Matius 15:9 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." ( Matius 15:9 )
Peristiwa di atas dalam Injil Sinoptik ditulis dalam Injil Matius dan Juga Injil Markus (Markus 7:7) yang menandakan peristiwa ini mendapatkan perhatian dari penulis Injil. Perkataan ini adalah kutipan Yesus dari Nabi Yesaya tentang bangsa yang buta. (Yesaya 29:13 Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,)
Matthew Henry mencatat bahwa sesuai dengan peraturan maka orang harus sering membasuh tangan, dan harus melakukannya setiap kali mereka mau makan. Mereka sangat menekankan hal ini sebagai suatu bagian dari perintah agama, dengan menganggap bahwa makanan yang mereka sentuh dengan tangan yang tidak dibasuh akan membuat mereka najis. Orang-orang Farisi mempraktikkan hal ini dalam hidup mereka, dan dengan tegas juga memaksakannya kepada orang lain. Jika orang tidak menjalankannya, mereka tidak menjatuhkan hukuman-hukuman sipil, melainkan menghubungkannya dengan masalah hati nurani, yaitu sebagai dosa terhadap Allah. Rabi Joses menegaskan bahwa "makan dengan tangan yang tidak dibasuh adalah dosa besar seperti berzinah." Rabi Akiba, ketika ia dipenjara, selalu minta dikirimi air yang ia pakai untuk membasuh tangannya sebelum makan dan sekaligus untuk minum. Suatu kali ketika sebagian besar air itu tumpah dengan tidak sengaja, ia menggunakan sisa yang ada untuk membasuh tangannya, sekalipun karena itu ia tidak mempunyai air untuk minum. Ia berkata bahwa ia lebih memilih mati daripada melanggar adat istiadat nenek moyang.
Perkataan Yesus di atas terjadi ketika beberapa orang Farisi dan Ahli Taurat dari Yerusalem mempersoalkan para murid tidak membasuh tangan sebelum makan. Wycliffe berkomentar bahwa ajaran Kristuslah yang menyebabkan timbulnya pelanggaran tersebut. Mereka tidak membasuh tangan. Kebiasaan yang ditentukan para rabi (bukan Musa) itu tidak bersifat memelihara kesehatan tetapi seremonial. Kakuatannya secara umum dianggap lebih besar daripada Hukum Taurat itu sendiri, dan beberapa rabi menaatinya sampai tingkat keterlaluan.
Santapan Harian menyatakan sejak kembali dari pembuangan di Babilonia, ahli-ahli Taurat membuat banyak aturan yang mengatur kehidupan orang Yahudi. Peraturan yang ditetapkan Musa, ditafsirkan kembali dan diberlakukan. Namun peraturan yang diterapkan itu justru membuat orang Yahudi terjerumus pada ketidakpastian dan kebingungan. Taat kepada Taurat atau peraturan ahli Taurat? Taat kepada Tuhan atau kepada ahli Taurat? Taat kepada otoritas Allah atau otoritas tradisi? Otoritas tradisi tidak boleh ditempatkan di atas Firman Tuhan. Firman Tuhan harus ditafsirkan dengan benar dan menjadikan umat Tuhan hidup taat untuk menyenangkan hati Tuhan.
Yesus datang untuk menggenapi apa yang tertulis dalam Taurat mengetahui benar ajaran Tuhan dengan ajaran manusia. Yesus menegur mereka dan berkata: "Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?" Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah, orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri.
Hukum Tuhan ditafsir ulang kemudian ditambah dengan tradisi menyebabkan Ahli Taurat dan orang Farisi terhilang dari ajaran Tuhan yang benar. Bila ajaran Tuhan ditambah dan atau dikurangi maka menjadi ajaran manusia sebab ajaran Tuhan telah direvisi oleh manusia seperti aturan ahli Taurat yang menambahkan dengan tradisi / adat istiadat dalam membentuk aturan yang mengikat dalam kehidupan manusia meskipun tujuan agar hukum Taurat terjaga kelestariannya. Wahyu menyatakan "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini." ( Wahyu 22:18-19)
Peraturan yang dibuat ahli Taurat dan orang Farisi dalam menafsirkan dan merumuskan aplikasi dari hukum tanpa disadari telah merubah ajaran dan perintah Tuhan menjadi ajaran / perintah manusia. Yesus mengembalikan ajaran Tuhan dan dengan sempurna melakukan semua perintah dan ajaran Taurat bahkan disempurnakan menjadi hukum kasih. Ajaran Tuhan dalam hukum kasih bukan hanya simbol-simbol melainkan seharusnya menjadi kenyataan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Hadirnya hukum kasih sebagai wujud ajaran Tuhan yang dibuat melampaui ruang dan waktu dengan meletakan asas kasih yang penuh pengampunan sebagai wujud kemerdekaan dari belenggu dosa atas ketidak berdayaan memenuhi hukum kasih (lihat Khotbah di bukit Matius 5-7)
Hukum Taurat yang yang diberikan Tuhan melalui Musa berisi:
Ritual keagamaan Yahudi sejak kematian Yesus tidak lagi menjadi hal mutlak dalam penyucian dosa.(Ibrani 10:1 Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.) Melalui Pengorbanan Yesus sekali dan sempurna menyebabkan pemuasan keadilan Allah terpenuhi sehingga keselamatan sempurna dan kekal terjadi.
