Firman Tuhan dengan tegas bahwa seorang ayah dan atau orang tua harus mendidik anak. Mendidik yang dianjurkan bukan dengan membangkitkan amarah sehingga dalam mendidik diwarnai dengan unsur kasih sayang dan stimulasi agar anak dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal.
Dalam mendidik anak Εκτρεφετε αυτα εν παιδεια και νουθεσια Κυριου · harfiah, Memupuk mereka dalam disiplin dan instruksi Tuhan.Pikiran harus dipelihara dengan disiplin dan instruksi yang sehat, seperti tubuh itu dengan makanan yang tepat. Παιδεια, disiplin, dapat merujuk kepada semua bahwa pengetahuan yang tepat untuk anak-anak, termasuk prinsip-prinsip dasar dan aturan-aturan untuk perilaku, dll Νουθεσια, instruksi, dapat diartikan apa yang diperlukan untuk membentuk pikiran; menyentuh, mengatur, dan memurnikan nafsu; dan tentu mencakup seluruh agama. Kedua harus diberikan dalam Tuhan - menurut kehendak-Nya dan kata, dan dalam referensi untuk kemuliaan kekal-Nya. Semua pelajaran penting dan doktrin-doktrin yang berasal dari wahyu-Nya, karena itu mereka disebut disiplin dan instruksi Tuhan.
Mendidik anak diperhadapkan kepada mengenal ajaran dan nasihat Tuhan yang di dalamnya ada instruksi TUHAN yang bersifat mutlak sedangkan disisi lain jangan membangkit marah maka orang tua memerlukan kecerdasan dalam mendidik anak agar anak menjadi cerdas karena potensi anak berkembang. Di dalam ajaran - ἐν παιδεια en paideia. Kata yang digunakan di sini berarti "pelatihan anak," maka pendidikan, pengajaran, disiplin. Di sini itu berarti bahwa mereka untuk melatih anak-anak mereka sedemikian rupa menyetujui Tuhan, yaitu mereka untuk mendidik mereka untuk kebajikan dan agama.
Usaha untuk menyetujui apa kehendak Tuhan tanpa membuat anak tertekan dan marah maka sangat penting ungkapan kasih sayang dan stimulasi dari orang tua. Pendidikan anak seperti teks di atas sekurang-kurangnya ada lima potensi yang harus dikembangkan dalam mendidik anak. Potensi itu adalah :
- Potensi spiritual.
- Potensi perasaan.
- Potensi akal.
- Potensi sosial.
- Potensi jasmani.
Potensi perasaan yang berkembang karena emosi anak terkendali berhubung amarah anak direduksi dengan kasih sayang karena orang tua memiliki pengertian yang menuntun anak untuk hidup belajar mengerti perasaan orang lain dan bekerjasama dengan orang disekitarnya yang menjadikan berpribadian yang stabil seperti bersyukur dan percaya diri serta optimis.
Potensi akal berkembang sehingga memiliki kemampuan verbal yang baik dengan orang tuanya yang menjadi landasan mengembangkan kemampuan anak dalam membedakan, spesialisasi, berhitung dan membuat daftar prioritas.
Potensi sosial dengan modal komunikasi dan stimulasi orang tua yang berjalan baik maka kemampuan anak berkomunikasi akan berkembang dan dengan stimulasi yang tepat menjadikan anak gemar menolong keluarga, teman dan sesama manusia yang membuatnya makin hari makin besar dan makin disukai banyak orang.
Pola pendidikan orang tua yang benar akan membuat anak bertumbuh secara fisik menjadi sehat secara medis dan memiliki daya tahan tubuh yang baik sehingga dapat menunjang aktivitas dalam kegiatan spritual, emosi, akal dan sosial. Tanpa memperhatikan faktor fisik maka pendidikan tidak akan berjalan karena pertumbuhan otak dll akan terganggu yang membuatnya tidak dapat menerima didikan secara optimal.
Kasih sayang orang tua akan membuat memperhatikan segala sesuatu dari seorang anak yang dibesarkannya. Tidak membangkitkan marah namun membuat setuju dengan dengan apa yang dirancang dalam konsep tujuan pendidikan anak dari orang tua berarti membuat stimulasi yang melatih kemandirian dan interdependen si atau saling membutuhkan satu sama lain. Stimulasi yang merangsang anak membuat anak mendapatkan tiga kebutuhan utama yakni bio-fisik, kasih sayang dan stimulasi yang berperan dalam memgembangkan kecerdasan sebagai dasar bertumbuh dalam kedewasaan.
Dengan tidak membangkit marah berarti juga memahami kebutuhan dasar anak seperti makan, bermain .... Dalam memahami kebutuhan makan maka orang tua bukan hanya menuruti keinginan jajan anak namun harus memberi stimulasi agar gizi makan yang diasup anak memadai sehingga perkembangan otak, emosi dan fisik anak bertumbuh.
Stimulasi yang interaksi sehari-hari perlu diperhatikan, sebaiknya bervariasi agar kecerdasan dan kedewasaan terpacu. Dalam bermain, anak melakukan kegiatan fisik. Bermain akan merangsang kreativitas, menjadi anjang untuk belajar menyelesaikan masalah dan untuk bersikap sportif.
Tidak membangkitkan amarah identik dengan menjadikan anak senang dengan sasaran yang jelas sesuai rancangan pendidikan orang tua terhadap anak yang berdasarkan nasehat Firman Tuhan menjadikan anak bertumbuh makin lama makin disukai Tuhan dan orang banyak. Menyenangkan anak misalnya bermain adalah stimulasi mengembangkan potensi dasar anak yang sejajar dengan pola pendidikan seperti pengenalan, pengalaman, penemuan, pengertian dan pengamalan.
Stimulasi dapat berkembang maksimal jika orang tua mengenal minat, keinginan dan pendapat anak. Mengenal anak adalah upah dari tidak otoriter terhadap anak, penuh kasih sayang, menciptakan rasa aman, turut bergembira dengan anak. Dalam hidup bersama anak maka orang tua memiliki banyak momentum untuk memberi contoh tanpa memaksa kepada anak, mendorong keberanian untuk berkreasi, memberi penghargaan atau pujian atas keberhasilan atau perilaku yang baik serta memberikan koreksi saat anak melakukan kesalahan.
Perkembangan pendidikan anak menganjurkan orang tua untuk mengembangkan potensi anak melalui:
- Memberi rangsangan pada seluruh indra.
- Memberikan kebebasan pada anak untuk bergerak dengan aman,
- Memberi kesempatan untuk berbicara, bertanya dan bercerita.
- Memberi contoh.
- Memberi kesempatan pada anak untuk bermain dengan memperhatikan unsur benda, alat, teman, dan ruang bermain. M
- emberi keleluasaan pada anak untuk mengenali obyek nyata.
- Menberi kesempatan pada anak untuk mengamati, mengerti, menerapkan disiplin, nilai nilai agama dan moral.
- Menamamkan nilai budaya dan kepercayaan. Caranya:
- Mengajar anak akan latar belakang budaya dengan menjelaskan bahwa setiap etnis mempunyai sistem keyakinan masing-masing, akan membantu membentuk tingkah laku anak.
- Memberi penjelasan tentang ritual agama disesuaikan dengan usianya.
- Menamakan rasa percaya diri akan budaya.
- Memperluas pengetahuan anak agar dapat menghargai nilai nilai yang dianut orang lain.
- Memberi pujian saat berpegang teguh pada nilai dan budaya.