Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Rabu, 18 Januari 2023

Barongsai Dan Iman Kristen

Barongsai adalah sebuah peraga seni tradisional dari Tiongkok yang sering digunakan dalam acara-acara perayaan. Kesenian Barongsai mulai populer pada zaman dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) tahun 420-589 Masehi. Kala itu pasukan dari raja Song Wen Di kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan raja Fan itu.

Tarian Barongsai terdiri dua jenis yaitu Singa Utara (Peking Sai) dan Singa Selatan (Barongsai). Singa Utara dimainkan dengan 2 Singa dewasa dengan pita warna merah di kepalanya yang menggambarkan Singa Jantan dan Pita Hijau (kadang bulu hijau di kepalanya) untuk menggambarkan Singa Betina. Kadang-kadang hadir juga anak singa, atau seorang 'pendekar' yang memegang benda berbentuk bola yang memimpin para Singa. Singa Selatan yang memiliki tanduk lancip, mulut seperti bebek, dahi yang tinggi, dan ekor yang lebih panjang disebut Fut San (juga disebut Fo Shan, atau Fat San). Sedangkan Singa yang memiliki mulut moncong ke depan, tanduk yang tidak lancip, dan ekor yang lebih kecil disebut Hok San. Perbedaannya antara utara dan selatan adalah: (Untuk praktisnya semua di Indonesia dinamakan barongsai karena yang dominan dari selatan)
  • Singa Utara memiliki kepala singa yang menyerupai binatang singa sedangkan selatan menyerupai kepala naga
  • Singa Utara mengunakan kostum bulu yang lebih panjang dari Singa Selatan
  • Singa Selatan warna yang dikenakan bervariasi / lebih banyak dari Singa Utara
Tarian barongsai diperkirakan hadir di Indonesia pada abad-17, ketika adanya migrasi besar dari Tiongkok Selatan. Barongsai berdasarkan Inpres No 14/1967 di zaman Presiden Suharto tarian barongsai dilarang tampil di Indonesia tetapi sejak 1998 kembali muncul seiring dengan jatuhnya Suharto dari jabatan presiden. Perubahan itu kemudian secara resmi terjadi saat Keppres 19/2001 pada pemerintahan Abdurrahman Wahid yang mencabut Inpres 14/1967. Megawati kemudian menjadikan perayaan Imlek sebagai hari libur di tahun 2003 menyebabkan barongsai semakin sering muncul terutama diperayaan Imlek.

Barongsai dapat bertahan di Indonesia karena ada hubungannya dengan kegiatan di Kelenteng dan Tridharma. Dalam hubungan dengan Kelenteng adalah bahwa barongsai adalah salah satu dari berbagai jenis liong atau lion dance yang ditampilkan dalam kelenteng, yaitu tempat ibadah yang menyembah dewa-dewa dalam tradisi Tionghoa. Barongsai sering ditampilkan dalam acara-acara keagamaan di kelenteng, seperti dalam upacara perayaan Imlek atau Tahun Baru Cina, upacara pembersihan kelenteng, dan lain-lain. Barongsai dipercayai dapat menghilangkan kejahatan, menyebar keberuntungan, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Barongsai juga dipercayai dapat menghilangkan makhluk jahat yang mengganggu kesejahteraan masyarakat. Sedangkan dengan Budha anggapan sebagai dewa yang menjaga keselamatan dan keberuntungan dan itu dengan yang diberikan oleh barongsai.

Sebelum dimulainya prosesi barongsai, kelompok barongsai selalu melakukan ritual doa agar pertunjukan barongsai lancar dan aman. Ritual doa biasanya membutuhkan beberapa perlengkapan khusus, antara lain:
  • Sebotol mawar dan bunga ylang ylang (kenanga) ditaburkan di kepala barongsai yang dilakukan oleh temp atau pemimpin barongsai, setelah itu doa dibacakan.
  • Sepiring kecil kue apem dan kue lapis dipersembahkan kepada dewa sebagai pemilik Barongsai yang sebenarnya
  • Dupa yang berjumlah empat dan dibakar kemudian dipersembahkan kepada Dewa sebagai persembahan, setelah itu ditaruh di atas kepala Barongsai. Barongsai kemudian dinyatakan sah.
  • Di Kelenteng, lilin merah dinyalakan di hadapan dewa langit dan bumi.
Dalam sejumlah mitos kepercayaan tentang barongsai yang dianggap sebagai bentuk dari ekspresi spiritual dalam budaya Tiongkok. Dalam beberapa tradisi, barongsai dipercayai dapat mengeluarkan energi positif yang dapat mengusir roh jahat yaitu roh-roh yang dianggap sebagai penyebab kemalangan, penyakit, atau kejahatan atau roh-roh yang dianggap sebagai penyebab kemalangan, penyakit, atau kejahatan hingga dan menarik keberuntungan.

Untuk orang bermain barongsai ada anggapan sebagai bentuk dari meditasi yang dapat membantu dalam meningkatkan konsentrasi dan keterampilan fisik. Dalam proses pembelajaran dan pemainan barongsai, para pelaku harus fokus dan mengendalikan gerakan tubuh dengan baik, yang dapat meningkatkan kesadaran tubuh dan pikiran yang bergunakan menuju kedamaian dan kesejahteraan. Disimpulkan oleh kalangan tertentu bermain barongsai dianggap sebagai bentuk dari seni yang dapat meningkatkan kesejahteraan spiritual dan juga fisik. Penonton pun alami impartasi dari pemain barongsai.