Hukum sipil yang mengatur bermasyarakat sejak zaman Yesus penuh kasih karunia. Ketika seorang yang berzinah diperhadapkan kepada Yesus untuk diadili sesuai dengan peraturan Taurat, Yesus dengan kewibawaan Ilahi berkata siapa yang tidak berdosa hendaklah yang pertama melempari perempuan tersebut dengan batu dan akhirnya semua orang meninggalkan Yesus dengan wanita yang berzinah itu dan Yesus berpesan jangan berbuat dosa lagi dan Yesus tidak merajam tetapi memberikan pengampunan. Hukum sipil zaman Yesus disesuaikan dengan hukum Romawi dan saat ini di Israel berlaku undang undang yang dibuat oleh parlemen bukan berdasarkan hukum sipil zaman Musa dimana yang melanggar banyak mendapatkan hukuman mati. ( Misal tidak hormat kepada orang tua, melakukan sihir, melakukan hubungan seks dengan hewan ...... dihukum mati )
Apakah ajaran Tuhan berubah? Ajaran Tuhan tidak berubah sebab kasih adalah hukum terutama dari hukum Taurat (Matius 22:36 -40 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.")
Yesus melakukan Taurat dengan sempurna dan Dia mengakhiri hidupNya dengan seruan ampuni mereka semua yang menyalibkanNya sekaligus dibukanya lembaran hukum kasih sebagai kesempurnaan dari Taurat. Hal ini berbeda dengan ahli Taurat dengan menambah hukum Taurat dengan biasaan / tradisi atas nama hukum Taurat dan pura pura mencintai hukum Musa mereka melakukan tindakan yang bertentangan dengan Taurat. Mereka menyalibkan Yesus. Segala peraturan dan tindakan yang dilakukan hanyalah untuk menyokong kekuasaan mereka yang sewenang-wenang sehingga mereka bertindak buruk dan merasa benar serta berjasa dihadapan Tuhan.
Penyimpangan dari ajaran Tuhan membuat mereka menuduh para murid Yesus yang tidak melakukan cuci tangan sebelum makan melanggar peraturan sebenarnya hanya ini yang dapat disangkakan kepada para murid Yesus pada saat itu yaitu hal hal yang remeh dan tidak tercantum dalam hukum serta ajaran Tuhan. Yesus dengan hikmat dari Atas tahu mana ajaran dari Tuhan dan mana ajaran manusia...... dan DIA akan menjadi Hakim di Penghakiman terakhir yang akan meletakan ajaran dan hukum Tuhan sebagai satu satunya standar dalam penghakimanNya bukan berdasarkan ajaran manusia.
Manusia harus memiih ikut ajaran Tuhan atau ajaran manusia. Ajaran dan perintah Tuhan jika dilakukan akan berdampak hidup kekal dalam kerajaan Surga bukan mendapatkan pujian dari para ahli Taurat sebab Yesus dengan hukum kasih memerdekakan kita dari perbudakan dosa dan kutuk Taurat yang tidak dapat dikerjakan oleh hukum dan ajaran manusia. Dengan menerima Yesus sebagai penebus salah / dosa dan hidup dalam hukum kasih yakni saling mengampuni karena telah diampuni maka ada upah besar dalam Kerajaan Surga.
