Paulus sebagai murid Yesus maka ia menyerahkan dirinya untuk mengikuti Yesus dengan belajar dan berkomitmen yang diwujudkan menjadi pelayan-Nya. Paulus melakukan kegiatan pemuridan yang tidak dapat dilepaskan sebagai pengajar sangat erat kaitannya dengan sejumlah faktor. Faktor-faktor yang mendorong kegiatan mengajar Firman Allah sebagai wujud pemuridan adalah seperti:
- Persekutuan orang percaya yang kental saling menasehati, mengajar dan menegur. ( Kolose 3:16; Ibrani 10:25)
- Roh Kudus yang menjadikan Paulus sebagai perantara untuk mengajar umat-Nya. ( 2 Samuel 23:2; Nehemia 9:20; Yehezkiel 14:26)
- Tuhan memberi hikmat dan kepandaian. ( Keluaran 35:34; 2 Tawarikh 17:7,9)
- Paulus seorang rasul dan para rasul identik sebagai pengajar Firman Allah. ( Kisah para Rasul 9:28; 5:28)
- Yesus sebagai pengajar yang telah memanggil Paulus ikut jejak-Nya ( Matius 4:23)
Yang dinasehati tetap setia dan terlibat dalam kesaksian hidup dan seluruhnya belajar bersama dengan Barnabas sebagai guru Injil. Murid-murid yang belajar Injil dari Barnabas yang kemudian dibantu Paulus disebut Kristen.
Pengajaran Barnabas dan Paulus memiliki metode mengigat pengajaran adalah suatu kegiatan yang disengaja dan bertujuan. Pengajaran yang ditunjukkan dalam Alkitab bertujuan menciptakan generasi yang takut akan Allah.
Surat surat pribadi Paulus terhadap jemaat yang berdiri dari kegiatan misi dapat dipakai mengambarkan pola pemuridan Rasul paulus. Surat yang berisi pemuridan dibedakan secara perindividu atau secara berkelompok dalam sebuah jemaat kota. Surat pemuridan secara individu ditujukan secara perorangan sedangkan pemuridan masal ditujukan kepada sekelompok jemaat di kota tertentu.
Pemuridan yang dilakukan Paulus mengunakan sekurang-kurangnya mengunakan dua model yaitu secara bertatap muka dan tertulis melalui surat-suratnya.
Paulus mendidik para murid berbeda dengan Yesus yang dapat menegur murid-Nya dengan sangat keras tanpa kuatir murid-muridNya meninggalkan-Nya. Sikap Paulus dapat dimengerti karena tidak mau menjadi batu sandungan bagi murid-murid sedangkan Yesus mengenal dengan jelas siapa murid-Nya yang sejati dan juga mengenal kedalaman hati manusia. Paulus sebagai manusia yang memiliki keterbatasan mengenal kedalaman hati manusia bertindak sesuai dengan keterbatasan dan kelemahannya dengan tujuan menghindari sesuatu yang mendatangkan batu sandungan.
Dalam pemilihan media pembelajaran dan kerucut pengalaman dalam pembelajaran sangat terlihat kualitas pengajaran Yesus. Berdasarkan pendapat Gerlach dan Ely, media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Media pengajaran Yesus yang terbesar adalah tubuh-Nya sendiri yang menanggung penderitaan di bawah pemerintahan Pilatus yang berakhir dengan kemenangan terhadap kematian. Pengajaran Paulus yang fenomena adalah kehidupan Paulus sendiri. (Korintus 11,12) Kehidupan Paulus adalah suatu drama kehidupan yang sarat makna dalam pemuridan, tetapi surat tulisannya tetap tinggi nilainya dalam pemuridan terlebih Tuhan Yesus.
Robert G Delnay dalam bukunya "Teach As He Tought" mengungkapkan ada enam hal pokok pemuridan yang dilakukan Yesus melalui pengajaran-Nya. Keenam hal pokok yang sama dimiliki oleh Rasul paulus dalam keterbatasannya dibandingkan Yesus. Hal tersebut adalah :
- Menjadi teladan.
- Mengenal Allah ( Yohanes 17:3; 7:29; 8:55; 10:15)
- Mengenal kebenaran Firman Allah. ( Yohanes 3:11; 7:15)
- Memiliki daya tahan dan daya juang maksimal ( Markus 1:12; Matius 4:3; Lukas 22:28)
- Semangat yang bernyala-nyala. ( Yohanes 2:17; Mazmur 69:10)
- Membentuk kelompok murid yang diajar.
