Yesus mengajak para murid-Nya untuk terakhir kalinya pergi ke Yerusalem sebab disana Yesus sebagai Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli ahli Taurat melalui ciuman Yudas di taman Getsemani lalu mempengaruhi dan memaksa Pontius Pilatus menjatuhkan hukuman mati. Yesus yang mengetahui waktunya akan selesai mengenapi misi penyelamatan mengungkapkan bahwa mereka yang menekuni hukum Taurat yang akan menjatuhkan hukuman mati.
Ahli Taurat memiliki tanggung jawab sakral untuk melestarikan tulisan suci bagi generasinya dan generasi mendatang. Pengetahuan mereka tentang hukum membuat mereka berpartisipasi secara teratur dalam proses hukum. Ahli taurat juga mempengaruhi budaya di mana Kristus melayani dan Yesus melakukan penjangkauan dan menanggapi mereka sehingga memberikan pesan-pesan khusus kepada Ahli Taurat.
Awalnya ahli taurat yang melestarikan kitab taurat adalah bagian dari utusan Tuhan selain para nabi dan orang-orang bijaksana yang alami penganiayaan saat Bangsa Israel menolak Yahweh dan menyembah ilah-ilah lain (Matius 23:34) Ahli Taurat mulai tahun 180 Sebelum Masehi, menjadi kelas sosial terpisah yang memegang posisi status dalam masyarakat Yahudi di samping ordo imam lalu berevolusi menjadi pemegang jabatan dalam politik yang tinggi. Zaman Ezra, ahli Taurat adalah jabatan rangkap yang dipegang oleh imam.
Periode intertestamental diwarnai ahli Taurat menjadi penafsir hukum dan dilatih dalam kebijaksanaan agama dan belajar untuk memahami implikasi dari tradisi tertulis dan lisan. Pendapat ahli Taurat memiliki otoritas yang mengikat terkadang tradisi mereka lebih berbobot daripada hukum tertulis. Dalam periode ini sebagian dari ahli Taurat terpengaruh paham Helenisme.
Ahli Taurat zaman Yesus berusaha menerapkan prinsip-prinsip Taurat pada situasi kehidupan sehari-hari dengan melindungi dari pelanggaran hukum yang tidak disengaja. Dipandang mengetahui hukum maka dijadikan penatua, orang bijak, dan cendekiawan dalam masyarakat Yahudi serta memimpin sidang pengadilan. Ahli Taurat bertanggungjawab dalam menjaga dan mereproduksi teks-teks Kitab Suci dan menjaga tradisi dalam masyarakat serta membina hubungan baik dengan orang Saduki dan orang Farisi.
Para ahli Taurat zaman Yesus menduduki kursi Musa karena dididik dan belajar Taurat tapi tidak memenuhi standar rohani dari Tuhan. Pada hari-hari terakhir ini, orang-orang seperti ahli Taurat dan orang Farisi diduga muncul kembali. Mereka memiliki banyak pengetahuan tentang Firman Tuhan, tetapi di sisi lain, mereka merasa paling benar dan paling suci. Mereka sudah mengetahui sebuah bagian dari Alkitab dan merasa bahwa mereka adalah pemimpin yang cocok. Mereka juga menghargai adat (yaitu, kebiasaan dari generasi ke generasi di gereja) sehingga merasa layak menghakimi dan mengukur sesamanya. Bukankah pemimpin hanyalah Sang Mesias dan dibenarkan hanya melalui anugerah-Nya saja. Mereka percaya pendapat mereka adalah yang paling benar. Ini tidak menyenangkan Tuhan Yesus, jadi Dia sangat sering mengkritik, mengkoreksi ahli Taurat dan orang Farisi selama 3,5 tahun pelayanannya di bumi agar bertobat dan melihat kebenaran yang sebenarnya.