Adakalanya pemain barongsai kesurupan. Fenomena ini oleh sejumlah orang dijelaskan penyebabkannya antara lain:
  • Dalam beberapa tradisi Tiongkok, pemain barongsai dianggap sebagai "pemuja" atau "pemanggil" roh barongsai, yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan gerakan dan suara barongsai saat pertunjukan. Beberapa orang percaya bahwa dengan berinteraksi dengan barongsai secara intensif, pemain dapat "menyatu" dengan roh barongsai dan mengalami kesurupan.
  • Pemain barongsai berada dalam keadaan tidak sadar atau kehilangan kontrol diri dan dianggap digerakkan oleh roh atau entitas lain. Dalam beberapa tradisi, kesurupan dianggap sebagai bentuk dari ekspresi spiritual yang dapat menyebabkan perubahan dalam tingkah laku atau bahkan bahasa seseorang.
  • Pemain barongsai lebih mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti kelelahan, stres, atau kondisi medis tertentu. Beberapa pemain barongsai juga mungkin mengambil cara-cara yang berbahaya untuk meningkatkan kinerja dan menyebabkan kesurupan.
Dalam beberapa tradisi Tiongkok, barongsai dianggap memiliki kekuatan magis atau supranatural sehingga lahirlah kepercayaan bahwa barongsai dapat melindungi rumah dan bisnis dari kejahatan atau kemalangan sehingga barongsai sesuatu yang dihormati dan dipuja yang berdampak hadirnya persembahan kepada barongsai biasanya berupa makanan, minuman, atau benda-benda berharga yang lazimnya adalah:
  • Telur rebus, yang dipercayai dapat meningkatkan kesehatan dan panjang umur
  • Angpau atau uang dalam bentuk kertas, yang dipercayai dapat meningkatkan kekayaan dan kesuksesan bisnis
  • Makanan lain yang dipercayai dapat meningkatkan kesejahteraan dan keberuntungan, seperti daging sapi, ayam, ikan, atau makanan laut.
  • Minuman baijiu semacam sake namun dapat digantikan dengan teh atau air mineral agar sehat dan beruntung.
Barongsai saat ini berkembang dan menjadi salah satu cabang olahraga, di Indonesia para atlet berada dalam naungan Federasi Olahraga Barongsai Indonesia atau FOBI yang diakui oleh KONI. Pemain barongsai harus memiliki keterampilan fisik yang baik untuk dapat mengendalikan gerakan dan postur tubuh saat pertunjukan Lion Dance. Pemain harus memiliki koordinasi yang baik, daya tahan, dan keseimbangan untuk dapat menjalankan gerakan yang kompleks dan menyulap barongsai dengan baik. Selain itu, beberapa klub atau organisasi yang berfokus pada barongsai juga menyediakan pelatihan dan latihan fisik untuk meningkatkan keterampilan pemain. Latihan ini meliputi gerakan, teknik, keseimbangan, dan postur yang diperlukan dalam pertunjukan Lion Dance. Pertunjukan Lion Dance juga dapat diadakan sebagai kompetisi atau pertandingan dengan menilai kinerja pemain barongsai berdasarkan faktor-faktor seperti koordinasi, kreativitas, dan kesesuaian dengan tema pertunjukan.

Bagaimanakah barongsai dan / dengan iman Kristen? Tinjauan kritis terhadap praktik barongsai antara lain:
  • Jika main barongsai untuk orang Kristen tidak perlu minta bantuan roh barongsai atau kekuatan mistis lainnya agar tampil sempurna tetapi puaskan dengan kemampuan yang ada sesuai kadar latihan main barongsai yang dijalani. Ingat bahwa Allah adalah Pencemburu sehingga tidak boleh ada ilah-ilah lain dalam kehidupan ini.
  • Dianjurkan tidak memperbolehkan barongsai memasuki dalam rumah sebab mungkin telah melakukan ritual yang mengundang roh yang berlawanan dengan ajaran Kristus.
  • Sumber pertolongan kita hanya ada dalam TUHAN Pencipta langit dan bumi dan DIA telah datang dalam bentuk rupa manusia sehingga hanya dalam DIA saja kita memperoleh berkat, keberuntungan, kesehatan dan segala sesuatu yang baik dan mulia
  • Yesus adalah Nama di atas segala nama - jadi segala roh roh jahat pun tunduk kepada nama Yesus.
  • Jangan memuja barongsai tetapi cukup letakkan sebagai salah satu warisan budaya Tiongkok dan seni olahraga yang keberadaannya diakui negara
  • Jika ingin memberi makanan, minuman atau hadiah kepada pemain barongsai dilakukan karena mereka adalah seniman dan atau olahragawan bukan karena berjasa dalam bidang spiritual dan atau mendapatkan sesuatu karena melakukan pemberian kepada mereka.
Kita membutuhkan hikmat dan pertolongan Roh Kudus agar dapat menempatkan kekayaan budaya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari sambil waspada terhadap segala berhala.

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)