Peristiwa di atas dalam Injil Sinoptik ditulis dalam Injil Matius dan Juga Injil Markus (Markus 7:7) yang menandakan peristiwa ini mendapatkan perhatian dari penulis Injil. Perkataan ini adalah kutipan Yesus dari Nabi Yesaya tentang bangsa yang buta. (Yesaya 29:13 Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,)
Matthew Henry mencatat bahwa sesuai dengan peraturan maka orang harus sering membasuh tangan, dan harus melakukannya setiap kali mereka mau makan. Mereka sangat menekankan hal ini sebagai suatu bagian dari perintah agama, dengan menganggap bahwa makanan yang mereka sentuh dengan tangan yang tidak dibasuh akan membuat mereka najis. Orang-orang Farisi mempraktikkan hal ini dalam hidup mereka, dan dengan tegas juga memaksakannya kepada orang lain. Jika orang tidak menjalankannya, mereka tidak menjatuhkan hukuman-hukuman sipil, melainkan menghubungkannya dengan masalah hati nurani, yaitu sebagai dosa terhadap Allah. Rabi Joses menegaskan bahwa "makan dengan tangan yang tidak dibasuh adalah dosa besar seperti berzinah." Rabi Akiba, ketika ia dipenjara, selalu minta dikirimi air yang ia pakai untuk membasuh tangannya sebelum makan dan sekaligus untuk minum. Suatu kali ketika sebagian besar air itu tumpah dengan tidak sengaja, ia menggunakan sisa yang ada untuk membasuh tangannya, sekalipun karena itu ia tidak mempunyai air untuk minum. Ia berkata bahwa ia lebih memilih mati daripada melanggar adat istiadat nenek moyang.
Perkataan Yesus di atas terjadi ketika beberapa orang Farisi dan Ahli Taurat dari Yerusalem mempersoalkan para murid tidak membasuh tangan sebelum makan. Wycliffe berkomentar bahwa ajaran Kristuslah yang menyebabkan timbulnya pelanggaran tersebut. Mereka tidak membasuh tangan. Kebiasaan yang ditentukan para rabi (bukan Musa) itu tidak bersifat memelihara kesehatan tetapi seremonial. Kakuatannya secara umum dianggap lebih besar daripada Hukum Taurat itu sendiri, dan beberapa rabi menaatinya sampai tingkat keterlaluan.
Santapan Harian menyatakan sejak kembali dari pembuangan di Babilonia, ahli-ahli Taurat membuat banyak aturan yang mengatur kehidupan orang Yahudi. Peraturan yang ditetapkan Musa, ditafsirkan kembali dan diberlakukan. Namun peraturan yang diterapkan itu justru membuat orang Yahudi terjerumus pada ketidakpastian dan kebingungan. Taat kepada Taurat atau peraturan ahli Taurat? Taat kepada Tuhan atau kepada ahli Taurat? Taat kepada otoritas Allah atau otoritas tradisi? Otoritas tradisi tidak boleh ditempatkan di atas Firman Tuhan. Firman Tuhan harus ditafsirkan dengan benar dan menjadikan umat Tuhan hidup taat untuk menyenangkan hati Tuhan.
Yesus datang untuk menggenapi apa yang tertulis dalam Taurat mengetahui benar ajaran Tuhan dengan ajaran manusia. Yesus menegur mereka dan berkata: "Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?" Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah, orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri.
Hukum Tuhan ditafsir ulang kemudian ditambah dengan tradisi menyebabkan Ahli Taurat dan orang Farisi terhilang dari ajaran Tuhan yang benar. Bila ajaran Tuhan ditambah dan atau dikurangi maka menjadi ajaran manusia sebab ajaran Tuhan telah direvisi oleh manusia seperti aturan ahli Taurat yang menambahkan dengan tradisi / adat istiadat dalam membentuk aturan yang mengikat dalam kehidupan manusia meskipun tujuan agar hukum Taurat terjaga kelestariannya. Wahyu menyatakan "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini." ( Wahyu 22:18-19)
Peraturan yang dibuat ahli Taurat dan orang Farisi dalam menafsirkan dan merumuskan aplikasi dari hukum tanpa disadari telah merubah ajaran dan perintah Tuhan menjadi ajaran / perintah manusia. Yesus mengembalikan ajaran Tuhan dan dengan sempurna melakukan semua perintah dan ajaran Taurat bahkan disempurnakan menjadi hukum kasih. Ajaran Tuhan dalam hukum kasih bukan hanya simbol-simbol melainkan seharusnya menjadi kenyataan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Hadirnya hukum kasih sebagai wujud ajaran Tuhan yang dibuat melampaui ruang dan waktu dengan meletakan asas kasih yang penuh pengampunan sebagai wujud kemerdekaan dari belenggu dosa atas ketidak berdayaan memenuhi hukum kasih (lihat Khotbah di bukit Matius 5-7)
Hukum Taurat yang yang diberikan Tuhan melalui Musa berisi:
- Peraturan moral yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama.
