Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Minggu, 19 Juli 2020

Pilih Kristus Seutuhnya


“Hati-hatilah supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.” Kolose 2:8

Teks di atas mengigatkan jemaat Kolose dan pembaca Alkitab saat ini agar berhati hati agar tidak ada yang menawan kita dari kebenaran Yesus Kristus baik itu filsafat kosong dan palsu yang diterima turun temurun serta roh roh dunia. Kata menawan kamu berasal dari kata συλαγωγῶν / sylagōgōn dengan kata dasar συλαγωγέω / sulagógeó yang berarti berdasarkan Strong's Concordance adalah: "membawa kabur" atau "menjarah, memimpin tawanan; korban penipuan." Menurut HELPS Word-studies, kata "sulagogeo" adalah dibawa pergi - layak dibawa seperti predator dengan mangsanya; merusak. Alkitab mengigatkan bahwa predator terhadap umat Yesus Kristus mencari kesempatan untuk memangsa dan membawa pergi dari Kristus.

Predator adalah guru guru palsu dengan ajaran sesat yang tersebar di Kolose adalah sebuah filsafat menurut ajaran turun-temurun (paradosis) dan roh-roh dunia (bdg. 2:20). Paulus tidak menyalahkan tradisi itu sendiri, tetapi justru membedakan tradisi tersebut dengan tradisi menurut Kristus, yang telah diterima oleh jemaat Kolose (2:7). Selain guru-guru palsu juga diduga munculnya sinkretisme yang mengabungkan Injil dengan filsafat dunia yang kosong dan roh-roh dunia sehingga Kristus Yesus tidak dinyatakan secara benar. Guru-guru palsu diduga adalah orang Yahudi dan kelompok Helenis yang menebar pengaruh dalam jemaat Kolose dengan ajaran Gnostik

Gereja Tuhan di Kolose harus berhati-hati agar tidak diperdaya dengan sebab mungkin banyak ajaran dan filsafat yang mungkin saja mirip dengan kebenaran Kristus tetapi sebenarnya berbeda. Mereka menipu mereka, dan dengan cara itu membunuh mereka. Seperti si ular tua yang memperdayakan Hawa dengan kelicikannya. Ia tidak bisa menghancurkan kita sebagai gereja TUHAN jika tidak menipu kita. Dan ia tidak bisa menipu kita selain karena kesalahan dan kebodohan kita sendiri. Pengajaran guru guru palsu adalah penolakan atau penyangkalan ketuhanan dari Yesus Kristus sebagai Pendamai dari Allah.

Selain kepada jemaat Kolose diperingati tentang bahaya utama sinkretisme yaitu penyatuan dan pencampur-adukkan jalan keselamatan dalam Yesus Kristus dengan jalan keselamatan yang diberitakan agama-agama atau faham-faham lain. Nasihat agar tidak melakukan sinkretisme juga ditujukan kepada jemaat lainnya, misal: Sinkretisme dengan berhala-berhala Romawi dikritik Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma (1:18-32), bahkan dalam jemaat Korintus, Paulus menghadapi sinkretisme dengan Rasionalisme (1 Korintus 1:18-2:5) tetapi tidak lepas adanya sinkretisme dengan tradisi penyembahan berhala (1 Korintus 8). Dalam suratnya kepada jemaat Galatia, Paulus mengingatkan bahaya sinkretisme dengan adat istiadat Yahudi dan Tauratisme (Galatia 2-3).

Praktik sinkretisme antara ajaran Tuhan dengan ajaran turun menurun manusia bukan terjadi di Jemaat Efesus saja. ( Lihat Ajaran Tuhan atau Ajaran Manusia ) Yesus dalam pelayanan-Nya di Israel mengatakan: "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia." (Markus. 7:6-8). Sinkretisme tanda disadari sudah menjadi bagian dari ajaran agama. Yesus melepaskan diri dari bayang-bayang sinkretisme.

Jika melihat sejarah maka orang Israel mengalami perjumpaan dengan bangsa-bangsa di Kanaan yang menyembah Baal maka tergoda. Di mulai saat masuk tanah Moab yang menyembah Baal Peor ( Bilangan 25:3; Ulangan 4:3 ) lalu di Sikhem menyembah Baat Berit (Hakim-hakim 8:33; 9:46) dan lain sebagainya. Banyak orang Israel merasa tidak cukup jika hanya menyembah YHWH sehingga ikut menyembah Baal. Baal kemudian jadi sembahan utama saat Omri, Ahab dan anak-anaknya menjadi raja di Israel Utara. Karena umat Allah melakukan perzinahan rohani dengan menyembah berhala samapai-sampai Hosea disuruh untuk kawin dengan pelacur sebagai lambang kemarahan dan kesedihan TUHAN.
Di Bait Suci Yerusalem, berarti walaupun Yahweh disembah, tetapi Dia bukan lagi satu-satunya Tuhan yang menentukan nasib dan masa depan keselamatan Israel. Dia kini menjadi bagian dari Pantheon/kuil dan salah satu dari illah yang banyak jumlahnya itu. Misalnya dewa Matahari atau Shamas, orang-orang Babel dengan kereta matahari (II Raja 23:11), gambar Asherah yang diidentifikasikan dengan Astarte (II Raja 21:3) Ratu Surga, (Yer. 7:18; 44:17). Praktek sinkretisme ditentang oleh para nabi-nabi TUHAN dan dihukum TUHAN hingga jera menyembah berhala tetapi jatuh kepada tradisi nenek moyang yang diperbaiki oleh Yesus.

