, buku dan majalah yang sama dan sistem pendidikan sekolah yang sama sehingga rasa takut akan TUHAN cenderung tidak ada jika tidak mendapatkan belas-kasih dari TUHAN dimana TUHAN memberikan anugerah dan kasih karunia-Nya. Buku Meet Generation Z tulisan James White tanda dari generasi Z yang buta rohani mereka adalah tidak tahu apa yang Alkitab katakan (mungkin juga karena tidak mau tahu) Kesenjangan pengetahuan akibat pergesaran budaya masif dari yang sakral ke sekuler sehingga banyak anak meninggalkan imannya dan kehilangan minat terhadap gereja. Bila generasi Z sebagai orang tua generasi Alpha maka hanya karena kemurahan TUHAN saja generasi Alpha dapat membuat mengenal TUHAN yang dapat membentuk dan menebus hidup dalam kesia-siaan.
Pendeta Glordia bersama anggota HarvestKidz memperhatikan lalu masuk konten visual untu menjangkau Generasi Alpha. Dengan aneka video berusaha membimbing dan mengarahkan untuk mengenal kebenaran yang ada dalam Kristus dan bertumbuh. Hal itu dilakukan sejak kanak-kanak dengan pertimbangan agar generasi mendatang pun dapat bimbingan jika meraka suatu hari menjadi orang tua. Anak-anak Generasi Alpha mendengarkan dengan mata mereka. Anda dapat menarik perhatian mereka dengan klip video pendek atau gambar visual. Sebagai komunikator kepada anak-anak, sebab harus lebih sedikit berbicara dan menggunakan lebih banyak gambar dan video. Setelah kanak-kanak melihat video misal di Youtube maka bawalah dalam doa kepada TUHAN saat tiba waktu berdoa dengan memohon agar anak-anak kemudian hari sujud di hadapan TUHAN bahkan manunggal dengan-Nya.
Perlu ketekunan mengajarkan kebenaran TUHAN. Hal itu dapat dilakukan ketika Anda duduk di rumah atau berjalan-jalan hingga berbaring dan bangun (Ulangan 6:7) Memohon anugerah TUHAN agar pola pikir dan wawasan keyakinan selaras dengan Firman Tuhan adalah dasar yang teguh agar mereka memuliakan TUHAN dan mencapai tujuan Tuhan menjadikan dia sebagai manusia yang hidup. Pengetahuan yang memadai dan takut akan TUHAN sehingga ada hasrat tinggal dalam hadirat TUHAN sangat diperlukan agar mereka jadi utusan-Nya bagi generasinya selama hidup di dunia. Mereka tidak boleh mengisolasi dirinya melainkan jadi saksi yang hidup bagi lingkungannya dan terang bagi dunia yang gelap.
Peran Roh Kudus sangat diperlukan sebab DIA mengetahui yang tepat dan benar dalam menghadapi generasi alpha dengan kebutuhan dan tantang tersendiri. Orangtua hanya dapat memberi contoh hidup dan berdoa bagi mereka dan keputusan semuanya mutlak ditangan anak-anak generasi Alpha sebab mereka mempunyai hak kebebasan. Kiranya dalam segala hal kemurahan TUHAN menyertai generasi Alpha dan ingatlah TUHAN akan meminta pertanggung-jawaban dari kemurahan yang telah diberikannya suatu hari kelak.
TUHAN Yesus mengetahui Generasi Alpha dan permasalahannya adalah bagian dari kehidupan yang dialami generasi Alpha namun kiranya generasi sebelumnya membantu dalam batas-batas tertentu yang dapat dilakukan dengan tetap memohon kemurahan TUHAN agar mereka dapat hidup seturut rencana TUHAN bagi hidupnya di generasinya. Semoga nama TUHAN dipermuliakan oleh generasi Alpha. Maranatha!
- Tulisan lainnya:
- Mendidik Anak Generasi Z Dalam Tuhan
- Mendidik Anak Mengembangkan Potensi Anak
- Teknologi, Manusia dan TUHAN
- Yesus dan Anak-Anak
- Roh Kudus dan Pendidikan
- Yesus Dan Media Pendidikan