- Peraturan ritual tata cara ibadah seperti peraturan korban korban sembelihan.
- Peraturan sipil yang mengatur kehidupan bermasyarakat / bernegara.
- Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
- Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
- Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
- Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah..... Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
- Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
- Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Ritual keagamaan Yahudi sejak kematian Yesus tidak lagi menjadi hal mutlak dalam penyucian dosa.(Ibrani 10:1 Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.) Melalui Pengorbanan Yesus sekali dan sempurna menyebabkan pemuasan keadilan Allah terpenuhi sehingga keselamatan sempurna dan kekal terjadi.
Hukum sipil yang mengatur bermasyarakat sejak zaman Yesus penuh kasih karunia. Ketika seorang yang berzinah diperhadapkan kepada Yesus untuk diadili sesuai dengan peraturan Taurat, Yesus dengan kewibawaan Ilahi berkata siapa yang tidak berdosa hendaklah yang pertama melempari perempuan tersebut dengan batu dan akhirnya semua orang meninggalkan Yesus dengan wanita yang berzinah itu dan Yesus berpesan jangan berbuat dosa lagi dan Yesus tidak merajam tetapi memberikan pengampunan. Hukum sipil zaman Yesus disesuaikan dengan hukum Romawi dan saat ini di Israel berlaku undang undang yang dibuat oleh parlemen bukan berdasarkan hukum sipil zaman Musa dimana yang melanggar banyak mendapatkan hukuman mati. ( Misal tidak hormat kepada orang tua, melakukan sihir, melakukan hubungan seks dengan hewan ...... dihukum mati )
Apakah ajaran Tuhan berubah? Ajaran Tuhan tidak berubah sebab kasih adalah hukum terutama dari hukum Taurat (Matius 22:36 -40 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.")
Yesus melakukan Taurat dengan sempurna dan Dia mengakhiri hidupNya dengan seruan ampuni mereka semua yang menyalibkanNya sekaligus dibukanya lembaran hukum kasih sebagai kesempurnaan dari Taurat. Hal ini berbeda dengan ahli Taurat dengan menambah hukum Taurat dengan biasaan / tradisi atas nama hukum Taurat dan pura pura mencintai hukum Musa mereka melakukan tindakan yang bertentangan dengan Taurat. Mereka menyalibkan Yesus. Segala peraturan dan tindakan yang dilakukan hanyalah untuk menyokong kekuasaan mereka yang sewenang-wenang sehingga mereka bertindak buruk dan merasa benar serta berjasa dihadapan Tuhan.
Penyimpangan dari ajaran Tuhan membuat mereka menuduh para murid Yesus yang tidak melakukan cuci tangan sebelum makan melanggar peraturan sebenarnya hanya ini yang dapat disangkakan kepada para murid Yesus pada saat itu yaitu hal hal yang remeh dan tidak tercantum dalam hukum serta ajaran Tuhan. Yesus dengan hikmat dari Atas tahu mana ajaran dari Tuhan dan mana ajaran manusia...... dan DIA akan menjadi Hakim di Penghakiman terakhir yang akan meletakan ajaran dan hukum Tuhan sebagai satu satunya standar dalam penghakimanNya bukan berdasarkan ajaran manusia.
Manusia harus memiih ikut ajaran Tuhan atau ajaran manusia. Ajaran dan perintah Tuhan jika dilakukan akan berdampak hidup kekal dalam kerajaan Surga bukan mendapatkan pujian dari para ahli Taurat sebab Yesus dengan hukum kasih memerdekakan kita dari perbudakan dosa dan kutuk Taurat yang tidak dapat dikerjakan oleh hukum dan ajaran manusia. Dengan menerima Yesus sebagai penebus salah / dosa dan hidup dalam hukum kasih yakni saling mengampuni karena telah diampuni maka ada upah besar dalam Kerajaan Surga.
- Tulisan lainnya:
- Pilih Kristus Seutuhnya
- Pesan Tuhan Hadapi Nabi Palsu
- Legalisme Dalam Agama Kristen
- Perbuatan Dan Dosa Ahli Taurat
- Mencemoohkan Hukum Tuhan
- Kristen Dan Ajaran Reinkarnasi