Proses pertumbuhan menjadi sosok murid Yesus yang bertumbuh dalam keserupaan dengan Kristus sebagai hasil pemuridan. Dalam surat kiriman Paulus kepada jemaat, tersirat bahwa Paulus mengenal metode metode mengajar. Metode tersebut diantaranya : bercerita, ceramah dan bertanya. melalui bercerita terjadi pelukisan sesuatu keadaan atau kejadian sehingga para peserta didik yaitu penerima surat seolah-olah hadir dan ikut terlibat dalam kejadian.
Bercerita sesuatu yang vital dalam tulisan Paulus yang memuat pendahuluan, isi dan penutup. Ada bagian klimaks. Paulus terkadang memberikan pertanyaan yang merangsang berpikir dan mengali lebih dalam dengan pikiran yang terfokus. Apakah bentuk pertanyaannya? Adakalanya pertanyaan tersebut diantaranya adalah : Pertanyaan observasi ( 1 Korintus 3:5), Pertanyaan interpretasi ( 1 Korintus 10:18), pertanyaan aplikasi ( 1 Korintus 6:1-9,19).
Paulus mengajar melalui suratnya memberi warna dalam pemuridan sekalipun pengajaran Yesus lebih bervariasi dan sangat kuat metode drama dan studi kasus. Bila mengamati surat kiriman ke jemaat Tesalonika maka masalah kedatangan Yesus kedua menjadi topik dalam kiriman ke-1 dan ke-2 sehingga ada kesan bahwa surat kiriman pertama masih menimbulkan polemika yang dapat memecahkan kesatuan jemaat dalam pengajaran Yesus ke-2. Sekalipun seolah rasul Paulus gagal memuridkan, surat Paulus sangat berguna bagi gereja-gereja saat ini dalam bersikap menantikan kedatangan Yesus kedua sehingga tidak dapat dikata gagal, justru menjadi kebenaran yang selalu dibutuhkan sampai kedatangan Yesus kedua.
Surat kiriman Paulus kepada jemaat Korintus memberikan gambaran bahwa pemuridan dilakukan berdasarkan kebutuhan jemaat yang diketahui dari keluarga Kloe ( 1 Korintus 1:11). Dalam surat kiriman pertama, Paulus membahas persoalan-persoalan di Korintus. Persoalan tersebut diantaranya seperti: perpecahan karena "fanatik" terhadap guru tertentu dan kebejatan dalam jemaat, karunia-karunia Roh Allah dan kebangkitan orang mati. Paulus mengupas masalah kasih dalam pasal 13 yang membuat surat kiriman pertama menjadi unik dan menjawab permasalah pelik di jemaat Korintus.
Paulus menerapkan Injil pada masalah-masalah Kristen dan merendam kekeliruan serta membawa kepada kebenaran Allah. Pemuridan yang dilakukan Paulus tidak dapat dilepaskan dengan tindakan pendahuluan pemuridan. Tindakan awal pemuridan, diawali dengan doa, perencanaan dan persiapan pemuridan, sekalipun pemuridan dilakukan melalui surat kiriman kepada jemaat. Paulus berdoa agar kekuatan Allah nyata dalam jemaat Korintus yang dilayani oleh suratnya ( 2 Kor 13:7,9) seiring dengan rencana pelayanannya ( 1 Korintus 1:15,16). Dalam doa, rencana pelayanan menjadi persiapan yang utuh untuk bekerja mewujudkan sasaran yang telah digumuli dengan menyerahkan persiapan yang dilakukan kepada Kristus. ( 2 Korintus 12:14; 1 Korintus 2:16)
Pemuridan yang dilakukan Paulus sangat tepat. Prinsip pemuridan Paulus telah memenuhi standar hukum mengajar dari John Milton. Paulus memahami kebutuhan jemaat Korintus dan memahami bahan pelajaran dan kebenaran yang akan diajarkan dengan mengunakan bahasa yang dipahami oleh murid-muridnya karena kosa kata yang dipergunakan jelas, sederhana dan mudah / dapat dimengerti serta menyempurnakan pengertian mereka. Tulisan Paulus bukan sekedar dihafal sebagai pengetahuan tetapi telah menyentuh level evaluasi yang di dalamnya termasuk aplikasi dari pengajaran yang disampaikan, sehingga memenuhi semua kriteria dari "Bloom's Taxonomy".