Ahli Taurat adalah pengajar. Hukum diketahuinya, Yesus Tuhan menyatakan orang Yahudi harus menuruti yang diajarkan karena itu firman Tuhan yang diajarkan tetapi tidak boleh mencontoh apa yang mereka lakukan. Antara pengajaran dan perbuatan tidak sejajar hal ini disebabkan menjadi guru memang mudah tetapi sulit untuk hidup sesuai dengan ajaran, berselingkuh dari legitimasi. Pengajar memiliki tanggung-jawab terhadap yang diajarkannya atau seperti Paulus menyatakan dirinya sebagai manusia celaka namun bersyukur karena Yesus mengampuni kesalahannya sebab bukan yang kehendaki yang aku perbuat karena daging lemah.
Yesus berpendapat bahwa ahli Taurat menjadikan pendengarnya alami stres berat karena adanya beban berat yang tak tertahankan berhubungan persyaratan yang rinci dan mendetail dari penjabaran hukum Taurat. Orang Yahudi dibiasakan hidup menurut hukum yang ketat padahal hukum itu diberikan Tuhan kepada orang Yahudi agar mereka mengenal Tuhan yang benar. Seiring waktu hukum disalahgunakan hingga menjadi kewajiban dimana ahli Taurat dan orang Farisi sebagai "anjing penjaga" agar tegaknya hukum dan tafsirannya. Praktik ibadah keagamaan merosot drastis, dari yang seharusnya ibadah untuk menghadap Tuhan, kini ibadah hanya dilakukan supaya dipandang baik oleh orang lain terutama oleh Ahli Taurat dan orang Farisi sebagai tokoh masyarakat.
Para ahli Taurat juga orang Farisi terkesan orang sempurna. Pakaian khusus dikenakan sebagai pencitraan orang religius. Mereka memakai tali sembayang lebar dan rumbai panjang. Mereka berkelompok dan berusaha berada di garis depan saat beribadah dan menyukai jika dianggap pemimpin dan orang terhormat bukan saja di tempat ibadah tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Jika dalam sebuah acara ada kursi yang sengaja diberikan kepada orang-orang yang dihormati maka mereka segera menempati tempat tersebut. Yesus mengajarkan bahwa tidak ada gunanya bila berada di tempat terhormat karena status yang melekat jika TUHAN tidak menganggap kita terhormat. Bukankah hal yang sama terjadi dalam kehidupan tokoh agama saat ini seperti saat ini mencari status sosial dalam sejumlah kelembagaan dan kemasyarakatan.
Sebutan dan gelar sebagai rabi (guru) sesuatu yang didamba oleh para ahli Taurat termasuk orang Farisi. Yesus mengajar hanya ada satu rabi sementara yang lain adalah saudara. Rabi hanyalah dikenakan kepada diri Yesus sebab hanya DIA yang menyatakan diri-Nya sebagai jalan, kebenaran dan hidup. Dan hanya ada satu pemimpin. Kosa kata yang dipakai Yesus adalah kathégétés - καθηγητής yang memiliki konotasi “a leader, teacher, guide, master” (seorang pemimpin, guru, pemandu, atau tuan). Siapa orang-orang di planet ini yang pantas disebut Kathégétés kita? Tidak ada yang lebih berharga dari Tuhan Yesus sendiri, satu-satunya tuan yang membimbing kita menuju keselamatan, mengajarkan kebenaran sejati, membimbing kita ke surga, dan menebus kita sehingga kita dipimpin oleh-Nya. Dia Yesus telah menebus kita dengan darah-Nya sendiri yang kudus, sempurna dan mahal.
Para ahli Taurat dan orang Farisi lebih suka menjadi baik dan "hebat" di dunia ini dengan jalan menjadi pemimpin tetapi Tuhan Yesus berkata, "Yang terbesar di antara kamu adalah menjadi hamba". Artinya seseorang yang merasa lebih besar atau lebih besar dari orang lain harus lebih banyak menjadi pelayan orang lain / "Yang terbesar di antara kamu akan menjadi pelayanmu." Orang-orang terbesar dalam komunitas, baik di gereja atau persekutuan, bukanlah pengkhotbah yang paling bijaksana atau mereka yang memiliki gelar teologi tertinggi, tetapi di mata Tuhan adalah orang-orang terbesar memiliki hati hamba bahkan rela mengosongkan dirinya. Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa mereka yang meninggikan diri (merasa diri paling tinggi) akan direndahkan, dan mereka yang merendahkan diri (ingin melayani) akan ditinggikan. Bukankah kita tidak bisa berbuat apa-apa selain melayani tuan kita, Allah Bapa di Surga. Apakah sikap ahli Taurat dan orang Farisi ini diwarisi oleh beberapa pemimpin agama? Ketika mereka menjadi pemimpin, sikap pelayanan mereka menghilang. Ketika mereka berkhotbah, mereka menganggapnya sebagai layanan kepada Tuhan, tetapi itu adalah layanan untuk diri mereka sendiri.