Sinkretisme tidak berakhir dengan kasus di jemaat mula-mula yang tercantum dalam Alkitab seperti dalam Jemaat Kolose. Menurut Herlianto dari Yabina, Pada abad ke-III keadaan gereja makin dipengaruhi kekafiran dan lebih-lebih ketika uskup Roma memproklamirkan dirinya sebagai Paus. Sinkretisme aktip dilakukan oleh para Apologet yang berusaha untuk menyesuaikan Injil dengan semangat zaman. Puncak sinkretisme dengan kekafiran itu terjadi pada awal abad ke-IV ketika Constantinus sebagai raja Roma dan Kristen dijadikan agama resmi dan diberi Basilika tempat gedung-gedung kehakiman Romawi dengan segala perlengkapannya termasuk patung-patung berhala dan mezbah kurban kafir kemudian disinkretisasikan ke dalam ibadat Katolik. Sinkretisme dengan tradisi kekafiran demikian menjalar dalam bentuk-bentuk seperti pertikaian tentang Logos dan perselisihan tentang kedua tabiat Kristus yang berlarut-larut.

Sinkretisme terlihat pada kehidupan Agustinus yang terpengaruh Manicheisme , semacam gnostik Parsi yang bersifat asketik dan dualistis yang merupakan campuran dari berbagai-bagai pemikiran kafir. Kemudian ia terpengaruh filsafat Neo-Platonisme. Agustinus kemudian bertobat dan masuk Kristen dan menjadi Uskup di Hippo, Afrika Utara.
Pada tahun 1054 Gereja Orthodox Timur memisahkan diri dari gereja Barat (Roma Katolik) dan lebih terpengaruh oleh Mistisisme dan Praktek Askese agama-agama Timur.
Memasuki keenam perang-perang salib (1095-1229), negara-negara Eropa yang umumnya menganut agama Katolik Roma kemudian mengalami sinkretisme dengan filsafat Aristoteles yang mereka jumpai terjemahan buku-bukunya di Arabia, itulah sebabnya kemudian rasionalisme makin menginjakkan kakinya di gereja Barat.
Pada abad-abad ke-XVII - XIX nafas rasionalisme sebagai anak Humanisme Renaissance telah mempengaruhi banyak teolog Kristen dan menghasilkan aliran yang disebut sebagai penganut Liberalisme. Kekristenan Alkitabiah banyak ditafsirkan dengan kacamata ilmu pengetahuan dan filsafat modern. Sinkretisme demikian menghasilkan kekristenan yang liberal yang cenderung menjadi lesu karena gairah Injil menjadi hambar, ini menimbulkan reaksi pada abad ke-XIX dalam bentuk gerakan Pekabaran Injil ke seluruh dunia dan bangkitnya Pentakostalisme.
Sinkretisme diduga dapat terus terulang kembali mengancam kehidupan beriman dan terus berlanjut sampai Yesus datang kedua kali. Contoh: lahirnya gerakan zaman baru dengan hadirnya pengaruh agama-agama Timur yang bersifat Pantheistik dan Mistik seperti yang berasal dari India (Hinduisme dan Buddisme) dan China (Taoisme)

Gereja dalam dunia yang bergerak di arus globalisasi kemudian masuk era informasi lalu menuju kecerdasan buatan maka sinkretisme menjadi tantangan hidup beriman sepanjang masa memasuki masa puncak. Hidup beriman saat bertemu dengan suatu budaya baru maka orang Katolik menjawabnya dengan inkulturasi dan Protestan dengan kontekstual sebagai tantangan zaman dengan tetap berprinsip kepada "Sola Gratia, Sola Fide dan Sola Scriptura".

Yesus mengajarkan hidup damai namun teguh dalam beriman kepada-Nya dalam setiap kebudayaan masyarakat yang bermacam-macam. Nama Yesus ditinggikan dan disembah oleh segala suku, kaum, bangsa dan bahasa seperti yang tertulis dalam Kitab Wahyu sehingga tetap beriman teguh kepada-Nya dalam kemajemukan budaya suatu tantangan yang besar bagi iman Kristen dengan tidak jatuh ke dalam sinkretisme seperti yang terjadi dalam perjalanan rohani bangsa Israel dan atau sejarah gereja.

Pilih Yesus Kristus seutuhnya sesuai Alkitab sebagai TUHAN dan Juruselamat dalam kemajemukan dan keragaman membutuhkan hikmat dan peran Roh Kudus hal yang sentral dalam menjalani hidup ditengah keberagaman budaya dan usaha sinkretisme. Seperti Rasul Paulus di Atena yang dituntun untuk mempertimbangkan konteks (budaya) yang dihadapi, namun di sisi lain tidaklah mengorbankan teks (Alkitab) sebab menurutnya ada titik temu tetapi berbeda saat berada berada di Efesus dengan Artemis dimana tidak ada titik temu maka hidup beriman tidak kompromi dan lari dari kebenaran Injil Kristus sekalipun hadapi tantangan berat.

Penaklukan pemusatan kekuasaan secara politik, ekonomi dan sosial budaya misal lewat perang agar hadirnya keseragaman sehingga homogen sesuatu yang tidak sesuai dengan zaman saat ini. Di surga diduga ada juga unsur kemajemukan yang bersepakat menyembah Bapa dan Anak Domba, Yesus TUHAN sebagai kesatuan yang mengikat dan mempersatukan. Keragaman budaya makin sering mengalami perjumpaan dalam era informasi tetapi tetap jangan lakukan sinkretisme dalam hal iman percaya kita sebab DIA disembah oleh segala kaum, suku, bangsa dan bahasa.



Tulisan lainnya:
Pandangan Tentang Kutuk
Tuhan itu Konsisten
Berdiam Dalam kasih mula mula
Makna Percaya Yesus Berdasarkan Injil Yohanes
Pengharapan Hidup Menurut Injil Yohanes
Aku Dan Bapa Satu


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)