Pemuridan yang dilakukan Paulus bukan sekedar meningkatkan kemampuan mengenal kebenaran tetapi menambah pengalaman hidup bersama Tuhan. Misal dalam perjamuan kasih dan berdoa bahasa lidah dalam suatu pertemuan. Pemuridan bertumbuh dari pengalaman dapat membentuk pembelajar yang mandiri dan meningkatkan kemampuan anak didik untuk menyampaikan pengalaman sehingga mengenal seni melatih dan seni mengajar yang berakibat seorang murid dapat menjadi guru dan melakukan pemuridan kepada orang lain.
Dalam pemuridan Paulus, sumber sumber minat yang membuat pembaca dapat memikirkan dan menaruh minat dengan menyisipkan ilustrasi, misalnya : tubuh manusia ( 1 Korintus 12:14-27). Konsep modern bukan hanya terbatas ilustrasi tetapi dapat mengunakan peralatan multi media komunikasi sehingga lebih banyak panca indra yang dirangsang menangkap pesan dalam memori dan menjadi lebih efektif.
Paulus dalam pengajarannya memperlihatkan adanya stimulus yang merangsang dan memakai pikiran murid untuk menangkap buah pikiran yang dikehendaki. ( 1 Korintus 12:7). Contoh saat melayani di Atena. ( Kisah Para Rasul 17:23) Dengan mempergunakan analogi atau perbandingan dengan fakta-fakta atau prinsip yang sudah diketahui serta adanya konsep yang diuraikan dengan kata kata sendiri dengan urutan logis sehingga jalur cerita tidak putus yang membuat pembaca Jemaat Korintus dan jemaat lainnya mengerti. Melalui surat kiriman Paulus ke dua ke Jemaat korintus terlihat adanya perubahan yang terjadi di jemaat Korintus. Pertobatan dan kerukunan secara keseluruhan melanda jemaat dan jemaat dilibatkan dalam mengumpulkan sumbangan kepada jemaat Yudea.
Paulus gembira sekalipun terdapat kelompok minoritas yang malah meragukan kerasulan Paulus. Paulus berbesar hati dan menerima penolakkan minoritas jemaat di Korintus dengan bersedia berkorban. ( 2 Korintus 12:15) Paulus memberikan respon positif, saat dipakai Allah membangun gereja di dunia melalui pemuridan jemaat lokal sehingga menjadi ciptaan baru dalam Kristus. ( 2 Korintus 5:17) Pemuridan yang dilakukan Paulus bukan hanya untuk jemaat di Korintus, sebab bahan materi yang sama diperhadapkan kepada kita.
Persoalan terbesar dalam menanggapi pemuridan Paulus kepada masyarakat modern terletak kepada faktor murid dan respon tugas murid terhadap materi pemuridan yang tertulis yang telah ditulis Paulus dan penulis lainnya di Alkitab. Sebagian besar jemaat Korintus bersikap sebagai murid dengan perhatian diarahkan dan minat dibangkitkan, yang bersemangat mengikuti pelajaran Paulus melalui surat kirimannya dan Allah turut bekerja menurut kehendak-Nya yang menjadikan semua baru dalam Kristus.
Bahan pemuridan Paulus karena Anugerah TUHAN telah diwariskan kepada kita untuk mengenal kebenaran Firman. Bagaimanakah sikap, tindakan dan keputusan kita meresponi bahan pemuridan yang dipakai Paulus kepada jemaat-jemaat yang dibinanya?
Dalam menyingkapi bahan pengajaran tersebut , Petrus ingatkan kita sebagai pembaca agar tidak memutar balikan karena tidak mengerti, malainkan memohon iluminasi Roh Allah untuk dapat menerima pengajaran, demikian juga terhadap setiap pengajaran yang disampaikan dari Kejadian sampai Wahyu. {2 Petrus 3:16 Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.}
Kiranya Tuhan menolong dalam memberi respon, mengambil keputusan dan tindakan melalui sikap dan perkataan sebagai perwujudan murid kristus dalam damai Allah yang melampaui pengertian sehingga semangat murid terpelihara karena anugerah-Nya yang ajaib.