Sikap ahli Taurat dan orang Farisi sangat munafik. Karena mereka mengerti apa itu dosa, tetapi mereka tidak ingin membantu para pendosa ini menjalani hidup yang suci dengan melihat beberapa orang berdosa yang hidup dalam dosa mereka. Mereka membedakan diri mereka dari orang berdosa dan mengejek orang berdosa bukannya membantu mereka bertobat. Menurutnya, pendosa tidak perlu ditolong. Yang terpenting, dia suci dan benar karena dia menjalankan hukum. Para ahli Taurat menutup pintu surgawi bagi mereka yang membutuhkan. Tidak masalah jika ahli Taurat dan orang Farisi benar-benar hidup benar. Dalam hal itu, mereka memasuki gerbang surga. Tetapi Tuhan Yesus dengan jelas menekankan bahwa mereka tidak akan masuk (surga), tetapi akan menghalangi mereka yang mencoba masuk. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi ingin mempertahankan "status terhormat" mereka dan mencegah orang menjadi intelek apalagi berada di belakang mimbar gereja. Alhi Taurat dinilai Yesus sebagai orang munafik yang melahap (katesthióu-κατεσθίω) rumah para janda sehingga janda bukannya ditolong tetapi dirugikan sebab dimata Tuhan Ahli Taurat tidak melakukan apa-apa untuk membantu janda sekalipun mereka mendoakan para janda dengan doa yang panjang dan lama. Doa ahli taurat dan orang Farisi tidak berarti dihadapan Tuhan sebab hanya berupa ucapan dibibir saja yang dilakukan berulang-ulang untuk didengar oleh janda bukan berkomunikasi dengan Tuhan tetapi untuk mengaku dirinya di hadapan Tuhan. Perbuatannya menyesatkan opini publik.
Ahli Taurat terlibat dalam pelayanan misi. Mereka berlayar melintasi laut dan melintasi daratan agar ada orang yang jadi proselit memeluk Yudaisme. Misi yang dilakukan membuah hasil seperti yang nyata saat hari pentakosta dari segala bangsa hadir di Yerusalem sebab mereka menjadi percaya kepada Yahweh dan menyembah-Nya, namun dicela oleh Yesus sebab kegiatannya hanya sampai agar memeluk Yudaisme tidak membawa semakin dekat dengan kerajaan surga. Diduga proselit tidak benar-benar bertobat di hadapan TUHAN sebab pengajaran hanya berfokus mempersembahkan kurban tidak sampai mengubah hati dan pikirannya. Pembaharuan akal budi yang dikerjakan Roh Allah yang mengubahkan hidup tidaklah dipikirkan yaitu mengasihi Tuhan dan sesama manusia sebagai nilai utama.
Para ahli Taurat melakukan pemutarbalikan kebenaran terutama dalam ajaran sumpah. Saat ini buat meyakinkan orang lain menambahkan kata-kata sumpah pada ucapannya. Sumpah sesuatu yang kudus, diantaranya sumpah pada Yahweh atau Bait Suci sebagai lambang representasi kehadiran TUHAN di antara bangsa Yahudi. Yudaisme melarang sumpah contoh sumpah demi Bait Suci atau sumpah demi mezbah persembahan tetapi tidak konsisten sehingga muncul pernyataan bersumpah demi emas yang ada di Bait Suci, maka sumpah tersebut menjadi sah atau sumpah demi persembahan di atas mezbah, maka sumpah itu mengikat.
Ahli Taurat membuat aturan yang sangat rinci untuk sebuah kasus misal hukum perpuluhan dan dilakukan hingga tanaman yang dihasilkan ladang seperti memberikan kemangi, adas manis, dan jintan, rempah-rempah. Hal ini tidaklah salah tetapi Yesus menegur karena melupakan yang paling penting dari Taurat, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Ahli Taurat yang dipenuhi hal-hal berhubungan dengan uang maka yang lebih utama terabaikan. Mereka sibuk menjalankan hukum Yahudi tanpa kesungguhan usaha mencari Tuhan.
Yesus menyatakan bahwa ahli Taurat menapiskan nyamuk dari minuman tetapi unta ditelan. Ahli Taurat yang mempelajari Taurat mempermasalahkan nyamuk yang tidak ada dalam peraturan Taurat agar tidak diminum tetapi unta yang termasuk hewan haram menurut Taurat dibiarkan masuk dalam tubuh. Ahli Taurat juga sebagai pemimpin menghakimi orang lain yang melakukan kesalahan sepele seperti nyamuk tetapi dirinya melakukan kesalahan yang besar diabaikan.
Ciri ahli ahli Taurat juga orang-orang Farisi memperhatikan menampilan luar secara fisik yang dapat dilihat oleh mata jasmani sehingga dari jauh orang dapat mengetahui kehadiran mereka dari penampilannya. Hal seperti ini adalah hal biasa bagi manusia yang tidak mengetahui hati seseorang berbeda dengan TUHAN sebab tuhan melihat hati bukan yang tampak oleh mata. Tidaklah salah jika memperhatikan penampilan luar selama dibarengi dengan hal-hal batiniah. Yesus umpamakan para ahli Taurat seperti cangkir dan piring yang terlihat bersih dan berkilau dari luar tetapi di dalam penuh rampasan dan keserakahan yang mencemarkan meski hidup lahiriah sesuai dengan hukum Yahudi.
Para ahli Taurat menghimpun dana dari orang-orang Yahudi hingga pemerintahan Romawi membangun dan merenovasi makam-makam nabi. Mereka berkata seandainya hidup di masa lalu zaman nenek moyang maka tidak akan melakukan pembunuhan terhadap para nabi. Mereka merasa dirinya lebih benar dari kaum leluhur. Sejarah mencatat bahwa para ahli Taurat dan orang Farisi adalah pelaku dari pembunuhan terhadap Yesus sehingga mereka sama seperti leluhurnya, membunuh utusan TUHAN.
Yesus Sang Firman yang menjadi manusia melakukan kontak dengan ahli Taurat tetapi kemudian Yesus ditolak dan dibunuh dengan alasan seperti:
- Yesus tidak mematuhi hukum lisan yang terkait dengan praktik makanan (Matius 15:2; Markus 2:16; 7:5)
- Yesus dianggap melanggar hukum Sabat dengan menyembuhkan di hari itu tetapi Yesus menyatakan diri-Nya Tuhan atas hari Sabat. (Matius 12:1-8, Markus 2:23-28 dan Lukas 6:1-5)
- Ahli Taurat menolak klaim otoritas ilahi yang dimiliki Yesus(Markus 2:7)
- Ahli Taurat menuduh Yesus menghujat Allah (Lukas 55:21; Matius 9:3)
Roh Kudus kiranya menjadikan hidup kita lebih baik dari para ahli Taurat dan nama kita terdaftar dalam Kitab Kehidupan menjadi ahli waris kerajaan Allah.
- Tulisan lainnya:
- Ahli Taurat Antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru Berdasarkan Injil Matius
- Ajaran Tuhan Atau Ajaran Manusia
- Munafik Menurut Alkitab
- Yesus Antara Hukum Sabat dan budaya Sabat Serta Pengaruhnya Saat Ini
- Yesus, Kehormatan dalam Keyakinan Yahudi
- Pesan Tuhan Hadapi Nabi Palsu